Mencari Uang di Internet

Selasa, 29 Maret 2011

Daftar Provinsi di Indonesia

Daftar provinsi Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Saat ini, Indonesia terdiri dari 33 provinsi. Dari 33 provinsi tersebut, 5 di antaranya memiliki status khusus sebagai Daerah Khusus atau Daerah Istimewa yaitu: Aceh, Jakarta, Papua, Papua Barat dan Yogyakarta.
Peta Provinsi di Indonesia

Aceh
Sumatera
Utara
Sumatera
Barat
Riau
Kep.
Riau
Kep. Bangka
Belitung
Jambi
Sumatera
Selatan
Bengkulu
Lampung
Banten
DKI Jakarta
Jawa
Barat
Jawa
Tengah
DI Yogyakarta
Jawa
Timur
Bali
Nusa Tenggara
Barat
Nusa Tenggara
Timur
Kalimantan
Barat
Kalimantan
Tengah
Kalimantan
Timur
Kalimantan
Selatan
Sulawesi
Utara
Maluku
Utara
Sulawesi
Tengah
Gorontalo
Sulawesi
Barat
Sulawesi
Selatan
Sulawesi
Tenggara
Maluku
Papua
Barat
Papua

Daftar Provinsi di Indonesia
Kode BPS
Lambang
Nama
Kode ISO[1]
Ibu kota
Populasi[2]
Luas (km²)[3]
Status khusus
Pulau
Mayoritas Agama

11
Aceh
ID-AC Banda Aceh
5.201.002 56.500,51 Daerah Khusus
Sumatera
Islam

12
Sumatera Utara
ID-SU Medan
12.450.911 72.427,81 Sumatera
Islam
13
Sumatera Barat
ID-SB Padang
4.566.126 42.224,65 Sumatera
Islam
14
Riau
ID-RI Pekanbaru
4.579.219 87.844,23 Sumatera
Islam
15
Jambi
ID-JA Jambi
2.635.968 45.348,49 Sumatera
Islam
16
Sumatera Selatan
ID-SS Palembang
6.782.339 60.302,54 Sumatera
Islam
17
Bengkulu
ID-BE Bengkulu
1.549.273 19.795,15 Sumatera
Islam
18
Lampung
ID-LA Bandar Lampung
7.116.177 37.735,15 Sumatera
Islam
19
Kepulauan Bangka Belitung
ID-BB Pangkal Pinang
1.043.456 16.424,14 Sumatera
Islam
21
Kepulauan Riau
ID-KR Tanjung Pinang
1.274.848 8.084,01 Sumatera
Islam
31
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
ID-JK Jakarta
8.860.381 740,29 Daerah Khusus Ibukota
Jawa
Islam
32
Jawa Barat
ID-JB Bandung
38.965.440 36.925,05 Jawa
Islam
33
Jawa Tengah
ID-JT Semarang
31.977.968 32.799,71 Jawa
Islam
34
Daerah Istimewa Yogyakarta
ID-YO Yogyakarta
3.343.651 3.133,15 Daerah Istimewa
Jawa
Islam
35
Jawa Timur
ID-JI Surabaya
36.294.280 46.689,64 Jawa
Islam
36
Banten
ID-BT Serang
9.028.816 9.018,64 Jawa
Islam
51
Bali
ID-BA Denpasar
3.383.572 5.449,37 Nusa Tenggara
Hindu

52
Nusa Tenggara Barat
ID-NB Mataram
4.184.411 19.708,79 Nusa Tenggara
Islam
53
Nusa Tenggara Timur
ID-NT Kupang
4.260.294 46.137,87 Nusa Tenggara
Katolik

61
Kalimantan Barat
ID-KB Pontianak
4.052.345 120.114,32 Kalimantan
Islam
62
Kalimantan Tengah
ID-KT Palangkaraya
1.914.900 153.564,50 Kalimantan
Islam
63
Kalimantan Selatan
ID-KS Banjarmasin
3.446.631 37.530,52 Kalimantan
Islam
64
Kalimantan Timur
ID-KI Samarinda
2.848.798 194.849,08 Kalimantan
Islam
71
Sulawesi Utara
ID-SA Manado
2.128.780 13.930,73 Sulawesi
Protestan

72
Sulawesi Tengah
ID-ST Palu
2.294.841 68.089,83 Sulawesi
Islam
73
Sulawesi Selatan
ID-SN Makassar
7.509.704 46.116,45 Sulawesi
Islam
74
Sulawesi Tenggara
ID-SG Kendari
1.963.025 36.757,45 Sulawesi
Islam
75
Gorontalo
ID-GO Gorontalo
922.176 12.165,44 Sulawesi
Islam
76
Sulawesi Barat
ID-SR Mamuju
969.429 16.787,19 Sulawesi
Islam
81
Maluku
ID-MA Ambon
1.251.539 47.350,42 Maluku
Protestan
82
Maluku Utara
ID-MU Sofifi (de jure); Ternate (de facto) 884.142 39.959,99 Maluku
Islam
91
Papua Barat
[4]
Manokwari
643.012 114.566,40 Daerah Khusus
Papua
Protestan
92
Papua
ID-PA Jayapura
1.875.388 309.934,40 Daerah Khusus
Papua
Protestan

Aceh
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Artikel ini membutuhkan lebih banyak catatan kaki untuk pemastian.
Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan catatan kaki.

Untuk kegunaan lain dari Darussalam, lihat Darussalam (disambiguasi).
Untuk kegunaan lain dari Aceh, lihat Aceh (disambiguasi).
Aceh


Lambang


"Pancacita"
(dari bahasa Sansekerta yang artinya "Lima cita-cita")


Peta lokasi Aceh
Koordinat
1º 40' - 6º 30' LU
94º 40' - 98º 30' BT

Dasar hukum UU RI No. 24/1956
UU RI No. 44/1999
UU RI No. 18/2001
UU RI No. 11/2006 (Pemerintahan Aceh)
Tanggal penting 7 Desember 1959 (hari jadi)

Ibu kota
Banda Aceh (dahulu Koetaradja)

Gubernur
drh. Irwandi Yusuf, M.Sc..

Luas
55.390 km²
Penduduk

• 2.621.271 (1980)
• 2.903.425 (1990)
• 3.409.900 (2000)
• 4.010.865 (2005)
• 4.664.987 (2009) [1]
• 4.486.570 (2010) [2]

Kepadatan 76
Kabupaten
18
Kota
5
Kecamatan
227
Kelurahan/Desa
5.862
Suku Aceh, Gayo, Aneuk Jamee, Singkil, Alas, Tamiang, Kluet, Devayan, Sigulai,Pakpak, Haloban, Lekon dan Nias.[3][4]

Agama
Islam (99,85%), Kristen (0,15%)
Bahasa
Aceh, Gayo, Aneuk Jamee, Singkil, Alas, Tamiang, Kluet, Devayan, Sigulai,Pakpak, Haloban, Lekon, Nias dan Indonesia.[5][6]

Zona waktu
WIB

Lagu daerah
Bungong Jeumpa

Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: http://www.acehprov.go.id/

(?)

Aceh[7] yang sebelumnya pernah disebut dengan nama Daerah Istimewa Aceh (1959-2001) dan Nanggroe Aceh Darussalam (2001-2009) adalah sebuah provinsi di Indonesia dan merupakan provinsi paling barat di Indonesia. Aceh memiliki otonomi yang diatur tersendiri, berbeda dengan kebanyakan provinsi lain di Indonesia, karena alasan sejarah. Daerah ini berbatasan dengan Teluk Benggala di sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah barat, Selat Malaka di sebelah timur, dan Sumatera Utara di sebelah tenggara dan selatan.
Ibu kota Aceh ialah Banda Aceh. Pelabuhannya adalah Malahayati-Krueng Raya, Ulee Lheue, Sabang, Lhokseumawe dan Langsa. Aceh merupakan kawasan yang paling buruk dilanda gempa dan tsunami 26 Desember 2004. Beberapa tempat di pesisir pantai musnah sama sekali. Yang terberat adalah Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, Singkil dan Simeulue.
Aceh mempunyai kekayaan sumber alam seperti minyak bumi dan gas alam. Sumber alam itu terletak di Aceh Utara dan Aceh Timur. Aceh juga terkenal dengan sumber hutannya, yang terletak di sepanjang jajaran Bukit Barisan, dari Kutacane, Aceh Tenggara, Seulawah, Aceh Besar, sampai Ulu Masen di Aceh Jaya. Sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) juga terdapat di Aceh Tenggara.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah
o 1.1 Kesultanan Aceh
o 1.2 Perang Aceh
o 1.3 Masa penjajahan
 1.3.1 Bangkitnya nasionalisme
o 1.4 Masa Republik Indonesia
o 1.5 Darul Islam / Tentara Islam Indonesia
o 1.6 Gerakan Aceh Merdeka
• 2 Kependudukan
o 2.1 Suku bangsa
o 2.2 Bahasa
o 2.3 Agama
• 3 Pendidikan
• 4 Pemerintahan
o 4.1 Sistem Pemerintahan Indonesia
o 4.2 Perwakilan
o 4.3 Sistem Pemerintahan Lokal Aceh
• 5 Sumber daya alam
• 6 Perekonomian
o 6.1 Pra-tsunami 2004
o 6.2 Pasca-tsunami 2004
o 6.3 Perbankan
o 6.4 Industri
o 6.5 Pertambangan
o 6.6 Pariwisata
• 7 Seni dan Budaya
o 7.1 Sastra
o 7.2 Senjata tradisional
o 7.3 Rumah Tradisional
o 7.4 Tarian
• 8 Makanan Khas
• 9 Pahlawan
o 9.1 Pahlawan Perempuan
o 9.2 Pahlawan Pria
• 10 Tokoh asal Aceh
• 11 Referensi
• 12 Lihat pula
• 13 Pranala luar

[sunting] Sejarah


Masjid Raya Baiturrahman
Artikel utama: Sejarah Aceh
Pada zaman kekuasaan zaman Sultan Iskandar Muda Meukuta Perkasa Alam, Aceh merupakan negeri yang amat kaya dan makmur. Menurut seorang penjelajah asal Perancis yang tiba pada masa kejayaan Aceh di zaman tersebut, kekuasaan Aceh mencapai pesisir barat Minangkabau hingga Perak. Kesultanan Aceh telah menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan di dunia Barat pada abad ke-16, termasuk Inggris, Ottoman, dan Belanda.
Kesultanan Aceh terlibat perebutan kekuasaan yang berkepanjangan sejak awal abad ke-16, pertama dengan Portugal, lalu sejak abad ke-18 dengan Britania Raya (Inggris) dan Belanda. Pada akhir abad ke-18, Aceh terpaksa menyerahkan wilayahnya di Kedah dan Pulau Pinang di Semenanjung Melayu kepada Britania Raya.
Pada tahun 1824, Persetujuan Britania-Belanda ditandatangani, di mana Britania menyerahkan wilayahnya di Sumatra kepada Belanda. Pihak Britania mengklaim bahwa Aceh adalah koloni mereka, meskipun hal ini tidak benar. Pada tahun 1871, Britania membiarkan Belanda untuk menjajah Aceh, kemungkinan untuk mencegah Perancis dari mendapatkan kekuasaan di kawasan tersebut.
[sunting] Kesultanan Aceh
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kesultanan Aceh
Kesultanan Aceh merupakan kelanjutan dari Kesultanan Samudera Pasai yang hancur pada abad ke-14. Kesultanan Aceh terletak di utara pulau Sumatera dengan ibu kota Kutaraja (Banda Aceh). Dalam sejarahnya yang panjang itu (1496 - 1903), Aceh telah mengukir masa lampaunya dengan begitu megah dan menakjubkan, terutama karena kemampuannya dalam mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, komitmennya dalam menentang imperialisme bangsa Eropa, sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik, mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, hingga kemampuannya dalam menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain.
[sunting] Perang Aceh


Teuku Umar
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perang Aceh
Perang Aceh dimulai sejak Belanda menyatakan perang terhadap Aceh pada 26 Maret 1873 setelah melakukan beberapa ancaman diplomatik, namun tidak berhasil merebut wilayah yang besar. Perang kembali berkobar pada tahun 1883, namun lagi-lagi gagal, dan pada 1892 dan 1893, pihak Belanda menganggap bahwa mereka telah gagal merebut Aceh.
Dr. Christiaan Snouck Hurgronje, seorang ahli yang berpura-pura masuk Islam dari Universitas Leiden yang telah berhasil mendapatkan kepercayaan dari banyak pemimpin Aceh, kemudian memberikan saran kepada Belanda agar serangan mereka diarahkan kepada para ulama, bukan kepada sultan. Saran ini ternyata berhasil. Pada tahun 1898, Joannes Benedictus van Heutsz dinyatakan sebagai gubernur Aceh, dan bersama letnannya, Hendrikus Colijn, merebut sebagian besar Aceh.
Sultan M. Dawud akhirnya meyerahkan diri kepada Belanda pada tahun 1903 setelah dua istrinya, anak serta ibundanya terlebih dahulu ditangkap oleh Belanda. Kesultanan Aceh akhirnya jatuh pada tahun 1904. Saat itu, Ibukota Aceh telah sepenuhnya direbut Belanda. Namun perlawanan masih terus dilakukan oleh Panglima-panglima di pedalaman dan oleh para Ulama Aceh sampai akhirnya jepang masuk dan menggantikan peran belanda.
Perang Aceh adalah perang yang paling banyak merugikan pihak belanda sepanjang sejarah penjajahan Nusantara.
[sunting] Masa penjajahan
[sunting] Bangkitnya nasionalisme


Replika pesawat Dakota RI-001 Seulawah sumbangan rakyat Aceh di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh
Sementara pada masa kekuasaan Belanda, bangsa Aceh mulai mengadakan kerjasama dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia dan terlibat dalam berbagai gerakan nasionalis dan politik. Aceh kian hari kian terlibat dalam gerakan nasionalis Indonesia. Saat Volksraad (parlemen) dibentuk, Teuku Nyak Arif terpilih sebagai wakil pertama dari Aceh. (Nyak Arif lalu dilantik sebagai gubernur Aceh oleh gubernur Sumatra pertama, Moehammad Hasan).
Saat Jepang mulai mengobarkan perang untuk mengusir kolonialis Eropa dari Asia, tokoh-tokoh pejuang Aceh mengirim utusan ke pemimpin perang Jepang untuk membantu usaha mengusir Belanda dari Aceh. Negosiasi dimulai di tahun 1940. Setelah beberapa rencana pendaratan dibatalkan, akhirnya pada 9 Februari 1942 kekuatan militer Jepang mendarat di wilayah Ujong Batee, Aceh Besar. Kedatangan mereka disambut oleh tokoh-tokoh pejuang Aceh dan masyarakat umum. Masuknya Jepang ke Aceh membuat Belanda terusir secara permanen dari tanah Aceh.
Awalnya Jepang bersikap baik dan hormat kepada masyarakat dan tokoh-tokoh Aceh, dan menghormati kepercayaan dan adat istiadat Aceh yang bernafaskan Islam. Rakyat pun tidak segan untuk membantu dan ikut serta dalam program-program pembangunan Jepang. Namun ketika keadaan sudah membaik, pelecehan terhadap masyarakat Aceh khususnya kaum perempuan mulai dilakukan oleh personil tentara Jepang. Rakyat Aceh yang beragama Islam pun mulai diperintahkan untuk membungkuk ke arah matahari terbit di waktu pagi, sebuah perilaku yang sangat bertentangan dengan akidah Islam. Karena itu pecahlah perlawanan rakyat Aceh terhadap Jepang di seluruh daerah Aceh. contoh yang paling terkenal adalah perlawanan yang dipimpin oleh Teungku Abdul Jalil, seorang ulama dari daerah Bayu, dekat Lhokseumawe.
[sunting] Masa Republik Indonesia
Sejak tahun 1976, organisasi pembebasan bernama Gerakan Aceh Merdeka (GAM) telah berusaha untuk memisahkan Aceh dari Indonesia melalui upaya militer. Pada 15 Agustus 2005, GAM dan pemerintah Indonesia akhirnya menandatangani persetujuan damai sehingga mengakhiri konflik antara kedua pihak yang telah berlangsung selama hampir 30 tahun.
Pada 26 Desember 2004, sebuah gempa bumi besar menyebabkan tsunami yang melanda sebagian besar pesisir barat Aceh, termasuk Banda Aceh, dan menyebabkan kematian ratusan ribu jiwa.
Di samping itu, telah muncul aspirasi dari beberapa wilayah Aceh, khususnya di bagian barat, selatan dan pedalaman untuk memisahkan diri dari Aceh dan membentuk provinsi-provinsi baru.
[sunting] Darul Islam / Tentara Islam Indonesia
[sunting] Gerakan Aceh Merdeka
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Gerakan Aceh Merdeka
Pasca Gempa dan Tsunami 2004, yaitu pada 2005, Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka sepakat mengakhiri konflik di Aceh. Perjanjian ini ditandatangani di Finlandia, dengan peran besar daripada mantan petinggi Finlandia, Marti Ahtisaari.
[sunting] Kependudukan
[sunting] Suku bangsa
Provinsi Aceh memiliki 13 suku asli, yaitu: Aceh, Gayo, Aneuk Jamee, Singkil, Alas, Tamiang, Kluet, Devayan, Sigulai,Pakpak, Haloban, Lekon dan Nias.
Hasil sensus penduduk tahun 2000 menunjukkan hasil sebagai berikut: Aceh (50,32%), Jawa (15,87%), Gayo (11,46%), Alas (3,89%), Singkil (2,55%), Simeulue (2,47%), Batak (2,26%), Minangkabau (1,09%), Lain-lain (10,09%)[8]
[sunting] Bahasa


Kamus Bahasa Aceh - Indonesia
Propinsi Aceh memiliki 13 buah bahasa asli yaitu bahasa Aceh, Gayo, Aneuk Jamee, Singkil, Alas, Tamiang, Kluet, Devayan, Sigulai,Pakpak, Haloban, Lekon dan Nias.
[sunting] Agama
Sebagian besar penduduk di Aceh menganut agama Islam. Dari ke 13 suku asli yang ada di Aceh hanya suku Nias yang tidak semuanya memeluk agama Islam.
Agama lain yang dianut oleh penduduk di Aceh adalah agama Kristen yang dianut oleh pendatang suku Batak dan sebagian warga keturunan Cina yang kebanyakan bersuku Hakka. Sedangkan sebagian lainnya tetap menganut agama Konghucu.
Selain itu provinsi Aceh memiliki keistimewaan dibandingkan dengan provinsi yang lain, karena di provinsi ini Syariat Islam diberlakukan kepada sebagian besar warganya yang menganut agama Islam.
[sunting] Pendidikan
Dalam hal pendidikan, sebenarnya provinsi ini mendapatkan status Istimewa selain dari D.I. Yogyakarta. Namun perkembangan yang ada tidak menunjukkan kesesuaian antara status yang diberikan dengan kenyataannya. Pendidikan di Aceh dapat dikatakan terpuruk. Salah satu yang menyebabkannya adalah konflik yang berkepanjangan dan penganaktirian dari RI, dengan sekian ribu sekolah dan institusi pendidikan lainnya menjadi korban. Pada UAN (Ujian Akhir Nasional) 2005 ada ribuan siswa yang tidak lulus dan terpaksa mengikuti ujian ulang.
Aceh juga memiliki sejumlah Perguruan Tinggi Negeri seperti
• Universitas Syiah Kuala
• IAIN Ar-Raniry
• Universitas Malikussaleh
• Politeknik Negeri Lhokseumawe
[sunting] Pemerintahan


Kabupaten dan Kota di Aceh
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pemerintahan Aceh dan Daftar gubernur Aceh
Sistem pemerintahan yang berlaku di Aceh saat ini ada 2, yaitu Sistem Pemerintahan Lokal Aceh dan Sistem Pemerintahan Indonesia. Berdasarkan penjenjangan, perbedaan yang tampak adalah adanya Pemerintahan Mukim di antara kecamatan dan gampong.
[sunting] Sistem Pemerintahan Indonesia
Sejak tahun 1999, Aceh telah mengalami beberapa pemekaran wilayah hingga sekarang mencapai 5 pemerintahan kota dan 18 kabupaten sebagai berikut:
No. Kabupaten/Kota Pusat pemerintahan Kecamatan Desa (atau sederajat)
1 Kabupaten Aceh Barat
Meulaboh
12 321
2 Kabupaten Aceh Barat Daya
Blangpidie
9 132
3 Kabupaten Aceh Besar
Kota Jantho
23 592
4 Kabupaten Aceh Jaya
Calang
6 172
5 Kabupaten Aceh Selatan
Tapak Tuan
16 369
6 Kabupaten Aceh Singkil
Singkil
10 127
7 Kabupaten Aceh Tamiang
Karang Baru
12 128
8 Kabupaten Aceh Tengah
Takengon
14 268
9 Kabupaten Aceh Tenggara
Kutacane
11 164
10 Kabupaten Aceh Timur
Idi Rayeuk
21 580
11 Kabupaten Aceh Utara
Lhoksukon
27 1.160
12 Kabupaten Bener Meriah
Simpang Tiga Redelong
7 232
13 Kabupaten Bireuen
Bireuen
17 514
14 Kabupaten Gayo Lues
Blang Kejeren
11 97
15 Kabupaten Nagan Raya
Suka Makmue
5 213
16 Kabupaten Pidie
Sigli
22 946
17 Kabupaten Pidie Jaya
Meureudu
8 215
18 Kabupaten Simeulue
Sinabang
8 135
19 Kota Banda Aceh
9 80
20 Kota Langsa
5 52
21 Kota Lhokseumawe
4 67
22 Kota Sabang
2 18
23 Kota Subulussalam
5 74
Jumlah 264 6.656

[sunting] Perwakilan


Meuligoe, tempat kediaman gubernur Aceh
Berdasarkan Pemilihan Umum Legislatif 2009, Provinsi Aceh mengirimkan 13 anggota DPR, dengan perincian: Partai Demokrat tujuh orang, PKS dan Partai Golkar masing-masing dua orang, dan PAN serta PPP masing-masing satu orang.[9] Selain itu, empat anggota DPD yang berasal dari Aceh adalah Tgk. Abdurrahman BTM., H.T. Bachrum Manyak, Dr. Ahmad F. Hamid, M.S., dan Ir. H.T. A. Khalid, M.M.[10]
Pada tingkat provinsi, DPRA dengan 69 kursi tersedia dikuasai oleh Partai Aceh (33 kursi)[9].
Partai Kursi %
Partai Aceh
33 47,8
Partai Demokrat
10 14,5
Partai Golkar
8 11,6
PAN
5 7,3
PKS
4 5,8
PPP
3 4,4
Partai Daulat Aceh
1 1,5
PDI-P
1 1,5
PKPI
1 1,5
PBB
1 1,5
PKB
1 1,5
Partai Patriot
1 1,5
Total 69 100,0
[sunting] Sistem Pemerintahan Lokal Aceh
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sistem Pemerintahan Lokal Aceh
Sistem pemerintahan lokal Aceh terdiri dari gampông, mukim, nanggroë, sagoë dan keurajeun.
[sunting] Sumber daya alam
• Minyak bumi
• Gas alam
• Emas
• Hutan
• Kayu
• Kopi
• Ikan
• Rempah-rempah
[sunting] Perekonomian
[sunting] Pra-tsunami 2004
Sebelum bencana tsunami 26 Desember 2004, perikanan merupakan salah satu pilar ekonomi lokal di Aceh, menyumbangkan 6,5 persen dari Pendapatan Daerah Bruto (PDB) senilai 1,59 triliun pada tahun 2004 (Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh 2005). Potensi produksi perikanan tangkap mencapai 120.209 ton/tahun sementara perikanan budidaya mencapai 15.454 ton/tahun pada tahun 2003 (Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh 2004). Produksi perikanan tersebut merata, baik di Samudera Hindia maupun Selat Malaka.
Industri perikanan menyediakan lebih dari 100.000 lapangan kerja, 87 persen (87.783) di sub sektor perikanan tangkap dan sisanya (14.461) di sub sektor perikanan budidaya. Sekitar 53.100 orang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian utama. Namun demikian, 60 persen adalah nelayan kecil menggunakan perahu berukuran kecil. Dari sekitar 18.800 unit perahu/kapal ikan di Aceh, hanya 7.700 unit yang mampu melaut ke lepas pantai. Armada perikanan tangkap berskala besar kebanyakan beroperasi di Aceh Utara, Aceh Timur, Bireuen, Aceh Barat dan Aceh Selatan.
Menurut Nurasa et al. (1993), nelayan Aceh sebagian besar menggunakan alat tangkap pancing (hook and line). Alat tangkap lain adalah pukat, jaring cincin (purse seine), pukat darat, jaring insang, jaring payang, jaring dasar, jala dan lain-lain.
Infrastruktur penunjang industri ini meliputi satu pelabuhan perikanan besar di Banda Aceh, 10 pelabuhan pelelangan ikan (PPI) utama di 7 kabupaten/kota dan sejumlah tempat pelelangan ikan (TPI) kecil di 18 kabupaten/kota. Selain itu terdapat 36.600 hektar tambak, sebagian besar tambak semi intensif yang dimiliki petambak bermodal kecil. Tambak-tambak ini tersebar di Aceh Utara, Pidie, Bireuen dan Aceh Timur.
Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Indonesia mengelola sebuah pusat pendidikan dan latihan (Pusdiklat) budidaya, sebuah pusat penelitian dan pengembangan (Puslitbang) budidaya, sebuah laboratorium uji mutu perikanan dan sebuah kapal latih. Di tiap kabupaten/kota, terdapat dinas perikanan dan kelautan. Total aset di sektor perikanan pra-tsunami mencapai sekitar Rp 1,9 triliun.
[sunting] Pasca-tsunami 2004


Kerusakan akibat tsunami di Banda Aceh
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas (2005) memperkirakan 9563 unit perahu hancur atau tenggelam, termasuk 3969 (41,5%) perahu tanpa motor, 2369 (24,8%) perahu bermotor dan 3225 (33,7%) kapal motor besar (5-50 ton). Selain itu, 38 unit TPI rusak berat dan 14.523 hektar tambak di 11 kabupaten/kota rusak berat. Diperkirakan total kerugian langsung akibat bencana tsunami mencapai Rp 944.492,00 (50% dari nilai total aset), sedangkan total nilai kerugian tak langsung mencapai Rp 3,8 milyar. Sebagian besar kerugian berasal dari kerusakan tambak.
Kerusakan tambak budidaya tersebar merata. Bahkan di daerah yang tidak terlalu parah dampak tsunaminya (misalnya di Aceh Selatan), tambak-tambak yang tergenang tidaklah mudah diperbaiki dan digunakan kembali. Total kerugian mencapai Rp 466 milyar, sekitar 50 persen dari total kerugian sektor perikanan. Kerugian ekonomi paling besar berasal dari hilangnya pendapatan dari sektor perikanan (tangkap dan budidaya). Hilangnya sejumlah besar nelayan, hilang atau rusaknya sarana dan prasarana perikanan termasuk alat tangkap dan perahu serta kerusakan tambak menjadikan angka kerugian sedemikian besarnya.


Kapal PLTD Apung yang dibawa oleh tsunami sampai ke darat
Diperkirakan produksi perikanan di Aceh akan anjlok hingga 60 persen. Proses pemulihan diperkirakan membutuhkan waktu paling sedikit 5 tahun. Di subsektor perikanan tangkap, bahkan diduga perlu waktu lebih lama (sekitar 10 tahun), karena banyaknya nelayan yang hilang atau meninggal selain rusaknya sejumlah besar perahu atau alat tangkap. Berdasarkan asumsi tersebut, total kerugian yang mungkin terjadi hingga sektor ini pulih total dan kembali ke kondisi pra-tsunami diperkirakan mencapai Rp 3,8 triliun.
[sunting] Perbankan
Aceh terdapat dua kantor Bank Indonesia, bank sentral Republik Indonesia, yang dibuka di Banda Aceh (kelas III) dan Lhokseumawe (kelas IV). Tugas Bank Indonesia yang terdiri dari bidang moneter, sistem pembayaran, dan perbankan. Di daerah-daerah tugas Bank Indonesia lebih dominan di bidang sistem pembayaran dan perbankan.
Di bidang sistem pembayaran menyelenggarakan sistem kliring dan BI-RTGS dan di bidang perbankan mengawasi dan membina bank-bank agar beroperasi dengan sehat dan menguntungkan.
[sunting] Industri
Aceh memiliki sejumlah industri besar di antaranya
• PT Arun: Kilang Pencairan Gas Alam
• PT PIM: Pabrik Pupuk Iskandar Muda
• PT AAF: Pabrik Pupuk Asean
• PT KKA: Pabrik Kertas
• PT SAI-Lafarge Semen Andalas
• ExxonMobil: Kilang Gas Alam
[sunting] Pertambangan
Emas di Woyla, Seunagan, Aceh Barat; Pisang Mas di Beutong, Payakolak, Takengon Aceh Tengah Batubara di Kaway XI, di Semayan di Aceh Barat, Batugamping di Tanah Greuteu, Aceh Besar; di Tapaktuan
[sunting] Pariwisata
• Masjid Raya Baiturrahman
• Graveyard in Bitay Village [1]
• Cut Nya Dien House [2]
• Indonesian Airline Monument. Seulawah-Indonesian First Airplane [3]
• Tsunami Monument & Garden [4]
• The Museum Aceh [5]
• Taman Putroe Phang
• Kuburan Kerkhoff
• Danau Laut Tawar
• Danau Aneuk Laot
• Iboih
[sunting] Seni dan Budaya
Aceh merupakan kawasan yang sangat kaya dengan seni budaya galibnya wilayah Indonesia lainnya. Aceh mempunyai aneka seni budaya yang khas seperti tari-tarian, dan budaya lainnya seperti:
• Didong (seni pertunjukan dari masyarakat Gayo)
• Meuseukee Eungkot (sebuah tradisi di wilayah Aceh Barat)
• Peusijuek (atau Tepung tawar dalam tradisi Melayu)
[sunting] Sastra
• Bustanussalatin
• Hikayat Prang Sabi
• Hikayat Malem Diwa
• Legenda Amat Rhah manyang
• Legenda Putroe Neng
• Legenda Magasang dan Magaseueng
[sunting] Senjata tradisional
Rencong adalah senjata tradisional Aceh, bentuknya menyerupai huruf L, dan bila dilihat lebih dekat bentuknya merupakan kaligrafi tulisan bismillah. Rencong termasuk dalam kategori dagger atau belati (bukan pisau ataupun pedang).
Selain rencong, bangsa Aceh juga memiliki beberapa senjata khas lainnya, seperti siwah, geuliwang dan peudeueng.
[sunting] Rumah Tradisional


Rumah tradisional Aceh di Museum Aceh
Rumah tradisonal suku Aceh dinamakan Rumoh Aceh. Rumah adat ini bertipe rumah panggung dengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah Aceh yaitu seuramoë keuë (serambi depan), seuramoë teungoh (serambi tengah) dan seuramoë likôt (serambi belakang). Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumoh dapu (rumah dapur).
[sunting] Tarian
Provinsi Aceh yang memiliki setidaknya 10 suku bangsa, memiliki kekayaan tari-tarian yang sangat banyak dan juga sangat mengagumkan. Beberapa tarian yang terkenal di tingkat nasional dan bahkan dunia merupakan tarian yang berasal dari Aceh, seperti Tari Rateb Meuseukat dan Tari Saman.
Tarian Suku Aceh
• Tari Laweut
• Tari Likok Pulo
• Tari Pho
• Tari Ranup Lampuan
• Tari Rapai Geleng
• Tari Rateb Meuseukat
• Tari Ratoh Duek
• Tari Seudati
• Tari Tarek Pukat
Tarian Suku Gayo
• Tari Saman
• Tari Bines
• Tari Didong
• Tari Guel
• Tari Munalu
• Tari Turun Ku Aih Aunen
Tarian Suku Lainnya
• Tari Ula-ula Lembing
• Tari Mesekat


Tari Seudati di Sama Langa tahun 1907
Tari Saman dari Gayo Lues

Tari Guel, khas Suku Gayo

Tari Didong
[sunting] Makanan Khas
Aceh mempunyai aneka jenis makanan yang khas. Antara lain timphan, gulai itik, kari kambing yang lezat, Gulai Pliek U dan meuseukat yang langka. Di samping itu emping melinjo asal kabupaten Pidie yang terkenal gurih, dodol Sabang yang dibuat dengan aneka rasa, ketan durian (boh drien ngon bu leukat), serta bolu manis asal Peukan Bada, Aceh Besar juga bisa jadi andalan bagi Aceh.
[sunting] Pahlawan


Cut Nyak Dien ketika ditangkap Belanda
Bangsa Aceh merupakan bangsa yang gigih dalam mempertahankan kemerdekaannya. Kegigihan perang bangsa Aceh, dapat dilihat dan dibuktikan oleh sejumlah pahlawan (baik pria maupun wanita), serta bukti-bukti lainnya (empat jenderal Belanda tewas dalam perang Aceh, serta kuburan Kerkhoff yang pernah mencatat rekor sebagai kuburan Belanda terluas di luar Negeri Belanda).
[sunting] Pahlawan Perempuan
• Cut Nyak Dhien
• Cut Nyak Meutia
• Laksamana Malahayati
• Pocut Baren
• Teungku Fakinah
[sunting] Pahlawan Pria
• Sultan Iskandar Muda
• Teungku Chik Di Tiro
• Teuku Umar
• Panglima Polem
• Teuku Nyak Arif
[sunting] Tokoh asal Aceh
Lihat pula Suku Aceh untuk tokoh-tokoh yang bukan berasal dari provinsi Aceh namun berketurunan Aceh.
• Yap Thiam Hien
• Hamzah Fansuri
• Nuruddin ar-Raniri
• Syiah Kuala
• Syamsuddin al-Sumatrani
• Tun Sri Lanang
• Teungku Chik Pante Kulu
• Ismail al-Asyi
• Mr. T. Mohammad Hassan
• Mohamad Kasim Arifin
• Teungku Hasan Muhammad di Tiro
• P. Ramlee
• Teungku Ahmad Dewi
Sumatera Utara
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Sumatera Utara


Lambang




Peta lokasi Sumatera Utara
Koordinat
0º 50' LS - 4º 40' LU
96º 40' - 100º 50' BT

Dasar hukum UU 10/1948, UU 24/1956
Tanggal penting 15 April 1948

Ibu kota
Medan

Gubernur
Syamsul Arifin

Luas
72.981,23 km²
Penduduk
12 985 075 (2010) [1]

Kepadatan 183
Kabupaten
25
Kota
8
Kecamatan
325
Kelurahan/Desa
5.456
Suku Batak (41,95%), Jawa (32.62%) Nias (6.36%), Melayu (4,92%), Minangkabau (2,66%), Banjar (0.97%), Lain-lain (10,52%) [2]

Agama
Islam (65.5%),Kristen (Protestan/Katolik) (31,4%),Buddha (2,8%),Hindu (0,2%), Parmalim, Konghucu

Bahasa
Indonesia, Batak, bahasa Karo, Pakpak, Simalungun, Angkola, Padang Lawas, Mandailing, Nias, Melayu, Jawa

Zona waktu
WIB

Lagu daerah
{{{lagu}}}
Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.sumutprov.go.id

(?)

Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, Indonesia. Provinsi ini merupakan wilayah multi-etnis yang dihuni oleh banyak suku bangsa.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Geografi
o 1.1 Batas wilayah
• 2 Pemerintahan
o 2.1 Daftar kabupaten/kota di Sumatera Utara
o 2.2 Pemekaran daerah
o 2.3 Daftar gubernur
o 2.4 Perwakilan di Jakarta
 2.4.1 Anggota DPR-RI dari Provinsi Sumatera Utara
• 3 Penduduk
• 4 Sosial kemasyarakatan
o 4.1 Suku bangsa
o 4.2 Bahasa
o 4.3 Agama
o 4.4 Pendidikan
o 4.5 Kesehatan
o 4.6 Tenaga kerja
• 5 Perekonomian
o 5.1 Energi
o 5.2 Pertanian dan perkebunan
o 5.3 Perbankan
o 5.4 Sarana dan prasarana
o 5.5 Pertambangan
o 5.6 Transportasi
o 5.7 Ekspor & impor
o 5.8 APBD
• 6 Seni dan budaya
o 6.1 Musik
o 6.2 Arsitektur
o 6.3 Tarian
o 6.4 Kerajinan
o 6.5 Makanan khas
• 7 Rujukan
• 8 Pranala luar

Geografi
Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100° Bujur Timur, Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71.680 km².
Sumatra Utara pada dasarnya dapat dibagi atas:
• Pesisir Timur
• Pegunungan Bukit Barisan.
• Pesisir Barat.
• Kepulauan Nias.
Pesisir timur merupakan wilayah di dalam provinsi yang paling pesat perkembangannya karena persyaratan infrastruktur yang relatif lebih lengkap daripada wilayah lainnya. Wilayah pesisir timur juga merupakan wilayah yang relatif padat konsentrasi penduduknya dibandingkan wilayah lainnya.
Di daerah tengah provinsi berjajar Pegunungan Bukit Barisan. Di pegunungan ini ada beberapa dataran tinggi yang merupakan kantong-kantong konsentrasi penduduk. Tetapi jumlah hunian penduduk paling padat berada di daerah Timur provinsi ini. Daerah di sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir juga menjadi tempat tinggal penduduk yang menggantungkan hidupnya kepada danau ini.
Pesisir barat biasa dikenal sebagai daerah Tapanuli.
Batas wilayah
Utara
Provinsi Aceh dan Selat Malaka

Selatan
Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Barat, dan Samudera Indonesia

Barat
Provinsi Aceh dan Samudera Indonesia

Timur
Selat Malaka

Terdapat 419 pulau di propisi Sumatera Utara. Pulau-pulau terluar adalah pulau Simuk (kepulauan Nias), dan pulau Berhala di selat Sumatera (Malaka).
Kepulauan Nias terdiri dari pulau Nias sebagai pulau utama dan pulau-pulau kecil lain di sekitarnya. Kepulauan Nias terletak di lepas pantai pesisir barat di Samudera Hindia. Pusat pemerintahan terletak di Gunung Sitoli.
Kepulauan Batu terdiri dari 51 pulau dengan 4 pulau besar: Sibuasi, Pini, Tanahbala, Tanahmasa. Pusat pemerintahan di Pulautelo di pulau Sibuasi. Kepulauan Batu terletak di tenggara kepulauan Nias.
Pulau-pulau lain di Sumatera Utara: Imanna, Pasu, Bawa, Hamutaia, Batumakalele, Lego, Masa, Bau, Simaleh, Makole, Jake, dan Sigata, Wunga.
Di Sumatera Utara saat ini terdapat dua taman nasional, yakni Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Batang Gadis. Menurut Keputusan Menteri Kehutanan, Nomor 44 Tahun 2005, luas hutan di Sumatera Utara saat ini 3.742.120 hektare (ha). Yang terdiri dari Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam seluas 477.070 ha, Hutan Lindung 1.297.330 ha, Hutan Produksi Terbatas 879.270 ha, Hutan Produksi Tetap 1.035.690 ha dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi seluas 52.760 ha.
Namun angka ini sifatnya secara de jure saja. Sebab secara de facto, hutan yang ada tidak seluas itu lagi. Terjadi banyak kerusakan akibat perambahan dan pembalakan liar. Sejauh ini, sudah 206.000 ha lebih hutan di Sumut telah mengalami perubahan fungsi. Telah berubah menjadi lahan perkebunan, transmigrasi. Dari luas tersebut, sebanyak 163.000 ha untuk areal perkebunan dan 42.900 ha untuk areal transmigrasi.
Pemerintahan
Daftar kabupaten/kota di Sumatera Utara
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Asahan
Kisaran

2 Kabupaten Batubara
Limapuluh

3 Kabupaten Dairi
Sidikalang

4 Kabupaten Deli Serdang
Lubuk Pakam

5 Kabupaten Humbang Hasundutan
Dolok Sanggul

6 Kabupaten Karo
Kabanjahe

7 Kabupaten Labuhanbatu
Rantau Prapat

8 Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Kota Pinang

9 Kabupaten Labuhanbatu Utara
Aek Kanopan

10 Kabupaten Langkat
Stabat

11 Kabupaten Mandailing Natal
Panyabungan

12 Kabupaten Nias
Gunung Sitoli

13 Kabupaten Nias Barat
Lahomi

14 Kabupaten Nias Selatan
Teluk Dalam

15 Kabupaten Nias Utara
Lotu

16 Kabupaten Padang Lawas
Sibuhuan

17 Kabupaten Padang Lawas Utara
Gunung Tua

18 Kabupaten Pakpak Bharat
Salak

19 Kabupaten Samosir
Pangururan

20 Kabupaten Serdang Bedagai
Sei Rampah

21 Kabupaten Simalungun
Raya

22 Kabupaten Tapanuli Selatan
Sipirok

23 Kabupaten Tapanuli Tengah
Pandan

24 Kabupaten Tapanuli Utara
Tarutung

25 Kabupaten Toba Samosir
Balige

26 Kota Binjai
Binjai Kota

27 Kota Gunungsitoli
-
28 Kota Medan
-
29 Kota Padangsidempuan
-
30 Kota Pematangsiantar
-
31 Kota Sibolga
-
32 Kota Tanjungbalai
-
33 Kota Tebing Tinggi
-

Pusat pemerintahan Sumatera Utara terletak di kota Medan. Sebelumnya, Sumatera Utara termasuk ke dalam Provinsi Sumatra sesaat Indonesia merdeka pada tahun 1945. Tahun 1950. Provinsi Sumatera Utara dibentuk meliputi sebagian Aceh. Tahun 1956, Aceh dipisahkan menjadi Daerah Otonom dari Provinsi Sumatera Utara.
Sumatera Utara dibagi kepada 25 kabupaten, 8 kota (dahulu kotamadya), 325 kecamatan, dan 5.456 kelurahan/desa.
Pemekaran daerah
Dengan dimekarkannya kembali Kabupaten Tapanuli Selatan, maka provinsi ini memiliki kabupaten baru, yaitu Kabupaten Padang Lawas yang beribukota di Sibuhuan dengan dasar hukum UURI No. 38/2007 dan Kabupaten Padang Lawas Utara yang beribukota di Gunung Tua dengan dasar hukum UURI No. 37/2007. [3][4]
Pulau Nias diwacanakan akan dimekarkan kembali, yaitu dengan membentuk Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, dan Kota Gunung Sitoli[5]
Daftar gubernur
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar gubernur Sumatera Utara
No. Foto Nama Dari Sampai
1. Sutan Muhammad Amin Nasution
18 Juni 1948 1 Desember 1948
2.
Ferdinand Lumban Tobing
1 Desember 1948 31 Januari 1950
3. Sarimin Reksodiharjo
14 Agustus 1950 25 Januari 1951
4. Abdul Hakim
25 Januari 1951 23 Oktober 1953
5. Sutan Muhammad Amin Nasution
23 Oktober 1953 12 Maret 1956
6. Sutan Kumala Pontas
18 Maret 1956 1 April 1960
7. Raja Djundjungan Lubis
1 April 1960 5 April 1963
8. Eny Karim
8 April 1963 15 Juli 1963
9. Ulung Sitepu
15 Juli 1963 16 November 1965
10.
PR. Telaumbanua
16 November 1965 31 Maret 1967
11. Marah Halim Harahap
31 Maret 1967 12 Juni 1978
12. Edward Waldemar Pahala Tambunan
12 Juni 1978 13 Juni 1983
13.
Kaharuddin Nasution
13 Juni 1983 13 Juni 1988
14.
Raja Inal Siregar[6]
13 Juni 1988 15 Juni 1998
15.
Tengku Rizal Nurdin[6]
15 Juni 1998 5 September 2005[6]

16.
Rudolf Pardede
10 Maret 2006[7]
16 Juni 2008
17.
Syamsul Arifin
16 Juni 2008 sekarang
Wakil Gubernur 15 Juni 1998 - 10 Maret 2006 : Rudolf Pardede 16 Juni 2008 - sekarang : Gatot Pudjo Nugroho
Perwakilan di Jakarta
Anggota DPR-RI dari Provinsi Sumatera Utara
• H. Iskan Qolba Lubis, MA (Partai Keadilan Sejahtera)
• H. Anshori Siregar, Lc (Partai Keadilan Sejahtera)
• Drs. H. Burhanuddin Napitupulu (Alm) (Golkar)
• Drs. Ir. H. Sutan Bhatoegana, MM (Partai Demokrat)
• H. Abdul Wahab Dalimunthe, SH (Partai Demokrat)
• Ibrakhin Sakty Batubara (PAN)
• Nurdin Tampubolon (Hanura)
• Sri Novida, SE (Partai Demokrat)
• Panda Nababan (PDIP)
• H.Chairuman Harahap, S.H, M.H (Golkar)
• Neil Iskandar (Golkar)
• Nasril Bahar (PAN)
• Ir. Ali Wongso Sinaga (Golkar))
Penduduk
Sumatera Utara merupakan provinsi yang keempat terbesar jumlah penduduknya di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990 penduduk Sumatera Utara pada tanggal 31 Oktober 1990 (hari sensus) berjumlah 10,81 juta jiwa, dan pada tahun 2002, jumlah penduduk Sumatera Utara adalah seramai 11,85 juta jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera Utara pada tahun 1990 adalah 143 jiwa per km² dan pada tahun 2002 meningkat menjadi 165 jiwa per km², sedangkan kadar peningkatan pertumbuhan penduduk Sumatera Utara selama kurun waktu tahun 1990-2000 adalah 1,20 persen per tahun.
Kadar Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara setiap tahunnya tidak tetap. Pada tahun 2000 TPAK di daerah ini sebesar 57,34 persen, tahun 2001 naik menjadi 57,70 persen, tahun 2002 naik lagi menjadi 69,45 persen.
Sosial kemasyarakatan
Suku bangsa
Sumatera Utara merupakan provinsi multietnis dengan Batak, Nias, dan Melayu sebagai penduduk asli wilayah ini. Daerah pesisir timur Sumatera Utara, pada umumnya dihuni oleh orang-orang Melayu. Pantai barat dari Barus hingga Natal, banyak bermukim orang Minangkabau. Wilayah tengah sekitar Danau Toba, banyak dihuni oleh Suku Batak yang sebagian besarnya beragama Kristen. Suku Nias berada di kepulauan sebelah barat. Sejak dibukanya perkebunan tembakau di Sumatera Timur, pemerintah kolonial Hindia Belanda banyak mendatangkan kuli kontrak yang dipekerjakan di perkebunan. Pendatang tersebut kebanyakan berasal dari etnis Jawa dan Tionghoa. Pusat penyebaran suku-suku di Sumatra Utara, sebagai berikut :
1. Suku Melayu Deli : Pesisir Timur, terutama di kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Langkat
2. Suku Batak Karo : Kabupaten Karo
3. Suku Batak Toba : Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir
4. Suku Batak Pesisir : Tapanuli Tengah, Kota Sibolga
5. Suku Batak Mandailing/Angkola : Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas, dan Mandailing Natal
6. Suku Batak Simalungun : Kabupaten Simalungun
7. Suku Batak Pakpak : Kabupaten Dairi dan Pakpak Barat
8. Suku Nias : Pulau Nias
9. Suku Minangkabau : Kota Medan, Pesisir barat
10. Suku Aceh : Kota Medan
11. Suku Jawa : Pesisir Timur & Barat
12. Suku Tionghoa : Perkotaan pesisir Timur & Barat.
Bahasa
Pada dasarnya, bahasa yang dipergunakan secara luas adalah bahasa Indonesia. Suku Melayu Deli mayoritas menuturkan bahasa Indonesia karena kedekatan bahasa Melayu dengan bahasa Indonesia. Pesisir timur seperi wilayah Serdang Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai, memakai Bahasa Melayu Dialek "O" begitu juga di Labuhan Batu dengan sedikit perbedaan ragam. Di kabupaten Langkat masih menggunakan bahasa Melayu Dialek "E" yang sering juga disebut bahasa Maya-maya. Masih banyak keturunan Jawa Kontrak (Jadel - Jawa Deli) yang menuturkan bahasa Jawa.
Di kawasan perkotaan, suku Tionghoa lazim menuturkan bahasa Hokkian selain bahasa Indonesia. Di pegunungan, suku Batak menuturkan bahasa Batak yang terbagi atas 4 logat (Silindung-Samosir-Humbang-Toba). Bahasa Nias dituturkan di Kepulauan Nias oleh suku Nias. Sedangkan orang-orang Pesisir Pantai Barat Sumut, seperti Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah serta Aceh Singkil dan Natal Madina menggunakan Bahasa Pesisir.
Agama
Agama utama di Sumatra Utara adalah:
• Islam: terutama dipeluk oleh suku Melayu, Pesisir, Minangkabau,Jawa, Aceh, suku Batak Mandailing, sebagian Batak Karo, Simalungun dan Pakpak
• Kristen (Protestan dan Katolik): terutama dipeluk oleh suku Batak Karo, Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing dan Nias
• Hindu: terutama dipeluk oleh suku Tamil di perkotaan
• Buddha: terutama dipeluk oleh suku Peranakan di perkotaan
• Konghucu : terutama dipeluk oleh suku Peranakan di perkotaan
• Parmalim: dipeluk oleh sebagian suku Batak yang berpusat di Huta Tinggi
• Animisme: masih ada dipeluk oleh suku Batak, yaitu Pelebegu Parhabonaron dan kepercayaan sejenisnya
Pendidikan
Pada tahun 2005 jumlah anak yang putus sekolah di Sumut mencapai 1.238.437 orang, sementara jumlah siswa miskin mencapai 8.452.054 orang.
Dari total APBD 2006 yang berjumlah Rp 2.204.084.729.000, untuk pendidikan sebesar Rp 139.744.257.000, termasuk dalam pos ini anggaran untuk bidang kebudayaan.
Jumlah total kelulusan siswa yang ikut Ujian Nasional pada tahun 2005 mencapai 87,65 persen atau 335.342 siswa dari 382.587 siswa tingkat SMP/SMA/SMK sederajat peserta UN . Sedangkan 12,35 persen siswa yang tidak lulus itu berjumlah 47.245 siswa.
Kesehatan
• Secara umum, angka penemuan kasus baru tuberculosis (TBC) di Sumatra Utara mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 kasus TBC diperkirakan berkisar 160/100.000 penduduk. Jika jumlah penduduk Sumatra Utara tercatat 12 juta jiwa, maka penderita TBC di daerah ini sebanyak 19.000.
• Jumlah penderita HIV/AIDS di Sumatera Utara hingga Oktober 2005 tercatat 301 orang, yakni 26 orang asing dan 276 warga negara Indonesia. Sementara jumlah korban yang HIV/AIDS yang meninggal dunia hingga Agustus 2005 berjumlah 34 orang.
Tenaga kerja
• Angkatan Kerja. Pada tahun 2002 angkatan kerja di Sumut mencapai 5.276.102 orang. Jumlah itu naik 4,72% dari tahun sebelumnya. Kondisi angkatan kerja itu juga diikuti dengan naiknya orang yang mencari pekerjaan. Jumlah pencari kerja pada 2002 mencapai 355.467 orang. Mengalami kenaikan 57,82% dari tahun sebelumnya.
• Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Jumlah TPT di Sumut naik dari 4,47% pada 2001 menjadi 6,74% pada 2002. TPT tertinggi terjadi di Kota Medan mencapai 13,28%, diikuti Kota Sibolga (11,71%), Kabupaten Langkat (11,06%), dan Kodya Tebing Tinggi (10,91%).
• Angkatan Kerja. Penduduk yang tergolong angkatan kerja berjumlah 5,1 juta jiwa. Sekitar 34% berstatus sebagai majikan, bekerja sendiri (20%), dan pekerja keluarga (23%). Skala usaha tergambar pada komposisi yang didominasi oleh usaha kecil sekitar 99,8% dan hanya sekitar 0,2% yang tergolong usaha besar.
• Pendidikan Pekerja. Tingkat pendidikan sebagian besar tenaga kerja. Pekerja yang berpendidikan tidak tamat sekolah dasar (SD) atau sampai tamat SD mencapai 48,96%. Lulusan sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) mencapai 23%. Sedangkan lulusan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) mencapai 24,08%. Sementara itu, lulusan perguruan tinggi hanya 3,95%.
Perekonomian
Energi
Sumatera Utara kaya akan sumber daya alam berupa gas alam di daerah Tandam, Binjai dan minyak bumi di Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat yang telah dieksplorasi sejak zaman Hindia Belanda.
Selain itu di Kuala Tanjung, Kabupaten Asahan juga terdapat PT Inalum yang bergerak di bidang penambangan bijih dan peleburan aluminium yang merupakan satu-satunya di Asia Tenggara.
Sungai-sungai yang berhulu di pegunungan sekitar Danau Toba juga merupakan sumber daya alam yang cukup berpotensi untuk dieksploitasi menjadi sumber daya pembangkit listrik tenaga air. PLTA Asahan yang merupakan PLTA terbesar di Sumatra terdapat di Kabupaten Toba Samosir.
Selain itu, di kawasan pegunungan terdapat banyak sekali titik-titik panas geotermal yang sangat berpotensi dikembangkan sebagai sumber energi panas maupun uap yang selanjutnya dapat ditransformasikan menjadi energi listrik.
Pertanian dan perkebunan
Provinsi ini tersohor karena luas perkebunannya, hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. BUMN Perkebunan yang arealnya terdapat di Sumatera Utara, antara lain PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II), PTPN III dan PTPN IV.
Selain itu Sumatera Utara juga tersohor karena luas perkebunannya. Hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan.
• Luas pertanian padi. Pada tahun 2005 luas areal panen tinggal 807.302 hektare, atau turun sekitar 16.906 hektare dibanding luas tahun 2004 yang mencapai 824.208 hektare. Produktivitas tanaman padi tahun 2005 sudah bisa ditingkatkan menjadi berkisar 43,49 kwintal perhektar dari tahun 2004 yang masih 43,13 kwintal per hektare, dan tanaman padi ladang menjadi 26,26 kwintal dari 24,73 kwintal per hektare. Tahun 2005, surplus beras di Sumatera Utara mencapai 429 ton dari sekitar 2.1.27 juta ton total produksi beras di daerah ini.
• Luas perkebunan karet. Tahun 2002 luas areal tanaman karet di Sumut 489.491 hektare dengan produksi 443.743 ton. Sementara tahun 2005, luas areal karet menurun atau tinggal 477.000 hektare dengan produksi yang juga anjlok menjadi hanya 392.000 ton.
• Irigasi. Luas irigasi teknis seluruhnya di Sumatera Utara seluas 132.254 ha meliputi 174 Daerah Irigasi. Sebanyak 96.823 ha pada 7 Daerah Irigasi mengalami kerusakan sangat kritis.
• Produk Pertanian. Sumatra Utara menghasilkan karet, cokelat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan.
Komoditas tersebut telah diekspor ke berbagai negara dan memberikan sumbangan devisa yang sangat besar bagi Indonesia. Selain komoditas perkebunan, Sumatra Utara juga dikenal sebagai penghasil komoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan); misalnya Jeruk Medan, Jambu Deli, Sayur Kol, Tomat, Kentang, dan Wortel yang dihasilkan oleh Kabupaten Karo, Simalungun dan Tapanuli Utara. Produk holtikultura tersebut telah diekspor ke Malaysia dan Singapura.
Perbankan
Selain bank umum nasional, bank pemerintah serta bank internasional, saat ini di Sumut terdapat 61 unit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan 7 Bank Perkreditan Rakyat Syariaf (BPRS) di Sumatera Utara. Data dari Bank Indonesia menunjukkan, Pada Januari 2006, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang diserap BPR mencapai Rp 253.366.627.000 dan kredit mencapai Rp 260.152.445.000. Sedangkan aktiva (aset) menapai Rp 340.880.837.000.
Sarana dan prasarana
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Utara juga sudah membangun berbagai prasarana dan infrastruktur untuk memperlancar perdagangan baik antarkabupaten maupun antarprovinsi. Sektor swasta juga terlibat dengan mendirikan berbagai properti untuk perdagangan, perkantoran, hotel dan lain-lain. Tentu saja sektor lain, seperti koperasi, pertambangan dan energi, industri, pariwisata, pos dan telekomunikasi, transmigrasi, dan sektor sosial kemasyarakatan juga ikut dikembangkan. Untuk memudahkan koordinasi pembangunan, maka Sumatra Utara dibagi ke dalam empat wilayah pembangunan.
Pertambangan
Ada tiga perusahaan tambang terkemuka di Sumatra Utara:
• Sorikmas Mining (SMM)
• Newmont Horas Nauli (PTNHN).
• Dairi Prima Mineral
Transportasi
Di Sumatera Utara terdapat 2.098,05 kilometer jalan negara, yang tergolong mantap hanya 1.095,70 kilometer atau 52,22 persen dan 418,60 kilometer atau 19,95 persen dalam keadaan sedang, selebihnya dalam keadaan rusak. Sementara dari 2.752,41 kilometer jalan propinsi, yang dalam keadaan mantap panjangnya 1.237,60 kilometer atau 44,96 persen, sementara yang dalam keadaan sedang 558,46 kilometer atau 20,29 persen. Halnya jalan rusak panjangnya 410,40 kilometer atau 14,91 persen dan yang rusak berat panjangnya 545,95 kilometer atau 19,84 persen.
Dari sisi kendaraan, terdapat lebih 1,38 juta kendaraan roda dua dan empat di Sumatera Utara. Dari jumlah itu, sebanyak 873 ribu lebih berada di Kota Medan.
Ekspor & impor
Kinerja ekspor Sumatera Utara cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004 tercatat perolehan devisa mencapai US$4,24 milyar atau naik 57,72% dari tahun sebelumnya dari sektor ini.
Ekspor kopi dari Sumatera Utara mencapai rekor tertinggi 46.290 ton dengan negara tujuan ekspor utama Jepang selama lima tahun terakhir. Ekspor kopi Sumut juga tercatat sebagai 10 besar produk ekspor tertinggi dengan nilai US$3,25 juta atau 47.200,8 ton periode Januari hingga Oktober 2005.
Dari sektor garmen, ekspor garmen cenderung turun pada Januari 2006. Hasil industri khusus pakaian jadi turun 42,59 persen dari US$ 1.066.124 pada tahun 2005, menjadi US$ 2.053 pada tahun 2006 pada bulan yang sama.
Kinerja ekspor impor beberapa hasil industri menunjukkan penurunan. Yakni furniture turun 22,83 persen dari US$ 558.363 (2005) menjadi US$ 202.630 (2006), plywood turun 24,07 persen dari US$ 19.771 menjadi US$ 8.237, misteric acid turun 27,89 persen yakni dari US$ 115.362 menjadi US$ 291.201, stearic acid turun 27,04 persen dari US$ 792.910 menjadi US$ 308.020, dan sabun noodles turun 26 persen dari AS.689.025 menjadi US$ 248.053.
Kinerja ekspor impor hasil pertanian juga mengalami penurunan yakni minyak atsiri turun 18 persen dari US$ 162.234 menjadi US$ 773.023, hasil laut/udang, minyak kelapa dan kopi robusta juga mengalami penurunan cukup drastis hingga mencapai 97 persen. Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan (nilai di atas US$ Juta) adalah biji kakao, hortikultura, kopi arabica, CPO, karet alam, hasil laut (non udang). Untuk hasil industri yakni moulding, ban kendaraan dan sarung tangan karet.
APBD
Dari tahun ke tahun, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumatera Utara terus meningkat.
Tahun Besaran APBD
2004 Rp 1.440.238.069.000,00
2005 Rp 1.645.876.354.000,00
2006 Rp 2.204.084.729.000,00
APBD 2006 memberikan alokasi Belanja publik Rp 1.577.946.416.580 (71,59%), sedangkan belanja aparatur Rp 626.138.312.420 (28,41%). Pos anggarannya antara lain:
Bidang Nilai
Pertanian Rp 54.544.588.580,00
Kesehatan Rp 131.338.927.000,00
Pendidikan dan Kebudayaan Rp 139.744.257.000,00

Pada tahun 2006 ditargetkan Rp2,087 triliun. Angka tersebut diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp1,354 triliun, dana perimbangan Rp723,65 miliar, dan Lain-lain. Pendapatan yang sah sebesar Rp23,915 miliar. Khusus sektor PAD terdiri dari pajak daerah Rp 1,270 triliun, retribusi daerah Rp 10,431 miliar, laba BUMD sebesar Rp 48,075 miliar, dan lain-lain pendapatan Rp 25,963 miliar. Perolehan dari dana perimbangan meliputi Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar Rp 183,935 miliar dan Dana Alokasi Umum Rp 539,718 miliar. Sedangkan perolehan dari Lain-lain Pendapatan yang Sah diperoleh dari Iuran Jasa Air Rp 8,917 miliar.
Seni dan budaya
Musik
Musik yang biasa dimainkan,cenderung tergantung dengan upacara-upacara adat yang diadakan, tetapi lebih dominan dengan genderangnya. Seperti pada Etnis Pesisir terdapat serangkaian alat musik yang dinamakan Sikambang.
Arsitektur
Dalam bidang seni rupa yang menonjol adalah arsitektur rumah adat yang merupakan perpaduan dari hasil seni pahat dan seni ukir serta hasil seni kerajinan. Arsitektur rumah adat terdapat dalam berbagai bentuk ornamen.Pada umumnya bentuk bangunan rumah adat pada kelompok adat batak melambangkan "kerbau berdiri tegak". Hal ini lebih jelas lagi dengan menghias pucuk atap dengan kepala kerbau.
Rumah adat suku bangsa Batak bernama Ruma Batak. Berdiri kokoh dan megah dan masih banyak ditemui di Samosir.
Rumah adat Karo kelihatan besar dan lebih tinggi dibandingkan dengan rumah adat lainnya. Atapnya terbuat dari ijuk dan biasanya ditambah dengan atap-atap yang lebih kecil berbentuk segitiga yang disebut "ayo-ayo rumah" dan "tersek". Dengan atap menjulang berlapis-lapis itu rumah Karo memiliki bentuk khas dibanding dengan rumah tradisional lainnya yang hanya memiliki satu lapis atap di Sumatera Utara.
Bentuk rumah adat di daerah Simalungun cukup memikat. Kompleks rumah adat di desa Pematang Purba terdiri dari beberapa bangunan yaitu rumah bolon,balai bolon,jemur,pantangan balai butuh dan lesung.
Bangunan khas Mandailing yang menonjol adalah yang disebut "Bagas Gadang" (rumah Namora Natoras) dan "Sopo Godang" (balai musyawarah adat).
Rumah adat Pesisir Sibolga kelihatan lebih megah dan lebih indah dibandingkan dengan rumah adat lainnya. Rumah adat ini masih berdiri kokoh di halaman Gedung Nasional Sibolga.
Tarian
Perbendaharaan seni tari tradisional meliputi berbagai jenis. Ada yang bersifat magis, berupa tarian sakral, dan ada yang bersifat hiburan saja yang berupa tari profan. Di samping tari adat yang merupakan bagian dari upacara adat, tari sakral biasanya ditarikan oleh dayu-datu. Termasuk jenis tari ini adalah tari guru dan tari tungkat. Datu menarikannya sambil mengayunkan tongkat sakti yang disebut Tunggal Panaluan.
Tari profan biasanya ialah tari pergaulan muda-mudi yang ditarikan pada pesta gembira. Tortor ada yang ditarikan saat acara perkawinan. Biasanya ditarikan oleh para hadirin termasuk pengantin dan juga para muda-mudi. Tari muda-mudi ini, misalnya morah-morah, parakut, sipajok, patam-patam sering dan kebangkiung. Tari magis misalnya tari tortor nasiaran, tortor tunggal panaluan. Tarian magis ini biasanya dilakukan dengan penuh kekhusukan.
Selain tarian Batak terdapat pula tarian Melayu seperti Serampang XII.
Kerajinan
Selain arsitektur,tenunan merupakan seni kerajinan yang menarik dari suku Batak. Contoh tenunan ini adalah kain ulos dan kain songket. Ulos merupakan kain adat Batak yang digunakan dalam upacara-upacara perkawinan, kematian, mendirikan rumah, kesenian,dsb. Bahan kain ulos terbuat dari benang kapas atau rami. Warna ulos biasanya adalah hitam, putih, dan merah yang mempunyai makna tertentu. Sedangkan warna lain merupakan lambang dari variasi kehidupan.
Pada suku Pakpak ada tenunan yang dikenal dengan nama oles. Bisanya warna dasar oles adalah hitam kecokelatan atau putih.
Pada suku Karo ada tenunan yang dikenal dengan nama uis. Bisanya warna dasar uis adalah biru tua dan kemerahan.
Pada suku Pesisir ada tenunan yang dikenal dengan nama Songket Barus. Biasanya warna dasar kerajinan ini adalah Merah Tua atau Kuning Emas.
Makanan khas
Makanan Khas di Sumatera Utara sangat bervariasi, tergantung dari daerah tersebut. Saksang dan Babi panggang sangat familiar untuk mereka yang melaksanakan pesta maupun masakan rumah.
Misalkan seperti didaerah Pakpak Dairi, Pelleng adalah makanan khas dengan bumbu yang sangat pedas.
Di tanah Batak sendiri adalah dengke naniarsik yang merupakan ikan yang digulai tanpa menggunakan kelapa. Untuk cita rasa, tanah Batak adalah surga bagi pecinta makanan santan dan pedas juga panas. PASITUAK NATONGGI atau uang beli nira yang manis adalah istilah yang sangat akrab disana, menggambarkan betapa dekatnya Tuak atau nira dengan kehidupan mereka.
Sumatera Barat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Akurasi Terperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Sumatera Barat


Lambang


Tuah Sakato

Peta lokasi Sumatera Barat
Koordinat
3º 50' LS - 1º 20' LU
98º 10' - 102º 10' BT

Dasar hukum
Tanggal penting
Ibu kota
Padang

Gubernur
Prof. DR. Irwan Prayitno, M.Sc (2010-2015)
Luas
42.297,30 km²
Penduduk
4.845.998 (2010)[1]

Kepadatan 114,6 jiwa/km²
Kabupaten
12
Kota
7
Kecamatan
147
Kelurahan/Desa
877
Suku Minangkabau (88,35%), Batak (4,42%), Jawa (4,15%), Mentawai (1,28%), Lain-lain (1,8%) [2]

Agama
Islam (98%), Kristen (1,6%), Buddha (0,26%), Hindu (0,01%)
Bahasa
Bahasa Minangkabau, Bahasa Melayu/ Bahasa Indonesia

Zona waktu
WIB

Lagu daerah
Ayam Den Lapeh, Kampuang Nan Jauah di Mato, Kambanglah Bungo, Minangkabau, Bareh Solok, Tinggalah Kampuang.

Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.sumbarprov.go.id

(?)

Sumatera Barat adalah sebuah provinsi yang terletak di pesisir barat pulau Sumatera, Indonesia dan merupakan provinsi terluas kesebelas di Indonesia dengan ibukota Padang.
Provinsi ini identik dengan kampung halaman Minangkabau,[3] dan pernah menjadi kawasan penghasil emas kemudian menjadi kawasan sentra produksi lada atau merica, serta memainkan peranan penting dalam perdagangan yang melibatkan para pedagang dari India, China, Arab, Portugis kemudian Inggris dan Belanda.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah
• 2 Kondisi dan sumber daya alam
o 2.1 Geografi
o 2.2 Keanekaragaman hayati
o 2.3 Sumber daya alam
• 3 Kependudukan
o 3.1 Suku bangsa
o 3.2 Bahasa
o 3.3 Agama
• 4 Pemerintahan
o 4.1 Perwakilan
o 4.2 Pemerintahan nagari
• 5 Pendidikan
• 6 Perekonomian
o 6.1 Tenaga kerja
o 6.2 Pertanian & Perkebunan
o 6.3 Industri
o 6.4 Jasa
o 6.5 Pertambangan
o 6.6 Ekspor & Impor
o 6.7 Keuangan & Perbankan
o 6.8 Transportasi
• 7 Pariwisata, Seni dan Budaya
o 7.1 Pariwisata
o 7.2 Musik
o 7.3 Tarian tradisional
o 7.4 Rumah Adat
o 7.5 Senjata Tradisional
o 7.6 Makanan
• 8 Pers dan media
• 9 Rujukan
• 10 Bacaan lainnya
• 11 Lihat pula
• 12 Pranala luar

[sunting] Sejarah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Sumatera Barat


Kediaman gubernur Westkust van Sumatra atau "pantai barat Sumatera" (litografi berdasarkan lukisan oleh Josias Cornelis Rappard, 1883-1889)
Kawasan Sumatera Barat pada masa lalu merupakan bagian dari Kerajaan Pagaruyung. Setelah perjanjian yang dibuat oleh pemuka Adat serta kerabat Yang Dipertuan Pagaruyung, dan berakhirnya Perang Padri, kawasan ini menjadi dalam pengawasan Belanda.[4]
Selanjutnya dalam perkembangan adminisitrasi pemerintahan kolonial Hindia Belanda, daerah ini tergabung dalam Gouvernement Sumatra's Westkust yang juga mencakup daerah Tapanuli, kemudian tahun 1905 wilayah Tapanuli menjadi Residentie Tapanuli selain Residentie Padangsche Benedenlanden dan Residentie Padangsche Bovenlanden. Kemudian di tahun 1914, Gouvernement Sumatra's Westkust, diturunkan statusnya menjadi Residentie Sumatra's Westkust dan di tahun 1935 wilayah Kerinci digabungkan ke dalam Residentie Sumatra's Westkust.[5]
Pada masa pendudukan tentara Jepang Residentie Sumatra's Westkust berubah nama menjadi Sumatora Nishi Kaigan Shu serta daerah Bangkinang dikeluarkan masuk ke dalam wilayah Riau Shu
Pada awal kemerdekaan Indonesia, wilayah Sumatera Barat tergabung dalam provinsi Sumatera yang berpusat di Bukittinggi. Provinsi Sumatera kemudian dipecah menjadi tiga, yakni Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Sumatera Barat merupakan bagian dari keresidenan didalam provinsi Sumatera Tengah beserta Riau dan Jambi.
Berdasarkan Undang-undang darurat nomor 19 tahun 1957, Sumatera Tengah kemudian dipecah lagi menjadi Sumatera Barat, Riau dan Jambi. Wilayah Kerinci yang sebelumnya tergabung dalam Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci, residensi Sumatera Barat, digabungkan ke dalam provinsi Jambi sebagai kabupaten tersendiri. Pada awalnya ibukota provinsi baru ini adalah Bukittinggi, namun kemudian dipindahkan ke Padang.
[sunting] Kondisi dan sumber daya alam
[sunting] Geografi


Danau Diatas, salah satu danau di Solok


Pulau sikuai, salah satu kawasan wisata bahari di Padang
Sumatera Barat berada di bagian barat tengah pulau Sumatera, memiliki dataran rendah di pantai barat, serta dataran tinggi vulkanik yang dibentuk Bukit Barisan membentang dari barat laut ke tenggara. Garis pantai provinsi ini seluruhnya bersentuhan dengan Samudera Hindia sepanjang 375 km. Kepulauan Mentawai yang terletak di Samudera Hindia dan beberapa puluh kilometer lepas pantai Sumatera Barat termasuk dalam provinsi ini.
Sumatera Barat memiliki beberapa danau diantaranya Maninjau (99,5 km²), Singkarak (130,1 km²), Diatas (31,5 km²), Dibawah (Dibaruh) (14,0 km²) dan Talang (5,0 km²).
Beberapa sungai besar di pulau Sumatera berhulu di provinsi ini, diantaranya Sungai Siak, Sungai Rokan, Sungai Inderagiri (disebut sebagai Batang Kuantan di bagian hulunya), Sungai Kampar dan Batang Hari. Semua sungai ini bermuara di pantai timur Sumatera, di provinsi Riau dan Jambi. Sementara sungai-sungai yang bermuara di pantai barat berjarak pendek. Beberapa di antaranya adalah Batang Anai, Batang Arau, dan Batang Tarusan.
Gunung-gunung di Sumatera Barat adalah Marapi (2.891 m), Sago (2.271 m), Singgalang (2.877 m), Tandikat (2.438 m), Talamau (2.912 m), Talang (2.572 m), Pasaman (2.190 m), Kelabu (2.179 m), Rasan (2.039 m), Mande Rubiah (2.430 m), Tambin (2.271 m), Ambun (2.060 m).
[sunting] Keanekaragaman hayati
Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan sumber keanekaragaman hayati. Sebagian besar wilayahnya masih merupakan hutan tropis alami dan dilindungi. Berbagai spesies langka masih dapat dijumpai, misalnya Rafflesia arnoldii (bunga terbesar di dunia), harimau sumatera, siamang, tapir, rusa, beruang, dan berbagai jenis burung dan kupu-kupu.
Terdapat dua Taman Nasional di provinsi ini, yaitu Taman Nasional Siberut yang terdapat di pulau Siberut (Kabupaten Kepulauan Mentawai) dan Taman Nasional Kerinci Seblat. Taman nasional terakhir ini wilayahnya membentang di empat provinsi: Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan.
Selain kedua Taman Nasional tersebut terdapat juga beberapa cagar alam lainnya, yaitu Cagar Alam Rimbo Panti, Cagar Alam Lembah Anai, Cagar Alam Batang Palupuh, Cagar Alam Air Putih di daerah Kelok Sembilan, Cagar Alam Lembah Harau, Cagar Alam Beringin Sakti dan Taman Raya Bung Hatta.
[sunting] Sumber daya alam
Batubara, batu besi, batu galena, timah hitam, seng, manganase, emas, batu kapur (semen), kelapa sawit, kakao, gambir dan perikanan.
[sunting] Kependudukan


Masjid Jami di Agam


Gereja Katholik peninggalan Belanda di Sawahlunto
[sunting] Suku bangsa
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Suku Minangkabau dan Suku Mentawai
Mayoritas penduduk Sumatera Barat merupakan suku Minangkabau. Di daerah Pasaman selain suku Minang berdiam pula suku Batak dan suku Mandailing. Suku Mentawai terdapat di Kepulauan Mentawai. Di beberapa kota di Sumatera Barat terutama kota Padang terdapat etnis Tionghoa, Tamil dan suku Nias dan di beberapa daerah transmigrasi (Sitiung, Lunang Silaut, Padang Gelugur dan lainnya) terdapat pula suku Jawa.
[sunting] Bahasa
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bahasa Minangkabau dan Bahasa Mentawai
Bahasa yang digunakan dalam keseharian ialah bahasa daerah yaitu Bahasa Minangkabau yang memiliki beberapa dialek, seperti dialek Bukittinggi, dialek Pariaman, dialek Pesisir Selatan dan dialek Payakumbuh. Di daerah Pasaman dan Pasaman Barat yang berbatasan dengan Sumatera Utara, dituturkan juga Bahasa Batak dan Bahasa Melayu dialek Mandailing. Sementara itu di daerah kepulauan Mentawai digunakan Bahasa Mentawai.
[sunting] Agama
Mayoritas penduduk Sumatera Barat beragama Islam. Selain itu ada juga yang beragama Kristen terutama di kepulauan Mentawai, serta Hindu dan Buddha.
Tahun 2008 2010
Jumlah penduduk 4.763.130 4.845.998
Sejarah kependudukan Sumatera Barat
Sumber:[1]

[sunting] Pemerintahan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar Gubernur Sumatera Barat dan Daftar kabupaten dan kota di Sumatera Barat
Provinsi Sumatera Barat dipimpin oleh seorang gubernur yang dipilih dalam pemilihan secara langsung bersama dengan wakilnya untuk masa jabatan 5 tahun. Gubernur selain sebagai pemerintah daerah juga berperan sebagai perwakilan atau perpanjangan tangan pemerintah pusat di wilayah provinsi yang kewenangannya diatur dalam Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2010.
Sementara hubungan pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten dan kota bukan subordinat, masing-masing pemerintahan daerah tersebut mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
[sunting] Perwakilan
Berdasarkan Pemilu Legislatif 2009, Sumatera Barat mengirimkan 14 wakil ke DPR RI dari dua daerah pemilihan dan empat wakil ke DPD. Sedangkan untuk DPRD Sumatera Barat tersusun dari perwakilan sepuluh partai, dengan perincian sebagai berikut:[6][7]
DPRD provinsi Sumatera Barat 2009-2014

Partai Kursi
Partai Demokrat
14
Partai Golkar
9
PAN
6
PKS
5
Partai Hanura
5
PPP
4
Partai Gerindra
4
PDI-P
3
PPP
3
PBR
2
Total 55
Sumber:[6]
*PKB kehilangan kursi yang didudukinya pada
periode 2004-2009.
[sunting] Pemerintahan nagari
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Nagari
Sampai tahun 1979 satuan pemerintahan terkecil di Sumatera Barat adalah nagari, yang sudah ada sebelum kemerdekaan Indonesia. Dengan diberlakukannya Undang-undang nomor 5 tahun 1979 tentang pemerintahan desa, status nagari dihilangkan diganti dengan desa, dan beberapa jorong ditingkatkan statusnya menjadi desa. Kedudukan wali nagari juga dihapus dan administrasi pemerintahan dijalankan oleh para kepala desa. Namun sejak bergulirnya reformasi pemerintahan dan otonomi daerah, maka sejak pada tahun 2001, istilah "Nagari" kembali digunakan di provinsi ini.
Pemerintahan nagari merupakan suatu struktur pemerintahan yang otonom, punya teritorial yang jelas dan menganut adat sebagai pengatur tata kehidupan anggotanya[8], sistem ini kemudian disesuaikan dengan konstitusi yang berlaku di Indonesia, sekarang pemerintah provinsi Sumatera Barat menetapakan pemerintah nagari sebagai pengelola otonomi daerah terendah untuk daerah kabupaten mengantikan istilah pemerintah desa yang digunakan sebelumnya. Sedangkan untuk nagari yang berada pada sistem pemerintahan kota masih sebagai lembaga adat belum menjadi bagian dari struktur pemerintahan daerah.
Nagari pada awalnya dipimpin secara bersama oleh para penghulu/datuk di nagari tersebut, kemudian pada masa pemerintah Hindia-Belanda dipilih salah seorang dari para penghulu tersebut untuk menjadi wali nagari. Kemudian dalam menjalankan pemerintahannya, wali nagari dibantu oleh beberapa orang kepala jorong atau wali jorong, namun sekarang dibantu oleh sekretaris nagari (setnag) dan beberapa pegawai negeri sipil (PNS) bergantung dengan kebutuhan masing-masing nagari. Wali nagari ini dipilih oleh anak nagari (penduduk nagari) secara demokratis dalam pemilihan langsung untuk 6 tahun masa jabatan.
Dalam sebuah nagari dibentuk Kerapatan Adat Nagari, yakni lembaga yang beranggotakan Tungku Tigo Sajarangan. Tungku Tigo Sajarangan merupakan perwakilan anak nagari yang terdiri dari Alim Ulama, Cadiak Pandai (kaum intelektual) dan Niniak Mamak para pemimpin suku dalam suatu nagari, sama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam sistem administrasi desa. Keputusan keputusan penting yang akan diambil selalu dimusyawarahkan antara wali nagari dan Tungku Tigo Sajarangan di Balai Adat atau Balairung Sari Nagari.
[sunting] Pendidikan
Sumatera Barat pernah menjadi pusat pendidikan di pulau Sumatera, terutama dalam pendidikan Islam dengan surau sebagai basis utama tempat pendidikan.[9] Pada masa kolonial penjajahan Belanda pendidikan Islam begitu dipinggirkan dibandingkan dengan pendidikan model Hindia Belanda yang dianggap lebih modern.[10]
Setelah pengakuan kemerdekaan Indonesia, di provinsi ini mulai banyak bermunculan lembaga pendidikan terutama sekitar tahun 1950-an.[5] Hampir di setiap kabupaten dan kota dalam provinsi ini telah memiliki perguruan tinggi, dan sebahagian besar berada di kota Padang.
[sunting] Perekonomian
Secara bertahap perekonomian Sumatera Barat mulai bergerak positif setelah mengalami tekanan akibat dampak gempa bumi tahun 2009 yang melanda kawasan tersebut. Dampak bencana ini terlihat pada triwulan IV-2009, dimana pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 0,90%. Namun demikian pertumbuhan ini relatif lebih baik dibandingkan perhitungan sebelumnya yang diperkirakan akan terjadi kontraksi 0,14%. Secara keseluruhan, pada tahun 2009 ekonomi Sumatera Barat tumbuh sebesar 4,16%, lebih baik dibandingkan perkiraan semula sebesar 3,92%. Dan pada triwulan I-2010 perekonomian Sumatera Barat diperkirakan akan dapat tumbuh sebesar 3,56%[11].
[sunting] Tenaga kerja
Sebagaimana di daerah lainnya di Indonesia, pengangguran juga merupakan masalah yang belum teratasi di Sumatera Barat. Terhitung pada Februari 2010, jumlah angkatan kerja Sumatera Barat mencapai 2.273.111 orang, bertambah 92.145 orang dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja pada Februari 2009 sebesar 2.180.966 orang. Selanjutnya jumlah penduduk yang bekerja di Sumatera Barat pada Februari 2010 telah mencapai 2.101.000 orang, bertambah sekitar 93.000 orang dibandingkan dengan keadaan Februari 2009 sebesar 2.008.000 orang. Sedangkan jumlah pengangguran pada Februari 2010 mengalami sedikit penurunan dibanding dengan keadaan pada Februari 2009 yaitu dari 172.253 orang menjadi 172.084 orang pada Februari 2010, dimana terjadi penurunan jumlah penganggur laki-laki dari 97.690 orang pada Februari 2009 menjadi 89.187 orang pada Februari 2010 namun sebaliknya terjadi peningkatan jumlah penganggur perempuan dari 74.563 orang pada Februari 2009 menjadi 82.897 orang pada Februari 2010[12].
[sunting] Pertanian & Perkebunan
Pada triwulan I-2010, sektor pertanian mengalami pertumbuhan relatif tinggi, didorong oleh menggeliatnya subsektor tanaman perkebunan. Pertumbuhan sektor pertanian diperkirakan dapat mencapai 6,41%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,87%[11].
[sunting] Industri
Industri Sumatera Barat didominasi oleh industri skala kecil/rumah tangga. Jumlah unit industri sebanyak 47.819 unit, terdiri dari 47.585 unit industri kecil dan 234 unit industri besar menengah, dengan perbandingan 203 : 1. Pada tahun 2001 investasi industri besar menengah mencapai Rp 3.052 milyar, atau 95,60% dari total investasi, sedangkan industri kecil investasinya hanya Rp. 1.412 milyar atau 4,40% saja dari total investasi. Nilai produksi industri besar menengah tahun 2001 mencapai Rp. 1.623 milyar, yaitu 60 % dari total nilai produksi, dan nilai produksi industri kecil hanya mencapai Rp. 1.090 milyar, atau 40% dari total nilai produksi[13].
[sunting] Jasa
Kembali bergeraknya perekonomian Sumatera Barat pasca gempa serta semakin pulihnya perekonomian global terutama zona Sumatera bagian tengah juga merupakan faktor pendorong bergeraknya kembali sektor jasa (7,38%)[11] walau tidak setinggi dibandingkan dengan pertumbuhan provinsi lain di sekitarnya.
[sunting] Pertambangan
Sumatera Barat memiliki potensi bahan tambang golongan A, B dan C. Bahan tambang golongan A, yaitu batu bara terdapat di kota Sawahlunto. Sedangkan Bahan tambang golongan B yang terdiri dari air raksa, belerang, pasir besi, tembaga, timah hitam dan perak menyebar di wilayah kabupaten Sijunjung, Dharmasraya, Solok, Solok Selatan, Lima Puluh Kota, Pasaman, dan Tanah Datar. Bahan tambang golongan C menyebar di seluruh kabupaten dan kota, sebagian besar terdiri dari pasir, batu dan kerikil[13].
[sunting] Ekspor & Impor
Karena masih tingginya harga CPO dan karet di pasar internasional, kondisi ini akan semakin meningkatkan kinerja net-ekspor Sumatera Barat yang memiliki komoditas unggulan CPO dari kelapa sawit dan karet. Dan hal ini juga akan berimplikasi pada semakin menggeliatnya subsektor perkebunan, sehingga pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan II-2010 secara umum akan mengalami peningkatan[11].
[sunting] Keuangan & Perbankan
Perkembangan berbagai indikator perbankan pada triwulan I-2010 menunjukkan perbaikan seiring dengan pemulihan kondisi ekonomi pasca gempa. Penyaluran kredit oleh bank umum di Sumbar menunjukkan arah positif, meskipun masih relatif terbatas dan tumbuh melambat. Proses intermediasi perbankan umum di Sumatera Barat berlangsung dengan baik, meskipun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan aset pada triwulan sebelumnya[11].
[sunting] Transportasi


Kelok Sembilan


Kereta api wisata melintasi Danau Singkarak
Transportasi udara dari dan ke Sumatera Barat saat ini melalui Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM). Bandar Udara kebanggaan masyarakat Sumatera Barat ini berada di kabupaten Padang Pariaman, lebih kurang 20 km dari pusat kota Padang. Bandar Udara ini mulai aktif beroperasi pada akhir tahun 2005 menggantikan Bandar Udara Tabing.
Transportasi darat untuk angkutan umum di kota Padang berpusat di Terminal Bingkuang Air Pacah. Terminal ini melayani kendaraan umum antar kota antar provinsi (AKAP) dan antar kota dalam provinsi (AKDP). Distribusi jalur antar kota dalam provinsi dari Terminal Bingkuang Air Pacah akan berakhir di terminal angkutan umum tiap kota atau kabupaten di Sumatera Barat. Sedangkan untuk kota Bukittinggi berpusat di Terminal Aua Kuniang, untuk kota Payakumbuh berpusat di Terminal Koto Nan Ampek, dan kota Solok berpusat di Terminal Bareh Solok.
Untuk transportasi darat lainnya, kereta api masih digunakan untuk jalur dari kota Padang sampai ke kota Sawahlunto, yang melalui kota Padangpanjang dan kota Solok, pada jalur ini, kereta api dipergunakan sebagai sarana pengangkutan batubara. Selain itu dari kota Padangpanjang ini juga ada jalur kereta api menuju ke kota Payakumbuh yang melewati kota Bukittinggi, namun sudah tidak aktif lagi. Sedangkan untuk jalur kereta api dari kota Padang menuju kota Pariaman, masih digunakan untuk angkutan penumpang.
Transportasi laut dari dan ke Sumatera Barat berpusat di Pelabuhan Teluk Bayur, kota Padang. Sedangkan untuk jarak dekat terutama untuk kapal ukuran sedang berpusat di Pelabuhan Muara, pelabuhan ini antara lain juga melayani transportasi menuju ke kabupaten Kepulauan Mentawai dengan menggunakan kapal feri atau speed boat. Pelabuhan ini juga menjadi tempat bersandar kapal-kapal pesiar (yacht) dan kapal-kapal nelayan.
[sunting] Pariwisata, Seni dan Budaya


Jembatan akar, objek turis yang potensial di Pesisir Selatan


Lembah Harau di Lima Puluh Kota
Berkas:Surf holiday in the Mentawai islands.jpg
Ombak Kepulauan Mentawai jadi tantangan para peselancar


Jam Gadang di Bukittinggi
[sunting] Pariwisata
Di propinsi ini bisa kita temui hampir semua jenis objek wisata alam seperti laut, pantai, danau, gunung dan ngarai, selain objek wisata budaya. Akomodasi hotel sudah mulai banyak mulai dari kelas melati sampai bintang empat. Agen tour & travel di bawah keanggotaan ASITA Sumatera Barat sudah lebih dari 100 buah. Untuk melengkapi fasilitas penunjang pariwisata, pemerintah juga menyediakan kereta wisata yang beroperasi pada jam-jam tertentu.
Objek-objek wisata yang dikunjungi para wisatawan diantaranya, Jembatan Akar di kecamatan Bayang; Rumah Gadang Mande Rubiah di Lunang; Istana Kerajaan Inderapura di kecamatan Pancung Soal; Pulau Cingkuk dengan peninggalan Benteng Portugis dan Puncak Langkisau di Painan, kabupaten Pesisir Selatan, Danau Maninjau dan Puncak Lawang Embum Pagi di kabupaten Agam, Lembah Anai; Istano Basa Pagaruyung, Danau Singkarak di kabupaten Tanah Datar, Danau Talang; Danau Diatas dan Danau Dibawah dikenal juga dengan sebutan Danau kembar di kabupaten Solok, Panorama Ngarai Sianok; Benteng Fort de Kock; Jam Gadang di kota Bukittinggi, Pantai Air Manis; Pantai Muaro; Pantai Caroline; Pulau Sikuai di kota Padang, Tempat wisata Harau di kabupaten Lima Puluh Kota, Tempat wisata Ngalau di kota Payakumbuh, Candi Padang; Prasasti Padang Roco di Kabupaten Dharmasraya, Pantai Kata; Pantai Gandoria di kota Pariaman, Pantai Arta; Malibo Anai di kabupaten Padang Pariaman.
Sementara itu berbagai informasi dan literatur sejarah mengenai Sumatera Barat dan kebudayaan Minangkabau secara umum dapat dijumpai di Pusat Dokumentasi Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM), yang terletak di tengah-tengah objek wisata Perkampungan Minangkabau (Minangkabau Village) di kota Padang Panjang. Di PDIKM terdapat berupa dokumentasi foto mikrograf surat kabar, pakaian tradisional, kaset rekaman lagu daerah, dokumentasi surat-surat kepemerintahan dan alur sejarah masyarakat Minangkabau secara terperinci khususnya semenjak abad 18 (periode penjajahan Belanda) hingga era 1980'an. Selain itu sumber literatur lain dapat ditelusuri di Perpustakaan KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde) dan di Perpustakaan Universitas Leiden, dua-duanya di Leiden, Belanda.
[sunting] Musik
Nuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Sumatera Barat yang dicampur dengan jenis musik apapun saat ini pasti akan terlihat dari setiap karya lagu yang beredar di masyarat. Hal ini karena musik Minang bisa diracik dengan aliran musik jenis apapun sehingga enak didengar dan bisa diterima oleh masyarakat. Unsur musik pemberi nuansa terdiri dari instrumen alat musik tradisional saluang, bansi, talempong, rabab, dan gandang tabuik.
Ada pula saluang jo dendang, yakni penyampaian dendang (cerita berlagu) yang diiringi saluang yang dikenal juga dengan nama sijobang[14].
Musik Minangkabau berupa instrumentalia dan lagu-lagu dari daerah ini pada umumnya bersifat melankolis. Hal ini berkaitan erat dengan struktur masyarakatnya yang memiliki rasa persaudaraan, hubungan kekeluargaan dan kecintaan akan kampung halaman yang tinggi ditunjang dengan kebiasaan pergi merantau.
Industri musik di Sumatera Barat semakin berkembang dengan munculnya seniman-seniman Minang yang bisa membaurkan musik modern ke dalam musik tradisional Minangkabau. Perkembangan musik Minang modern di Sumatera Barat sudah dimulai sejak tahun 1950-an ditandai dengan lahirnya Orkes Gumarang.
Elly Kasim, Tiar Ramon dan Yan Juned adalah penyanyi daerah Sumatera Barat yang terkenal di era 1970-an hingga saat ini.
Perusahaan-perusahaan rekaman di Sumatera Barat antara lain: Tanama Record, Planet Record, Pitunang Record, Sinar Padang Record, Caroline Record yang terletak di kota Padang dan Minang Record, Gita Virma Record yang terletak di kota Bukittinggi.
Saat ini para penyanyi, pencipta lagu, dan penata musik di Sumatera Barat bernaung dibawah organisasi PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi Pencipta lagu Penata musik Rekaman Indonesia) dan PARMI (Persatuan Artis Minang Indonesia).



Sebuah pertunjukan randai
[sunting] Tarian tradisional
Secara garis besar seni tari dari Sumatera Barat adalah dari adat budaya etnis Minangkabau dan etnis Mentawai. Kekhasan seni tari Minangkabau umumnya dipengaruhi oleh agama Islam, keunikan adat matrilineal dan kebiasan merantau masyarakatnya juga memberi pengaruh besar dalam jiwa sebuah tari tradisi yang bersifat klasik, diantaranya Tari Pasambahan, Tari Piring, Tari Payung dan Tari Indang. Sementara itu terdapat pula suatu pertunjukan khas etnis Minangkabau lainnya berupa perpaduan unik antara seni bela diri yang disebut silek dengan tarian, nyanyian dan seni peran (acting) yang dikenal dengan nama Randai[15].
Sedangkan untuk tarian khas etnis Mentawai disebut Turuk Laggai. Tarian Turuk Langai ini umumnya bercerita tentang tingkah laku hewan, sehingga judulnya pun disesuaikan dengan nama-nama hewan tersebut, misalnya tari burung, tari monyet, tari ayam, tari ular dan sebagainya[16].
[sunting] Rumah Adat


Istano Basa di Pagaruyung dibangun dengan arsitektur khas Minang
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Rumah Gadang dan Uma
Rumah adat Sumatera Barat khususnya dari etnis Minangkabau disebut Rumah Gadang. Rumah Gadang biasanya dibangun diatas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum tersebut secara turun temurun.[17] Tidak jauh dari komplek rumah gadang tersebut biasanya juga dibangun sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah dan tempat tinggal lelaki dewasa kaum tersebut namun belum menikah.
Rumah Gadang ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas dua bahagian muka dan belakang,[18] umumnya berbahan kayu, dan sepintas kelihatan seperti berbentuk rumah panggung dengan atap yang khas, menonjol seperti tanduk kerbau, masyarakat setempat menyebutnya Gonjong dan dahulunya atap ini berbahan ijuk sebelum berganti dengan atap seng. Rumah Bagonjong[19] ini menurut masyarakat setempat diilhami dari tambo, yang mengisahkan kedatangan nenek moyang mereka dengan kapal dari laut. Ciri khas lain rumah adat ini adalah tidak memakai paku besi tapi menggunakan pasak dari kayu, namun cukup kuat sebagai pengikat.[20]
Sementara etnis Mentawai juga memiliki rumah adat yang berbentuk rumah panggung besar dengan tinggi lantai dari tanah mencapai satu meter yang disebut dengan uma.[21] Uma ini dihuni oleh secara bersama oleh lima sampai sepuluh keluarga. Secara umum konstruksi uma ini dibangun tanpa menggunakan paku, tetapi dipasak dengan kayu serta sistem sambungan silang bertakik.
[sunting] Senjata Tradisional
Senjata tradisional Sumatera Barat adalah Keris. Keris biasanya dipakai oleh kaum laki-laki dan diletakkan di sebelah depan, dan umumnya dipakai oleh para penghulu terutama dalam setiap acara resmi ada terutama dalam acara malewa gala atau pengukuhan gelar, selain itu juga biasa dipakai oleh para mempelai pria dalam acara majlis perkawinan yang masyarakat setempat menyebutnya baralek. Berbagai jenis senjata juga pernah digunakan seperti tombak, pedang panjang, panah, sumpit dan sebagainya.
[sunting] Makanan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Masakan Padang dan Makanan tradisional Sumatera Barat
Dalam dunia kuliner, Sumatera Barat terkenal dengan masakan Padang dan restoran Padang. Masakan Padang terkenal dengan citarasa yang pedas, serta dapat ditemukan hampir di seluruh penjuru Nusantara, bahkan sampai ke luar negeri[22].
Beberapa contoh makanan dari Sumatera Barat yang sangat populer adalah Rendang, Sate Padang, Dendeng Balado, Itiak Lado Mudo, Soto Padang, dan Bubur Kampiun.
Selain itu, Sumatera Barat juga memiliki ratusan resep, seperti kipang kacang, bareh randang, dakak-dakak, rakik maco, pinyaram, dan Karupuak Balado.
Setiap kawasan di Sumatera Barat, memiliki makanan sebagai ciri khas daerah, yang biasa dijadikan sebagai buah tangan (oleh-oleh) misalnya: kota Padang terkenal dengan bengkuang, kota Padangpanjang terkenal dengan pergedel jaguang, kota Bukittinggi dengan karupuak sanjai, kota Payakumbuh dengan galamai.
[sunting] Pers dan media
Hampir keseluruhan saluran stasiun televisi nasional telah dapat menjangkau kawasan Sumatera Barat. Selain itu provinsi ini juga memiliki beberapa stasiun televisi lokal, seperti TVRI Sumatera Barat, Padang TV, Minang Televisi, TV E, Favorit TV dan Bukittinggi Televisi (BiTV).
Rata-rata disetiap kabupaten dan kota di provinsi ini telah memiliki pemancar radio selain milik pemerintah juga swasta, seperti RRI Padang, Radio Classy FM, Radio Jelita FM, Radio SK FM, Radio Fanesa 5 FM dan sebagainya.
Sumatera Barat juga banyak memiliki media cetak jenis surat diantaranya ANTARA (Kantor Berita Indonesia) Biro Sumbar,[23] Harian Padang Ekspres, Harian Haluan, Harian Singgalang dan lain-lain. Media cetak tersebut juga tersedia dan dapat diakses secara online melalui internet.
Pada awalnya Sumatera Courant merupakan koran pertama yang terbitkan di Sumatera Barat oleh pemerintah Hindia-Belanda pada tahun 1862. Selanjutnya tahun 1877 terbit Padangsche Handelsblad milik swasta. Kedua surat kabar ini menggunakan bahasa Belanda, dan baru pada tahun 1890 terbit surat kabar bulanan Pelita Kecil yang telah menggunakan bahasa Melayu.[24]
Sumatera Barat Pusat pemerintahan: Kota Padang Kabupaten
Agam • Dharmasraya • Lima Puluh Kota • Kepulauan Mentawai • Padang Pariaman • Pasaman • Pasaman Barat • Pesisir Selatan • Sijunjung • Solok • Solok Selatan • Tanah Datar
Kota
Bukittinggi • Padang • Padangpanjang • Pariaman • Payakumbuh • Sawahlunto • Solok

Riau
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Akurasi Terperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Untuk provinsi Kepulauan Riau, lihat Kepulauan Riau.
Untuk kegunaan lain dari Riau, lihat Riau (disambiguasi).
Riau


Lambang




Peta lokasi Riau
Koordinat
1º 15' LS - 4º 45' LU
100º 03' - 109º 19' BT

Dasar hukum
Tanggal penting 9 Agustus 1957 (hari jadi)

Ibu kota
Pekanbaru

Gubernur
Rusli Zainal

Luas
87.023,66 km²[1]

Penduduk
5.543.031 jiwa (2010) [2]

Kepadatan
Kabupaten
10
Kota
2
Kecamatan

Kelurahan/Desa

Suku Melayu (37,74%), Jawa (25,05%), Minangkabau (11,26%), Batak (7,31%), Banjar (3,78%), Tionghoa (3,72%), Bugis (2,27%), Lain-lain (8,87%) [3]

Agama
Islam (88%), Protestan (1%), Katolik (5%), Buddha (6%), Hindu (0,2%)

Bahasa
Bahasa Melayu, Bahasa Indonesia

Zona waktu
WIB

Lagu daerah
Lancang Kuning, Soleram, Langgam Melayu, Kutang Barendo, Lenggang Kangkung, Ayam Putih Pungguk, Hymne Melayu, Satelit Zapin, Zapin Laksmana Raja di Laut, Zapin Pantai Solop, Gulai Kokek Asam Durian, Tuanku Tambusai,
Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: http://www.riau.go.id

(?)

Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia, dengan kawasan terletak pada bagian tengah pulau Sumatera dengan ibu kota Pekanbaru.
Provinsi ini termasuk salah satu provinsi terkaya di Indonesia dengan mengandalkan hasil dari minyak bumi dan gas.[4]
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah
• 2 Kondisi dan sumber daya alam
o 2.1 Geografi
o 2.2 Sumber daya alam
• 3 Kependudukan
o 3.1 Suku Bangsa
o 3.2 Bahasa
o 3.3 Agama
• 4 Pemerintahan
• 5 Pendidikan
• 6 Perekonomian
o 6.1 Pertanian & perkebunan
o 6.2 Hutan & ikan
o 6.3 Industri
o 6.4 Pertambangan
o 6.5 Transportasi
o 6.6 Keuangan & Perbankan
• 7 Pariwisata, Seni dan Budaya
o 7.1 Wisata Alam
 7.1.1 Pulau Jemur
 7.1.2 Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT)
 7.1.3 Pantai Rupat Utara Tanjung Medang
 7.1.4 Air Terjun Aek Martua
 7.1.5 Objek Wisata Bono
 7.1.6 Wisata Bahari di Kabupaten Siak
o 7.2 Wisata Budaya
 7.2.1 Upacara Bakar Tongkang
 7.2.2 Mesjid Raya Pekanbaru
 7.2.3 Istana Siak Sri Indrapura
 7.2.4 Candi Muara Takus
 7.2.5 Benteng Tujuh Lapis
• 8 Rujukan
• 9 Lihat pula
• 10 Galeri
• 11 Pranala luar

[sunting] Sejarah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Riau
Secara etimologi, asal kata Riau terdapat bermacam pendapat, Rio dalam bahasa Portugis dapat bermaksud sungai,[5] dan tercatat pada tahun 1514, ada sebuah ekspedisi militer Portugis dikirim menelusuri sungai Siak dengan tujuan mencari lokasi dari sebuah kerajaan yang diyakini mereka ada pada kawasan sungai tersebut.[6]
Pada awal kemerdekaan Indonesia, wilayah Riau tergabung dalam provinsi Sumatera yang berpusat di Medan. Kemudian provinsi Sumatera dimekarkan menjadi tiga provinsi, yakni Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Selanjutnya pada tahun 1957, berdasarkan Undang-undang darurat nomor 19 tahun 1957, provinsi Sumatera Tengah kembali dimekarkan atas 3 provinsi yaitu Riau, Jambi dan Sumatera Barat. Berdasarkan Kepmendagri nomor Desember 52/I/44-25, pada tanggal 20 Januari 1959, kota Pekanbaru resmi menjadi ibu kota provinsi Riau mengantikan kota Tanjung Pinang.
Pada tahun 2002, berdasarkan Undang-undang nomor 25 tahun 2002, provinsi Riau juga dimekarkan lagi atas 2 provinsi yaitu Riau dan Kepulauan Riau. Sehingga wilayah administrasi provinsi Riau selanjutnya adalah dikurangi dengan wilayah provinsi Kepulauan Riau sekarang.[7]
[sunting] Kondisi dan sumber daya alam
[sunting] Geografi
Luas wilayah provinsi Riau adalah 87.023,66 km². Keberadaannya membentang dari lereng Bukit Barisan sampai Selat Malaka, dengan iklim tropis basah dan rata-rata curah hujan berkisar antara 2000-3000 milimeter per tahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau serta musim hujan. Rata-rata hujan per tahun sekitar 160 hari.
[sunting] Sumber daya alam
Provinsi ini memiliki sumber daya alam, baik kekayaan yang terkandung di perut bumi, berupa minyak bumi dan gas, serta emas, maupun kekayaan hasil hutan dan perkebunannya, belum lagi kekayaan sungai dan lautnya. Seiring otonomi daerah, secara bertahap mulai diterapkan sistem bagi hasil atau perimbangan keuangan. Aturan baru dari pemerintahan reformasi, memberi batasan dan aturan tegas mengenai kewajiban penanam modal, pemanfaatan sumber daya dan bagi hasil dengan lingkungan sekitar.
[sunting] Kependudukan
Jumlah penduduk provinsi Riau berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Riau tahun 2010 sebesar 5.543.031 jiwa. Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah Kota Pekanbaru dengan jumlah penduduk 903.902 jiwa, sedangkan Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kabupaten Kepulauan Meranti sebesar 176.371 jiwa.
[sunting] Suku Bangsa
Penduduk provinsi Riau terdiri dari bermacam-macam suku bangsanya. Mereka bermukim di wilayah perkotaan dan di pedesaan di seluruh pelosok provinsi Riau. Adapun etnis-etnis yang terdapat di provinsi Riau antara lain Melayu, Jawa, Minangkabau, Tionghoa, Mandailing, Batak, Bugis, Aceh, Sunda, Banjar, dan Flores.
Suku Melayu merupakan suku mayoritas di provinsi ini dan terdapat pada setiap kabupaten dan kota, suku Jawa dan Sunda pada umumnya banyak berada pada kawasan transmigran. Sementara etnis Minangkabau umumnya menjadi pedagang dan banyak bermukim pada kawasan perkotaan seperti Pekanbaru, Dumai, serta terdapat juga di Kampar, Kuantan Singingi, dan Rokan Hulu. Begitu juga orang Tionghoa pada umumnya sama dengan etnis Minangkabau yaitu menjadi pedagang dan bermukim pada kawasan perkotaan serta banyak juga terdapat pada kawasan pesisir timur seperti di Bagansiapiapi, Selatpanjang, Pulau Rupat dan Bengkalis. Suku Bugis umumnya banyak terdapat di kabupaten Indragiri Hilir, terutama di Tembilahan.
Selain itu di provinsi ini masih terdapat sekumpulan masyarakat terasing di kawasan pedalaman dan bantaran sungai seperti Orang Sakai, Suku Akit, Suku Talang Mamak, dan Suku Laut.
[sunting] Bahasa
Bahasa pengantar masyarakat provinsi Riau pada umumnya menggunakan Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Penggunaan Bahasa Minang secara luas juga digunakan oleh penduduk di provinsi ini. Selain itu bahasa Hokkien juga masih banyak digunakan di kalangan masyarakat Tionghoa, terutama yang bermukim di daerah seperti Selatpanjang, Bengkalis, dan Bagansiapiapi.
[sunting] Agama
Dilihat dari komposisi penduduk provinsi Riau yang penuh kemajemukan dengan latar belakang sosial budaya, bahasa dan agama yang berbeda, pada dasarnya merupakan aset bagi daerah Riau sendiri. Agama-agama yang dianut penduduk provinsi ini sangat beragam, diantaranya Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Berbagai sarana dan prasarana peribadatan bagi masyarakat Riau sudah terdapat di provinsi ini, seperti Mesjid Agung An-nur, Mesjid Raya di Pekanbaru, dan Masjid Raya Rengat bagi umat muslim. Bagi umat Katolik/Protestan diantaranya terdapat Gereja Santa Maria A Fatima, Gereja HKBP di Pekanbaru, GBI Dumai, Gereja Kalam Kudus di Selatpanjang. Bagi umat Buddha/Tridarma adalah Vihara Dharma Loka dan Vihara Cetia Tri Ratna di Pekanbaru, Vihara Sejahtera Sakti di Selatpanjang, Kelenteng Ing Hok Kiong di Bagansiapiapi. Bagi Umat Hindu adalah Pura Agung Jagatnatha di Pekanbaru.
[sunting] Pemerintahan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar gubernur Riau dan Daftar kabupaten dan kota di Riau
Berdasarkan surat keputusan Presiden tertanggal 27 Februari 1958 nomor 258/M/1958 diangkat Mr. S.M. Amin, sebagai Gubernur pertama provinsi Riau yang dilantik pada tanggal 5 Maret 1958 di Tanjung Pinang yang sebelum menjadi ibukota dari provinsi Riau.
[sunting] Pendidikan
Riau mempunyai beberapa perguruan tinggi, di antaranya Universitas Riau [1], Universitas Islam Riau, Universitas Islam Negri SUSKA (Sultan Syarif Kasim), Universitas Lancang Kuning, Universitas Muhammadiyah Riau. Selain itu juga terdapat Politeknik Caltex Riau [2] dan Lembaga pendidikan dan pelatihan.
[sunting] Perekonomian
[sunting] Pertanian & perkebunan
Perkebunan yang berkembang adalah perkebunan karet dan perkebunan kelapa sawit, baik itu yang dikelola oleh negara ataupun oleh rakyat. Selain itu juga terdapat perkebunan jeruk dan kelapa. Untuk luas lahan perkebunan kelapa sawit saat ini propinsi Riau telah memiliki lahan seluas 1.34 juta hektar. Selain itu telah terdapat sekitar 116 pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) yang beroperasi dengan produksi coconut palm oil (CPO) 3.386.800 ton per tahun.
[sunting] Hutan & ikan


Deforestasi di Indragiri Hulu
Pembangunan kehutanan pada hakekatnya mencakup semua upaya memanfaatkan dan memantapkan fungsi sumber daya alam hutan dan sumber daya alam hayati lain serta ekosistemnya, baik sebagai pelindung dan penyangga kehidupan dan pelestarian keanekaragaman hayati maupun sebagai sumber daya pembangunan. Namun dalam realitanya tiga fungsi utamanya sudah hilang, yaitu fungsi ekonomi jangka panjang, fungsi lindung dan estetika sebagai dampak kebijakan pemerintah yang lalu.
Hilangnya ketiga fungsi diatas mengakibatkan semakin luasnya lahan kritis yang diakibatkan oleh pengusahaan hutan yang mengabaikan aspek kelestarian. Efek selanjutnya adalah semakin menurunnya produksi kayu hutan non HPH, sementara upaya reboisasi dan penghijauan belum optimal dilaksanakan. Masalah lain yang sangat merugikan tidak saja provinsi Riau pada khususnya tapi Indonesia pada umumnya, adalah masalah ilegal logging yang menyebabkan berkurangnya kawasan hutan serta masalah pengerukan pasir secara liar.
[sunting] Industri
Pada provinsi ini terdapat beberapa perusahaan berskala internasional yang bergerak di bidang minyak bumi dan gas serta pengolahan hasil hutan dan sawit. Selain itu terdapat juga industri pengolahan kopra dan karet.
Beberapa perusahaan besar tersebut diantaranya Chevron Pacific Indonesia anak perusahaan Chevron Corporation, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk di Perawang, dan PT. Riau Andalan Pulp & Paper di Pangkalan Kerinci
[sunting] Pertambangan
Hasil pertambangan provinsi Riau adalah Minyak bumi, Gas, dan Batu Bara.
[sunting] Transportasi
Provinsi Riau merupakan satu-satunya propinsi yang mempunyai BUMD di bidang transportasi udara yakni PT. Riau Airlines, yang bertujuan untuk melayani daerah-daerah yang sulit dijangkau melalui jalan darat maupun laut. Riau Airlines mengoperasikan Fokker-50 buatan Belanda sebanyak 5 armada, dan tahun 2008 perusahaan ini menambah 2 armada lagi dengan jenis Avro-RJ 100.
[sunting] Keuangan & Perbankan
Untuk bidang perbankkan di propinsi sangat berkembang pesat, ini ditandai banyaknya bank swasta dan BPR, selain bank milik pemerintah daerah seperti Bank Riau.
[sunting] Pariwisata, Seni dan Budaya
[sunting] Wisata Alam
Provinsi Riau sebenarnya memiliki bermacam-macam kawasan pariwisata alam diantaranya yaitu :
[sunting] Pulau Jemur
Terletak lebih kurang 45 mil dari ibukota Kabupaten Rokan Hilir, Bagansiapiapi, dan 45 mil dari negara tetangga yakni Malaysia, sedangkan provinsi Sumatera Utara merupakan provinsi yang terdekat dari Pulau Jemur. Pulau Jemur sebenarnya merupakan gugusan pulau-pulau yang terdiri dari beberapa buah pulau antara lain, pulau Tekong Emas, pulau Tekong Simbang, pulau Labuhan Bilik serta pulau-pulau kecil lainnya. Pulau-pulau yang terdapat di pulau Jemur ini berbentuk lingkaran sehingga bagian tengahnya merupakan laut yang tenang. Pada musim angin barat laut tiba, gelombang laut di Selat Malaka sangat besar, dan biasanya nelayan-nelayan setempat berlindung di bagian tengah pulau Jemur, karena air laut pada kawasan tersebut tenang. Setelah gelombang laut mengecil atau badai berkurang barulah para nelayan keluar untuk memulai aktivitas menangkap ikan kembali. Pulau Jemur memiliki pemandangan dan panorama alam yang indah, selain itu Pulau Jemur ini amat kaya dengan hasil lautnya, serta pulau ini dimanfaatkan oleh penyu untuk menyimpan telurnya di bawah lapisan pasir-pasir pantai. Selain itu pada pulau Jemur juga terdapat beberapa potensi wisata lain diantaranya adalah Goa Jepang, Mercusuar, sisa-sisa pertahanan Jepang, batu Panglima Layar, taman laut dan pantai berpasir kuning emas.
[sunting] Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT)
TNBT memiliki luas 144.223 Ha, dengan ekosistem hutan hujan tropika dataran rendah (lowland tropical rain forest), kawasan ini merupakan peralihan antara hutan rawa dan hutan pegunungan dengan ekosistem yang unik dan berbeda dibandingkan dengan kawasan taman nasional lainnya yang ada di Indonesia. Bukit Tiga Puluh merupakan hamparan perbukitan yang terpisah dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan dan berbatasan dengan provinsi Jambi, daerah ini merupakan daerah tangkapan air (catchment area) sehingga membentuk sungai-sungai kecil dan merupakan hulu dari sungai-sungai besar di daerah sekitarnya. Beberapa jenis fauna yang dapat dijumpai di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh antara lain : Harimau Sumatera, Beruang Madu, Tapir, Siamang, Kancil, Babi Hutan, Burung Rangkong, Kuaw, dan berbagai jenis satwa lainnya. Sedangkan jenis flora langka yang diduga endemik di kawasan tersebut adalah Cendawan Muka Rimau (Rafflesia haseltii). Selain merupakan habitat dari berbagai jenis flora dan fauna langka dan dilindungi, kawasan TNBT juga merupakan tempat hidup dan bermukim beberapa komunitas masyarakat terasing seperti Talang Mamak, Anak Rimba dan Melayu Tua.
[sunting] Pantai Rupat Utara Tanjung Medang
Berlokasi di Kecamatan Rupat, Pulau Rupat. Kawasan Pantai Pasir Panjang terdiri atas Tanjung Medang, Teluk Rhu dan Tanjung Punak di Kecamatan Rupat dan berhadapan langsung dengan Kota Dumai, dengan mudah dapat dicapai karena dari Dumai tersedia transportasi laut untuk penumpang umum. Pasir di pantai ini berwarna putih dan bersih yang memungkinkan pengunjung untuk mandi, berjemur, berolahraga air, rekreasi keluarga dan bersantai menikmati kejernihan air lautnya dengan ombak yang sedang.
[sunting] Air Terjun Aek Martua
Terletak di kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu merupakan air terjun bertingkat-tingkat, sehingga sering pula disebut air terjun tangga seribu, dapat ditempuh melalui jalan darat, kira-kira 2/3 dari bawah terdapat kuburan pertapa Cipogas dengan air terjun yang bertingkat-tingkat dan sungguh mengagumkan untuk dinikmati.
[sunting] Objek Wisata Bono
Terletak di Desa Teluk Meranti, sepanjang Sungai Kampar dan Sungai Rokan. Bono adalah fenomena alam yang datang sebelum pasang. Air laut mengalir masuk dan bertemu dengan air sungai Kampar sehingga terjadi gelombang dengan kecepatan yang cukup tinggi, dan menghasilkan suara seperti suara guntur dan suara angin kencang. Pada musim pasang tinggi, gelombang sungai Kampar bisa mencapai 4-6 meter, membentang dari tepi ke tepi menutupi keseluruhan badan sungai. Peristiwa ini terjadi setiap hari, siang maupun malam hari. Hal yang menarik turis ke objek wisata ini adalah kegiatan berenang, memancing, naik sampan, dan kegiatan lainnya.
[sunting] Wisata Bahari di Kabupaten Siak
yaitu Danau Pulau Besar terletak di Desa Zamrud, Kecamatan Siak Sri Indrapura, dengan luas sekitar 28.000 Ha, dan Danau Naga di Sungai Apit. Danau Bawah dan Danau Pulau Besar terletak dekat lapangan minyak Zamrud, Kecamatan Siak, memiliki panorama indah yang mengagumkan dan menarik. Di sekitar danau masih ditemukan hutan yang masih asli. Kondisi danau maupun hutan di sekitar danau berstatus Suaka Marga Satwa yang luasnya mencapai 2.500 hektar, dimana masih terdapat berbagai aneka jenis satwa dan tumbuhan langka. Sumber daya hayati yang terdapat di danau ini seperti pinang merah, ikan arwana dan ikan Balido yang termasuk dilindungi. Keanekaragaman jenis satwa liar di Suaka Marga Satwa danau Pulau Besar dan danau Bawah merupakan kekayaan tersendiri sebagai objek wisata tirta di Riau Daratan.
[sunting] Wisata Budaya
Provinsi Riau memiliki berbagai wisata budaya maupun keagamaan. Beberapa contoh wisata budaya yang terkenal dari daerah ini yaitu :
[sunting] Upacara Bakar Tongkang
Upacara Bakar Tongkang adalah wisata budaya unggulan Provinsi Riau dari Kabupaten Rokan Hilir (Rohil). Upacara Bakar Tongkang telah menjadi wisata nasional bahkan internasional. Upacara Bakar Tongkang adalah upacara tradisional masyarakat Tionghoa di Ibu Kota kabupaten Rokan Hilir yakni Bagansiapiapi.
Ritual Bakar Tongkang merupakan kisah pelayaran masyarakat keturunan Tionghoa yang melarikan diri dari si penguasa Siam di daratan Indo China pada abad ke-19. Didalam kapal yang di pimpin Ang Mie Kui, terdapat patung Dewa Kie Ong Ya dan lima dewa, dimana panglimanya disebut Taisun Ong Ya. Patung -patung dewa ini mereka bawa dari tanah Tiongkok, dan menurut keyakinan mereka bahwa dewa tersebut akan memberikan keselamatan dalam pelayaran, hingga akhirnya mereka menetap di Bagansiapiapi.
Untuk menghormati dan mensyukuri kemakmuran dan keselamatan yang mereka peroleh dari hasil laut sebagai mata pencaharian utama masyarakat Tionghoa Bagansiapiapi, maka mereka membakar wangkang (tongkang) yang dilakukan setiap tahun. Sedangkan prosesi sembahyang dilaksanakan pada tanggal 15 dan 16 bulan 5 tahun Imlek / penanggalan China.
[sunting] Mesjid Raya Pekanbaru
Mesjid Raya dan Makan Marhum Bukit serta Makam Marhum Pekan. Mesjid Raya Pekanbaru terletak di Kecamatan Senapelan memiliki arsitektur tradisional yang amat menarik dan merupakan mesjid tertua di Kota Pekanbaru. Mesjid ini dibangun pada abad 18 dan sebagai bukti Kerajaan Siak pernah berdiri di kota ini pada masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Muazzam Syah dan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah sebagai sultan keempat dan kelima dari Kerajaan Siak Sri Indrapura. Di areal Mesjid terdapat sumur mempunyai nilai magis untuk membayar zakat atau nazar yang dihajatkan sebelumnya. Masih dalam areal kompleks mesjid kita dapat mengunjungi makam Sultan Marhum Bukit dan Marhum Pekan sebagai pendiri kota Pekanbaru. Marhum Bukit adalah Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (Sultan Siak ke-4) memerintah tahun 1766 – 1780, sedangkan Marhum Bukit sekitar tahun 1775 memindahkan ibukota kerajaan dari Mempura Siak ke Senapelan dan beliau mangkat tahun 1780.
[sunting] Istana Siak Sri Indrapura
Istana Kerajaan Siak adalah sebuah kerajaan Melayu Islam yang terbesar di Daerah Riau, mencapai masa jayanya pada abad ke 16 sampai abad ke 20. Dalam silsilah Sultan-sultan Kerajaan Siak Sri Indrapura dimulai pada tahun 1725 dengan 12 sultan yang pernah bertahta. Kini, sebagai bukti sejarah atas kebesaran kerajaan Melayu Islam di Daerah Riau, dapat kita lihat peninggalan kerajaan berupa kompleks Istana Kerajaan Siak yang dibangun oleh Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1889 dengan nama ASSIRAYATUL HASYIMIAH lengkap dengan peralatan kerajaan. Sekarang Istana Kerajaan Siak Sri Indrapura dijadikan tempat penyimpanan benda-benda koleksi kerajaan antara lain : Kursi Singgasana kerajaan yang berbalut (sepuh) emas, Duplikat Mahkota Kerajaan, Brankas Kerajaan, Payung Kerajaan, Tombak Kerajaan, Komet sebagai barang langka dan menurut cerita hanya ada dua di dunia dan lain-lain. Di samping Istana kerajaan terdapat pula istana peraduan.
[sunting] Candi Muara Takus


Candi Muara Takus
Terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar atau jaraknya kurang lebih 135 kilometer dari Kota Pekanbaru. Jarak antara kompleks candi ini dengan pusat desa Muara Takus sekitar 2,5 kilometer dan tak jauh dari pinggir sungai Kampar Kanan. Kompleks candi ini dikelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter, diluar arealnya terdapat pula tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi kompleks ini sampai ke pinggir sungai Kampar Kanan. Di dalam kompleks ini terdapat pula bangunan candi Tua, candi Bungsu dan Mahligai Stupa serta Palangka. Bahan bangunan candi terdiri dari batu pasir, batu sungai dan batu bata. Menurut sumber tempatan, batu bata untuk bangunan ini dibuat di desa Pongkai, sebuah desa yang terletak di sebelah hilir kompleks candi. Bekas galian tanah untuk batu bata itu sampai saat ini dianggap sebagai tempat yang sangat dihormati penduduk. Untuk membawa batu bata ke tempat candi, dilakukan secara beranting dari tangan ke tangan. Cerita ini walaupun belum pasti kebenarannya memberikan gambaran bahwa pembangunan candi itu secara bergotong royong dan dilakukan oleh orang ramai.Selain dari candi Tua, candi Bungsu, Mahligai Stupa dan Palangka, di dalam kompleks candi ini ditemukan pula gundukan yang diperkirakan sebagai tempat pembakaran tulang manusia. Diluar kompleks ini terdapat pula bangunan-bangunan (bekas) yang terbuat dari batu bata, yang belum dapat dipastikan jenis bangunannya. Kompleks candi Muara Takus, satu-satunya peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Riau. Candi yang bersifat budhistis ini merupakan bukti pernahnya agama Budha berkembang di kawasan ini beberapa abad yang silam. Kendatipun demikian, para pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti kapan candi ini didirikan. Ada yang mengatakan abad kesebelas, ada yang mengatakan abad keempat, abad ketujuh, abad kesembilan dan sebagainya. Tapi jelas kompleks candi ini merupakan peninggalan sejarah masa silam.
[sunting] Benteng Tujuh Lapis
Terletak di daerah Dalu-dalu, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu. Benteng tanah yang dibuat masyarakat dalu-dalu pada zaman penjajahan Belanda atas petuah Tuanku Tambusai di atas bumbun tanah ditanam bambu atau aur berduri. Bekas benteng tersebut ditinggalkan Tuanku Tambusai pada tanggal 28 Desember 1839. Disekitar daerah dalu-dalu ini juga terdapat beberapa benteng-benteng yang disebut Kubu.
Jambi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Untuk kegunaan lain dari Jambi, lihat Jambi (disambiguasi).
Jambi


Lambang


"Sepucuk Jambi Sembilan Lurah"

Peta lokasi Jambi
Koordinat
2º 45' - 0º 45' LS
101º 0' - 104º 55' BT[1]

Dasar hukum UU No. 61 tahun 1958

Tanggal penting 25 Juni 1958

Ibu kota
Kota Jambi

Gubernur
Hasan Basri Agus

Luas
53.435,72 km²
darat 53.010,22 km², air 425,5 km²
Penduduk
3.088.618 jiwa (2010) [2]

Kepadatan 48,59 jiwa/km²
Kabupaten
9
Kota
2
Kecamatan
76
Kelurahan/Desa
1.189
Suku Melayu (37,87%), Jawa (27,64%), Kerinci (10,56%), Minangkabau (5,47%), Banjar (3,47%), Sunda (2,62%), Bugis (2,59%), Lain-lain (9,78%) [3]

Agama
Islam (98,4%), Kristen (1,1%), Budha (0,36%), Hindu (0,12%)

Bahasa
Melayu Jambi, Jambi Seberang, Jambi Kota, Kerinci

Zona waktu
WIB

Lagu daerah
Injit-injit Semut, Pinang Muda, Mak inang, Tanduklah Lancip, Batanghari, Angso Duo
Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: http://www.jambiprov.go.id/

(?)

Jambi adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di pesisir timur di bagian tengah Pulau Sumatera. Jambi juga merupakan nama sebuah kota di provinsi ini yang merupakan kota ibukota provinsi. Jambi adalah satu dari tiga provinsi di Indonesia yang ibukotanya bernama sama dengan nama provinsinya, selain Bengkulu dan Gorontalo. Jambi merupakan tempat berasalnya Bangsa Melayu yaitu dari Kerajaan Malayu di Batang Hari Jambi. Bahasa Melayu Jambi sama seperti Melayu Palembang dan Melayu Bengkulu, yaitu berdialek "o".
Populasi Provinsi Jambi adalah 3.088.618 jiwa menurut sensus tahun 2010.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Daerah Tingkat II
• 2 Daftar gubernur
• 3 Demografi
• 4 Perekonomian
• 5 Migran
• 6 Pranala luar
• 7 Catatan kaki

[sunting] Daerah Tingkat II
Daerah Tingkat II di Provinsi Jambi terdiri dari:
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Batanghari
Muara Bulian

2 Kabupaten Bungo
Muara Bungo

3 Kabupaten Kerinci
Sungaipenuh

4 Kabupaten Merangin
Bangko

5 Kabupaten Muaro Jambi
Sengeti

6 Kabupaten Sarolangun
Sarolangun

7 Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Kuala Tungkal

8 Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Muara Sabak, Tanjung Jabung Timur

9 Kabupaten Tebo
Muara Tebo

10 Kota Jambi
Jambi
11 Kota Sungai Penuh
Sungai Penuh

[sunting] Daftar gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1. Djamin Datuk Bagindo
1956
1957
2. H. M. Joesoef Singedekane
1957
1966
3. H. A. Manaf
1966
1968
4. R.M. Nur Atmadibrata
1968
1974
5. Djamaludin Tambunan
1974
1979
6. Eddy Sabara
1979
1980
Pejabat Gubernur
7.
Masjchun Sofwan
1979 1989
8. Abdurrachman Sayoeti
1989
1999
9.
Zulkifli Nurdin
1999
5 Januari 2005 periode pertama
10. Sudarsono Harjosukarto
5 Januari 2005
3 Agustus 2005 Pejabat Gubernur
11.
Zulkifli Nurdin 3 Agustus 2005
3 Agustus 2010
periode kedua
12.
Hasan Basri Agus
3 Agustus 2010
sekarang

[sunting] Demografi
Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 0,45° Lintang Utara, 2,45° Lintang Selatan dan antara 101,10°-104,55° Bujur Timur. Di sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Riau, sebelah timur dengan Selat Berhala, sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah barat dengan Provinsi Sumatera Barat. Kondisi geografis yang cukup strategis diantara kota-kota lain di provinsi sekitarnya membuat peran provinsi ini cukup penting terlebih lagi dengan dukungan sumber daya alam yang melimpah. Kebutuhan industri dan masyarakat di kota-kota sekelilingnya didukung suplai bahan baku dan bahan kebutuhan dari provinsi ini.
Luas Provinsi Jambi 53.435 km2 dengan jumlah penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2010 berjumlah 3.088.618 jiwa (Data BPS hasil sensus 2010) . Jumlah penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2006 berjumlah 2.683.289 jiwa (Data SUPAS Proyeksi dari BPS Provinsi Jambi. Jumlah Penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2005 sebesar 2.657.536 (data SUSENAS) atau dengan tingkat kepadatan 50,22 jiwa/km2. Tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 0,96% dengan PDRB per kapita Rp9.523.752,00 (Angka sementara dari BPS Provinsi jambi. Untuk tahun 2005, PDRB per kapita sebesar Rp8.462.353). Sedangkan sebanyak 46,88% dari jumlah tenaga kerja Provinsi Jambi bekerja pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan; 21,58% pada sektor perdagangan dan 12,58% pada sektor jasa. Dengan kondisi ketenagakerjaan yang sebagian besar masyarakat di provinsi ini sangat tergantung pada hasil pertanian,perkebunan sehingga menjadikan upaya pemerintah daerah maupun pusat untuk mensejahterakan masyarakat adalah melalui pengembangan sektor pertanian
Masyarakat Jambi merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari masyarakat asli Jambi, sebagian merupakan pendatang yang berasal dari Minangkabau, Batak, Jawa, Sunda, Cina, India dan lain-lain. Sebagian besar masyarakat Jambi memeluk agama Islam, yaitu sebesar 90%, sedangkan sisanya merupakan pemeluk agama Kristen, Buddha, Hindu dan Konghuchu.
Tingkat kesejahteraan penduduk yang tercermin melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tercatat sebesar 71,2 (data BPS tahun 2005). Sedangkan angka pengangguran Provinsi Jambi sebesar 92.772 atau setara dengan 7,8% penduduk Provinsi Jambi (data SAKERNAS bulan Februari).Propinsi Jambi termasuk dalam kawasan segi tiga pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapore (IMS-GT). Jarak tempuh Jambi ke Singapura jalur laut melalui Batam dengan menggunakan kapal cepat (jet-foil) ± 5 jam.
[sunting] Perekonomian
Dengan kondisi suhu udara berkisar antara 23 °C s.d 31 °C dan luas wilayah 53,435 km2 diantaranya sekitar 60% lahan merupakan kawasan perkebunan dan kehutanan yang menjadikan kawasan ini merupakan salah satu penghasil produk perkebunan dan kehutanan utama di wilayah Sumatera. Kelapa sawit dan karet menjadi tanaman perkebunan primadona dengan luas lahan perkebunan kelapa sawit mencapai 400.168 hektar serta karet mencapai 595.473 hektar. Sementara itu, nilai produksi kelapa sawit sebesari 898,24 ribu ton pertahun. Hasil perkebunan lainnya adalah karet, dengan jumlah produksi 240,146 ribu ton per tahun, kelapa dalam (virgin coconut) 119,34 ribu ton per tahun, casiavera 69,65 ribu ton per tahun, serta teh 5,6 ribu ton per tahun. Sementara produksi sektor pertanian yang dihasilkan oleh kawasan bagian barat Provinsi Jambi yaitu beras kerinci, kentang, kol/kubis, tomat dan kedele.
Potensi kekayaan alam di Provinsi Jambi adalah minyak bumi, gas bumi, batubara dan timah putih. Jumlah potensi minyak bumi Provinsi Jambi mencapai 1.270,96 juta m3 dan gas 3.572,44 milyar m3. Daerah cadangan minyak bumi utama di struktur Kenali Asam, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Batanghari dengan jumlah cadangan minyak 408,99 juta barrel. Sedangkan cadangan gas bumi utama di Struktur Muara Bulian, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Muaro Jambi dengan jumlah cadangan 2.185,73 milyar m3.
Potensi Ekonomi:
1. Minyak Bumi : Cadangan minyak bumi Provinsi Jambi sebesar 1.270,96 juta m3. Cadangan minyak bumi antara lain terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, struktur Kenali Asam, Kecamatan Jambi Luar Kota dan Kabupaten Batanghari.
2. Gas Bumi : Cadangan gas bumi Provinsi Jambi sebesar 3.572,44 milyar m3. Cadangan tersebut sebagian besar terdapat di Struktur Muara Bulian, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Muara Jambi dengan jumlah cadangan 2.185,73 milyar m3.
3. Batubara : Cadangan batubara Provinsi Jambi sebesar 18 juta ton, yang merupakan batubara kelas kalori sedang yang cocok digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. Cadangan terbesar dijumpai di Kabupaten Muara Bungo.
4. Perkebunan Komoditas perkebunan yang sangat dominan adalah Karet dan Kelapa Sawit. Hal ini didukung dengan program Pemerintah Derah Provinsi Jambi yaitu “Pengembangan Kelapa Sawit Sejuta Hektar” serta “Replanting Karet”. Selain itu, casiavera juga banyak dibudidayakan terutama di daerah Kerinci.
[sunting] Migran
Sekelompok orang Jambi berjumlah 13 orang termasuk anak raja Jambi melarikan diri ke Malaya ketika area mereka diserang tentara Belanda ketika Perang Dunia I meletus pada 1914. Mereka berlayar sampai Kemaman untuk mencari tempat perlindungan sebelum disambut baik dan lansung menetap di di Kampung Laut, Pasir Gajah Kemaman.[4]
Sumatera Selatan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Sumatera Selatan


Lambang


"Bersatu Teguh"

Peta lokasi Sumatera Selatan
Koordinat
5º 10' - 1º 20' LS
101º 40' - 106º 30' BT

Dasar hukum
Tanggal penting
Ibu kota
Palembang

Gubernur
Alex Noerdin

Luas
113.339 km²
Penduduk
7.446.401 (2010) [1]

Kepadatan
Kabupaten
11
Kota
4
Kecamatan
147
Kelurahan/Desa
2693
Suku Melayu (31,25%), Jawa (27,01%), Komering (5,68%), Banyuasin (3,12%), Sunda (2,45%), Lain-lain (30,49%) [2]

Agama
Islam (96%), Kristen (1,7%), Buddha (1,8%), Lain-lain (0,5%)
Bahasa
Bahasa Indonesia

Zona waktu
WIB

Lagu daerah

Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.sumsel.go.id

(?)

Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatera. Provinsi ini beribukota di Palembang. Secara geografis provinsi Sumatera Selatan berbatasan dengan provinsi Jambi di utara, provinsi Kep. Bangka-Belitung di timur, provinsi Lampung di selatan dan Provinsi Bengkulu di barat. Provinsi ini kaya akan sumber daya alam, seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara. Selain itu ibu kota provinsi Sumatera Selatan, Palembang, telah terkenal sejak dahulu karena sempat menjadi ibu kota dari Kerajaan Sriwijaya.
Di samping itu, provinsi ini banyak memiliki tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi seperti Sungai Musi, Jembatan Ampera, Pulau Kemaro, Danau Ranau, Kota Pagaralam dan lain-lain. Karena sejak dahulu telah menjadi pusat perdagangan, secara tidak langsung ikut mempengaruhi kebudayaan masyarakatnya. Makanan khas dari provinsi ini sangat beragam seperti pempek, model, tekwan, pindang patin, pindang tulang, sambal jokjok, berengkes dan tempoyak.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah
• 2 Kabupaten dan kota
• 3 Daftar gubernur
• 4 Perwakilan Nasional
o 4.1 Anggota DPR dari provinsi Sumatra Selatan
o 4.2 Anggota DPD dari Provinsi Sumatra Selatan
• 5 Galeri
• 6 Pranala luar
• 7 Referensi

[sunting] Sejarah
Provinsi Sumatera Selatan sejak berabad yang lalu dikenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya; pada abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi wilayah ini merupakan pusat kerajaan Sriwijaya yang juga terkenal dengan kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Nusantara. Gaung dan pengaruhnya bahkan sampai ke Madagaskar di Benua Afrika.
Sejak abad ke-13 sampai abad ke-14, wilayah ini berada di bawah kekuasaan Majapahit. Selanjutnya wilayah ini pernah menjadi daerah tak bertuan dan bersarangnya bajak laut dari Mancanegara terutama dari negeri China.
Pada awal abad ke-15 berdirilah Kesultanan Palembang yang berkuasa sampai datangnya Kolonialisme Barat, lalu disusul oleh Jepang. Ketika masih berjaya, kerajaan Sriwijaya juga menjadikan Palembang sebagai Kota Kerajaan.
Menurut Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan pada 1926 menyebutkan, pemukiman yang bernama Sriwijaya itu didirikan pada tanggal 17 Juni 683 Masehi. Tanggal tersebut kemudian menjadi hari jadi Kota Palembang yang diperingati setiap tahunnya.
[sunting] Kabupaten dan kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Banyuasin
Pangkalan Balai

2 Kabupaten Empat Lawang
Tebing Tinggi

3 Kabupaten Lahat
Lahat

4 Kabupaten Muara Enim
Muara Enim

5 Kabupaten Musi Banyuasin
Sekayu

6 Kabupaten Musi Rawas
Muara Beliti Baru

7 Kabupaten Ogan Ilir
Indralaya

8 Kabupaten Ogan Komering Ilir
Kota Kayu Agung

9 Kabupaten Ogan Komering Ulu
Baturaja

10 Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
Muaradua

11 Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Martapura

12 Kota Lubuklinggau
-
13 Kota Pagar Alam
-
14 Kota Palembang
-
15 Kota Prabumulih
-

[sunting] Daftar gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1.
A. K. Gani
19.. 19..
2. M. Isa
19.. 19..
3. Sumarno
19.. 19..
4. Husen
19.. 19..
5. Mochtar Prabu Mangkunegara
19.. 19..
6. H. A. Bastari
1959
1963
7. Abu Yasid Bustomi
1963
1966
8. Ali Amin
1966
1967
9.
Asnawi Mangku Alam
1967
1978
10. Sainan Sagiman
1978
1988
11. Letjen H.Ramli Hasan Basri
1988
1998
12. H. Rosihan Arsyad
1998
7 November 2003
13.
Ir. Syahrial Oesman, MM
7 November 2003
2008

14.
dr H Mahyuddin NS, SpOG
11 Juli 2008
7 November2008

15.
Alex Noerdin
2008
2013


[sunting] Perwakilan Nasional
[sunting] Anggota DPR dari provinsi Sumatra Selatan
• dr. Hakim Sorimuda Pohan - Fraksi Demokrat
• Ir. Sarjan Taher - Fraksi Partai Demokrat
• Marzuki Achmad, S.H. - Fraksi Partai Golkar
• Ir. Hafiz Zawawi -Fraksi Partai Golkar
• Putra Jaya - Fraksi Partai Amanat Nasional
• Bursah Zarnubi - Fraksi Partai Bintang Reformasi
• Duddy Makmun Murod - Fraksi PDI-Perjuangan
• Ir. Nazaruddin Kemas, M.M. - Fraksi PDI-Perjuangan
• Ishartanto - Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa
• Drs. H. Djabaruddin Ahmad, M.E. - Fraksi Partai Persatuan Pembangunan
• H. Romzi Nihan S.Ip. - Fraksi Partai Persatuan Pembangunan
[sunting] Anggota DPD dari Provinsi Sumatra Selatan
• Asmawati, Hj, SE, MM
• M. Kafrawi Rahim, H., Drs.,
• M. Jum Perkasa
• Ruslan Wijaya, Ir, SE, M.Sc
[sunting] Galeri

Bendera Negara Sumatera Selatan semasa Sumsel menjadi wilayah RIS


Bengkulu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Untuk kegunaan lain dari Bengkulu, lihat Bengkulu (disambiguasi).
Bengkulu


Lambang




Peta lokasi Bengkulu
Koordinat
5º 40' - 2º 0' LS
100º 40' - 104º 0' BT

Dasar hukum {{{dasar hukum}}}
Tanggal penting
Ibu kota
Kota Bengkulu

Gubernur
Agusrin Maryono Najamuddin, S.T.
Luas
19.788,70 km²
Penduduk
1.713.393 (2010) [1]

Kepadatan
Kabupaten
8
Kota
1
Kecamatan
{{{kecamatan}}}
Kelurahan/Desa
{{{kelurahan}}}
Suku Jawa (22,31%)
Rejang (21,36%)
Serawai (17,87%)
Melayu Bengkulu (7,93%)
Lembak (4,95%)
Minangkabau (4,28%)
Sunda (3,01%)
Lain-lain (18,29%) [2]

Agama
Islam
Kristen Protestan
Kristen Katolik
Hindu
Buddha

Bahasa
Melayu Bengkulu
Rejang
Serawai
Pasemah
Kaur
Enggano
Indonesia

Zona waktu
WIB

Lagu daerah
{{{lagu}}}
Rumah tradisional
Pusako Bubung Limo
Senjata tradisional
Keris Bengkulu
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.bengkulu.go.id

(?)

Bengkulu (bahasa Belanda: Benkoelen atau Bengkulen, bahasa Inggris: Bencoolen, bahasa Malaysia: Bangkahulu) bagian barat daya pulau Sumatera adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, Indonesia. Di sebelah utara berbatasan dengan Sumatera Barat, di sebelah timur dengan Jambi dan Sumatera Selatan, sedangkan di sebelah selatan dengan Lampung.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Asal-usul nama
• 2 Sejarah
• 3 Seni dan budaya
• 4 Obyek wisata
o 4.1 Wisata alam
o 4.2 Wisata budaya dan peninggalan sejarah
• 5 Obyek wisata andalan
• 6 Daftar Kabupaten
• 7 Daftar gubernur
• 8 Lihat pula
• 9 Referensi
• 10 Pranala luar

[sunting] Asal-usul nama
Bengkulu berasal dari bahasa Melayu-Jawi kata bang yang berarti "pesisir" dan kulon yang berarti "barat", kemudian terjadi pegeseran pengucapan bang berubah menjadi beng dan kulon menjadi kulu.
Pada saat Inggris berada di Bengkulu terjadi peristiwa gempa bumi besar yang diiringi Tsunami yang membuat wilayah geografis Bengkulu berubah. Hal itu terjadi pada sekitar tahun 1700-1800. Kejadian itu sampai membuat Benteng Malbourough selama beberapa tahun dikosongkan. [3]
[sunting] Sejarah
Di wilayah Bengkulu sekarang pernah berdiri kerajaan-kerajaan yang berdasarkan etnis seperti Kerajaan Sungai Serut, Kerajaan Selebar, Kerajaan Pat Petulai, Kerajaan Balai Buntar, Kerajaan Sungai Lemau, Kerajaan Sekiris, Kerajaan Gedung Agung, dan Kerajaan Marau Riang. Di bawah Kesultanan Banten, mereka menjadi vazal.
Sebagian wilayah Bengkulu, juga pernah berada dibawah kekuasaan Kerajaan Inderapura semenjak abad ke-17.
British East India Company (EIC) sejak 1685 mendirikan pusat perdagangan lada Bencoolen/Coolen yang berasal dari bahasa inggris "Cut Land" yang berarti tanah patah wilayah ini adalah wilayah patahan gempa bumi yang paling aktif di dunia dan kemudian gudang penyimpanan di tempat yang sekarang menjadi Kota Bengkulu. Saat itu, ekspedisi EIC dipimpin oleh Ralph Ord dan William Cowley untuk mencari pengganti pusat perdagangan lada setelah Pelabuhan Banten jatuh ke tangan VOC, dan EIC dilarang berdagang di sana. Traktat dengan Kerajaan Selebar pada tanggal 12 Juli 1685 mengizinkan Inggris untuk mendirikan benteng dan berbagai gedung perdagangan. Benteng York didirikan tahun 1685 di sekitar muara Sungai Serut.
Sejak 1713, dibangun benteng Marlborough (selesai 1719) yang hingga sekarang masih tegak berdiri. Namun demikian, perusahaan ini lama kelamaan menyadari tempat itu tidak menguntungkan karena tidak bisa menghasilkan lada dalam jumlah mencukupi.
Sejak dilaksanakannya Perjanjian London pada tahun 1824, Bengkulu diserahkan ke Belanda, dengan imbalan Malaka sekaligus penegasan atas kepemilikan Tumasik/Singapura dan Pulau Belitung). Sejak perjanjian itu Bengkulu menjadi bagian dari Hindia Belanda.
Penemuan deposit emas di daerah Rejang Lebong pada paruh kedua abad ke-19 menjadikan tempat itu sebagai pusat penambangan emas hingga abad ke-20. Saat ini, kegiatan penambangan komersial telah dihentikan semenjak habisnya deposit.
Pada tahun 1930-an, Bengkulu menjadi tempat pembuangan sejumlah aktivis pendukung kemerdekaan, termasuk Sukarno. Di masa inilah Sukarno berkenalan dengan Fatmawati yang kelak menjadi isterinya.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Bengkulu menjadi keresidenan dalam provinsi Sumatera Selatan. Baru sejak tanggal 18 November 1968 ditingkatkan statusnya menjadi provinsi ke-26 (termuda sebelum Timor Timur).
[sunting] Seni dan budaya


Tiga wanita Belanda berpakaian sarong kebaya jalan-jalan di depan Fort Marlborough (awal abad ke-20).
Bengkulu memiliki kerajinan tradisional batik besurek, yakni kain batik yang dihiasi huruf-huruf Arab gundul.
Tarian tradisionalnya antara lain:
• Tari Tombak Kerbau.
• Tari Putri Gading Cempaka.
• Tari Sekapur Sirih.
• Tari Pukek.
• Tari Andung
• Tari Kejai.
Seni musiknya adalah:
• Geritan, yaitu cerita sambil berlagu.
• Serambeak, yang berupa patatah-petitih.
• Andi-andi, yaitu seni sastra yang berupa nasihat.
[sunting] Obyek wisata
[sunting] Wisata alam
1. Pantai Panjang
Lokasi pantai Panjang sekitar 3 km dari kota Bengkulu. Sekitar 7 km panjang pantai dengan 50 meter lebar dari jalan raya. Banyak transportasi umum yang menuju ataupun pergi dari Pantai Panjang. Pohon Cemara yang rindang menghiasi sepanjang pantai. Hotel dan restoran juga banyak terdapat disana. Pantai ini juga memiliki fasilitas area parkir, kolam renang, cottage dan lainnya yang mendukung wisata disana.
2. Pantai Pasir Putih
Pantai ini terletak dekat pelabuhan samudra Pulau Baii. Jarak sekitar 19 km dari pusat koa Bengkulu. Kondisi jalan menuju kesana sangat baik. Tempat ini dapat dicapai dengan kendaraan roda empat jenis apapun. Kondisi pantai sangat bersih dengan pasir pantainya yang putih dan pohon cemara yang tumbuh disekitarnya.
3. Pulau Tikus
Pulau ini terdiri dari satu pulau induk dan beberapa pulau-pulau kecil lainnya yang mengitari dan dengan karang-karang yang indah. Pulau tikus sangat cocok untuk wisata laut. Pulau ini dapat dicapai sekitar 1 jam dari kota Bengkulu dengan menggunakan kapal boat.
4. Danau Dendam Tak Sudah
Danau ini dikelilingi oleh perbukitan kecil, dengan bukit barisan sebagai latar belakangnya. Jaraknya sekitar 8 km dari pusat kota Bengkulu. Anggrek air Vanda Hookeriana tumbuh sepanjang danau. Ketika musim bunga anggrek tersebut membuat danau menjadi indah dan lebih sejuk.
5. Tapak Padri dan Pantai Jakat
Terletak sangat dekat dengan benteng marlborough dengan pemandangan laut yang indah. Tapak Padri dataran yang cukup tinggi sehingga kita dapat melihat matahari terbenam. Masyarakat sering berkunjung ketempat ini pada sorehari untuk melihat sunset.
6. Taman Hutan Hujan Tropis (Tahura)
Lokasinya sekitar 16 km dari pusat kota Bengkulu yang dapat dicapai oleh berbagai jenis kendaraan roda empat. Tempat ini biasanya digunakan sebagai tempat untuk area observasi dan temopat kemah dengan keadaan alam yang indah.
[sunting] Wisata budaya dan peninggalan sejarah
1. Benteng Marlborough
Benteng Marlborough dibangun oleh perusahaan india timur dibawah kepemimpinan Gubernur Joseph Callet. The fort constitutes the strong fort, Benteng Marlborough berdiri mengahadap selatan dan memiliki luas 44,100 meter persegi. Benteng ini mempunyai bentuk bangunan abad 18, menyerupai kura-kura. Pintu utamanya dikelilingi parit yang luas dan dapat dilalui oleh jembatan. Menurut masyarakat sekiotar di benteng itu juga terdapat pintu keluar bawah tanah yang dulu digunakan pada waktu perang.
2. Rumah Pengasingan Bung Karno
Pada jaman koloni Belanda(1939-1942), Soekarno (Yang kemudian menjadi Presiden RI yang pertama) pernah diasingkan di Bengkulu. Selama dalam pengasingan Soekarno tinggal di rumah yang beralamat di Anggut Atas dan sekarang dikenal dengan jalan Soekarno-Hatta. Beberapa peralatan, sepeda, perpustakaan buku-buku, dan yang lainnya yang pernah dimiliki oleh soekarno disimpan didalam rumah ini. Selama tinggal di Bengkulu, Soekarno mendesain masjid, yang sekarang dikenal dengan Masjid Jamik (Jamik Mosque).
3. Parr and Hamilton Monuments
Parr Monuments terletak di depan Pasar Barukoto diseberang benteng Marlborough, sedangkan Hamilton Monuments terletak di Jalan Soekarno-Hatta. Monument ini dibangun oleh Inggris untuk memperingati kekalahan mereka di Bengkulu.
4. Museum Provinsi Bengkulu
Museum Bengkulu terletak di bagian selatan dari jalan utama kota Bengkulu, yaitu di jalan Pembangunan. Disini kita dapat melihat berbagai macam benda benda bersejarah. dan juga baju batik buatan Bengkulu yang dinamakan kain Besurek.
5. Rejang Lebong
Air Panas dan Air Terjun Suban. Terletak 6 km dari Curup yang dihubungkan oleh jalan aspal dan terdapat air panas serta dua air terjun. oleh pemerintah dibangun berbagai macam fasilitas umum untuk menunjang pariwisata di sana.
6. Danau Pematang
Terletak 16 km dari Curup dan dapat dicapai dengan mudah dengan transportasi umum. Danau ini dikelilingi oleh perbukitan. Bukit Kabal Terletak 19 km dari Curup dengan jalan aspal yang menghubungkannya. Dengan tinggi sekitar 1,936 m diatas permukaan laut dengan keindahan alam yang menakjubkan.
7. Danau Tes
Terletak 51 km dari Curup di Kecamatan Lebong Selatan, Danau ini adalah danu terbesar di provinsi Bengkulu dengan jarak 3 km. dan digunakan juga sebagai pembangkit listrik tenaga air. Tempat ini juga biasanya sebagai tempat peristirahatan bagi turis untuk melihat panorama yang indah dan matahari terbenam.
8. Kolam Renang Tabarena
Terletak 4 km dari Curup yang dihubungkan oleh jalan aspal. Tabarena adalah kolam renang alam yang berada di sungai dengan airnya yang bersih dan dingin.
9. Air Terjun Kepala Curup
Terletak 29 km dari Curup dengan tinggi 100 meter dengan airnya yang segar dan sering dikunjungi oleh wisatawan.
10. Sungai Air Putih
Terletak di Tambang Sawah, sekitar 15 km dari Muara Aman atau 80 km dari Curup, sungainya terdiri dari air panas dan air dingin.
11. Makam Sentot Alibasyah
Terletak di Desa Bajak, Kecamatan Teluk Segara, Bengkulu. Sentot Alibasyah merupakan salah satu Panglima Pangeran Dipenegoro yang dikirim ke Bonjol sewaktu Perang Padri.
[sunting] Obyek wisata andalan
1. Bunga Raflessia Arnoldy
Semasa Pemerintahan Inggris, Bunga ini ditemukan pertamakali oleh Sir Thomas Raffles dan Dr. Arnoldy di Dusun Lubuk Tapi pada tahun 1818. Bunga ini adalah bunga terbesar di dunia dengan diameter 100 cm. Bunga ini membutuhkan 6 sampai 8 bulan untuk tumbuh dan 15 hari setelah itu untuk berbunga. Keunikan dari bunga ini adalah tidak adanya akar, daun dan batang. Tumbuhan ini termasuk parasit kerena tidak adanya klorofil dan haustoria. Bunga ini sering tumbuh dan ditemukan di Taba Penanjung I dan Taba Penanjung III (Bengkulu Tengah), daerah di wilayah kabupaten Kepahiang, dan daerah di wilayah kabupaten Rejang Lebong.
2. Bunga Kibut (Amorphopalus Titanuum)
Bunga ini sangat menarik dan cantik. Tidak memiliki batang dengan tetapi memiliki bunga yang tinggi sekitar 3 m dan kuat. Bunga ini tumbuh di sekitar Rejang Lebong mengelilingi Kepahiang, Bengkulu Utara, and Bengkulu Selatan.
3. Anggrek air Vanda Hookeriana
Berdasarkan ahli tanaman yang datang ke Bengkulu, anggrek air inihjanya terdapat di Danau Dendam Tak Sudah yang terletak sekitar 5 km dari kota Bengkulu. Beberapa macam anggrek liar dan alami lainnya dapat pula ditemukan di provinsi Bengkulu.
4. Berbagai macam kekayaan hutan yang dapat ditemukan di Bengkulu seperti Kayu Medang, Meranti, Rattan, Damar. Tanaman lainnya yang dibudidayakan oleh masyarakat adalah Minyak sawit, getah karet, kopi, durians, jeruk, sayuran ,dan lainnya.
5. Fauna : Beberapa macam hewan seperti macan, kijang, gajah, monyet, rangkong adalah hewan yang menempati hutan di provinsi Bengkulu.
6. Upacara Tabot
Tabot adalah upacara tradisional tentang kepahlawanan Hasan dan Husen, Mereka Mati dalam peperangan melawan orang-orang Yazid. Perayaan pertama kali dilaksanakan oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada tahun 1685. Syeh Burhanuddin (Imam Senggolo) Menikah dengan wanita Bengkulu kemudian anak mereka, cucu mereka dan keturunan mereka disebut sebagai keluarga Tabot. upacara ini dilaksanakan dari 1 sampai 10 muharram (berdasar kalendar islam)setiap tahun.
7. Upacara Lainnya yang mengiringi Tabot
Upacara Mengambil Tanah, dilakukan dari 1 sampai 4 Muharram. Duduk Penjah, 5 Muharram. Menjara, 5 sampai 6 of Muharram. Anak Jari-Jari dan Sorban, 7 sampai 8 Muharram. Arak Gedang, 9 Muharram. Pembuangan Tabot, 10 Muharram.
8. Taman Laut
Taman ini terletak sekitar pulau Enggano.
9. Taman Nasional
Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Terletak di Kecamatan Seblat sekitar 100 km dari kota Bengkulu. Taman Nasional lainnya terletak di Selatan Kaur, 80 km dari Manna. Taman ini merupakan bagian dari Taman Nasional Sumatera Selatan(TNSS I). Berbagai macam hewan dapat dijumpai di sana.
10. Taman Berburu
Gunung Nanu'ua, hutan yang masih alami yang terletak di pulau Enggano.Hewan yang dapat diburu adalah : banteng liar, bore (babi liar), kijang, monyet, dan beberapa lainnya. Semidang Bukit Kaba, terletak di Taba Penanjung dengan luas area 15,300 ha.
11. Elephant Training Center (ETC) di Seblat
Terletak di sebelah sungai Seblat, Putri Hijau, Bengkulu utara. Tempat latihan ini adalah salah satu dari tempat latihan yang ada di Indonesia(Way Kambas ETC, Lampung; Lhokseumawe ETC, Aceh; Sebangau ETC, Riau; Sebokor ETC, Sumatera Selatan). Untuk mencapai kesini dapat menggunakan kendaraan roda empat. terletak 132 km dari Bengkulu atau sekitar 3 jam perjalanan. Kita dapat melalui : Simpang Air Muring ke Desa Suka Maju, kemudian berjalan kaki sekitar 5 km. Dan Simpang Desa, Kota Bani, Suka Merindu, dan Suka Baru. Sayang sekali, jalur ini tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat.
[sunting] Daftar Kabupaten
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Bengkulu Selatan
Kota Manna

2 Kabupaten Bengkulu Tengah
Karang Tinggi

3 Kabupaten Bengkulu Utara
Arga Makmur

4 Kabupaten Kaur
Bintuhan - Kaur Selatan

5 Kabupaten Kepahiang
Kepahiang

6 Kabupaten Lebong
Muara Aman

7 Kabupaten Mukomuko
Mukomuko

8 Kabupaten Rejang Lebong
Curup

9 Kabupaten Seluma
Tais

10 Kota Bengkulu
-

[sunting] Daftar gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1. Ali Amin
1968
1974
2.
Abdul Chalik
1974
1979
3. Suprapto
1979
1989
4. H. A. Razie Yahya
1989
1994
5. Adjis Ahmad
1994
1999
6. Hasan Zen
1999
29 November 2005
7.
Agusrin Maryono Najamuddin
29 November 2005
11 Agustus 2015
Menjabat selama dua periode


Lampung
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Artikel ini tidak memiliki referensi sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa diverifikasi.
Bantulah memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak.
Artikel yang tidak dapat diverifikasikan dapat dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Tag ini diberikan tanggal 10 September 2010
Lampung


Lambang


"Sang Bumi Ruwa Jurai"
(Bahasa Lampung: Satu tempat dua penduduk)


Peta lokasi Lampung
Koordinat
6º 45' - 3º 45' LS
103º 48' - 105º 45' BT

Dasar hukum
Tanggal penting 18 Maret 1964 (hari jadi)

Ibu kota
Bandar Lampung

Gubernur
Sjachroedin ZP
Luas
35.376 km2
Penduduk
7.596.115 (2010) [1]

Kepadatan 208
Kabupaten
12
Kota
2
Kecamatan
162
Kelurahan/Desa
2.072
Suku Suku Lampung (25%), Suku Jawa (62%), Suku Sunda (9%), Suku Bali

Agama
Islam (92%), Protestan (1,8%), Katolik (1,8%), Buddha (1,7%), Hindu (2,7%)

Bahasa
Bahasa Lampung, Bahasa Indonesia, Bahasa Sunda, Bahasa Jawa, Bahasa Bali

Zona waktu
WIB

Lagu daerah
Sang Bumi Ruwa Jurai dan Pang Li Pandang

Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: http://www.lampung.go.id

(?)

Lampung adalah sebuah provinsi paling selatan di Pulau Sumatera, Indonesia. Di sebelah utara berbatasan dengan Bengkulu dan Sumatera Selatan.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah
o 1.1 Ciri Khas Orang Lampung
o 1.2 Rumah Adat
o 1.3 Ekonomi
• 2 Letak dan kondisi alam
o 2.1 Gunung
o 2.2 Eksplorasi gunung
o 2.3 Sungai
• 3 Potensi daerah
o 3.1 Pariwisata
• 4 Bahasa
• 5 Pendidikan
o 5.1 Perguruan Tinggi
• 6 Pemerintahan
o 6.1 Kabupaten dan Kota
• 7 Daftar gubernur
• 8 Perekonomian
o 8.1 Industri
 8.1.1 Tapis Lampung
• 9 Seni dan budaya
o 9.1 Sastra
o 9.2 Teater
o 9.3 Musik
o 9.4 Tari
o 9.5 Busana Adat
• 10 Lihat pula
• 11 Pranala luar
• 12 Referensiande

[sunting] Sejarah
Piagam Bojong menunjukkan bahwa tahun 1500 hingga 1800 Masehi Lampung dikuasai oleh kesultanan Banten.
Putra mahkota Banten, Sultan Haji, menyerahkan beberapa wilayah kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa kepada Belanda. Di dalamnya termasuk Lampung sebagai hadiah bagi Belanda karena membantu melawan Sultan Ageng Tirtayasa.
Permintaan itu termuat dalam surat Sultan Haji kepada Mayor Issac de Saint Martin, Admiral kapal VOC di Batavia yang sedang berlabuh di Banten. Surat bertanggal 12 Maret 1682 itu isinya, Saya minta tolong, nanti daerah Tirtayasa dan negeri-negeri yang menghasilkan lada seperti Lampung dan tanah-tanah lainnya sebagaimana diinginkan Mayor/ Kapten Moor, akan segera serahkan kepada kompeni.
Surat itu kemudian dikuatkan dengan surat perjanjian tanggal 22 Agustus 1682 yang membuat VOC memperoleh hak monopoli perdagangan lada di Lampung.
Akan tetapi, upaya menguasai pasar lada hitam Lampung kurang memperoleh sambutan baik. Pada 21 November 1682 VOC kembali ke pulau Jawa hanya membawa 744.188 ton lada hitam seharga 62.292,312 gulden.
Dari angka itu dapat disimpulkan bahwa Lampung kala itu dikenal sebagai penghasil lada hitam utama. Lada hitam pula yang mengilhami berbagai negara Eropa ambil bagian dalam konstelasi politik Nusantara kala itu. Penguasaan sumber rempah-rempah dunia berarti menguasai perdagangan dunia dan tentu saja wilayah.
Kejayaan Lampung sebagai sumber lada hitam pun mengilhami para senimannya sehingga tercipta lagu Tanoh Lada. Bahkan, ketika Lampung diresmikan menjadi provinsi pada 18 Maret 1964, lada hitam menjadi salah satu bagian lambang daerah itu. Namun, sayang saat ini kejayaan tersebut telah pudar.
[sunting] Ciri Khas Orang Lampung
Orang Lampung mempunyai ciri-ciri:
• berambut lurus hitam atau pirang
• kulit berwarna putih bila terkena sinar matahari berwarna merah seperti orang korea
• bermata sipit
[sunting] Rumah Adat
Rumah tradisional adat Lampung memiliki kekhasan seperti: berbentuk panggung, atap terbuat dari anyaman ilalang, terbuat dari kayu dikarenakan untuk menghindari serangan hewan dan lebih kokoh bila terjadi gempa bumi, karena masyarakat lampung telah mengenal gempa dari jaman dahulu dan lampung terletak di pertemuan lempeng asia dan australia rumah ini disebut rumah SESAT,
[sunting] Ekonomi
masyarakat pesisir lampung kebanyakan nelayan, dan bercocok tanam. sedangkan masyarakat tengah kebanyakan berkebun lada, kopi, cengkeh, kayu manis dll.
[sunting] Letak dan kondisi alam
Provinsi Lampung memiliki luas 35.376,50 km² dan terletak di antara 105°45'-103°48' BT dan 3°45'-6°45' LS. Daerah ini di sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda dan di sebelah timur dengan Laut Jawa. Beberapa pulau termasuk dalam wilayah Provinsi Lampung, yang sebagian besar terletak di Teluk Lampung, di antaranya: Pulau Darot, Pulau Legundi, Pulau Tegal, Pulau Sebuku, Pulau Ketagian, Pulau Sebesi, Pulau Poahawang, Pulau Krakatau, Pulau Putus dan Pulau Tabuan. Ada juga Pulau Tampang dan Pulau Pisang di yang masuk ke wilayah Kabupaten Lampung Barat.
Keadaan alam Lampung, di sebelah barat dan selatan, di sepanjang pantai merupakan daerah yang berbukit-bukit sebagai sambungan dari jalur Bukit Barisan di Pulau Sumatera. Di tengah-tengah merupakan dataran rendah. Sedangkan ke dekat pantai di sebelah timur, di sepanjang tepi Laut Jawa terus ke utara, merupakan perairan yang luas.
[sunting] Gunung
Gunung-gunung yang puncaknya cukup tinggi, antara lain:
• Gunung Pesagi (2262 m) di Sekala Brak, Lampung Barat
• Gunung Seminung (1.881 m) di Sukau, Lampung Barat
• Gunung Tebak (2.115 m) di Sumberjaya, Lampung Barat
• Gunung Rindingan (1.506 m) di Pulau Panggung, Tanggamus
• Gunung Pesawaran (1.161 m) di Kedondong, Lampung Selatan
• Gunung Betung (1.240 m) di Teluk Betung, Bandar Lampung
• Gunung Rajabasa (1.261 m) di Kalianda, Lampung Selatan
• Gunung Tanggamus (2.156 m) di Kotaagung, Tanggamus
• Gunung Krakatau di Selat Sunda
• Gunung Sekincau Liwa, Lampung barat
• Gunung Sukma Ilang Pesawaran
• Gunung Tanggang Lampung selatan
[sunting] Eksplorasi gunung
Gunung-gunung lampung memang tak setinggi gunung-gunung di pulau jawa, tetapi memili kesulitan yang cukup tinggi untuk mendakinya, karena memiliki tingkat kerapatan yang tinggi pula. Mahasiswa pecinta alam universitas lampung (MAPALA UNILA)adalah salah satu organisasi yang sering melakukan penelitian,pendataan dan eksplorasi gunung-gunung di lampung yang masih perawan dan belum terjamah oleh tangan manusia. selain gunung, MAPALA UNILA juga telah banyak melakukan eksplorasi seperti goa didaerah lampung barat(krui), penyu, tebing, sungai, pantai, pulau-pulau disekitar lampung, daerah-daerah terpencil DLL yang ada didaerah lampung.04:32, 13 November 2010 (UTC)
[sunting] Sungai
Sungai-sungai yang mengalir di daerah Lampung menurut panjang dan cathment area (c.a)-nya adalah:
• Way Sekampung, panjang 265 km, c.a. 4.795,52 km2
• Way Semaka, panjang 90 km, c.a. 985 km2
• Way Seputih, panjang 190 km, c.a. 7.149,26 km2
• Way Jepara, panjang 50 km, c.a. 1.285 km2
• Way Tulangbawang, panjang 136 km, c.a. 1.285 km2
• Way Mesuji, panjang 220 km, c.a. 2.053 km2
Way Sekampung mengalir di daerah kabupaten Tanggamus dan Lampung Selatan. Anak sungainya banyak, tetapi tidak ada yang panjangnya sampai 100 km. Hanya ada satu sungai yang panjangnya 51 km dengan c.a. 106,97 km2 ialah Way Ketibung di Kalianda.
Way Seputih mengalir di daerah kabupaten Lampung Tengah dengan anak-anak sungai yang panjangnya lebih dari 50 km adalah:
• Way Terusan, panjang 175 km, c.a. 1.500 km2
• Way Pengubuan, panjang 165 km, c.a. 1.143,78 km2
• Way Pegadungan, panjang 80 km, c.a. 975 km2
• Way Raman, panjang 55 km, c.a. 200 km2
Way Tulangbawang mengalir di kabupaten Tulangbawang dengan anak-anak sungai yang lebih dari 50 km panjangnya, di antaranya:
• Way Kanan, panjang 51 km, c.a. 1.197 km2
• Way Rarem, panjang 53,50 km, c.a. 870 km2
• Way Umpu, panjang 100 km, c.a. 1.179 km2
• Way Tahmy, panjang 60 km, c.a. 550 km2
• Way Besay, panjang 113 km, c.a. 879 km2
• Way Giham, panjang 80 km, c.a. 506,25 km2
Way Mesuji yang mengalir di perbatasan provinsi Lampung dan Sumatera Selatan di sebelah utara mempunyai anak sungai bernama Sungai Buaya, sepanjang 70 km dengan c.a. 347,5 km2.
Hutan-hutan besar di dataran rendah dapat dikatakan sudah habis dimanfaatkan untuk keepentingan pembangunan pertanian, untuk para transmigran yang terus-menerus memasuki daerah ini. Kayu-kayu hasil hutan diekspor ke luar negeri. Hutan-hutan yang masih ada, yang tanahnya dapat dikatakan belum banyak dibuka sebagian besar terletak di sebelah barat, di daerah Bukit Barisan Selatan.
Beberapa kota di daerah provinsi Lampung yang tingginya 50 m lebih dari permukaan laut adalah: Tanjungkarang (96 m), Kedaton (100 m), Metro (53), Gisting (480 m), Negerisakti (100 m), Pringsewu (50 m), Pekalongan (50 m), Batanghari (65 m), Punggur (50 m), Padangratu (56 m), Wonosobo (50 m), Kedondong (80 m), Sidomulyo (75 m), Kasui (200 m), Sri Menanti (320 m) dan Kota Liwa (850 m).
[sunting] Potensi daerah
Lampung fokus pada pengembangan lahan bagi perkebunan besar seperti kelapa sawit, karet, padi, singkong, kakao, lada hitam, kopi, jagung, tebu dll. Dan di beberapa daerah pesisir, komoditas perikanan seperti tambak udang lebih menonjol, bahkan untuk tingkat nasional dan internasional. Selain hasil bumi Lampung juga merupakan kota pelabuhan (liverpoolnya sumatra) karena lampung adalah pintu gerbang untuk masuk ke pulau sumatra. dari hasil bumi yang melimpah tumbuhlah banyak industri-industri seperti di daerah pesisir panjang, daerah natar, tanjung bintang, bandar jaya dll
[sunting] Pariwisata
Tahun 2009 Pemerintah Propinsi Lampung mencanangkan tahun kunjungan wisata. Jenis Wisata yang dapat dikunjungi di Lampung adalah Wisata Budaya dibeberapa Kampung Tua di Sukau, Liwa, Kembahang, Batu Brak, Kenali, Ranau dan Krui di Lampung Barat serta Festival Sekura yang diadakan dalam seminggu setelah Idul Fitri diLampung Barat, Festival Krakatau di Bandar Lampung, Festival Teluk Stabas diLampung Barat, Festival Way Kambas di Lampung Timur.
[sunting] Bahasa
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bahasa Lampung
Masyarakat Lampung yang plural menggunakan berbagai bahasa, antara lain: bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa Minang dan bahasa setempat yang disebut bahasa Lampung. bahasa lampung sendiri di bagi dua bagian yaitu dialek A (API) dan O(nyo), dua dialek ini dipakai oleh orang lampung A untuk daerah pesisir dan O untuk daerah tengah. tetapi karena minimnya masyarakat lampung menggunakan bahasa lampung sendiri, bahasa ini tenggelam diantara bahasa-bahasa lain, seperti bahasa pendatang dari pulau jawa. karena pihak pemerintah tidak begitu memperhatikan bahasa lampung, instansi pendidikan, dan orang tua lampung yang enggan berbicara bahasa lampung kepada anak-anak mereka.
[sunting] Pendidikan
[sunting] Perguruan Tinggi
• Universitas Lampung
• IAIN Raden Intan
• Politeknik Negeri Lampung
• Sekolah Tinggi Pertanian Surya Dharma Lampung
• Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Lampung
• Universitas Bandar Lampung
• Universitas Muhammadiyah Lampung
• Universitas Darmajaya
• Universitas Malahayati
• Universitas Tulang Bawang
• Perguruan Tinggi Teknokrat
• STKIP PGRI Bandar Lampung
• DCC Lampung
• Universitas Megou Pak Tulang Bawang
• A2L STIE Lampung
• Poltekkes Tanjung Karang
[sunting] Pemerintahan
[sunting] Kabupaten dan Kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Lampung Barat
Kota Liwa

2 Kabupaten Lampung Selatan
Kalianda (kota)

3 Kabupaten Lampung Tengah
Gunung Sugih

4 Kabupaten Lampung Timur
Sukadana

5 Kabupaten Lampung Utara
Kotabumi

6 Kabupaten Mesuji
-
7 Kabupaten Pesawaran
Gedong Tataan

8 Kabupaten Pringsewu
-
9 Kabupaten Tanggamus
Kota Agung

10 Kabupaten Tulang Bawang
Menggala

11 Kabupaten Tulang Bawang Barat
Tulang Bawang Tengah

12 Kabupaten Way Kanan
Blambangan Umpu

13 Kota Bandar Lampung
-
14 Kota Metro
-

[sunting] Daftar gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1. Kusno Danupoyo
1964
1966
2.
Zainal Abidin Pagaralam
1966
1973
3. R. Sutiyoso
1973
1978
4. Yasir Hadibroto
1978
1988
5. Poedjono Pranyoto
1988
1993
6. Poedjono Pranyoto 1993
1998
7.
Oemarsono
1998
5 Februari 2003
8. Tursandi Alwi
5 Februari 2003
2 Juni 2004 Pejabat Gubernur
9. Sjachroedin Z.P
2 Juni 2004
2 Juli 2008 Masa jabatan Periode 1
10. Syamsurya Ryacudu
2 Juli 2008
2 Juni 2009
Pejabat Gubernur
11. Sjachroedin Z.P
2 Juni 2009
Sekarang Masa jabatan Periode 2

[sunting] Perekonomian
[sunting] Industri
Sebagai gerbang Sumatera, di Lampung sangat potensial berkembang berbagai jenis industri. Mulai dari industri kecil (kerajinan) hingga industri besar, terutama di bidang agrobisnis.
Industri penambakan udang termasuk salah satu tambak yang terbesar di dunia setelah adanya penggabungan usaha antara Bratasena, Dipasena dan Wachyuni Mandira.
Terdapat juga pabrik gula dengan produksi per tahun mencapai 600.000 ton oleh 2 pabrik yaitu Gunung Madu Plantation dan Sugar Group. di tahun 2007 kembali diresmikan pembangunan 1 pabrik gula lagi dibawah PT. Pemuka Sakti Manis Indah (PSMI) yang diproyeksikan akan mulai produksi pada tahun 2008.
Industri agribisnis lainnya: ketela (ubi), kelapa sawit, kopi robusta, lada, coklat, kokoa, nata de coco dan lain-lain.
[sunting] Tapis Lampung
Kain Tapisa adalah pakaian wanita suku Lampung yang berbentuk kain sarung terbuat dari tenun benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang perak atau benang emas dengan sistim sulam (Lampung; "Cucuk").
Dengan demikian yang dimaksud dengan Tapis Lampung adalah hasil tenun benang kapas dengan motif, benang perak atau benang emas dan menjadi pakaian khas suku Lampung. Jenis tenun ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas dengan motif seperti motif alam, flora dan fauna yang disulam dengan benang emas dan benang perak.
Tapis Lampung termasuk kerajian tradisional karena peralatan yang digunakan dalam membuat kain dasar dan motif-motif hiasnya masih sederhana dan dikerjakan oleh pengerajin. Kerajinan ini dibuat oleh wanita, baik ibu rumah tangga maupun gadis-gadis (muli-muli) yang pada mulanya untuk mengisi waktu senggang dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan adat istiadat yang dianggap sakral. Kain Tapis saat ini diproduksi oleh pengrajin dengan ragam hias yang bermacam-macam sebagai barang komoditi yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
[sunting] Seni dan budaya
[sunting] Sastra
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sastra Lampung dan Sastrawan Lampung
Lampung menjadi lahan yang subur bagi pertumbuhan sastra, baik sastra (berbahasa) Indonesia maupun sastra (berbahasa) Lampung. Kehidupan sastra (Indonesia) di Lampung dapat dikatakan sangat ingar-bingar meskipun usia dunia kesusastraan Lampung relatif masih muda. Penyair Iwan Nurdaya-Djafar yang baru kembali ke Lampung setelah selesai kuliah di Bandung sekitar 1980-an mengaku kepenyairan di Lampung masih sepi. Dia baru menjumpai Isbedy Stiawan ZS, A.M. Zulqornain, Sugandhi Putra, Djuhardi Basri, Naim Emel Prahana dan beberapa nama lainnya.
Barulah memasuki 1990-an kemudian Lampung mulai semarak dengan penyair-penyair seperti Iswadi Pratama, Budi P. Hatees, Panji Utama, Udo Z. Karzi, Ahmad Yulden Erwin, Christian Heru Cahyo dan lain-lain. Menyusul kemudian Ari Pahala Hutabarat, Budi Elpiji, Rifian A. Chepy, Dahta Gautama dkk. Kini ada Dina Oktaviani, Alex R. Nainggolan, Jimmy Maruli Alfian, Y. Wibowo, Inggit Putria Marga, Nersalya Renata dan Lupita Lukman. Selain itu ada cerpenis Dyah Merta dan M. Arman AZ..
Leksikon Seniman Lampung (2005) menyebutkan tidak kurang dari 36 penyair/sastrawan Lampung yang meramaikan lembar-lembar sastra koran, jurnal dan majalah seantero negeri.
[sunting] Teater
Perkembangan teater di Lampung banyak dilatarbelakangi dari keinginan para pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok seni untuk mendalami seni peran dan pertunjukkan. Beberapa kelompok teater kampus dan pelajar yang masih tercatat aktif sampai saat ini adalah teater Kurusetra (UKMBS Unila), KSS (FKIP Unila), Green Teater (Umitra), Teater Biru (Darmajaya), Teater Kapuk (STAIN Metro), Teater Sudirman 41 (SMUN 1 Bdl), Teater Gemma (SMUN 2 Bdl), Teater Palapa (SMUN 3 Bdl), Teater Madani(SMUN 5 Bdl), Teater Handayani (SMUN 7 Bdl),Kolastra (SMUN 9 Bdl), Teater sebelas (SMUN 11 Bdl), Teater Pelopor (SMU Perintis 1 Bdl), Insyaallah Teater (SMU Perintis 2 Bdl), Teater Cupido (SMUN 1 Sumberjaya).
Sedangkan beberapa teater yang digerakkan seniman-seniman Lampung yaitu Teater Satu, Komunitas Berkat Yakin (Kober), Teater Kuman, Teater Sendiri. Penggerak teater di Lampung yang masih eksis mengembangkan seni pertunjukkan teater melalui karya-karyanya antara lain Iswadi Pratama, Ari Pahala Hutabarat, Robi akbar, M. Yunus, Edi Samudra Kertagama, Ahmad Jusmar, Imas Sobariah, Ahmad Zilalin, Darmawan. Lampung tidak hanya dikenal banyak melahirkan sastrawan-sastrawan baru namun aktor-aktor potensial pun juga tidak sedikit yang muncul seperti, Rendie Dadang Yusliadi, Robi Akbar, Eyie, Iin Mutmainah, M Yunus, Dedi Nio, Liza Mutiara Afriani, Iskandar GB, Ruth Marini.
Dalam tiap tahunnya even-even teater seperti pertunjukan, lomba, workshop dan diskusi kerap digelar di Provinsi ini serta tempat tempat yang sering digunakan adalah Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Lampung, Auditorium RRI, GSG UNILA, Academic Centre STAIN Metro, Gedung PKM Unila, Aula FKIP Unila, Pasar Seni Enggal.
Adapun even tahunan teater yang terbesar di Lampung adalah Liga Teater SLTA se-Provinsi Lampung sebagai ajang apresiasi para aktor Pelajar Lampung yang kualitasnya tidak kalah dengan pelajar di luar Lampung.
[sunting] Musik
Sebagaimana sebuah daerah, Lampung memiliki beraneka ragam jenis musik, mulai dari jenis tradisional hingga modern (musik modern yang mengadopsi kebudayaan musik global). Adapun jenis musik yang masih bertahan hingga sekarang adalah Klasik Lampung. Jenis musik ini biasanya diiringi oleh alat musik gambus dan gitar akustik. Mungkin jenis musik ini merupakan perpaduan budaya Islam dan budaya asli itu sendiri. Beberapa kegiatan festival diadakan dengan tujuan untuk mengembangkan budaya musik tradisional tanpa harus khawatir akan kehilangan jati diri. Festival Krakatau, contohnya adalah sebuah Festival yang diadakan oleh Pemda Lampung yang bertujuan untuk mengenalkan Lampung kepada dunia luar dan sekaligus menjadi ajang promosi pariwisata.
[sunting] Tari
Ada berbagai jenis tarian yang merupakan aset budaya Provinsi Lampung. Salah satu jenis tarian yang terkenal adalah Tari Sembah dan Tari Melinting (saat ini nama Tari Sembah sudah dibakukan menjadi Sigeh Penguten). Ritual tari sembah biasanya diadakan oleh masyarakat lampung untuk menyambut dan memberikan penghormatan kepada para tamu atau undangan yang datang, mungkin bolehlah dikatakan sebagai sebuah tarian penyambutan. Selain sebagai ritual penyambutan, tari sembah pun kerap kali dilaksanakan dalam upacara adat pernikahan masyarakan Lampung.
[sunting] Busana Adat
Daerah Lampung dikenal sebagai penghasil kain tapis, kain tenun bersulam benang emas yang indah. Kain ini dibuat oleh wanita. Pada penyelenggaraan upacara adat, seperti perkawinan, tapis yang dipenuhi sulaman benang emas dengan motif yang indah merupakan kelengkapan busana adat daerah Lampung.
Dalam keseharian laki-laki Lampung mengikat kepalanya dengan kikat. Bahannya dari kain batik. Bila dipakai dalam kerapatan adat dipadukan dengan baju teluk belanga dan kain. Lelaki muda Lampung lebih menyukai memakai kepiah/ketupung, yaitu tutup kepala berbentuk segi empat berwarna hitam terbuat dari kain tebal, apalagi kalau ingin bertemu dengan gadis. Untuk mengiring pengantin dikenakan kekat akkin, yaitu destar dengan bagian tepi dihias bunga-bunga dari benang emas dan bagian tengah berhiaskan siger, serta di salah satu sudutnya terdapat sulaman benang emas berupa bunga tanjung dan bunga cengkeh.
Sebagai penutup badan dikenakan kawai, yaitu baju berbentuk teluk belanga belah buluh atau jas. Baju ini terbuat dari bahan kain tetoron atau belacu dan lebih disukai yang berwarna terang. Tetapi sekarang banyak digunakan kawai kemija, yaitu bentuk kemeja seperti pakaian sekolah atau moderen. Pemakaian kawai kemija ini sudah biasa untuk menyertai kain dan peci, ketika menghadiri upacara adat sekalipun.
Bagian bawah mengenakan senjang, yaitu kain yang dibuat dari kain Samarinda. Bugis atau batik Jawa. Tetapi sekarang telah dikenal adanya celanou (celana) pendek dan panjang sebagai penganti kain.
Kaum wanita Lampung sehari-hari memakai kanduk/kakambut atau kudung sebagai penutup kepala yang dililitkan. Bahannya dari kain halus tipis atau sutera. Selain itu, kaum ibu kadangkadang menggunakannya sebagai kain pengendong anak kecil.
Lawai kurung digunakan sebagai penutup badan, memiliki bentuk seperti baju kurung. Baju ini terbuat dari bahan tipis atau sutra dan pada tepi muka serta lengan biasa dihiasi rajutan renda halus. Sebagai kain dikenakan senjang atau cawol. Untuk mempererat ikatan kain (senjang) dan celana di pinggang laki-laki digunakan bebet (ikat pinggang), sedangkan wanitanya menggunakan setagen. Perlengkapan lain yang dikenakan oleh laki-laki Lampung adalah selikap, yaitu kain selendang yang dipakai untuk penahan panas atau dingin yang dililitkan di leher. Pada waktu mandi di sungai, kain ini dipakai sebagai kain basahan. Selikap yang terbuat dari kain yang mahal dipakai saat menghadiri upacara adat dan untuk melakukan ibadah ke masjid.
Untuk menghadiri upacara adat, seperti perkawinan kaum wanita, baik yang gadis maupun yang sudah kawin, menyanggul rambutnya (belatung buwok). Cara menyanggul seperti ini memerlukan rambut tambahan untuk melilit rambut ash dengan bantuan rajutan benang hitam halus. Kemudian rajutan tadi ditusuk dengan bunga kawat yang dapat bergerak-gerak (kembang goyang).
Khusus bagi wanita yang baru menikah, pada saat menghadiri upacara perkawinan mengenakan kawai/kebayou (kebaya) beludru warna hitam dengan hiasan rekatan atau sulaman benang emas pada ujung-ujung kebaya dan bagian punggungnya. Dikenakan senjang/ cawol yang penuhi hiasan terbuat dari bahan tenun bertatah sulam benang emas, yang dikenal sebagai kain tapis atau kain Lampung. Sulaman benang emas ada yang dibuat berselang-seling, tetapi ada yang disulam hampir di seluruh kain.
Para ibu muda dan pengantin baru dalam menghadiri upacara adat mengenakan kain tapis bermotif dasar bergaris dari bahan katun bersulam benang emas dan kepingan kaca. Di bahunya tersampir tuguk jung sarat, yaitu selendang sutra bersulam benang emas dengan motif tumpal dan bunga tanjung. Selain itu, juga dapat dikenakan selekap balak, yaitu selendang sutra disulam dengan emas dengan motif pucuk rebung, di tengahnya bermotifkan siger yang di kelilingi bunga tanjung, bunga cengkeh dan hiasan berupa ayam jantan.
Untuk memperindah dirinya dipergunakan berbagai asesoris terbuat dari emas. Selambok/rattai galah, yaitu kalung leher (monte) berangkai kecil-kecil dilengkapi dengan leontin dari batu permata yang ikat dengan emas. Kelai pungew, yaitu gelang yang dipakai di lengan kanan atau kiri, biasanya memiliki bentuk seperti badan ular (kalai ulai). Pada jari tengah atau manis diberi cincin (alali) dari emas, perak atau suasa diberi mata dari permata. Dikenakan pula kalai kukut, yaitu gelang kaki yang biasanya berbentuk badan ular melingkar serta dapat dirangkaikan. Kalai kukut ini dipakai sebagai perlengkapan pakaian masyarakat yang hidup di desa, kecuali saat pergi ke ladang.
Pakaian mewah dipenuhi dengan warna kuning keemasan dapat dijumpai pada busana yang dikenakan pengantin daerah Lampung. Mulai dari kepala sampai ke kaki terlihat warna kuning emas.
Di kepala mempelai wanita bertengger siger, yaitu mahkota berbentuk seperti tanduk dari lempengan kuningan yang ditatah hias bertitik-titik rangkaian bunga. Siger ini berlekuk ruji tajam berjumlah sembilan lekukan di depan dan di belakang (siger tarub), yang setiap lekukannya diberi hiasan bunga cemara dari kuningan (beringin tumbuh). Puncak siger diberi hiasan serenja bulan, yaitu kembang hias berupa mahkota berjumlah satu sampai tiga buah. Mahkota kecil ini mempunyai lengkungan di bagian bawah dan beruji tajam-tajam pada bagian atas serta berhiaskan bunga. Pada umumnya terbuat dari bahan kuningan yang ditatah.
Badan mempelai dibungkus dengan sesapur, yaitu baju kurung bewarna putih atau baju yang tidak berangkai pada sisinya dan di tepi bagian bawah berhias uang perak yang digantungkan berangkai (rambai ringgit). Sebagai kainnya dikenakan kain tapis dewo sanow (kain tapis dewasana) dipakai oleh wanita pada waktu upacara besar (begawi) dari bahan katun bersulam emas dengan motif tumpal atau pucuk rebung. Kain ini dibuat beralaskan benang emas, hingga tidak nampak kain dasarnya. Bila kain dasarnya masih nampak disebut jung sarat. Jenis tapis dewasana merupakan hasil tenunan sendiri, yang sekarang sangat jarang dibuat lagi.
Pinggang mempelai wanita dilingkari bulu serti, yaitu ikat pinggang yang terbuat dari kain beludru berlapis kain merah. Bagian atas ikat pinggang ini dijaitkan kuningan yang digunting berbentuk bulat dan bertahtakan hiasan berupa bulatan kecil-kecil. Di bawah bulu serti dikenakan pending, yaitu ikat pinggang dari uang ringgitan Belanda dengan gambar ratu Wihelmina di bagian atas.
Pada bagian dada tergantung mulan temanggal, yaitu hiasan dari kuningan berbentuk seperti tanduk tanpa motif, hanya bertatah dasar. Kemudian dinar, yaitu uang Arab dari emas diberi peniti digantungkan pada sesapur, tepatnya di bagian atas perut. Dikenakan pula buah jukum, yaitu hiasan berbentuk buah-buah kecil di atas kain yang dirangkai menjadi untaian bunga dengan benang dijadikan kalung panjang. Biasanya kalung ini dipakai melingkar mulai dari bahu ke bagian perut sampai ke belakang.
Gelang burung, yaitu hiasan dari kuningan berbentuk burung bersayap yang diikatkan pada lengan kiri dan kanan, tepatnya di bawah bahu. Di atasnya direkatkan bebe, yaitu sulaman kain halus yang berlubang-lubang. Sementara gelang kana, terbuat dari kuningan berukir dan gelang Arab, yang memiliki bentuk sedikit berbeda, dikenakan bersama-sama di lengan atas dan bawah.
Mempelai laki-laki mengenakan kopiyah mas sebagai mahkota. Bentuknya bulat ke atas dengan ujung beruji tajam. Bahannya dari kuningan bertahtakan hiasan karangan bunga. Badannya ditutup dengan sesapur warna putih berlengan panjang. Dipakai celanou (celana) panjang dengan warna sama dengan warna baju.
Pada pinggang dibalutkan tapis bersulam benang emas penuh diikat dengan pending. Bagian dada dilibatkan membentuk silang limar, yaitu selendang dari sutra disulam benang emas penuh. Lengan dihias dengan gelang burung dan gelang kana. Perlengkapan lain yang menghiasi badan sama seperti yang dikenakan oleh mempelai wanita. Kaki kedua mempelai dibungkus dengan selop beludru warna hitam.
Kepulauan Bangka Belitung
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Kepulauan Bangka Belitung


Lambang


"Serumpun Sebalai"

Peta lokasi Kepulauan Bangka Belitung
Koordinat
1º 50' - 3º 10' LS
105º - 108º BT

Dasar hukum Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000
Tanggal penting 21 November 2000 (hari jadi)

Ibu kota
Pangkalpinang

Gubernur
Ir. H. Eko Maulana Ali, M.Sc.

Luas
18.725,14 km²
• Daratan: 16.423,14 km² (21,01%)
• Perairan: 65.301 km² (79,99%)
• Panjang pantai: 1.200 km
Penduduk
1.223.048 Jiwa (2010) [1]

Kepadatan 67 jiwa/km²
Kabupaten
6
Kota
1
Kecamatan
36
Kelurahan/Desa
326
Suku Melayu (71,89%), Tionghoa (11,54%), Jawa (5,82%), Bugis (2,69%), Madura (1,11%), lain-lain (6,95%).[2]

Agama
Islam (81,83%), Buddha (8,71%), Kong Hu Cu (5,11%), Protestan (2,44%), Katolik (1.79%), Hindu (0,13%),

Bahasa
Bahasa Melayu Bangka, Bahasa Melayu Belitung, Bahasa Tionghoa, Bahasa Indonesia

Zona waktu
WIB

Lagu daerah

Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: http://www.babelprov.go.id

(?)

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil seperti P. Lepar, P. Pongok, P. Mendanau dan P. Selat Nasik, total pulau yang telah bernama berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau. Bangka Belitung terletak di bagian timur Pulau Sumatera, dekat dengan Provinsi Sumatera Selatan. Bangka Belitung dikenal sebagai daerah penghasil timah, memiliki pantai yang indah dan kerukunan antar etnis. Ibu kota provinsi ini ialah Pangkalpinang. Pemerintahan provinsi ini disahkan pada tanggal 9 Februari 2001. Setelah dilantiknya Pj. Gubernur yakni H. Amur Muchasim, SH (mantan Sekjen Depdagri) yang menandai dimulainya aktivitas roda pemerintahan provinsi.
Selat Bangka memisahkan Pulau Sumatera dan Pulau Bangka, sedangkan Selat Gaspar memisahkan Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Di bagian utara provinsi ini terdapat Laut Cina Selatan, bagian selatan adalah Laut Jawa dan Pulau Kalimantan di bagian timur yang dipisahkan dari Pulau Belitung oleh Selat Karimata.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebelumnya adalah bagian dari Sumatera Selatan, namun menjadi provinsi sendiri bersama Banten dan Gorontalo pada tahun 2000. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tanggal 21 November 2000 yang terdiri dari Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan Kota Pangkalpinang. Pada tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tanggal 23 Januari 2003 dilakukan pemekaran wilayah dengan penambahan 4 kabupaten yaitu Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan Belitung Timur. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan pemekaran wilayah dari Provinsi Sumatra Selatan.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Batas
• 2 Pembagian administratif
• 3 Sejarah
• 4 Musyawarah Pimpinan Daerah Provinsi
• 5 Geografi
o 5.1 Posisi geografis
o 5.2 Tipologi
o 5.3 Keadaan Tanah
o 5.4 Hidrologi
o 5.5 Flora
o 5.6 Fauna
• 6 Cuaca dan Iklim
• 7 Demografi
• 8 Ketenagakerjaan
• 9 Perekonomian
o 9.1 Produk Domestik Regional Bruto
o 9.2 Pertumbuhan Ekonomi
o 9.3 Struktur Perekonomian
o 9.4 Ekspor impor
o 9.5 Industri
• 10 Perguruan Tinggi
• 11 Pendidikan Dasar dan Menengah
• 12 Keagamaan
• 13 Rumah adat
• 14 Atraksi/Event Budaya
• 15 Kain tradisional
• 16 Senjata tradisional
• 17 Media Massa Lokal
• 18 Tokoh-tokoh
• 19 Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
• 20 Anggota DPD RI Daerah Pemilihan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
• 21 Seniman
• 22 Ilmuwan dan akademisi
• 23 Alat musik dan tarian tradisional
• 24 Masakan/makanan tradisional
• 25 Daftar gubernur
• 26 Sejarah kepahlawanan Bangka
• 27 Tempat wisata
• 28 Prasarana Transportasi
• 29 Pranala luar
• 30 Rujukan

[sunting] Batas
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai batas wilayah:
• Sebelah utara dengan Laut Natuna
• Sebelah timur dengan Selat Karimata
• Sebelah selatan dengan Laut Jawa
• Sebelah barat dengan Selat Bangka
[sunting] Pembagian administratif
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi atas tujuh daerah tingkat dua, yaitu:
1. Kabupaten Bangka (ibukota: Sungailiat): Sejak masih bergabung dengan Sumatera Selatan maupun setelah lepas, Kabupaten Bangka merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak. Saat lepas dari Sumsel, luas Kabupaten Bangka meliputi 91% luas pulau Bangka (11.000 km2), namun pada tahun 2003 Kabupaten Bangka dimekarkan menjadi 4 Kabupaten. oleh karena itu, Kabupaten Bangka juga dikenal sebagai Kabupaten Bangka Induk.
2. Kabupaten Belitung (Ibukota: Tanjungpandan: Pada awalnya meliputi seluruh pulau Belitung dan pulau kecil di sekitarnya, namun pada tahun 2003 dimekarkan menjadi 2 kabupaten.
3. Kabupaten Bangka Barat (ibukota: Mentok): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003. Kabupaten Bangka Barat merupakan titik penyebrangan yang menghubungkan Bangka dengan Sumatera Selatan melalui pelabuhan Mentok yang merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia. kota Mentok sendiri merupakan pusat pengolahan timah Bangka serta tempat Bung Karno, Bung Hatta, Moh. Roem dan pemimpin nasional lain diasingkan selama masa revolusi mempertahankan kemerdekaan.
4. Kabupaten Bangka Tengah (ibukota: Koba): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003. merupakan pusat perikanan Bangka Belitung. sepanjang jalan raya Pangkalpinang-Koba (60 km) terdapat pantai indah tepat di sisi jalan terutama di Desa Penyak dan Kurau.
5. Kabupaten Bangka Selatan (ibukota: Toboali): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003. Daerahnya meliputi bagian selatan Pulau Bangka, termasuk pulau-pulau kecil seperti Pulau Lepar, Pulau Pongok dan pulau Nanas. Kabupaten Bangka Selatan merupakan pusat penghasil beras Kepulauan Bangka Belitung. Juga merupakan daerah tujuan transmigran dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
6. Kabupaten Belitung Timur (ibukota: Manggar): merupakan pemekaran Kabupaten Belitung tahun 2003. Tempat ini merupakan tempat "Laskar Pelangi" yang ditulis Andrea Hirata.
7. Kota Pangkal Pinang: merupakan ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang ditetapkan sejak tahun 2002. kota terbesar dan teramai di provinsi ini. sebelumnya merupakan ibukota kabupaten Bangka, namun pada tahun 1971 ibukota kabupaten Bangka pindah ke Sungailiat dan kota Pangkalpinang menjadi kota sendiri. Kantor pusat PT. Timah Tbk. berada di wilayah ini.
[sunting] Sejarah
Wilayah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, terutama Pulau Bangka berganti-ganti menjadi daerah taklukan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Setelah kapitulasi dengan Belanda, Kepulauan Bangka Belitung menjadi jajahan Inggris sebagai "Duke of Island". 20 Mei 1812 kekuasaan Inggris berakhir setelah konvensi London 13 Agustus 1824, terjadi peralihan kekuasaan daerah jajahan Kepulauan Bangka Belitung antara MH. Court (Inggris) dengan K. Hcyes (Belanda) di Muntok pada 10 Desember 1816. Kekuasaan Belanda mendapat perlawanan Depati Barin dan putranya Depati Amir yang di kenal sebagai perang Depati Amir (1849-1851). Kekalahan perang Depati Amir menyebabkan Depati Amir diasingkan ke Desa Air Mata Kupang NTT. Atas dasar stbl. 565, tanggal 2 Desember 1933 pada tanggal 11 Maret 1933 di bentuk Resindetil Bangka Belitung Onderhoregenheden yang dipimpin seorang residen Bangka Belitung dengan 6 Onderafdehify yang di pimpin oleh Ast. Residen. Di Pulau Bangka terdapat 5 Onderafdehify yang akhirnya menjadi 5 Karesidenan sedang di Pulau Belitung terdapat 1 Karesidenan. Di zaman Jepang, Karesidenan Bangka Belitung di perintah oleh pemerintahan Militer Jepang yang disebut Bangka Beliton Ginseibu. Setelah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, oleh Belanda di bentuk Dewan Bangka Sementara pada 10 Desember 1946 (stbl.1946 No.38) yang selanjutnya resmi menjadi Dewan Bangka yang diketuai oleh Musarif Datuk Bandaharo Leo yang dilantik Belanda pada 11 November 1947. Dewan Bangka merupakan Lembaga Pemerintahan Otonomi Tinggi. Pada 23 Januari 1948 (stb1.1948 No.123), Dewan Bangka, Dewan Belitung dan Dewan Riau bergabung dalam Federasi Bangka Belitung dan Riau (FABERI) yang merupakan suatu bagian dalam Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Berdasarkan Keputusan Presiden RIS Nomor 141 Tahun 1950 kembali bersatu dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga berlaku undang-undang Nomor 22 Tahun 1948. Pada tanggal 22 April 1950 oleh Pemerintah diserahkan wilayah Bangka Belitung kepada Gubernur Sumatera Selatan Dr. Mohd. lsa yang disaksikan oleh Perdana Menteri Dr. Hakim dan Dewan Bangka Belitung dibubarkan. Sebagai Residen Bangka Belitung ditunjuk R. Soemardja yang berkedudukan di Pangkalpinang.Berdasarkan UUDS 1950 dan UU Nomor 22 Tahun 1948 dan UU Darurat Nomor 4 tanggal 16 November 1956 Karesidenan Bangka Belitung berada di Sumatera Selatan yaitu Kabupaten Bangka dan dibentuk juga kota kecil Pangkalpinang. Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1957 Pangkalpinang menjadi Kota Praja. Pada tanggal 13 Mei 1971 Presiden Soeharto meresmikan Sungai Liat sebagai ibukota Kabupaten Bangka. Berdasarkan UU Nomor 27 Tahun 2000 wilayah Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka dan Kabupaten Belitung menjadi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selanjutnya sejak tanggal 27 Januari 2003 Provinsi Kepualauan Bangka Belitung mengalami pemekaran wilayah dengan menambah 4 Kabupaten baru yaitu Kabupaten Bangka Barat, Bangka Tengah, Belitung Timur dan Bangka Selatan.
[sunting] Musyawarah Pimpinan Daerah Provinsi
• Gubernur: Ir. H. Eko Maulana Ali, SAP, MSc
• Wakil Gubernur: H.Syamsuddin Basari, S.Sos
• Ketua DPRD: Drs.H.Munir Saleh, MM
• Kepala Polda: Brigjen Pol Anton Setiadi
• Kepala Kejaksaan Tinggi: Ismail Fachruddin, SH, MH
• Ketua Pengadilan Tinggi: Ndjilei Kaban, SH
• Ketua Pengadilan Agama: Drs. H. Djafar Abdul Muchith, SH, MHI
• Komandan Kodim 0413 Bangka: Letkol. Art. Harjito
• Komandan Kodim 0414 Belitung: Letkol. CZi. M. Jangkung Widyanto
• Komandan Lanal Belinyu: Letkol Laut (P) Gregorius Agung, WD
• Komandan Lanud Tanjungpandan: Letkol. Udara (Pnb) Heddezol
• Rektor Universitas Bangka Belitung (UBB): Prof. Dr.Bustami Rahman, M.S
• Ketua STAIN Syekh Abdurrahman Sidik: Drs. Zulkifli, MA
• Sekretaris Daerah: Ir. H. Imam Mardi Nugroho, MT
[sunting] Geografi
[sunting] Posisi geografis
Posisi geografis provinsi ini adalah 1º50' - 3º10' LS dan 105º - 108º BT.
[sunting] Tipologi
Keadaan alam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar merupakan dataran rendah, lembah dan sebagian kecil pegunungan dan perbukitan. Ketinggian dataran rendah rata-rata sekitar 50 meter di atas permukaan laut dan ketinggian daerah pegunungan antara lain untuk Gunung Maras mencapai 699 meter di Kecamatan Belinyu (P. Bangka), Gunung Tajam Kaki ketinggiannya kurang lebih 500 meter diatas permukaan laut di Pulau Belitung. Sedangkan untuk daerah perbukitan seperti Bukit Menumbing ketinggiannya mencapai kurang lebih 445 meter di Kecamatan Mentok dan Bukit Mangkol dengan ketinggian sekitar 395 meter di atas permukaan laut di Kecamatan Pangkalan Baru.
[sunting] Keadaan Tanah
Keadaan tanah Kepulauan Bangka Belitung secara umum mempunyai PH atau reaksi tanah yang asam rata-rata dibawah 5, akan tetapi memiliki kandungan aluminium yang sangat tinggi. Di dalamnya mengandung banyak mineral biji timah dan bahan galian berupa pasir, pasir kuarsa, batu granit, kaolin, tanah liat dan lain-lain. Keadaan tanah terdiri dari:
• Podsolik dan Litosol:
Warnanya coklat kekuning-kuningan berasal dari batu plutonik masam yang terdapat di daerah perbukitan dan pegunungan, kuarsa, batu granit, kaolin, tanah liat dan lain-lain.
• Asosiasi Podsolik:
Warnanya coklat kekuning-kuningan dengan bahan induk kompleks batu pasir kwarsit dan batuan plutonik masam.
• Asosiasi Aluvial, Hedromotif dan Clay Humus serta regosol:
Berwarna kelabu muda, berasal dari endapan pasir dan tanah liat.
[sunting] Hidrologi
Daerah Kepulauan Bangka Belitung dihubungkan oleh perairan laut dan pulau-pulau kecil. Secara keseluruhan daratan dan perairan Bangka Belitung merupakan satu kesatuan dari bagian dataran Sunda, sehingga perairannya merupakan bagian Dangkalan Sunda (Sunda Shelf) dengan kedalaman laut tidak lebih dari 30 meter.
Sebagai daerah perairan, Kepulauan Bangka Belitung mempunyai dua jenis perairan, yaitu perairan terbuka dan perairan semi tertutup. Perairan terbuka yang terdapat di sekitar pulau Bangka terletak di sebelah utara, timur dan selatan pulau Bangka. Sedangkan perairan semi tertutup terdapat di selat Bangka dan teluk Kelabat di Bangka Utara. Sementara itu perairan di pulau Belitung umumnya bersifat perairan terbuka.
Di samping sebagai daerah perairan laut, daerah Kepulauan Bangka Belitung juga mempunyai banyak sungai seperti : sungai Baturusa, sungai Buluh, sungai Kotawaringin, sungai Kampa, sungai Layang, sungai Manise dan sungai Kurau.
[sunting] Flora
Di Kepulauan Bangka Belitung tumbuh bermacam-macam jenis kayu berkualitas yang diperdagangkan ke luar daerah seperti: Kayu Meranti, Ramin, Mambalong, Mandaru, Bulin dan Kerengas. Tanaman hutan lainnya adalah: Kapuk, Jelutung, Pulai, Gelam, Meranti rawa, Mentagor, Mahang, Bakau dan lain-lain. Hasil hutan lainnya merupakan hasil ikutan terutama madu alam dan rotan. Madu Kepulauan Bangka Belitung terkenal dengan madu pahit.
[sunting] Fauna
Fauna di Kepulauan Bangka Belitung lebih memiliki kesamaan dengan fauna di Kepulauan Riau dan semenanjung Malaysia daripada dengan daerah Sumatera. Beberapa jenis hewan yang dapat ditemui di Kepulauan Bangka Belitung antara lain: Rusa, Beruk, Monyet, Lutung, Babi Hutan, Tringgiling, Kancil, Musang , Elang, Ayam Hutan, Pelanduk, berjenis-jenis Ular dan Biawak.
[sunting] Cuaca dan Iklim
Tahun 2007 kelembaban udara di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berkisar antara 77,4 % sampai dengan 87,3 % dengan rata-rata perbulan mencapai 83,1 %, dengan curah hujan antara 58,3 mm sampai dengan 476,3 mm dan tekanan udara selama tahun 2007 sekitar 1.010,1 MBS. Rata-rata suhu udara selama tahun 2007 di provinsi ini mencapai 26,7 oC dengan rata-rata suhu udara maksimum 29,9 oC dan rata-rata suhu udara minimum 24,9 oC. Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada Bulan Oktober dengan suhu udara 31,7 oC, sedangkan untuk suhu udara minimum terendah terjadi pada Bulan Februari dan Maret dengan suhu udara sebesar 23,2 oC.
Kepulauan Bangka Belitung memiliki Iklim tropis yang dipengaruhi angin musim yang mengalami bulan basah selama tujuh bulan sepanjang tahun dan bulan kering selama lima bulan terus menerus. Tahun 2007 bulan kering terjadi pada Bulan Agustus sampai dengan Oktober dengan hari hujan 11-15 hari per bulan. Untuk bulan basah hari hujan 16-27 hari per bulan, terjadi pada Bulan Januari sampai dengan Bulan Juli dan Bulan November sampai Bulan Desember.
[sunting] Demografi
Jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2007 sebesar 1.106.657 jiwa menunjukkan peningkatan 23.08 persen dari tahun 2000, dengan jumlah penduduk sebesar 899.095 jiwa (hasil Sensus Penduduk 2000). Penduduk Bangka Belitung disebut orang Melayu Bangka-Belitung[3]
Jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2007 sebanyak 584.178 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 522.479 jiwa. Rasio jenis kelamin tahun yang sama sebesar 112, artinya pada tahun 2007 untuk setiap 212 penduduk di Kepulauan Bangka Belitung terdapat 100 penduduk perempuan dan 112 penduduk laki-laki. Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 1980 - 1990 sebesar 2,29 persen per tahun dan turun menjadi 0,93 persen per tahun untuk periode tahun 1990 - 2000. Adapun laju pertumbuhan penduduk ditinjau menurut kabupaten/kota untuk periode tahun 1990-2000, laju pertumbuhan tertinggi terdapat di Kabupaten Bangka 1,06 persen, diikuti Kota Pangkalpinang 1,03 persen dan Kabupaten Belitung 0,59 persen. Jumlah rumahtangga di Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007 sebanyak 272.704 rumahtangga dan kabupaten yang memiliki jumlah rumahtangga terbesar adalah Kabupaten Bangka sebesar 65.200 rumahtangga dan yang memiliki jumlah rumahtangga terendah adalah Belitung Timur sebesar 23.168 rumahtangga.
Adapun tingkat kepadatan penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencapai 67 orang per km2, apabila dilihat menurut kabupaten/kota, Kota Pangkalpinang memiliki tingkat kepadatan tertinggi yaitu sebesar 1.737 orang per km2 dan Kabupaten Belitung Timur memiliki tingkat kepadatan terendah yaitu 36 orang per km2.
[sunting] Ketenagakerjaan
Jumlah penduduk Kepulauan Bangka Belitung usia 15 tahun ke atas atau yang termasuk Penduduk Usia Kerja (PUK) pada tahun 2007 sebanyak 766.428 jiwa atau 69,25 persen dari total penduduk. Sebesar 66,28 persen dari PUK termasuk dalam penduduk angkatan kerja (bekerja dan/atau mencari kerja) dan sisanya 33.72 persen adalah penduduk bukan angkatan kerja (sekolah, mengurus rumahtangga dan lainnya).
Tingkat partisipasi angkatan kerja Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007 sebesar 66,28 persen artinya sebesar 66 persen penduduk usia kerja aktif secara ekonomi. Adapun tingkat pengangguran terbuka untuk Kepulauan Bangka Belitung tahun yang sama sebesar 6,49 persen, artinya dari 100 penduduk yang termasuk angkatan kerja, secara rata-rata 5-6 orang diantaranya pencari kerja. Penduduk usia kerja yang bekerja apabila dilihat dari sektor lapangan pekerjaan tampak bahwa sebesar 34,4 persen penduduk usia kerja yang bekerja terserap di sektor pertanian, 20,9 persen terserap sektor pertambangan dan sektor perdagangan menyerap 18,7 persen.
[sunting] Perekonomian
[sunting] Produk Domestik Regional Bruto
Pada tahun 2007, PDRB atas dasar harga berlaku di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan migas sebesar 17.895.017 juta rupiah, sedangkan PDRB tanpa migas sebesar 17.369.399 juta. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya menunjukkan peningkatan dimana pada tahun 2006 PDRB atas dasar harga berlaku dengan migas adalah 15.920.529 juta rupiah dan PDRB tanpa migas sebesar 15.299.647 juta rupiah. Demikian juga, PDRB atas dasar harga konstan 2000 baik dengan migas maupun tanpa migas pada tahun 2007 menunjukkan peningkatan.
[sunting] Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2007 semakin membaik dibandingkan tahun 2006. Berdasarkan penghitungan PDRB atas dasar harga konstan 2000, laju pertumbuhan ekonomi tahun 2007 dengan migas adalah sekitar 4,54 persen dan pertumbuhan ekonomi tanpa migas adalah sekitar 5,37 persen. Nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2006 dengan migas adalah 9.053.906 juta rupiah, pada tahun 2007 meningkat menjadi 9.645.062 juta rupiah, sementara tanpa migasnya menjadi 9.257.539 juta rupiah.
[sunting] Struktur Perekonomian
Perekonomian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007 ditopang oleh sektor primer dan sektor sekunder. Sektor primer meliputi sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Sektor primer ini mempunyai kontribusi cukup besar masing-masing sebesar 18,67 persen dan 20,40 persen.
Sedangkan pada sektor sekunder yaitu sektor industri pengolahan memberikan kontribusi yang cukup besar pada PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu sebesar 22,51 persen dan untuk sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor bangunan masing-masing memberikan kontribusi sebesar 0,65 persen dan 5,87 persen. Untuk sektor tersier yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai kontribusi sebesar 34,81 persen.
Dilihat dari sisi penggunaan PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga. Pada tahun 2007 besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 9.015.057 juta rupiah atau sekitar 50,38 persen dari total PDRB. Selain itu kegiatan perdagangan luar negeri juga mempunyai kontribusi yang cukup besar, untuk ekspor senilai 8.741.217 juta rupiah atau 48,84 persen dan untuk impor senilai 5.284.414 juta rupiah atau 29.53 persen dari total PDRB.
[sunting] Ekspor impor
Neraca perdagangan yang meliputi kegiatan ekspor dan impor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2007 terjadi peningkatan nilai surplus dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai ekspor pada tahun 2007 mencapai 1.254,43 juta dollar AS, atau naik 17,38 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu nilai impor menurun dari 25,09 juta dollar AS pada tahun 2006 menjadi 21,58 juta dollar AS di tahun 2007 atau turun sebesar 16,27 persen. Besarnya surplus neraca perdagangan tahun 2007 sebesar 1.232,85 juta dollar AS. Dengan demikian nilai surplus tahun 2007 naik sebesar 18,13 persen .
[sunting] Industri
Pada tahun 2007 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didominasi oleh kelompok industri kimia dan bahan bangunan secara kuantitas, yaitu sebanyak 1187 unit usaha yang tersebar di seluruh kabupaten/kota, terbanyak di kabupaten Bangka Tengah dengan 339 unit usaha. Penyerapan tenaga kerja di sektor industri mencapai 19.462 orang dimana 7.375 merupakan penyerapan tenaga kerja terbesar berada di kelompok industri logam mesin dan elektronika.
Industri kerajinan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan industri yang mengolah hasil agro industri, perikanan, perkebunan dan hasil laut. Industri kerajinan yang diusahakan penduduk adalah kerajinan tangan berupa industri pewter dari timah, gelang/cincin/tongkat dari akar bahar, anyaman kopiah/peci resam dan sebagainya. Sedangkan industri kerajinan yang berupa makanan/penganan berupa terasi, rusip, getas/kerupuk, siput gonggong dan lain-lain.
[sunting] Perguruan Tinggi
Sejarah perguruan tinggi di Bangka Belitung diawali oleh Universitas Sriwijaya Cabang Bangka pada tahun 1970-an. Namun sesuai dengan peraturan yang tidak memperbolehkan perguruan tinggi negeri yang membuka cabang, maka pada awal tahun 1980-an Universitas Sriwijaya Cabang ditutup.
Kalangan pendidik di Pulau Bangka yang peduli akan pentingnya pendidikan tinggi kemudian memprakarsai hadirnya perguruan tinggi di Bangka dengan membentuk Yayasan Pendidikan Bangka (Yapertiba) yang kemudian pada tahun 1982 mendirikan STIH Pertiba dengan jurusan Ilmu Hukum dan STIE Pertiba dengan jurusan Manajemen yang berada di Kota Pangkalpinang.
Selanjutnya Universitas Terbuka hadir di Pulau Bangka pada tahun 1984.
Yapertiba juga mendirikan STAI Bangka yang berada di Kota Sungailiat.
PT. Timah Tbk. ikut berpartisipasi mengembangkan dunia pendidikan tinggi dengan mendirikan Politehnik Manufaktur Timah pada tahun 1994 yang terletak di Kota Sungailiat yang memiliki 3 jurusan.
Pada tahun 1990-an Pemkot Pangkalpinang turut andil mendirikan Akademi Keperawatan guna mencetak tenaga kesehatan yang handal sesuai kebutuhan daerah yang berlokasi di RSUD Pangkalpinang.
Yapertiba pada tahun 1999 mendirikan STIPER Bangka yang berlokasi di Kota Sungailiat pada tahun 1999, selanjutnya STIPER Bangka pada tahun 2006 melebur menjadi bagian dari Universitas Bangka Belitung. Pada tahun 1999 juga berdiri Akademi Akuntansi Bakti yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Bakti.
Di Pulau Belitung sejumlah pemerhati pendidikan pada tahun 1999 mendirikan Akademi Manajemen Belitung. STIE IBEK Babel turut hadir meramaikan dunia pendidikan tinggi di Bangka yang berdiri pada tahun 2000 berlokasi di Kota Pangkalpinang dengan jurusan Akuntansi dan Manajemen. Tahun 2001 AMIK Atma Luhur berdiri di Kota Pangkalpinang dengan kekhususan pada keahlian informatika, memiliki 2 jurusan yakni Manajemen Informatika dan Komputer Akuntansi. Di tahun yang sama STIKES Abdi Nusa juga hadir di Pangkalpinang dengan jurusan Kesehatan Masyarakat. Pada tahun 2003 Stisipol Pahlawan 12 dan STT Pahlawan 12 didirikan di Kota Sungailiat.
Departemene Agama pada tahun 2005 mendirikan STAIN Syekh Abdurrahman Sidik yang berlokasi di Kecamatan Mendo Barat.
Pada tahun 2006 berdirilah Universitas pertama di Bangka Belitung yakni Universitas Bangka Belitung (UBB) yang merupakan cikal bakal berdirinya universitas negeri di Bangka Belitung. UBB merupakan penggabungan 3 perguruan tinggi yaitu Polman Timah, STIPER Bangka dan STT Pahlawan 12. Pada bulan Februari 2009 UBB resmi menjadi universitas negeri dengan ditandatanganinya MoU penyerahan semua aset UBB dari Yayasan Cendikia Bangka kepada Dirjen Dikti Depdiknas.
• Universitas Bangka Belitung (UBB)
• Politeknik Manufaktur (POLMAN) Timah (Polman Timah UBB)
• STAIN SYEKH ABDURRAHMAN SIDIK
• STIPER Bangka Bergabung dengan Universitas Bangka Belitung (UBB)
• STIKES Abdi Nusa
• AMIK ATMALUHUR
• Akademi Akuntansi Bangka
• STIE IBEK Babel ([1])
• STIE Pertiba
• STIH Pertiba
• Akademi Keperawatan Pemkot Pangkalpinang
• Akademi Kebidanan
• STISIPOL Pahlawan 12
[sunting] Pendidikan Dasar dan Menengah
Pada tahun ajaran 2007/2008 rasio murid TK terhadap sekolah di provinsi ini sebesar 67, berarti rata-rata setiap sekolah TK yang terdapat di Kepulauan Bangka Belitung kurang lebih memiliki 67 murid. Rasio murid sekolah di SD sebesar 180.
Sedangkan untuk Madrasah Ibtidaiyah rasio murid sekolah sebesar 129. Rasio murid sekolah pada jenjang SLTP pada tahun ajaran 2006/2007 sebesar 231 artinya rata-rata sekolah SLTP negeri menampung kurang lebih 231 murid.
Untuk Madrasah Tsanawiyah, rasio murid sekolah sebesar 137. Pada jenjang Sekolah Menengah Umum (SMU) di Kepulauan Bangka Belitung rasio murid sekolah sebesar 300. Adapun SMK memiliki rasio murid sekolah sebesar 297.
Sedangkan untuk Madrasah Aliyah (MA), rasio murid sekolah MA sebesar 113.
[sunting] Keagamaan
Penduduk Kepulauan Bangka Belitung merupakan masyarakat yang beragama dan menjunjung tinggi kerukunan beragama. Tempat peribadatan agama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ada sebanyak 730 masjid, 454 musala, 115 langgar, 87 gereja protestan, 30 gereja katolik, 48 vihara dan 11 centiya. Pada pemberangkatan haji tahun 2007 jumlah jemaah haji yang terdaftar dan diberangkatkan ke tanah suci sebanyak 1012 jemaah.
[sunting] Rumah adat
• Rumah Panggung
Secara umum arsitektur di Kepulauan Bangka Belitung berciri Arsitektur Melayu seperti yang ditemukan di daerah-daerah sepanjang pesisir Sumatera dan Malaka.
Di daerah ini dikenal ada tiga tipe yaitu Arsitektur Melayu Awal, Melayu Bubung Panjang dan Melayu Bubung Limas. Rumah Melayu Awal berupa rumah panggung kayu dengan material seperti kayu, bambu, rotan, akar pohon, daun-daun atau alang-alang yang tumbuh dan mudah diperoleh di sekitar pemukiman.
Bangunan Melayu Awal ini beratap tinggi di mana sebagian atapnya miring, memiliki beranda di muka, serta bukaan banyak yang berfungsi sebagai fentilasi. Rumah Melayu awal terdiri atas rumah ibu dan rumah dapur yang berdiri di atas tiang rumah yang ditanam dalam tanah.
Berkaitan dengan tiang, masyarakat Kepulauan Bangka Belitung mengenal falsafah 9 tiang. Bangunan didirikan di atas 9 buah tiang, dengan tiang utama berada di tengah dan didirikan pertama kali. Atap ditutup dengan daun rumbia. Dindingnya biasanya dibuat dari pelepah/kulit kayu atau buluh (bambu). Rumah Melayu Bubung Panjang biasanya karena ada penambahan bangunan di sisi bangunan yang ada sebelumnya, sedangkan Bubung Limas karena pengaruh dari Palembang. Sebagian dari atap sisi bangunan dengan arsitektur ini terpancung. Selain pengaruh arsitektur Melayu ditemukan pula pengaruh arsitektur non-Melayu seperti terlihat dari bentuk Rumah Panjang yang pada umumnya didiami oleh warga keturunan Tionghoa. Pengaruh non-Melayu lain datang dari arsitektur kolonial, terutama tampak pada tangga batu dengan bentuk lengkung.
• Rumah Limas
• Rumah Rakit
[sunting] Atraksi/Event Budaya
• Perang Ketupat
• Buang Jong
• Mandi Belimau
• Ruwah
• Kongian
• Imlek
• Sembahyang Rebut
• Sembahyang Kubur
• Kawin Masal
• Nganggung
• Maulid Nabi Muhammad
• Isra' Mi'raj
• Muharoman
• Selikur
• Nyukur
• Idul Fitri/Hari Raya Puasa
• Idul Adha/Hari Raya Haji
• Nujuh Hari
• Empat Puluh Hari
• Nyeratus Hari
[sunting] Kain tradisional
• Kain Cual
[sunting] Senjata tradisional
• Parang bangka bentuknya seperti layar kapal. Alat ini digunakan terutama untuk perkelahian jarak pendek. Senjata ini mirip dengan golok di Jawa, namun ujung parang ini dibuat lebar dan berat guna meningkatkan bobot supaya sasaran dapat terpotong dengan cepat. Parang yang berdiameter sedang atau sekitar 40 cm juga dapat digunakan untuk menebang pohon karena bobot ujungnya yang lebih besar dan lebih berat.
• Kedik adalah alat tradisional yang digunakan sebagai alat pertanian. Alat ini digunakan di perkebunan terutama di kebun lada. Dalam menggunakannya si pemakai harus berjongkok dan bergerak mundur atau menyamping. Alat ini digunakan dengan cara diletakkan pada tanah dan ditarik ke belakang. Alat ini efektif untuk membersihkan rumput pengganggu tanaman lada. Kedik biasanya digunakan oleh kaum wanita karena alatnya kecil dan relatif lebih ringan. Kedik hanya dapat digunakan untuk rumput jenis yang kecil atau rumput yang tumbuh dengan akar yang dangkal, bukan ilalang.
• Siwar Panjang
[sunting] Media Massa Lokal
• Harian Bangka Pos ([2])
• Harian Babel Pos ([3])
• Harian Rakyat Pos
• Harian Metro Bangka Belitung
• Radio Sonora
• Radio Eljohn
• Radio Prima
• Bangka TV
• Radio Pratama FM 99.2 MHz
• Radio 104.6 BFM Tanjungpandan Belitung ([4])
[sunting] Tokoh-tokoh
• Antasari Azhar, SH (Mantan Ketua KPK)
• Marsekal Muda TNI Dr. Rio Mendung (Wakil Gubernur Lemhanas)
• Yan Juanda Saputra, SH, MH (Advokat)
• Secarpiandy, SH (Advokat)
• H. Emron Pangkapi (Ketua DPP PPP)
• H. Muhammad Muas, SH (Fungsionaris DPP Partai Golkar)
• Drs. Agus Tarmizi (mantan Dubes RI untuk Austria)
• Idham Kholid
[sunting] Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
• Ir. H. Azhar Romli, MM dari Fraksi Partai Golkar
• Ir. Rudianto Tjen dari Fraksi PDI Perjuangan
• Dr. Yusron Ihza, LLM dari Fraksi Partai Bulan Bintang
[sunting] Anggota DPD RI Daerah Pemilihan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
• Drs.H.Rusli Rahman, MSi
• Drs.H.Rosman Johan
• H.Jamillah Sofyan
• Fajar Fairy Rusni, SH
[sunting] Seniman
• Idang Rasjidi
• Ian Sanchin
• Willy Siswanto
• Soetejo AS
• Vhicar Studio
• Syuhada
• Riwan Kusmiadi
• Gias Oktario
• Suhaimi Sulaiman
• Abu Noeril
• Artika Sari Dewi
• Sandra Dewi
• Andrea Hirata
• Rafika Duri
• Tommy Ali
• Delon
• Adri Manan
• Aidil KDI
• Kiki KDI
• Elis Stania
[sunting] Ilmuwan dan akademisi
• Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, SH, MSc (Guru Besar Hukum Tata Negara UI)
• Dr. Sofian Effendi, MPIA (Guru Besar Administrasi Publik UGM)
• Prof. Dr. Jamaluddin Ancok (Guru Besar Psikologi UGM)
• Prof. Dr. Ir. M.T. Zen (Guru Besar Geologi ITB)
• Prof. Dr. Harun Al Rasyid, SH (Guru Besar Hukum Tata Negara UI)
• Prof. Dr. Jalaluddin Rakhmat (Guru Besar IAIN Raden Patah)
• Dr. Bustami Rahman, M.S (Rektor Universitas Bangka Belitung (UBB))
• Prof. Freddy P. Zen, M.Sc, D.Sc (Guru Besar Fisika ITB (profile))
• Antasari Azhar (Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi)
• Prof. Dr. Bambang Purwanto, MA, Ph.D (Guru Besar Sejarah Asia UGM)
[sunting] Alat musik dan tarian tradisional
• Dambus
• Suling
• Gendang Melayu
• Tari Tanggai
• Tari Zapin
• Tari Campak
• Rebana
• Rudat
• Tari Bahtera Bertiang Tujuh
• Sekapur Sirih
[sunting] Masakan/makanan tradisional
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Masakan Bangka Belitung, Masakan Bangka, dan Masakan Belitung
• Lempah kuning adalah masakan khas dari Pulau Bangka. Bahan dasar makanan ini adalah ikan laut dan dapat juga memakai daging, yang kemudian diberi bermacam bumbu dapur seperti kunyit, bawang merah dan putih serta lebngkuas dan terasi atau belacan yang khas dari daerah Bangka.
• Getas atau Keretekadalah makanan yang berbahan dasar ikan dan terigu yang buat dengan berbagi bentuk yang rasanya hampir sama dengan kerupuk.
• Rusip adalah makanan yang terbuat dari bahan dasar ikan bilis yang dicuci bersih dan diriskan secara steril, kemudian dicampur dengan garam yang komposisinya seimbang. Di samping itu ditambahkan juga air gula kabung agar aroma lebih terasa, kemudian disimpan sampai menjadi matang tanpa proses pemanasan. Adonan ini harus ditutup dengan wadah yang rapat agar tidak tercampur dengan benda asing apapun. Dahulu biasanya proses adonan ini ditempatkan dalam guci yang bermulut sempit. Suhu ruangan harus dijaga. Makanan ini dapat dimasak dulu atau dimakan langsung dengan lalapan.
• Calok
Terbuat dari udang kecil segar yang disebut dengan udang cencalo/rebon. Udang dicuci bersih dan dicampur dengan garam sebagai pengawet agar tahan lebih lama. sangat cocok untuk teman lauk nasi hangat dengan lalapan ketimun, tomat dan sayuran segar lainnya. Calok juga enak sebagai campuran omelete telur, rasanya akan lebih gurih dan nikmat.
• Teritip
Tetirip adalah sejenis tiram kecil yang biasanya hidup di tepi pantai dan melekat pada bebatuan. dagingnya sangat kecil tapi memiliki rasa da tekstur seperti tiram pada umumnya. biasanya dimakan segar atau di asinkan dengan garam jika ingin disimpan.Teritip sangat nikmat jika ditambahkan dengan cabe merah dan jeruk kunci (sejenis jeruk asam khas bangka).
• Belacan
• Tembiluk
• Kempelang
• Kerupuk
• Lempah Darat
• Empek-empek Bangka
• Lakso
• Tempoyak
• Bergo
• Tekwan
• Laksan
• Otak-otak
• Sambellingkung
• Martabak Bangka atau Kue Van De Cock/Hok Lo Pan
• Lempok, makanan sejenis dodol yang terbuat dari campuran gula pasir dan buah-buahan tertentu (umumnya cempedak, nangka dan durian). Buah yang digunakan dilembutkan sampai memyerupai bubur, kemudian dicampur dengan gula pasir dengan perbandingan tertentu dan dipanaskan di atas api sampai kecoklatan dan mudah dibentuk. Selama pemanasan, campuran harus selalu diaduk.
Masyarakat keturunan Tionghoa dari daerah ini terkenal karena masakannya serta kue-kue basahnya. Mie Bangka, Martabak Bangka atau Hok Lopan atau Van De Cock, Ca Kwe dan berbagai jenis makanan lainnya sering kali dijual oleh kelompok masyarakat ini yang merantau ke kota-kota besar di luar provinsi ini.
[sunting] Daftar gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1. Amur Muchasim
9 Februari 2001
22 April 2002 Penjabat Gubernur
2.
Hudarni Rani
22 April 2002
26 April 2007
3.
Eko Maulana Ali
26 April 2007
sekarang

[sunting] Sejarah kepahlawanan Bangka
• Depati Bahrin
• Depati Amir
• Batin Tikal
• Depati Hamzah
• Pahlawan Dua Belas
[sunting] Tempat wisata
Pulau Bangka sangat terkenal dengan keindahan pantainya. Pada umumnya pantai di Bangka berpasir putih dan halus namun ada juga yang berwarna kuning keemasan seperti bulir padi. Pantainya landai dengan ombak lumayan besar dan dikelilingi oleh batu vulkanik yang unik dan indah. Beberapa pantai yang terkenal di Pulau Bangka antara lain:
• Pantai Parai Tenggiri
• Pantai Matras
• Pantai Tanjung Pesona
• Pantai Rebo
• Pantai Batu Berdaun
• Pantai Pasir Padi
• Pantai Tanjung Ru Sadai,Bangka Selatan
• Pantai Tanjung Kerasak, Bangka Selatan
• Pantai Gunung Namak, Bangka Selatan
• Pantai Tanjung Kelian, Bangka Barat, Mentok
• Pantai Tanjung Ular, Bangka Barat, Mentok

Khusus Pulau Belitung merupakan pulau yang indah dengan pasir putih, pemandangan unik dengan pantai pasir putih yang asli dihiasi oleh batu-batu granit yang artistik dan air laut sejernih kristal dan dikelilingi oleh ratusan pulau-pulau kecil. Salah satu pantai terbaik dan unik di Indonesia, seperti:
• Tanjung Kelayang
• Tanjung Binga
• Tanjung Tinggi
• Pulau Lengkuas
• Pantai Punai
• Pantai Tanjung Pendam
• Pantai Nyiur Melambai
• Pantai Burung Mandi
• Pantai Bukit Batu
Selain objek wisata pantai terdapat juga obyek wisata lainnya antara lain:
• Pesanggrahan Bung Karno Bukit Menumbing
• Wisma Ranggam Mentok
• Rumah Mayor Mentok
• Masjid Jami' di Mentok
• Tangga Seribu Mentok
• Museum Timah Pangkalpinang
• Masjid Jami' Pangkalpinang
• Perkampungan Cina Tradisional Simpang Gedong
• Taman Pha Kak Liang di Belinyu
• Kolam Pemandian Air Panas di Pemali
• Vihara Dewi Kuan Im di Sungailiat
• Lokasi Film Laskar Pelangi di Gantung
• Vihara Budhayana Dewi Kwam In Damar
• Bendungan Pice Gantung
• A1 Bukit Samak Manggar
• Museum Buding
• Situs Raja Balok
• Perigi Belande Buding
[sunting] Prasarana Transportasi
• Bandar Udara Depati Amir di Pangkalpinang
• Bandar Udara HAS Hanandjuddin di Tanjung Pandan
• Pelabuhan Pangkalbalam di Pangkalpinang
• Pelabuhan Tanjung Gudang di Belinyu
• Pelabuhan Tanjung Kalian di Mentok
• Pelabuhan Sadai di Sadai, Toboali
• Pelabuhan Tanjung Pandan di Tanjung Pandan
• Pelabuhan Tanjung Batu
• Pelabuhan Tanjung Ru
• Pelabuhan Manggar
Kepulauan Riau
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Untuk provinsi Riau di daratan Sumatera, lihat Riau.
Untuk kegunaan lain dari Riau, lihat Riau (disambiguasi).
Kepulauan Riau


Lambang


"Berpancang Amanah Bersauh Marwah"

Peta lokasi Kepulauan Riau
Koordinat
1º 10' LS - 5º 10' LU
102º 50' - 109º 20' BT

Dasar hukum UU No. 25 Tahun 2002
Tanggal penting
Ibu kota
Tanjungpinang

Gubernur
Muhammad Sani

Luas
251.000 km²
• 96% perairan, 4% daratan
• 2408 pulau
Penduduk
1.685.698 (2010) [1]

Kepadatan
Kabupaten
4
Kota
2
Kecamatan
52
Kelurahan/Desa
299
Suku Melayu (35,6%), Jawa (22,2%), Tionghoa (9,3%), Minangkabau (9,3%), Batak (8,1%), Bugis (2,2%), Banjar (0,7%) [2]

Agama
Islam, Kristen, Buddha, Hindu

Bahasa
Bahasa Melayu Riau, Bahasa Indonesia

Zona waktu
WIB

Lagu daerah

Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.kepriprov.go.id

(?)

Kepulauan Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia. Provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja di sebelah utara; Malaysia dan provinsi Kalimantan Barat di timur; provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi di selatan; Negara Singapura, Malaysia dan provinsi Riau di sebelah barat.
Secara keseluruhan wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 4 kabupaten dan 2 kota, 47 kecamatan serta 274 kelurahan/desa dengan jumlah 2.408 pulau besar dan kecil yang 30% belum bernama dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 252.601 km², sekitar 95% merupakan lautan dan hanya sekitar 5% daratan.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah
• 2 Pemerintahan
o 2.1 Kabupaten dan kota
o 2.2 Daftar Gubernur
• 3 Kondisi geografis dan sumber daya alam Kepulauan Riau
o 3.1 Kondisi geografis Kepulauan Riau
o 3.2 Sumber daya alam
• 4 Potensi daerah
o 4.1 Kelautan
o 4.2 Peternakan
o 4.3 Pertanian
o 4.4 Pariwisata
• 5 Transportasi
o 5.1 Transportasi laut
o 5.2 Transportasi darat
o 5.3 Transportasi udara
• 6 Perekonomian
• 7 Suku bangsa
• 8 Bahasa
• 9 Seni dan budaya
o 9.1 Musik
o 9.2 Tarian
o 9.3 Seni teater
o 9.4 Pendidikan
• 10 Pers dan media massa
• 11 Lihat pula
• 12 Referensi dan pranala luar

[sunting] Sejarah
Kepulauan Riau merupakan provinsi baru hasil pemekaran dari provinsi Riau. Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002 merupakan Provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga.
[sunting] Pemerintahan
[sunting] Kabupaten dan kota


Ibukota provinsi di kota Tanjung Pinang.
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Bintan
Bandar Seri Bentan

2 Kabupaten Karimun
Tanjung Balai Karimun

3 Kabupaten Kepulauan Anambas
Tarempa

4 Kabupaten Lingga
Daik, Lingga

5 Kabupaten Natuna
Ranai, Bunguran Timur

6 Kota Batam
-
7 Kota Tanjung Pinang
-

[sunting] Daftar Gubernur


Gedung Daerah Provinsi Kepri di Kota Tanjung Pinang.
Gubernur dijabat oleh Drs. H. Ismeth Abdullah yang sebelumnya menjabat Ketua Badan Otorita Batam selama 7 tahun. Wakil Gubernur dijabat oleh H. Muhammad Sani yang sebelumnya menjabat sebagai bupati di kabupaten Karimun. Keduanya terpilih dari hasil Pilkada yang pertama kali di Kepulauan Riau dan dilantik oleh Menteri Dalam Negeri M. Ma’ruf masa bakti 2005-2010
No. Nama Foto Dari Sampai Keterangan
1.
Ismeth Abdullah
1 Juli 2004
2005 Penjabat Gubernur (periode pertama)
2. Darjo Sumarjono
2005
19 Agustus 2005 Penjabat Gubernur
3.
Ismeth Abdullah 19 Agustus 2005
19 Agustus 2010
periode kedua
3. Muhammad Sani
19 Agustus 2010
sekarang

[sunting] Kondisi geografis dan sumber daya alam Kepulauan Riau
[sunting] Kondisi geografis Kepulauan Riau
Secara geografis provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan negara tetangga, yaitu Singapura, Malaysia dan Vietnam yang memiliki luas wilayah 251.810,71 km² dengan 96 persennya adalah perairan dengan 1.350 pulau besar dan kecil telah menunjukkan kemajuan dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Ibukota provinsi Kepulauan Riau berkedudukan di Tanjung Pinang. Provinsi ini terletak pada jalur lalu lintas transportasi laut dan udara yang strategis dan terpadat pada tingkat internasional serta pada bibir pasar dunia yang memiliki peluang pasar.
[sunting] Sumber daya alam
Kepri memiliki potensi sumber daya alam mineral dan energi yang relatif cukup besar dan bervariasi baik berupa bahan galian A (strategis) seperti minyak bumi dan gas alam, bahan galian B (vital) seperti timah, bauksit dan pasir besi, maupun bahan galian golongan C seperti granit, pasir dan kuarsa.
[sunting] Potensi daerah
[sunting] Kelautan
Sebagai provinsi kepulauan, wilayah ini terdiri atas 96 % lautan. Kondisi ini sangat mendukung bagi pengembangan usaha budidaya perikanan mulai usahapembenihan sampai pemanfaatan teknologi budidaya maupun penangkapan. Di Kabupaten Karimun terdapat budidaya Ikan kakap, budidaya rumput laut, kerambah jaring apung. Kota Batam, Kabupaten Bintan, Lingga, dan Natuna juga memiliki potensi yang cukup besar di bidang perikanan. Selain perikanan tangkap di keempat Kabupaten tersebut, juga dikembangkan budidaya perikanan air laut dan air tawar. Di kota Batam tepatnya di Pulau Setoko, bahkan terdapat pusat pembenihan ikan kerapu yang mampu menghasilkan lebih dari 1 juta benih setahunnya. Di Kota Batam tepatnya didaerah telaga punggur, ada satu pelabuhan perikanan yang dikelola murni oleh swasta . Pelabuhan Perikanan Swasta Telaga Punggur diresmikan pada tanggal 08 Januari 2010 oleh Menteri Kelautan dan Perikanan R.I Dr. Ir. H. Fadel Muhammad. Letak pelabuhan perikanan swasta Telaga Punggur sangat strategis karena berhadapan dengan jalur lintas kapal penangkapan ikan antara Propinsi Kepri dan Natuna, ZEEI , Laut Cina Selatan serta keberadaan pelabuhan perikanan swasta Telaga Punggur di Kota Batam sangat dekat dengan negara Singapura yang dapat meningkatkan ekspor hasil laut dan menambah pendapatan asli daerah.
[sunting] Peternakan
Potensi di bidang peternakan difokuskan pada ternak itik, ternak sapi, ternak ayam dan ternak kambing yang umumnya masih dilaksanakan oleh peternakan kecil.
[sunting] Pertanian
Hampir diseluruh wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau berpotensi untuk diolah menjadi lahan pertanian dan peternakan mengingat tanahnya subur. Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis terutama di Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun dan Kota Batam. Disamping palawija dan holtikultura, tanaman lain seperti kelapa, kopi, gambir, nenas serta cengkeh sangat baik untuk dikembangkan. Demikian juga di Kabupaten Kepulauan Riau dan Lingga sangat cocok untuk ditanami buah-buahan dan sayuran. Di beberapa pulau sangat cocok untuk perkebunan kelapa sawit.
[sunting] Pariwisata


Pulau Penyengat dilihat dari kota Tanjung Pinang.
Provinsi Kepulauan Riau merupakan gerbang wisata dari mancanegara kedua setelah Pulau Bali. Jumlah wisatawan asing yang datang berkunjung mencapai 1,5 juta orang pada tahun 2005. Objek wisata di Provinsi Kepulauan Riau antara lain adalah wisata pantai yang terletak di berbagai kabupaten dan kota. Pantai Melur, Pulau Abang dan Pantai Nongsa di kota Batam, Pantai Pelawan di Kabupaten Karimun, Pantai Lagoi, Pantai Tanjung Berakit, Pantai Trikora, dan Bintan Leisure Park di kabupaten Bintan. Kabupaten Natuna terkenal dengan wisata baharinya seperti snorkeling.
Selain wisata pantai dan bahari, provinsi Kepulauan Riau juga memiliki objek wisata lainnya seperti cagar budaya, makam-makam bersejarah, tarian-tarian tradisional serta event-event khas daerah. Di kota Tanjungpinang terdapat pulau Penyengat sebagai pulau bersejarah karena di pulau ini terdapat masjid bersejarah dan makam-makam Raja Haji Fisabililah dan Raja Ali Haji yang kedua-duanya adalah pahlawan nasional.
[sunting] Transportasi


Kapal speedboat yang menghubungkan pulau Batam (pelabuhan Telaga Punggur) dan pulau Bintan.
Sistem transportasi yang terdapat di provinsi ini sangat beragam, sesuai dengan kondisi alam dan jarak antar wilayahnya. Adapun jenis transportasi yang terdapat di provinsi ini adalah:


Bandara Hang Nadim, Batam
[sunting] Transportasi laut
• Perahu motor kecil (pompong), banyak digunakan oleh masyarakat di kawasan pesisir (hinterland).
• Kapal ferry (MV), merupakan transportasi utama antar kota (Tanjungpinang - Batam - Karimun - Lingga).
• SpeadBoat, merupakan transportasi boat cepat, biasa digunakan masyarakat untuk tujuan Tanjungpinang - Lobam - Batam
• KM. Perintis, merupakan salah satu transportasi laut menuju ke dan dari kabupaten Natuna.
[sunting] Transportasi darat
• Taxi, merupakan salah satu alat transportasi darat utama di Kota Batam, selain itu merupakan salah satu angkutan umum dari kota Tanjungpinang menuju Kijang (Kec. Bintan Timur - Kab. Bintan).
• Angkutan kota (angkot), memiliki perbedaan sebutan di masing-masing daerah, di kota Tanjungpinang sebutan untuk angkot adalah "Transport", sedangkan di kota Batam disebut "Metro Trans".
• Bus, untuk kota batam Bus itu sendiri memiliki beberapa jenis, diantaranya: Damri dan bus kota (Busway). Di Kota Tanjungpinang, Bus digunakan oleh masyarakat untuk menuju Tanjunguban (Kec. Bintan Utara - Kab.Bintan). Selain itu juga terdapat bus khusus anak sekolah.
• Becak motor, Di kawasan pesisir (hinterland)seperti kawasan Kec. Belakang Padang dan Pulau Penyengat terdapat sebuah transportasi darat yang cukup unik, yakni Becak Motor.
• Ojek.
[sunting] Transportasi udara
Provinsi ini memiliki 3 bandara udara, yakni:
• Bandara Internasional Hang Nadim (Batam), Bandara Kijang (Tanjungpinang) dan Bandara Natuna.
• Bandara Internasional Hang Nadim (Batam) merupakan sebuah kebanggaan bagi Provinsi Kepulauan Riau, karena bandara ini mempunyai landasan terpanjang di Asia Tenggara.
• Dalam waktu dekat, sebuah bandara baru akan dibangun di provinsi ini yang terletak di Kabupaten Bintan Utara. Bandara baru ini dinamakan Bandara Busung yang konon dikabarkan akan menempati luas area sampai 170 hektar.
[sunting] Perekonomian
Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2005 adalah sebesar 6,57%. Sektor-sektor yang tumbuh dengan baik (lebih cepat dari pertumbuhan total PDRB) pada tahun 2005 antara lain sektor pengangkutan dan komunikasi (8,51%), sektor industri pengolahan (7,41%), sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (6,89%), sektor jasa (6,77%), serta sektor perdagangan, hotel dan restoran (6,69%).
PDRB Perkapita Provinsi Kepulauan Riau dalam lima tahun terakhir (2001-2005) cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2001 PDRB Perkapita (Atas Harga Berlaku – Tanpa Migas) sebesar Rp. 22,808 juta dan pada tahun 2005 meningkat sehingga menjadi sebesar Rp.29,348 juta. Namun secara riil (tanpa memperhitungkan inflasi) PDRB Perkapita (tanpa gas) pada tahun 2001 hanya sebesar Rp.20,397 juta dan pada tahun 2005 meningkat menjadi sebesar Rp. 22,418 juta.
[sunting] Suku bangsa
Suku bangsa yang terdapat di Provinsi Kepulauan Riau adalah Melayu, Bugis, Jawa, Arab, Tionghoa, Padang, Batak, Sunda dan Flores.
[sunting] Bahasa
Bahasa yang dipakai adalah bahasa resmi yaitu Bahasa Indonesia dan ada juga yang menggunakan bahasa Melayu.
Bahasa Melayu Riau mempunyai sejarah yang cukup panjang, karena pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
Pada Zaman Kerajaan Sriwijaya, Bahasa Melayu sudah menjadi bahasa internasional Lingua franca di kepulauan Nusantara, atau sekurang-kurangnya sebagai bahasa perdagangan di Kepulauan Nusantara. Bahasa Melayu, semenjak pusat kerajaan berada di Malaka kemudian pindah ke Johor, akhirnya pindah ke Riau mendapat predikat pula sesuai dengan nama pusat kerajaan Melayu itu. Karena itu bahasa Melayu zaman Melaka terkenal dengan Melayu Melaka, bahasa Melayu zaman Johor terkenal dengan Melayu Johor dan bahasa Melayu zaman Riau terkenal dengan bahasa Melayu Riau.
Pada zaman dahulu ada beberapa alasan yang menyebabkan Bahasa Melayu menjadi bahasa resmi digunakan, yaitu:
1. Bahasa Melayu Riau secara historis berasal dari perkembangan Bahasa Melayu semenjak berabad-abad yang lalu. Bahasa Melayu sudah tersebar keseluruh Nusantara, sehingga sudah dipahami oleh masyarakat, bahasa ini sudah lama menjadi bahasa antar suku di Nusantara.
2. Bahasa Melayu Riau sudah dibina sedemikian rupa oleh Raja Ali Haji dan kawan-kawannya[rujukan?], sehingga bahasa ini sudah menjadi standar.
3. Bahasa Melayu Riau sudah banyak publikasi, berupa buku-buku sastra, buku-buku sejarah dan agama baik dari zaman Melayu klasik maupun dari yang baru.
[sunting] Seni dan budaya
[sunting] Musik
Musik Melayu Kepulauan Riau dan musik yang berkembang oleh masyarakat Kepulauan Riau mencakup Musik Melayu dalam bentuk Langgam atau Senandung, Musik Joget, Musik Zapin, Musik Silat, Musik Inang, Musik Ghazal, Musik Boria, Musik Mak Yong, Musik Mendu, Musik Lang-lang Buana, Musik Bangsawan, Musik Barongsai, Musik Gamelan yang dulunya berkembang istana Daik Lingga dengan sebutan Musik Tari Joget Lingga, Musik Randai, Musik Dul Muluk, Musik Tari Inai, Musik Kompang, Musik Berdah, Musik Rebana, Musik Kasidah, Musik Nobat yang bisa digunakan pada acara ritual kerajaan di Riau Lingga, Musik Boria, Musik Kuna kepang, Musik Wayang cecak, Musik Randai, Musik Angklung, Musik Manora, Musik Keroncong, Musik Dangdut, Musik Pop, Musik Gondang dari Sumatera Utara, Musik Agogo dan lainnya.
[sunting] Tarian
Tari melayu di Kepulauan Riau yang berkembang di kabupaten dan kota antara lain : Tari Zapin, Tari Joget Dangong, Tari Jogi, Tari Melemang, Tari Makyong, Tari Mendu, Tari Inai, Tari Dayung Sampan, Tari Topeng, Tari Lang-Lang Buana, Tari Alu, Tari Ayam Sudur, Tari Boria, Tari Zikir Barat, Tari Rokana, Tari Joget lambak, Tari Damnah, Tari Semah Kajang, Tari Dendang Dangkong, Tari Sirih Lelat, Tari Tebus Kipas, Tari Sekapur Sirih, Tari Engku Puteri, Tari Mustika Kencana, Tari Marhaban, Tari Menjunjung Duli, Tari Tandak Pengasih, Tari Ikan Kekek, Tari Tarek Rawai, Tari Pasang Rokok, Tari Masri, Tari Betabik, Tari Lenggang Cecak, Tari Laksemane Bentan, Joget Bebtan, Tari Joget Kak Long dari Moro, Tari Joget Mak Dare, Tari Joget Makcik Normah di pulau Panjang Batam.
[sunting] Seni teater
Teater Melayu yang berkembang di Provinsi Riau anatar lain: Teater Makyong di Kabupaten Bintan tepatnya di Pulau Mantang, Pulau Panjang, Batam; Teater Mendu di Kabupaten Ranai tepatnya di Kecamatan Sedanau dan Ranai; Teater Lang-lang Buana di Kabupaten Natuna tepatnya di Ranai dan Wayang Bangsawan di Daik Lingga, Dabo Singkep, Pulau Penyengat.
Teater dari daerah lain yang berada di Provinsi Kepulauan Riau antara lain seperti: Randai, Ketoprak, Wayang Orang, Dul Muluk dan Manora. Semuanya dikembangkan oleh masyarakat dan suku lain yang berada di provinsi Kepulauan Riau.
[sunting] Pendidikan
Perguruan tinggi yang ada:
1. Politeknik Batam
2. Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang
3. Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Batam
4. Universitas Internasional Batam
5. Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Raja Haji (Tanjungpinang)
6. Universitas Batam
7. Universitas Putera Batam
8. Universitas Riau Kepulauan (Batam)
9. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ibnu Sina (Batam)
10. Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina (Batam)
11. Sekolah Tinggi Ilmu Agama Ibnu Sina (Batam)
12. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pembangunan (Tanjungpinang)
13. Sekolah tinggi Teknologi Indonesia (Tanjungpinang)
14. Akademi Keperawatan Griya Husada (Batam)
15. Akademi Keperawatan Mitra Bunda Persada (Batam)
16. Akademi Bahasa Asing Tanjungpinang
17. Sekolah Tinggi Ilmu Agama Miftahul Ulum (Tanjungpinang)
18. Politeknik Kesehatan Tanjungpinang (Tanjungpinang)
19. Akademi Keperawatan Angkatan Laut (Tanjungpinang)
20. Sekolah Tinggi Katolik Bentara Persada (Batam)
21. Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi - International Gurindam Archipelago (Tanjungpinang)
[sunting] Pers dan media massa


Tanjung Balai, kabupaten Karimun
1. Televisi
o Batam Televisi (BTV)
o Semenanjung Televisi (STV)
o Barelang TV
2. Koran Harian
o Batam Pos
o Tribun Batam
o Harian Posmetro
o Harian Haluan Kepri (dulu bernama Harian Sijori Mandiri[3]
o Harian Batam News
3. Koran Mingguan/Dwi Mingguan/Bulanan
o Koran Buruh
o Swara Mahasiswa
4. Majalah
o Batamag
5. Radio
o RRI Prog1 (AM-FM) - Tanjungpinang
o RRI Prog2 (FM) - Tanjungpinang
o Club FM - Tanjungpinang
o Bis FM - Tanjungpinang
o Iguana FM - Tanjungpinang
o Pandawa FM - Tanjungpinang
o Batam FM - Batam
o Zoo FM - Batam
o Kei FM - Batam
o Gress Radio - Batam
o Erabaru FM - Batam
o Sing FM - Batam
o Seila FM - Batam
o Discovery Minang FM - Batam
o Hang FM - Batam
6. Artist & Selebritis:
o Vira Yuniar (Aktris)
o Oki Setiana Dewi - Ketika Cinta Bertasbih Cast (Presenter, Aktris & Model)
o Arief Yusmita - Unggulan 2 Coverboy AnekaYess! 2009 (Presenter & Model)
o Serly Ernawati - Finalist Puteri Indonesia 2009 (Model)
o Gabriel - Idola Cilik RCTI (Penyanyi)
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Untuk kegunaan lain dari Jakarta, lihat Jakarta (disambiguasi).
"DKI" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain dari DKI, lihat DKI (disambiguasi).
Daerah Khusus Ibukota Jakarta

(Dari atas, kiri ke kanan): Cakrawala Jakarta, Kota Tua Jakarta, Bundaran Hotel Indonesia, Monumen Nasional, lalu lintas Jakarta, Masjid Istiqlal



Lambang


"Jaya Raya"
("Jaya dan Besar (Agung)")

Peta lokasi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Koordinat
5° 19' 12" - 6° 23' 54" LS
106° 22' 42" - 106° 58' 18" BT

Dasar hukum UURI Nomor 29 Tahun 2007
Tanggal penting 22 Juni 1527 (hari jadi)

Ibu kota
Jakarta
Gubernur
Fauzi Bowo

Luas
740,3 km2
Penduduk
9.588.198 jiwa (Sensus 2010)[1]

Kepadatan 12.214
Kabupaten
1
Kota
5
Kecamatan
44
Kelurahan/Desa
267
Suku Jawa (35,16%), Betawi (27,65%), Sunda (15,27%), Tionghoa (5,53%), Batak (3,61%), Minang (3,18%), Melayu (1,62%), Lain-lain (7,98%).[2]

Agama
Islam (83%), Protestan (6,2%), Katolik (5,7%), Buddha (3,5%), Hindu (1,2%)[3]

Bahasa
Bahasa Indonesia, bahasa Betawi, bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Minangkabau, bahasa Batak, bahasa Inggris.

Zona waktu
WIB (UTC+7)

Lagu daerah
{{{lagu}}}
Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.jakarta.go.id

(?)

Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya) adalah ibu kota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia, atau Jacatra (1619-1942), dan Djakarta (1942-1972).
Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan : 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 9.588.198 jiwa (2010).[4] Wilayah metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 23 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam dunia.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Geografi
o 1.1 Iklim
o 1.2 Taman
• 2 Etimologi
• 3 Sejarah
o 3.1 Sunda Kelapa (397–1527)
o 3.2 Jayakarta (1527–1619)
o 3.3 Batavia (1619–1942)
o 3.4 Djakarta (1942–1972)
• 4 Ekonomi
• 5 Bahasa
• 6 Budaya
• 7 Transportasi
o 7.1 Dalam kota
o 7.2 Transjakarta
o 7.3 Kereta Listrik
o 7.4 Luar kota
• 8 Kependudukan
o 8.1 Etnis
 8.1.1 Komposisi etnis kota Jakarta
o 8.2 Agama
• 9 Pemerintahan
o 9.1 Pembagian administratif
o 9.2 Gubernur
o 9.3 Perwakilan
o 9.4 Kedutaan besar
• 10 Pendidikan
• 11 Lingkungan
• 12 Pariwisata
o 12.1 Wisata Belanja
• 13 Pusat perbelanjaan
• 14 Olahraga
• 15 Media
o 15.1 Surat kabar
o 15.2 Televisi
o 15.3 Radio
• 16 Permasalahan
o 16.1 Permasalahan sosial
o 16.2 Jumlah pendatang di Jakarta (2002-2005)
o 16.3 Banjir
• 17 Makanan
• 18 Kota kembar
• 19 Lihat pula
• 20 Catatan kaki
• 21 Pranala luar

[sunting] Geografi
Jakarta berlokasi di sebelah utara Pulau Jawa, di muara Ci Liwung, Teluk Jakarta. Jakarta terletak di dataran rendah pada ketinggian rata-rata 8 meter dpl. Hal ini mengakibatkan Jakarta sering dilanda banjir. Sebelah selatan Jakarta merupakan daerah pegunungan dengan curah hujan tinggi. Jakarta dilewati oleh 13 sungai yang semuanya bermuara ke Teluk Jakarta. Sungai yang terpenting ialah Ci Liwung, yang membelah kota menjadi dua. Sebelah timur dan selatan Jakarta berbatasan dengan provinsi Jawa Barat dan di sebelah barat berbatasan dengan provinsi Banten.
Kepulauan Seribu merupakan kabupaten administratif yang terletak di Teluk Jakarta. Sekitar 105 pulau terletak sejauh 45 km (28 mil) sebelah utara kota.
[sunting] Iklim
Jakarta memiliki suhu udara yang panas dan kering atau beriklim tropis. Terletak di bagian barat Indonesia, Jakarta mengalami puncak musim penghujan pada bulan Januari dan Februari dengan rata-rata curah hujan 350 milimeter dengan suhu rata-rata 27 °C. Curah hujan antara bulan Januari dan awal Februari sangat tinggi, pada saat itulah Jakarta dilanda banjir setiap tahunnya, dan puncak musim kemarau pada bulan Agustus dengan rata-rata curah hujan 60 milimeter . Bulan September dan awal oktober adalah hari-hari yang sangat panas di Jakata, suhu udara dapat mencapai 40 °C .[5]. Suhu rata-rata tahunan berkisar antara 25°-38 °C (77°-100 °F).[6]
[sembunyikan]Data iklim untuk Jakarta

Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 29.9
(85.8) 30.3
(86.5) 31.5
(88.7) 32.5
(90.5) 32.5
(90.5) 31.4
(88.5) 32.3
(90.1) 32.0
(89.6) 33.0
(91.4) 32.7
(90.9) 31.3
(88.3) 32.0
(89.6) 31,8
(89,2)
Rata-rata terendah °C (°F) 24.2
(75.6) 24.3
(75.7) 25.2
(77.4) 25.1
(77.2) 25.4
(77.7) 24.8
(76.6) 25.1
(77.2) 24.9
(76.8) 25.5
(77.9) 25.5
(77.9) 24.9
(76.8) 24.9
(76.8) 25,0
(77)
Presipitasi mm (inches) 384.7
(15.146) 309.8
(12.197) 100.3
(3.949) 257.8
(10.15) 133.4
(5.252) 83.1
(3.272) 30.8
(1.213) 34.2
(1.346) 29.0
(1.142) 33.1
(1.303) 175.0
(6.89) 84.0
(3.307) 1.655,2
(65,165)
Rata-rata hari berhujan 26 20 15 18 13 17 5 24 6 9 22 12 187
Sumber: World Meteorological Organisation [7]



Patung Pembebasan Irian Barat, salah satu dari sekian banyak monumen era Sukarno yang berdiri di Jakarta.
[sunting] Taman
Jakarta memiliki banyak taman kota yang berfungsi sebagai daerah resapan air. Taman Monas atau Taman Medan Merdeka merupakan taman terluas yang terletak di jantung Jakarta. Di tengah taman berdiri Monumen Nasional yang dibangun pada tahun 1963. Taman terbuka ini dibuat oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1870) dan selesai pada tahun 1910 dengan nama Koningsplein. Di taman ini terdapat beberapa ekor kijang dan 33 pohon yang melambangkan 33 provinsi di Indonesia.[8]
Taman Suropati terletak di kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Taman berbentuk lingkaran dengan luas 16,322 m2 ini, dikelilingi oleh beberapa bangunan Belanda kuno. Di taman tersebut terdapat beberapa patung modern karya artis-artis ASEAN, yang memberikan sebutan lain bagi taman tersebut, yaitu "Taman persahabatan seniman ASEAN".[9]
Taman Lapangan Banteng merupakan taman lain yang terletak di Gambir, Jakarta Pusat. Luasnya sekitar 4,5 ha. Disini terdapat Monumen Pembebasan Irian Barat. Pada tahun 1970-an, taman ini digunakan sebagai terminal bus. Kemudian pada tahun 1993, taman ini kembali diubah menjadi ruang publik, tempat rekreasi, dan juga kadang-kadang sebagai tempat pertunjukan seni atau pertunjukan lain.[10]
[sunting] Etimologi
Nama Jakarta dianggap sebagai kependekan dari kata Jayakarta (Dewanagari जयकृत). Nama ini diberikan oleh orang-orang Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah (Faletehan) setelah menyerang dan menduduki pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Nama ini biasanya diterjemahkan sebagai kota kemenangan atau kota kejayaan, namun sejatinya artinya ialah "kemenangan yang diraih oleh sebuah perbuatan atau usaha".
[sunting] Sejarah
Lihat pula: Sunda Kelapa, Kerajaan Sunda dan Sejarah Batavia


Peta Batavia (sekarang Jakarta) tahun 1888.
[sunting] Sunda Kelapa (397–1527)
Jakarta pertama kali dikenal sebagai salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda yang bernama Sunda Kelapa, berlokasi di muara Sungai Ciliwung. Ibu kota Kerajaan Sunda yang dikenal sebagai Dayeuh Pakuan Pajajaran atau Pajajaran (sekarang Bogor) dapat ditempuh dari pelabuhan Sunda Kalapa selama dua hari perjalanan. Menurut sumber Portugis, Sunda Kalapa merupakan salah satu pelabuhan yang dimiliki Kerajaan Sunda selain pelabuhan Banten, Pontang, Cigede, Tamgara dan Cimanuk. Sunda Kalapa yang dalam teks ini disebut Kalapa dianggap pelabuhan yang terpenting karena dapat ditempuh dari ibu kota kerajaan yang disebut dengan nama Dayo (dalam bahasa Sunda modern: dayeuh yang berarti ibu kota) dalam tempo dua hari. Kerajaan Sunda sendiri merupakan kelanjutan dari Kerajaan Tarumanagara pada abad ke-5 sehingga pelabuhan ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-5 dan diperkirakan merupakan ibu kota Tarumanagara yang disebut Sundapura.
Pada abad ke-12, pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan lada yang sibuk. Kapal-kapal asing yang berasal dari Tiongkok, Jepang, India Selatan, dan Timur Tengah sudah berlabuh di pelabuhan ini membawa barang-barang seperti porselen, kopi, sutra, kain, wangi-wangian, kuda, anggur, dan zat warna untuk ditukar dengan rempah-rempah yang menjadi komoditas dagang saat itu.
[sunting] Jayakarta (1527–1619)
Orang Portugis merupakan orang Eropa pertama yang datang ke Jakarta. Pada abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda meminta bantuan Portugis yang ada di Malaka untuk mendirikan benteng di Sunda Kelapa sebagai perlindungan dari kemungkinan serangan Cirebon yang akan memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Upaya permintaan bantuan Surawisesa kepada Portugis di Malaka tersebut diabadikan oleh orang Sunda dalam cerita pantun seloka Mundinglaya Dikusumah, dimana Surawisesa diselokakan dengan nama gelarnya yaitu Mundinglaya. Namun sebelum pendirian benteng tersebut terlaksana, Cirebon yang dibantu Demak langsung menyerang pelabuhan tersebut. Orang Sunda menyebut peristiwa ini tragedi, karena penyerangan tersebut membungihanguskan kota pelabuhan tersebut dan membunuh banyak rakyat Sunda disana termasuk syahbandar pelabuhan. Penetapan hari jadi Jakarta tanggal 22 Juni oleh Sudiro, walikota Jakarta, pada tahun 1956 adalah berdasarkan tragedi pendudukan pelabuhan Sunda Kalapa oleh Fatahillah pada tahun 1527. Fatahillah mengganti nama kota tersebut menjadi Jayakarta yang berarti "kota kemenangan". Selanjutnya Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon, menyerahkan pemerintahan di Jayakarta kepada putranya yaitu Sultan Maulana Hasanuddin yang menjadi sultan di Kesultanan Banten.
[sunting] Batavia (1619–1942)


Pasukan Pangeran Jayakarta menyerahkan tawanan Belanda kepada Pangeran Jayakarta
Orang Belanda datang ke Jayakarta sekitar akhir abad ke-16, setelah singgah di Banten pada tahun 1596. Jayakarta pada awal abat ke-17 diperintah oleh Pangeran Jayakarta, salah seorang kerabat Kesultanan Banten. Pada 1619, VOC dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen menduduki Jayakarta setelah mengalahkan pasukan Kesultanan Banten dan kemudian mengubah namanya menjadi Batavia. Selama kolonialisasi Belanda, Batavia berkembang menjadi kota yang besar dan penting. (Lihat Batavia). Untuk pembangunan kota, Belanda banyak mengimpor budak-budak sebagai pekerja. Kebanyakan dari mereka berasal dari Bali, Sulawesi, Maluku, Tiongkok, dan pesisir Malabar, India. Sebagian berpendapat bahwa mereka inilah yang kemudian membentuk komunitas yang dikenal dengan nama suku Betawi. Waktu itu luas Batavia hanya mencakup daerah yang saat ini dikenal sebagai Kota Tua di Jakarta Utara. Sebelum kedatangan para budak tersebut, sudah ada masyarakat Sunda yang tinggal di wilayah Jayakarta seperti masyarakat Jatinegara Kaum. Sedangkan suku-suku dari etnis pendatang, pada zaman kolinialisme Belanda, membentuk wilayah komunitasnya masing-masing. Maka di Jakarta ada wilayah-wilayah bekas komunitas itu seperti Pecinan, Pekojan, Kampung Melayu, Kampung Bandan, Kampung Ambon, Kampung Bali, dan Manggarai.
Pada tanggal 9 Oktober 1740, terjadi kerusuhan di Batavia dengan terbunuhnya 5.000 orang Tionghoa. Dengan terjadinya kerusuhan ini, banyak orang Tionghoa yang lari ke luar kota dan melakukan perlawanan terhadap Belanda.[11] Dengan selesainya Koningsplein (Gambir) pada tahun 1818, Batavia berkembang ke arah selatan. Tahun 1920, Belanda membangun kota taman Menteng, dan wilayah ini menjadi tempat baru bagi petinggi Belanda menggantikan Molenvliet di utara. Di awal abad ke-20, Batavia di utara, Koningspein, dan Mester Cornelis (Jatinegara) telah terintegrasi menjadi sebuah kota.
Pada 1 Januari 1926 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan untuk pembaharuan sistem desentralisasi dan dekonsentrasi yang lebih luas. Di Pulau Jawa dibentuk pemerintahan otonom provinsi. Provincie West Java adalah provinsi pertama yang dibentuk di wilayah Hindia Belanda yang diresmikan dengan surat keputusan tanggal 1 Januari 1926, dan diundangkan dalam Staatsblad (Lembaran Negara) 1926 No. 326, 1928 No. 27 jo No. 28, 1928 No. 438, dan 1932 No. 507. Batavia menjadi salah satu keresidenan dalam Provincie West Java disamping Banten, Buitenzorg (Bogor), Priangan, dan Cirebon.
[sunting] Djakarta (1942–1972)
Penjajahan oleh Jepang dimulai pada tahun 1942 dan mengganti nama Batavia menjadi Djakarta untuk menarik hati penduduk pada Perang Dunia II. Kota ini juga merupakan tempat dilangsungkannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 dan diduduki Belanda sampai pengakuan kedaulatan tahun 1949.
Sebelum tahun 1959, Djakarta merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 1959, status Kota Djakarta mengalami perubahan dari sebuah kotapraja di bawah walikota ditingkatkan menjadi daerah tingkat satu (Dati I) yang dipimpin oleh gubernur. Yang menjadi gubernur pertama ialah dr. Sumarno sosroatmodjo, seorang dokter tentara. Pengangkatan Gubernur DKI waktu itu dilakukan langsung oleh Presiden Sukarno. Pada tahun 1961, status Djakarta diubah dari Daerah Tingkat Satu menjadi Daerah Khusus Ibukota (DKI). Gubernurnya tetap Sumarno.[12]
Semenjak dinyatakan sebagai ibu kota, penduduk Jakarta melonjak sangat pesat akibat kebutuhan tenaga kerja kepemerintahan yang hampir semua terpusat di Jakarta. Dalam waktu 5 tahun penduduknya berlipat lebih dari dua. Berbagai kantung pemukiman kelas menengah baru kemudian berkembang, seperti Kebayoran Baru, Cempaka Putih, Rawamangun, dan Pejompongan. Pusat-pusat pemukiman juga banyak dibangun secara mandiri oleh berbagai kementerian dan institusi milik negara seperti Perum Perumnas.
Pada masa pemerintahan Soekarno, Jakarta melakukan pembangunan proyek besar, antara lain Gelora Bung Karno, Mesjid Istiqlal, dan Monumen Nasional. Pada masa ini pula Poros Medan Merdeka-Thamrin-Sudirman mulai dikembangkan sebagai pusat bisnis kota, menggantikan poros Medan Merdeka-Senen-Salemba-Jatinegara. Pusat pemukiman besar pertama yang dibuat oleh pihak pengembang swasta adalah Pondok Indah (oleh PT Pembangunan Jaya) pada akhir dekade 1970-an di wilayah Jakarta Selatan.


Banjir merupakan masalah berkepanjangan yang terus melanda Jakarta.
Laju perkembangan penduduk ini pernah dicoba ditekan oleh gubernur Ali Sadikin pada awal 1970-an dengan menyatakan Jakarta sebagai "kota tertutup" bagi pendatang. Kebijakan ini tidak bisa berjalan dan dilupakan pada masa-masa kepemimpinan gubernur selanjutnya. Hingga saat ini, Jakarta masih harus bergelut dengan masalah-masalah yang terjadi akibat kepadatan penduduk, seperti banjir, kemacetan, serta kekurangan alat transportasi umum yang memadai.
Pada Mei 1998, terjadi kerusuhan di Jakarta yang memakan korban banyak etnis Tionghoa. Gedung MPR/DPR diduduki oleh para mahasiswa yang menginginkan reformasi. Buntut kerusuhan ini adalah turunnya Presiden Soeharto dari kursi kepresidenan. (Lihat Kerusuhan Mei 1998).
[sunting] Ekonomi


Wisma 46, gedung perkantoran tertinggi di Indonesia, terletak di tengah-tengah pencakar langit Jakarta.
Selain sebagai pusat pemerintahan, Jakarta juga merupakan pusat bisnis dan keuangan. Di samping Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia, kantor-kantor pusat perusahaan nasional banyak berlokasi di Jakarta. Saat ini, lebih dari 70% uang negara, beredar di Jakarta.[13]
Jakarta merupakan salah satu kota di Asia dengan masyarakat kelas menengah cukup besar. Pada tahun 2009, 13% masyarakat Jakarta berpenghasilan di atas US$ 10.000. [14] Jumlah ini, menempatkan Jakarta sejajar dengan Singapura, Shanghai, dan Mumbai.
[sunting] Bahasa
Jakarta merupakan daerah tujuan urbanisasi berbagai ras di dunia dan berbagai suku bangsa di Indonesia, untuk itu diperlukan bahasa komunikasi yang biasa digunakan dalam perdagangan pada masa lampau yaitu bahasa Melayu. Penduduk asli yang berbahasa Sunda pun akhirnya menggunakan bahasa Melayu tersebut.
Walau demikian, masih banyak nama daerah dan nama sungai yang masih tetap dipertahankan dalam bahasa Sunda seperti kata Ancol, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng (yang berasal dari Cihideung dan kemudian berubah menjadi Cideung dan terakhir menjadi Cideng), dan lain-lain yang masih sesuai dengan penamaan yang digambarkan dalam naskah kuno Bujangga Manik[15] yang saat ini disimpan di perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris.
Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi. Untuk penduduk asli di Kampung Jatinegara Kaum, mereka masih kukuh menggunakan bahasa leluhur mereka yaitu bahasa Sunda.
Bahasa daerah juga digunakan oleh para penduduk yang berasal dari daerah lain, seperti Jawa, Sunda, Minang, Batak, Madura, Bugis, dan juga Tionghoa. Hal demikian terjadi karena Jakarta adalah tempat berbagai suku bangsa bertemu. Untuk berkomunikasi antar berbagai suku bangsa, digunakan Bahasa Indonesia.
Selain itu, muncul juga bahasa gaul yang tumbuh di kalangan anak muda dengan kata-kata yang kadang-kadang dicampur dengan bahasa asing. Beberapa contoh penggunaan bahasa ini adalah Please dong ah!, Cape deh!, dan So what gitu loh!.
Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang paling banyak digunakan, terutama untuk kepentingan diplomatik, pendidikan, dan bisnis. Bahasa Mandarin juga menjadi bahasa asing yang banyak digunakan, terutama di kalangan pebisnis Tionghoa.
[sunting] Budaya
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Suku Betawi
Budaya Jakarta merupakan budaya mestizo, atau sebuah campuran budaya dari beragam etnis. Sejak zaman Belanda, Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang menarik pendatang dari dalam dan luar Nusantara. Suku-suku yang mendiami Jakarta antara lain, Jawa, Sunda, Minang, Batak, dan Bugis. Selain dari penduduk Nusantara, budaya Jakarta juga banyak menyerap dari budaya luar, seperti budaya Arab, Tiongkok, India, dan Portugis.
[sunting] Transportasi
[sunting] Dalam kota


Peta transportasi TransJakarta
Di DKI Jakarta, tersedia jaringan jalan raya dan jalan tol yang melayani seluruh kota, namun perkembangan jumlah mobil dengan jumlah jalan sangatlah timpang (5-10% dengan 4-5%).
Menurut data dari Dinas Perhubungan DKI, tercatat 46 kawasan dengan 100 titik simpang rawan macet di Jakarta. Definisi rawan macet adalah arus tidak stabil, kecepatan rendah serta antrean panjang. Selain oleh warga Jakarta, kemacetan juga diperparah oleh para pelaju dari kota-kota di sekitar Jakarta seperti Depok, Bekasi, Tangerang, dan Bogor yang bekerja di Jakarta. Untuk di dalam kota, kemacetan dapat dilihat di Jalan Sudirman, Jalan Thamrin, Jalan Rasuna Said, dan Jalan Gatot Subroto terutama pada jam-jam pulang kantor.
Untuk melayani mobilitas penduduk Jakarta, pemerintah menyediakan sarana bus PPD. Selain itu terdapat pula bus kota yang dikelola oleh pihak swasta, seperti Mayasari Bhakti, Metro Mini, Kopaja, dan Bianglala. Bus-bus ini melayani rute yang menghubungkan terminal-terminal dalam kota, antara lain Pulogadung, Kampung Rambutan, Blok M, Kalideres, Grogol, Tanjung Priok, Lebak Bulus, dan Kampung Melayu.
Untuk angkutan lingkungan, terdapat angkutan kota seperti Mikrolet dan KWK, dengan rute dari terminal ke lingkungan sekitar terminal. Selain itu ada pula ojek, bajaj, dan bemo untuk angkutan jarak pendek. Tidak seperti wilayah lainnya di Jakarta yang menggunakan sepeda motor, di kawasan Tanjung Priok dan Jakarta Kota, pengendara ojek menggunakan sepeda ontel. Angkutan becak masih banyak dijumpai di wilayah pinggiran Jakarta seperti di Bekasi, Tangerang, dan Depok.
[sunting] Transjakarta
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Transjakarta


Jalur Bus Transjakarta (Busway).
Sejak tahun 2004, Pemerintah Daerah DKI Jakarta telah menghadirkan layanan transportasi umum yang dikenal dengan TransJakarta. Layanan ini menggunakan bus AC dan halte yang berada di jalur khusus. Saat ini ada delapan koridor Transjakarta yang telah beroperasi, yaitu :
• Koridor 1 Blok M - Stasiun Kota
• Koridor 2 Pulogadung - Harmoni
• Koridor 3 Kalideres - Harmoni
• Koridor 4 Pulogadung - Dukuh Atas
• Koridor 5 Kampung Melayu - Ancol
• Koridor 6 Ragunan - Latuharhary - Dukuh Atas
• Koridor 7 Kampung Rambutan - Kampung Melayu
• Koridor 8 Lebak Bulus - Harmoni
• Koridor 9 Pinang Ranti - Pluit
• Koridor 10 Cililitan - Tanjung Priok
[sunting] Kereta Listrik
Artikel utama untuk bagian ini adalah: KRL Jabotabek


Kereta api Listrik (KRL) Jabotabek
Selain bus kota, angkutan kota, dan bus Transjakarta, sarana transportasi andalan masyarakat Jakarta adalah kereta listrik atau yang biasa dikenal dengan KRL Jabotabek. Kereta listrik ini beroperasi dari pagi hari hingga malam hari, melayani masyrakat penglaju yang bertempat tinggal di seputaran Jabotabek. Ada beberapa jalur kereta listrik, yakni
• Jalur Jakarta Kota - Bogor, lewat Gambir, Manggarai, Pasar Minggu, dan Depok
• Jalur Jakarta Kota - Bekasi/Cikarang, lewat Pasar Senen, Jatinegara, dan Cakung
• Jalur Jakarta Kota - Tangerang, lewat Angke, Cengkareng, dan Poris.
• Jalur Jakarta Kota - Serpong, lewat Angke, Tanah Abang, dan Kebayoran Lama.
• Jalur Tanah Abang - Bogor, lewat Sudirman, Manggarai, Pasar Minggu, dan Depok.
• Jalur Tanah Abang - Bekasi, lewat Sudirman, Manggarai, Jatinegara, dan Cakung.
• Jalur Tanjung Priok - Bekasi, lewat Pasar Senen, Jatinegara, dan Cakung.
• Jalur Manggarai - Serpong, lewat Sudirman, Tanah Abang, Kebayoran Lama.
• Jalur Lingkar, lewat Jakarta Kota, Pasar Senen, Jatinegara, Manggarai, dan Tanah Abang
[sunting] Luar kota


Bandara Soekarno Hatta Terminal 3
Untuk ke kota-kota di Pulau Jawa, bisa dicapai dari Jakarta dengan jaringan jalan dan beberapa ruas jalan tol. Jalan tol terbaru adalah Jalan Tol Cipularang yang mempersingkat waktu tempuh Jakarta-Bandung menjadi sekitar 1,5 - 2 jam. Selain itu juga tersedia layanan kereta api yang berangkat dari enam stasiun pemberangkatan di Jakarta. Untuk ke Pulau Sumatera, tersedia ruas jalan tol Jakarta-Merak yang kemudian dilanjutkan dengan layanan penyeberangan dari Pelabuhan Merak ke Bakauheni. Untuk ke luar pulau dan luar negeri, Jakarta memiliki satu pelabuhan laut di Tanjung Priok dan dua bandar udara.
Bandara yang terdapat di Jakarta adalah:
• Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng Banten yang berfungsi sebagai pintu masuk utama ke Indonesia. Dari dan ke Bandara Soekarno Hatta, tersedia bus Damri yang mengantarkan penumpang dari dan ke Gambir, Rawamangun, Blok M, Pasar Minggu, Kampung Rambutan, Perumahan Kota Harapan Indah, Bekasi, dll
• Bandara Halim Perdanakusuma yang banyak berfungsi untuk melayani penerbangan kenegaraan.
Untuk mendukung laju mobilitas penduduk, Jakarta membangun sejumlah jalan tol yaitu Tol Dalam Kota, Tol Lingkar Luar, Tol Bandara, serta ruas tol Jakarta-Cikampek, Jakarta-Bogor-Ciawi, dan Jakarta-Merak, yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota di sekitarnya. Selain itu, juga sedang dibangun ruas tol dalam kota yang menghubungkan Bekasi Utara-Cawang-Kampung Melayu. Pemerintah juga berencana membangun Tol Lingkar Luar tahap kedua yang melingkar dari Bandara Soekarno Hatta-Tangerang-Serpong-Cinere-Cimanggis-Cibitung-Tanjung Priok.
Pemda juga sedang membangun dua jalur monorel yaitu Green Line dan Blue Line, namun pembangunan monorel ini tidak berjalan lancar dan sering terhenti akibat berbagai masalah yang masih dihadapi konsorsium pembangunnya, PT Jakarta Monorail. Proyek ini diberi nama Monorel Jakarta. Pemerintah Daerah DKI Jakarta juga tengah mempersiapkan pembangunan kereta bawah tanah (subway) yang dananya diperoleh dari pinjaman lunak negara Jepang. Untuk lintasan kereta api, pemerintah sedang menyiapkan double-double track pada jalur lintasan kereta api Manggarai-Cikarang. Selain itu juga, saat ini sedang direncanakan untuk membangun jalur kereta api dari Manggarai menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng.
[sunting] Kependudukan
Tahun Jumlah penduduk
1870
65.000
1875
99.100
1880
102.900
1883
97.000
1886
100.500
1890
105.100
1895
114.600
1901
115.900
1905
138.600
1918
234.700
1920
253.800
1925
290.400
1928
311.000
1930
435.184
Tahun/Tanggal Jumlah penduduk
1940
533.000
1945
600.000
1950
1.733.600
1959
2.814.000
31 Oktober 1961
2.906.533
24 September 1971
4.546.492
31 Oktober 1980
6.503.449
31 Oktober 1990
8.259.639
30 Juni 2000
8.384.853
1 Januari 2005
8.540.306
1 Januari 2006
7.512.323
Juni 2007
7.552.444
2010
9.588.198 *
* Sensus Penduduk 2010
Jumlah penduduk Jakarta sekitar 7.512.323 (2006), namun pada siang hari, angka tersebut akan bertambah seiring datangnya para pekerja dari kota satelit seperti Bekasi, Tangerang, Bogor, dan Depok. Kota/kabupaten yang paling padat penduduknya adalah Jakarta Timur dengan 2.131.341 penduduk, sementara Kepulauan Seribu adalah kabupaten dengan paling sedikit penduduk, yaitu 19.545 jiwa.
[sunting] Etnis
Berdasarkan sensus penduduk tahun 1961, tercatat bahwa penduduk Jakarta berjumlah 2,9 juta yang terdiri dari orang Sunda sebanyak 32,85%, orang Jawa-Madura (25,4%), Betawi (22,9%), Tionghoa (10,1%), Minangkabau (2,1%), Sumatera Selatan (2,1%), Batak (1,0%), Sulawesi Utara (0,7%), Melayu (0,7%), Sulawesi Selatan (0,6%), Maluku dan Irian (0,4%), Aceh (0,2%), Banjar (0,2%), Nusa Tenggara Timur (0,2%), Bali (0,1%), dan keturunan asing lainnya (0,6%).[16]
Jumlah penduduk dan komposisi etnis di Jakarta berubah dari tahun ke tahun. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, tercatat bahwa setidaknya terdapat tujuh etnis besar yang mendiami Jakarta. Suku Jawa merupakan etnis terbesar dengan populasi 35,16% penduduk kota. Populasi orang Jawa melebihi suku Betawi yang terhitung sebagai penduduk asli Jakarta. Orang Jawa banyak yang berprofesi sebagai pegawai negeri, buruh pabrik, atau pembantu rumah tangga. Etnis Betawi berjumlah 27,65% dari penduduk kota. Mereka pada umumnya berprofesi di sektor informal, seperti pengendara ojek, calo tanah, atau pedagang asongan. Pembangunan Jakarta yang cukup pesat sejak awal tahun 1970-an, telah banyak menggusur etnis Betawi ke pinggiran kota. Tanah-tanah milik orang Betawi di daerah Kemayoran, Senayan, Kuningan, dan Tanah Abang, kini telah terjual untuk pembangunan sentral-sentral bisnis.
Disamping orang Jawa dan Betawi, orang Tionghoa yang telah hadir sejak abad ke-17, juga menjadi salah satu etnis besar di Jakarta. Mereka biasa tinggal mengelompok di daerah-daerah pemukiman mereka sendiri, yang biasa dikenal dengan istilah Pecinan. Pecinan atau kampung Cina dapat dijumpai di Glodok, Pinangsia, dan Jatinegara. Namun kini banyak perumahan-perumahan baru yang mayoritas dihuni oleh orang Tionghoa, seperti perumahan di wilayah Kelapa Gading, Pluit, dan Sunter. Orang Tionghoa umumnya berprofesi sebagai pengusaha. Banyak diantara mereka yang menjadi pengusaha terkemuka, menjadi pemilik perusahaan manufaktur, perbankan, dan perdagangan ekspor-impor. Disamping etnis Tionghoa, etnis Minangkabau juga banyak yang berprofesi sebagai pedagang. Di pasar-pasar tradisional kota Jakarta, perdagangan grosir dan eceran banyak dikuasai oleh orang Minang. Disamping itu pula, banyak orang Minang yang sukses sebagai profesional, dokter, wartawan, dosen, bankir, dan ahli hukum.
[sunting] Komposisi etnis kota Jakarta
Etnis Persentase
Jawa
35,16%
Betawi
27,65%
Sunda
15,27%
Tionghoa
5,53%
Batak
3,61%
Minangkabau
3,18%
Melayu
1,62%
Bugis
0,59%
Madura
0,57%
Banten
0,25%
Banjar
0,10%
*data berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000
[sunting] Agama


Grafik pembagian relatif kaum beragama di Jakarta pada tahun 2005.
Agama yang dianut oleh penduduk DKI Jakarta beragam.
Menurut data pemerintah DKI pada tahun 2005, komposisi penganut agama di kota ini adalah sebagai berikut:[17]
• Islam 84,4%
• Kristen Protestan 6,2 %
• Katolik 5,7 %
• Hindu 1,2 %
• Buddha 3,5 %
Jumlah umat Buddha terlihat agak besar mungkin karena umat Konghucu juga ikut tercakup di dalamnya. Menurut data Robert Cribb[18] pada tahun 1980 jumlah penganut agama ini secara relatif adalah sebagai berikut:
• Islam 84,4%
• Protestan 6,3%
• Katolik 2,9%
• Hindu dan Buddha 5,7%
• Tidak beragama 0,3%
Masih menurut Cribb, pada tahun 1971 penganut agama Kong Hu Cu secara relatif adalah 1,7%. Sensus penduduk Indonesia tidak mencatat agama yang dianut selain keenam agama yang diakui pemerintah.
Berbagai tempat peribadatan agama-agama dunia dapat dijumpai di Jakarta. Masjid dan mushala, sebagai rumah ibadah umat Islam, tersebar di seluruh penjuru kota, bahkan hampir di setiap lingkungan. Masjid terbesar adalah masjid nasional, Masjid Istiqlal, yang terletak di Lapangan Banteng. Sejumlah masjid penting lain adalah Masjid Agung Al-Azhar di Kebayoran Baru, Masjid At Tin di Taman Mini, dan Masjid Sunda Kelapa di Menteng.
Sedangkan gereja besar yang terdapat di Jakarta antara lain, Gereja Katedral Jakarta, Gereja Santa Theresia di Menteng, dan Gereja Santo Yakobus di Kelapa Gading untuk umat Katolik. Masih dalam lingkungan di dekatnya, terdapat bangunan Gereja Immanuel yang terletak di seberang Stasiun Gambir bagi umat Kristen Protestan. Selain itu, ada Gereja Koinonia di Jatinegara, Gereja Sion di Jakarta Kota, Gereja Kristen Toraja di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Bagi umat Hindu yang bermukim di Jakarta dan sekitarnya, terdapat Pura Adhitya Jaya yang berlokasi di Rawamangun, Jakarta Timur, dan Pura Segara di Cilincing, Jakarta Utara. Rumah ibadah umat Buddha antara lain Vihara Dhammacakka Jaya di Sunter, Vihara Theravada Buddha Sasana di Kelapa Gading, dan Vihara Silaparamitha di Cipinang Jaya. Sedangkan bagi penganut Konghucu terdapat Kelenteng Jin Tek Yin. Jakarta juga memiliki satu sinagoga yang digunakan oleh pekerja asing Yahudi.[rujukan?]
[sunting] Pemerintahan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pemerintahan DKI Jakarta
Dasar hukum bagi DKI Jakarta adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2007, tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia. UU ini menggantikan UU Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu kota Negara Republik Indonesia Jakarta serta UU Nomor 11 Tahun 1990 tentang Susunan Pemerintahan Daerah Khusus Ibu kota Negara Republik Indonesia Jakarta yang keduanya tidak berlaku lagi.
Jakarta berstatus setingkat provinsi dan dipimpin oleh seorang gubernur. Berbeda dengan provinsi lainnya, Jakarta hanya memiliki pembagian di bawahnya berupa kota administratif dan kabupaten administratif, yang berarti tidak memiliki perwakilan rakyat tersendiri. Dengan demikian, DKI Jakarta hanya memiliki DPRD Provinsi dan tidak memiliki DPRD Kabupaten/Kota.
[sunting] Pembagian administratif


Peta DKI Jakarta tanpa Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu.
DKI Jakarta memiliki status khusus sebagai Daerah Khusus Ibukota. DKI Jakarta ini dibagi kepada lima kota dan satu kabupaten, yaitu:
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
Pulau Pramuka

2 Kota Administrasi Jakarta Barat
-
3 Kota Administrasi Jakarta Pusat
-
4 Kota Administrasi Jakarta Selatan
-
5 Kota Administrasi Jakarta Timur
-
6 Kota Administrasi Jakarta Utara
-

[sunting] Gubernur
Daftar gubernur yang pernah memerintah DKI Jakarta
Periode 1945-1966

1. Suwiryo
(1945-1947)
berkedudukan sebagai
Walikota Jakarta 2. Daan Jahja
(1948-1950)
Gubernur Militer 3. Suwiryo
(1950-1951)
berkedudukan sebagai
Walikota Jakarta 4. Syamsurizal
(1951-1953)
berkedudukan sebagai
Walikota Jakarta 5. Sudiro
(1953-1960)
berkedudukan sebagai
Walikota Jakarta 6. Dr. Soemarno
(1960-1964)
7. Henk Ngantung
(1964-1965)
8. Dr. Soemarno
(1965-1966)

Periode 1966-1998


9. Ali Sadikin
(1966-1977)
10. H. Tjokropranolo
(1977-1982)
11. R. Soeprapto
(1982-1987)
12. Wiyogo Atmodarminto
(1987-1992)
13. Soerjadi Soedirdja
(1992-1997)
14. Sutiyoso
(1997-1998)
dua masa jabatan
Mulai 1998



14. Sutiyoso
(1998-7 Oktober 2007)
dua masa jabatan 15. Fauzi Bowo
(7 Oktober 2007-2012)


[sunting] Perwakilan
DKI Jakarta memiliki 21 perwakilan di DPR (dari tiga daerah pemilihan) dan empat orang untuk DPD. Keempat anggota DPD untuk periode 2009-2014 adalah H. Dani Anwar, Drs.H. A.M. Fatwa, H. Djan Faridz, dan Pardi.[19]
Berdasarkan hasil Pemilu Legislatif 2009, DPRD Jakarta (total 94 kursi) tersusun dari[20]
Partai Kursi %
Partai Demokrat
32 34
PKS
18 19
PDI-P
11 12
Partai Golkar
7 7
PPP
7 7
Gerindra
6 6
Partai Hanura
4 4
PDS
4 4
PAN
4 4
PKB
1 1
Mayoritas dari anggota ini adalah wajah baru (70/94, sekitar 74%), dengan proporsi anggota perempuan 27/94 (meningkat dari periode sebelumnya, 11/56).[21]
[sunting] Kedutaan besar
Lihat pula: Daftar kedutaan besar di Jakarta
[sunting] Pendidikan
DKI Jakarta menyediakan sarana pendidikan dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Kualitas dari pendidikan pun juga sangat bervariasi dari gedung mewah ber-AC sampai yang sederhana.
Belakangan ini mulai muncul berbagai sekolah dengan kurikulum yang diserap dari negara lain seperti Singapura dan Australia. Sekolah lain dengan kurikulum Indonesia pun juga muncul dengan metode pengajaran yang berbeda, seperti Sekolah Dasar Islam Terpadu. Selain sekolah yang didirikan oleh pemerintah, banyak pula sekolah yang dikembangkan oleh pihak swasta, seperti Al-Azhar, Muhammadiyah, BPK Penabur, Kolese Kanisius (Canisius College ; CC), Don Bosco, Tarakanita, Santa Ursula dan Marsudirini.
DKI Jakarta juga menjadi lokasi berbagai universitas terkemuka, antara lain :
• Universitas Indonesia
• Universitas Negeri Jakarta
• Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
• Universitas Trisakti
• Universitas Atma Jaya
• Universitas Tarumanegara
• Universitas Gunadarma
Lihat pula: Daftar perguruan tinggi swasta di Jakarta
[sunting] Lingkungan
Pada tahun 2004, untuk kesekian kalinya, Kota Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan meraih penghargaan Bangun Praja kategori "Kota Terbersih dan Terindah di Indonesia" (dulu disebut "Adipura"). Salah satu faktor penentu keberhasilan kedua kota tersebut adalah keberadaan kawasan Menteng dan Kebayoran Baru yang asri dan bersih.
Selain Menteng dan Kebayoran Baru, banyak wilayah lain di Jakarta yang sudah bersih dan teratur. Pemukiman ini biasanya dikembangkan oleh pengembang swasta, dan menjadi tempat tinggal masyarakat kelas menengah. Pondok Indah, Kelapa Gading, Pulo Mas, dan Cempaka Putih, beberapa wilayah pemukiman yang bersih dan teratur. Namun di beberapa wilayah lain Jakarta, masih nampak pemukiman kumuh yang belum teratur. Pemukiman kumuh ini berupa perkampungan dengan tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi, serta banyaknya rumah yang dibangun secara berhimpitan di dalam gang-gang sempit. Beberapa wilayah di Jakarta yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi antara lain, Tanjung Priok, Galur, Pademangan, Sawah Besar, dan Tambora.
Tata ruang kota yang sering berubah-ubah, menyebabkan polusi udara dan banjir sulit dikendalikan. Walaupun pemerintah telah menetapkan wilayah selatan Jakarta sebagai daerah resapan air, namun ketentuan tersebut sering dilanggar dengan terus dibangunnya perumahan serta pusat bisnis baru. Beberapa wilayah yang diperuntukkan untuk pemukiman, banyak yang beralih fungsi menjadi tempat komersial.
[sunting] Pariwisata
Berkas:Jakarta - Monumen Nasional.jpg
Monumen Nasional dilihat dengan 3d Building salah satu fitur Google Earth
Marka tanah, museum, dan tempat pariwisata yang terkenal di Jakarta antara lain:
• Taman Mini Indonesia Indah
• Pulau Seribu
• Kebun Binatang Ragunan
• Monumen Nasional
• Museum Gajah
• Museum Fatahillah
• Taman Impian Jaya Ancol, termasuk taman bermain Dunia Fantasi dan Sea World Indonesia.
[sunting] Wisata Belanja
Dalam rangka menciptakan Jakarta sebagai kota tujuan wisata belanja, pemerintah mengadakan program "Enjoy Jakarta". Program ini salah satunya diadakan di pusat-pusat perbelanjaan yang terdapat di Jakarta. Untuk mewujudkan Jakarta sebagai tujuan wisata belanja yang unggul, pemerintah saat ini sedang mengembangkan poros Casablanca-Satrio sebagai poros wisata belanja. Di poros ini, selain sudah ada pusat perbelanjaan Mal Ambassador dan ITC Kuningan, nantinya juga hadir pusat perbelanjaan Ciputra World, Kuningan City, dan Kota Casablanca. Rasuna Epicentrum yang tak jauh dari poros itu, akan diintegrasikan ke dalam poros wisata belanja Casablanca-Satrio.
[sunting] Pusat perbelanjaan
Untuk detail lebih lanjut tentang topik ini, lihat Daftar pusat perbelanjaan di Jakarta.


Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat.
Sejak awal tahun 1910, Pemerintah DKI Jakarta gencar membangun pusat-pusat perbelanjaan modern, atau biasa yang dikenal dengan mal dan plaza. Saat ini Jakarta merupakan salah satu kota di Asia yang banyak memiliki pusat perbelanjaan.[22] Beberapa pusat perbelanjaan modern di Jakarta memiliki luas yang cukup besar (lebih dari 100.000 m2), dan beberapa luasnya di bawah 100.000 m2. Pusat perbelanjaan di Jakarta diantaranya ialah :
• Mal Artha Gading, merupakan salah satu mal yang paling unik di Jakarta. Konsep interior mall ini meniru gaya sejarah Jalur Sutera. Mall ini memiliki 7 buah atrium, yakni atrium Nusantara, China, India, Persia, Italia, Paris, dan Millenium. Mal ini memiliki luas 270.000 m2. Di mall ini terdapat Ace Hardware & Index, Diamond Supermarket, Electronic City, IT Center, Amazone, Artha XXI, dll.
• Grand Indonesia, merupakan salah satu mal terluas dan paling prestisius di Indonesia. Mal ini terbagi menjadi dua distrik, yaitu West Mall dan East Mall. Mal yang terletak di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat ini, memiliki luas 250.000 m2, dan menjadi tempat bagi merek-merek papan atas, seperti Zara, Louis Vuitton, Marks & Spencer, Chanel, Burberry, Forever21, GAP, Gucci, Guess, Polo, dan Samuel&Kevin. Termasuk Toko Buku Gramedia. Di bagian bawah pusat perbelanjaan ini terdapat berbagai macam restoran yang dapat dinikmati oleh para pengunjung.
• Central Park Mall, terletak di Jalan S. Parman, Jakarta Barat. Mall ini memiliki luas 167.000 m2. Desain mal ini meniru gaya unsur alam. Di mall ini terdapat sebuah food court yang asri, lalu terdapat Sogo Department Store, Carrefour, dan Central Park Furnishings.
• Mal Kelapa Gading, terletak di Jalan Kelapa Gading Boulevard, Jakarta Utara. Dengan luas mencapai 147.000 m2, mal ini memiliki food court dan pusat mode terlengkap di Jakarta.
• Plaza Senayan, merupakan mal besar di Jakarta yang terletak di Jalan Asia Afrika, Jakarta Selatan. Mall ini memiliki luas 130.500 m2. Di mall ini terdapat sejumlah department store kelas menengah keatas seperti Sogo Department Store dan Metro Department Store. Di mall ini juga terdapat toko buku yang terkenal di dunia, yakni Konikuniya. Di bagian atrium mall ini terdapat sebuah jam raksasa buatan Seiko, Jepang. Jam ini terdiri dari 6 patung pemusik, setiap patung memainkan alat musik yang berbeda.
• Mal Taman Anggrek, terletak di Jalan S. Parman, Jakarta Barat. Dengan luas sekitar 130.000 m2, pusat perbelanjaan ini menyediakan lapangan ski indoor yang terbesar di Asia Tenggara.
• Mall Ciputra Jakarta, berada di lokasi yang sangat strategis, yakni berada di depan jalan tol dan diapit oleh 2 universitas tekenal. Mall ini terletak di Jalan S. Parman, Jakarta Barat. Mall ini memiliki luas 80.000 m2. Diatas mall ini terdapat Hotel Ciputra Jakarta. Di mall ini terdapat Matahari Department Store dan Hero Supermarket.
• Senayan City, terletak di Jalan Asia Afrika, Jakarta Selatan. Mall ini terletak berseberangan dengan Plaza Senayan, berdekatan dengan Gelora Bung Karno dan SCBD. Mall ini memiliki luas 68.000 m2. Di atas mall ini terdapat menara kantor stasiun televisi SCTV.
• Emporium Pluit Mall, terletak di Jalan Pluit Selatan Raya, Jakarta Utara. Dengan luas 61.243 m2, mall ini memiliki Sogo Department Store, Carrefour, dan anchor tenant lainnya. Mall ini dikembangkan oleh PT Pluit Propertindo.
• Plaza Indonesia, terletak di Jalan MH. Thamrin, Jakarta Pusat. Dengan luas sekitar 42.540 m2, mall ini pernah menjadi tempat pertama berdirinya Sogo Department Store Indonesia, namun telah ditutup sejak tahun 2009. Di mall ini terdapat Debenhams Department Store, Louis Vuitton, Food Hall, dan Hard Rock Cafe. Mall ini terintergrasi dengan Grand Hyatt Hotel Jakarta, The Plaza Office Tower, The Keraton Hyatt Residence, EX Plaza, Japan Embassy for Indonesia, dan Bundaran Hotel Indonesia.
• Cibubur Junction, terletak di Ciracas, Jakarta Timur. Mall ini memiliki luas 31.987 m2. Di mall ini terdapat Hypermart, Matahari Department Store, Cinema 21, Karisma Book Store, Sport Warehouse, Timezone, dan anchor tenant lainnya.
• Pondok Indah Mall, terletak di Jalan Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan. Mall ini terdiri dari 2 bangunan utama yakni Pondok Indah Mall I dan II. Pondok Indah Mall II adalah mall terlengkap untuk memenuhi kebutuhan warga Jakarta Selatan. Di mall II ini terdapat Sogo Department Store, Metro Department Store, dan banyak tenant besar lainnya.
• Pacific Place Jakarta, terletak di kawasan SCBD. Di atas mall ini terdapat Ritz Carlton Hotel Pacific Place dan 2 menara Ritz Carlton Residence. Di mall ini terdapat M Pacific Place, Kidzania, Blitzmegaplex, Kem Chicks, dan tenant lainnya.
• Seasons City, terletak di Jalan Prof. Dr. Latumenten, Jakarta Barat. Di mall ini terdapat Carrefour, Cinema XXI, Ramayana Department Store, dan anchor tenant lainnya. Mall ini memiliki sebuah menara apartemen.
• Cilandak Town Square, terletak di Jalan TB. Simatupang, Jakarta Selatan. Mall ini terkenal sebagai pusat hiburan di Jakarta Selatan. Di mal ini terdapat banyak restoran, lounge, dan cafe.
Di pusat-pusat perbelanjaan tersebut hadir berbagai waralaba internasional seperti Starbucks, Sogo, jaringan restoran siap saji McDonalds. Selain itu, perusahaan-perusahaan waralaba nasional juga memenuhi ruang pusat-pusat perbelanjaan tersebut, seperti Es Teler 77, J.Co, dan Bakmie Gajah Mada. Selain pusat perbelanjaan tersebut masih banyak pusat perbelanjaan besar maupun kecil yang berada di Jakarta. Beberapa kawasan belanja di Jakarta adalah Pluit, Mangga Dua, Kelapa Gading, Cempaka Mas, Roxy Mas, Slipi, Senayan, Semanggi, Bundaran Hotel Indonesia, Kuningan, Cibubur, Kalibata, Pondok Indah, Cilandak, dan Puri Indah.
Di samping pusat-pusat perbelanjaan mewah, Jakarta juga memiliki banyak pasar-pasar tradisional dan pusat perdagangan grosir, antara lain Pasaraya Grande, Sarinah Department Store, ITC Mangga Dua, ITC Cempaka Mas, ITC Roxy Mas, Pasar Senen dan Pasar Tanah Abang yang menjadi pusat grosir tekstil terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, terdapat pula hypermarket yang menjadi tren belanja kalangan menengah di Jakarta, antara lain Carrefour, Hypermart, Giant, Ranch Market, dan Makro. Untuk lingkup lingkungan, juga tersedia pusat belanja kebutuhan sehari-hari dengan harga yang terjangkau seperti Indomaret dan Alfamart. Di Jakarta juga terdapat banyak pasar tradisional seperti Pasar Baru, Pasar Minggu, Pasar Palmerah, dll. Di Jakarta terdapat beberapa pasar barang-barang yang unik dan antik seperti Jalan Surabaya dan Pasar Rawabening.
[sunting] Olahraga
Sejak masa Presiden Soekarno hingga saat ini, Jakarta sering menjadi tempat penyelenggaraan event-event olahraga berskala internasional, di antaranya pernah menjadi tuan rumah Asian Games di tahun 1962, Piala Asia di tahun 2007 dan beberapa kali menjadi tuan rumah Pesta Olahraga bangsa-bangsa Asia Tenggara atau yang lebih dikenal dengan Sea Games. Mayoritas masyarakat Jakarta gemar berolahraga. Sepak bola merupakan cabang permainan yang banyak diminati masyarakat, di samping bulu tangkis, bola voli, dan bola basket. Jakarta memiliki beberapa klub sepak bola profesional. Diantaranya Persija Jakarta Pusat dan Persitara Jakarta Utara, yang saat ini ikut berlaga di kompetisi Liga Super Indonesia.
Tempat-tempat olahraga di Jakarta antara lain: Gelora Bung Karno Senayan di Jakarta Pusat; Stadion Lebak Bulus, GOR Bulungan, Lapangan Golf Pondok Indah, Lapangan Golf Matoa, dan GOR Soemantri Brodjonegoro Kuningan di Jakarta Selatan; Stadion Tugu, Stadion Kamal, Gedung Basket Kelapa Gading, Lapangan Golf Ancol, dan Sports Mall Kelapa Gading di Jakarta Utara; Stadion Bea Cukai Rawa Mangun, Lapangan Golf Rawa Mangun, Pacuan Kuda Pulo Mas, dan Gedung Senam DKI Radin Inten di Jakarta Timur
[sunting] Media
Jakarta menjadi lokasi kantor pusat hampir seluruh media nasional baik surat kabar, majalah, situs berita, radio, ataupun televisi.
[sunting] Surat kabar
Beberapa surat kabar yang terbit di Jakarta antara lain: Kompas, Harian Pelita, Suara Pembaruan, Indo Pos, Koran Jakarta, The Jakarta Post, Jurnal Nasional, Bisnis Indonesia, Investor Daily, Seputar Indonesia, Republika, Media Indonesia, Koran Tempo, Pos Kota, Warta Kota, Rakyat Merdeka, Lampu Hijau, Non'stop.
[sunting] Televisi
TVRI adalah stasiun televisi milik pemerintah yang berpusat di Jakarta. Selain TVRI beberapa stasiun televisi swasta lainnya juga berpusat di Jakarta: RCTI, SCTV, MNCTV, antv, Indosiar, MetroTV, Trans TV, Trans7, tvOne, Global TV.
Stasiun televisi lokal yang hanya mengudara di wilayah Jabodetabek antara lain: JakTV, O Channel, Spacetoon, Elshinta TV, Da Ai TV.
[sunting] Radio
Jakarta memiliki berbagai stasiun radio yaitu, beberapa di antaranya:
• RRI
• Bens Radio 106.20 FM
• Elshinta 90.00 FM
• Radio Sonora 92.00 FM
• PAS FM 92.40 FM
• Prambors 102.20 FM
• Trijaya 104.60 FM
• Trax 101.40 FM
• Women Radio 94.30 FM
• U FM 94.7 FM
• I-Radio 89.6 FM
• 95.1 KISFM
• RAS 95.5 FM • Mustang 88 FM
• Ramako 105.8
• Radio A 96.7 FM
• Delta 99.1 FM
• Female Radio 97.9 FM
• Hard Rock 87.6 FM
• Cosmopolitan 90.4 FM
• ARH Global 88.4 FM
• Gen FM 98.7 FM
• Motion Radio 97.5 FM
• R.D TPI 97.1 FM
• M Radio 106.6 FM
• JakFM 101.0 FM
[sunting] Permasalahan


Kawasan kumuh di Jakarta.
[sunting] Permasalahan sosial
Sebagaimana umumnya kota megapolitan, kota yang berpenduduk diatas 10 juta, Jakarta memiliki masalah stress, kriminalitas, dan kemiskinan. Penyimpangan peruntukan lahan dan privatisasi lahan telah menghabiskan persediaan taman kota sehingga menambah tingkat stress warga Jakarta. Kemacetan lalu lintas, menurunnya interaksi sosial karena gaya hidup individualistik juga menjadi penyebab stress. Tata ruang kota yang tidak partisipatif dan tidak humanis menyisakan ruang-ruang sisa yang mengundang tindak laku kriminal. Penggusuran kampung miskin dan penggusuran lahan usaha informal oleh pemerintah DKI adalah penyebab aktif kemiskinan di DKI.
[sunting] Jumlah pendatang di Jakarta (2002-2005)
Tahun Eksodus Influks Perbedaan
2002
2.643.273 2.874.801 231.528
2003
2.816.384 3.021.214 204.830
2004
2.213.812 2.404.168 190.356
2005
? 200.000-250.000*
Catatan: * perkiraan
Sumber: Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta
[sunting] Banjir
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Banjir Kanal Jakarta
Pembangunan tanpa kendali di wilayah hilir, penyimpangan peruntukan lahan kota, dan penurunan tanah akibat eksploitasi air oleh industri, menyebabkan turunnya kapasitas penyaluran air sistem sungai, yang menyebabkan terjadinya banjir besar di Jakarta.
Untuk memperbaiki keadaan, Jakarta membangun dua banjir kanal, yaitu Banjir Kanal Timur dan Banjir Kanal Barat. Banjir Kanal Timur mengalihkan air dari kali Cipinang ke arah timur, melalui daerah Pondok Bambu, Pondok Kopi, Cakung, sampai Cilincing. Sedangkan Banjir Kanal Barat yang telah dibangun sejak zaman kolonial Belanda, mengaliri air melalui Karet, Tanahabang, sampai Angke. Selain itu Jakarta juga memiliki dua drainase, yaitu Cakung Drain dan Cengkareng Drain.
[sunting] Makanan
Jakarta merupakan kota internasional yang banyak menyajikan makanan khas dari seluruh dunia. Di wilayah-wilayah yang banyak didiami oleh para ekspatriat asing, seperti di daerah Menteng, Kemang, Pondok Indah, dan daerah pusat bisnis Jakarta, tidak sulit untuk menjumpai makanan-makanan khas asal Eropa, China, Jepang dan Korea. Makanan-makanan ini biasanya dijual dalam restoran-restoran mewah.
Di Jakarta, dan sepeti kota-kota besar lainnya di Indonesia, Rumah Makan Padang yang paling banyak dijumpai. Hampir di seluruh tempat di Jakarta, dengan mudah dijumpai rumah makan yang manyajikan masakan asal Minang ini. Jakarta juga memiliki makanan khasnya, yang paling terkenal adalah Kerak Telor, Soto Betawi, Kue Ape, Roti Buaya, dll.
Selain itu di Jakarta juga bisa ditemukan makanan tradisional dari daerah misalnya makanan khas Jawa Timur dan Bali yang disajikan di Restoran Pondok Prapanca berupa Rawon, Soto Sulung, Rujak Cingur, Nasi Bali, Sate Bali. Malah tersedia juga Kupang Lontong dan Semanggi Surabaya.
[sunting] Kota kembar
Kota-kota yang memiliki hubungan kota kembar dengan Jakarta adalah:
• Amsterdam di Belanda
• Beijing di RRC
• Berlin di Jerman
• Hong Kong di RRC
• Kuala Lumpur di Malaysia
• London di Britania Raya
• Manila di Filipina
• Paris di Perancis
• Rotterdam di Belanda
• Seoul di Korea Selatan
• Shanghai di RRC
• Sydney di Australia
• Kota Singapura di Singapura
• Taipei di Republik Cina
• Tokyo di Jepang
• Toronto di Kanada
• Washington D.C di Amerika Serikat


Jawa Barat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Jawa Barat


Lambang


"Gemah Ripah Repeh Rapih"
(Bahasa Sunda: "Makmur Sentosa Sederhana Rapi")


Peta lokasi Jawa Barat
Koordinat
8º 0' - 5º 40' LS
106º 0' - 109º 0' BT

Dasar hukum
Tanggal penting
Ibu kota
Bandung

Gubernur
H. Ahmad Heryawan

Luas
34.816,96 km² [1]

Penduduk
43.021.826 (2010) [2]

Kepadatan 1.124,19 /km² (2004)
Kabupaten
17
Kota
9
Kecamatan
558
Kelurahan/Desa
5.778
Suku Sunda (74%), Jawa (11%), Betawi (5%), Cirebon (5%)[3]

Agama
Islam (93,87%), Protestan (4,34%), Katolik (1,11%), Buddha (0,46%), Hindu (0,22%)[4]

Bahasa
Bahasa Sunda, Bahasa Cirebonan, Bahasa Indramayu, Bahasa Betawi (Berdasarkan Peraturan Daerar Provinsi Jawa Barat (Perda Prov. Jabar) No. 5 Tahun 2003)
Zona waktu
WIB

Lagu daerah

Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: http://www.jabarprov.go.id

(?)

Jawa Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia. Ibu kotanya berada di Kota Bandung. Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan UU No.11 Tahun 1950, tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Bagian barat laut provinsi Jawa Barat berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta, ibu kota negara Indonesia. Pada tahun 2000, Provinsi Jawa Barat dimekarkan dengan berdirinya Provinsi Banten, yang berada di bagian barat. Saat ini terdapat wacana untuk mengubah nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Pasundan, dengan memperhatikan aspek historis wilayah ini.[5][6]
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah
• 2 Perekonomian
• 3 Geografi
o 3.1 Penduduk
o 3.2 Iklim
o 3.3 Topografi
o 3.4 Demografi
o 3.5 Manufaktur
o 3.6 Pertanian: Lahan dan Perairan
o 3.7 Kelautan dan Perikanan
o 3.8 Sumber Daya Manusia: Jumlah Penduduk dan Tenaga Kerja
o 3.9 Minyak-Mineral dan Geothermal
• 4 Pendidikan
o 4.1 Perguruan Tinggi Negeri
o 4.2 Perguruan Tinggi Swasta
• 5 Pemerintahan
o 5.1 Kabupaten dan Kota
o 5.2 Daftar gubernur
o 5.3 Perwakilan
• 6 Pariwisata, Seni, dan Budaya
o 6.1 Pariwisata
o 6.2 Kesenian
o 6.3 Makanan
• 7 Lihat pula
• 8 Pranala luar
• 9 Referensi

[sunting] Sejarah
Temuan arkeologi tnghuni Jawa Barat[1]ditemukan di Anyer dengan ditemukannya budaya logam perunggu dan besi dari sebelum milenium pertama. Gerabah tanah liat prasejarah zaman Buni (Bekasi kuno) dapat ditemukan merentang dari Anyer sampai Cirebon.[rujukan?]Jawa Barat pada abad ke-5 merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara.[rujukan?] Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara banyak tersebar di Jawa Barat. Ada tujuh prasasti yang ditulis dalam aksara Wengi (yang digunkan dalam masa Palawa India) dan bahasa Sansakerta yang sebagian besar menceritakan para raja Tarumanagara.[rujukan?]
Setelah runtuhnya kerajaan Tarumanagara, kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari Ujung Kulon sampai Kali Serayu dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda[rujukan?]. Salah satu prasasti dari zaman Kerajaan Sunda adalah prasasti Kebon Kopi II yang berasal dari tahun 932. Kerajaan sunda beribukota di Pakuan Pajajaran (sekarang kota Bogor).[rujukan?]
Pada abad ke-16, Kesultanan Demak tumbuh menjadi saingan ekonomi dan politik Kerajaan Sunda. Pelabuhan Cerbon (kelak menjadi Kota Cirebon) lepas dari Kerajaan Sunda karena pengaruh Kesultanan Demak. Pelabuhan ini kemudian tumbuh menjadi Kesultanan Cirebon yang memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Pelabuhan Banten juga lepas ke tangan Kesultanan Cirebon dan kemudian tumbuh menjadi Kesultanan Banten.
Untuk menghadapi ancaman ini, Sri Baduga Maharaja, raja Sunda saat itu, meminta putranya, Surawisesa untuk membuat perjanjian pertahanan keamanan dengan orang Portugis di Malaka untuk mencegah jatuhnya pelabuhan utama, yaitu Sunda Kalapa, kepada Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak. Pada saat Surawisesa menjadi raja Sunda, dengan gelar Prabu Surawisesa Jayaperkosa, dibuatlah perjanjian pertahanan keamanan Sunda-Portugis, yang ditandai dengan Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal, ditandatangani dalam tahun 1512. Sebagai imbalannya, Portugis diberi akses untuk membangun benteng dan gudang di Sunda Kalapa serta akses untuk perdagangan di sana. Untuk merealisasikan perjanjian pertahanan keamanan tersebut, pada tahun 1522 didirikan suatu monumen batu yang disebut padrão di tepi Ci Liwung.
Meskipun perjanjian pertahanan keamanan dengan Portugis telah dibuat, pelaksanaannya tidak dapat terwujud karena pada tahun 1527 pasukan aliansi Cirebon - Demak, dibawah pimpinan Fatahilah atau Paletehan, menyerang dan menaklukkan pelabuhan Sunda Kalapa. Perang antara Kerajaan Sunda dan aliansi Cirebon - Demak berlangsung lima tahun sampai akhirnya pada tahun 1531 dibuat suatu perjanjian damai antara Prabu Surawisesa dengan Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon.
Dari tahun 1567 sampai 1579, dibawah pimpinan Raja Mulya, alias Prabu Surya Kencana, Kerajaan Sunda mengalami kemunduran besar dibawah tekanan Kesultanan Banten. Setelah tahun 1576, kerajaan Sunda tidak dapat mempertahankan Pakuan Pajajaran, ibu kota Kerajaan Sunda, dan akhirnya jatuh ke tangan Kesultanan Banten. Zaman pemerintahan Kesultanan Banten, wilayah Priangan (Jawa Barat bagian tenggara) jatuh ke tangan Kesultanan Mataram.
Jawa Barat sebagai pengertian administratif mulai digunakan pada tahun 1925 ketika Pemerintah Hindia Belanda membentuk Provinsi Jawa Barat. Pembentukan provinsi itu sebagai pelaksanaan Bestuurshervormingwet tahun 1922, yang membagi Hindia Belanda atas kesatuan-kesatuan daerah provinsi. Sebelum tahun 1925, digunakan istilah Soendalanden (Tatar Soenda) atau Pasoendan, sebagai istilah geografi untuk menyebut bagian Pulau Jawa di sebelah barat Sungai Cilosari dan Citanduy yang sebagian besar dihuni oleh penduduk yang menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa ibu.
Pada 17 Agustus 1945, Jawa Barat bergabung menjadi bagian dari Republik Indonesia.
Pada tanggal 27 Desember 1949 Jawa Barat menjadi Negara Pasundan yang merupakan salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar: Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB.
Jawa Barat kembali bergabung dengan Republik Indonesia pada tahun 1950.
[sunting] Perekonomian
Jawa Barat selama lebih dari tiga dekade telah mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Saat ini peningkatan ekonomi modern ditandai dengan peningkatan pada sektor manufaktur dan jasa. Disamping perkembangan sosial dan infrastruktur, sektor manufaktur terhitung terbesar dalam memberikan kontribusinya melalui investasi, hampir tigaperempat dari industri-industri manufaktur non minyak berpusat di sekitar Jawa Barat.PDRB Jawa Barat pada tahun 2003 mencapai Rp.231.764 milyar (US$ 27.26 Billion) menyumbang 14-15 persen dari total PDB nasional, angka tertinggi bagi sebuah Provinsi. Bagaimanapun juga karena jumlah penduduk yang besar, PDB per kapita Jawa Barat adalah Rp. 5.476.034 (US$644.24) termasuk minyak dan gas, ini menggambarkan 82,4 persen dan 86,1 persen dari rata-rata nasional. Pertumbuhan ekonomi tahun 2003 adalah 4,21 persen termasuk minyak dan gas 4,91 persen termasuk minyak dan gas, lebih baik dari Indonesia secara keseluruhan. (US$1 = Rp. 8.500,-).
[sunting] Geografi


Kawah gunung Tangkuban Parahu di Bandung
Provinsi Jawa Barat berada di bagian barat Pulau Jawa. Wilayahnya berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Jawa Tengah di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Banten dan DKI Jakarta di barat.
Kawasan pantai utara merupakan dataran rendah. Di bagian tengah merupakan pegunungan, yakni bagian dari rangkaian pegunungan yang membujur dari barat hingga timur Pulau Jawa. Titik tertingginya adalah Gunung Ciremay, yang berada di sebelah barat daya Kota Cirebon. Sungai-sungai yang cukup penting adalah Sungai Citarum dan Sungai Cimanuk, yang bermuara di Laut Jawa.
[sunting] Penduduk
Sebagian besar penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda, yang bertutur menggunakan Bahasa Sunda. Di beberapa kota di pesisir utara, dituturkan bahasa Jawa dialek Cirebon, yang mirip dengan Bahasa Banyumasan dialek Brebes. Di daerah perbatasan dengan DKI Jakarta seperti sebagian Bekasi, sebagian Depok, dan Kabupaten Bogor bagian utara dituturkan bahasa Indonesia dialek Betawi.Jawa Barat merupakan wilayah berkarakteristik kontras dengan dua identitas; masyarakat urban yang sebagian besar tinggal di wilayah JABOTABEK (sekitar Jakarta) dan masyarakat tradisional yang hidup di pedesaan yang tersisa.Pada tahun 2002, populasi Jawa Barat mencapai 37.548.565 jiwa, dengan rata-rata kepadatan penduduk 1.033 jika/km persegi.Dibandingkan dengan angka pertumbuhan nasional (2,14% per tahun), Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat terendah, dengan 2,02% per tahun. Penggunaan bahasa daerah kini mulai dipromosikan kembali. Sejumlah stasiun televisi lokal kembali menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada beberapa acaranya, terutama berita dan talk show, misalnya Bandung TV memiliki program berita menggunakan Bahasa Sunda.
[sunting] Iklim
Iklim di Jawa Barat adalah tropis, dengan suhu 9 °C di Puncak Gunung Pangrango dan 34 °C di Pantai Utara, curah hujan rata-rata 2.000 mm per tahun, namun di beberapa daerah pegunungan antara 3.000 sampai 5.000 mm per tahun.
[sunting] Topografi
Ciri utama daratan Jawa Barat adalah bagian dari busur kepulauan gunung api (aktif dan tidak aktif) yang membentang dari ujung utara Pulau Sumatera hingga ujung utara Pulau Sulawesi. Daratan dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut, wilayah lereng bukit yang landai di tengah ketinggian 100 1.500 m dpl, wilayah dataran luas di utara ketinggian 0 . 10 m dpl, dan wilayah aliran sungai.
[sunting] Demografi

Bagian ini membutuhkan pengembangan.

[sunting] Manufaktur
Provinsi Jawa Barat memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi untuk manufaktur termasuk diantaranya elektronik, industri kulit, pengolahan makanan, tekstil, furnitur dan industri pesawat. Juga panas bumi, minyak dan gas, serta industri petrokimia menjadi andalan Jawa Barat. Penyumbang terbesar terhadap GRDP Jawa Barat adalah sektor manufaktur (36,72%), hotel, perdagangan dan pertanian (14,45%), totalnya sebesar 51,17%. Terlepas dari adanya krisis, Jawa Barat masih menjadi pusat dari industri tekstil modern dan garmen nasional, berbeda dengan daerah lain yang menjadi pusat dari industri tekstil tradisional. Jawa Barat menymbangkan hampir seperempat dari nilai total hasil produksi Indonesia di sektor non Migas. Ekspor utama tekstil, sekitar 55,45% dari total ekspor jawa Barat, yang lainnya adalah besi baja, alas kaki, furnitur, rotan, elektronika, komponen pesawat dan lainnya.
[sunting] Pertanian: Lahan dan Perairan
Dikenal sebagai salah satu 'lumbung padi' nasional, hampir 23 persen dari total luas 29,3 ribu kilometer persegi dialokasikan untuk produksi beras. Tidak dipungkiri lagi, Jawa Barat merupakan 'Rumah Produksi' bagi ekonomi Indonesia, hasil pertanian Provinsi Jawa Barat menyumbangkan 15 persen dari nilai total pertanian Indonesia.Hasil tanaman pangan Jawa Barat meliputi beras, kentang manis, jagung, buah-buahan dan sayuran, disamping itu juga terdapat komoditi seperti teh, kelapa, minyak sawit, karet alam, gula, coklat dan kopi. Perternakannya menghasilkan 120.000 ekor sapi ternak, 34% dari total nasional.
[sunting] Kelautan dan Perikanan
Jawa Barat berhadapan dengan dua sisi lautan Jawa pada bagian utara dan samudera Hindia di bagian selatan dengan panjang pantai sekitar 1000 km. Berdasarkan letak inilah Provinsi Jawa Barat memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Suatu perencanaan terpadu tengah dilaksanakan untuk pengembangan Pelabuhan Cirebon, baik sebagai pelabuhan Pembantu Tanjung Priok Jakarta, maupun sebagai pelabuhan perikanan Jawa Barat yang dilengkapi dengan industri perikanan.Untuk potensi perairan darat, tidak hanya dari sejumlah sungai yang mengalir di Jawa Barat, Tetapi potensi ini juga diperoleh dari penampungan air / DAM saguling di Cirata dan DAM Jatiluhur yang selain menghasilkan tenaga listrik juga berguna untuk mengairi area pertanian dan industri perikanan air tawar.
[sunting] Sumber Daya Manusia: Jumlah Penduduk dan Tenaga Kerja
Dengan jumlah penduduk sekitar 37 juta manusia pada tahun 2003, 16 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Pertumbuhan urbanisasi di Provinsi tumbuh sangat cepat, khususnya disekitar JABOTABEK (sekitar Jakarta). Jawa Barat memiliki tenaga pekerja berpendididkan berjumlah 15,7 juta orang pada tahun 2001 atau 18 persen dari total nasional tenaga pekerja berpendidikan. Sebagian besar bekerja pada bidang pertanian, kehutanan dan perikanan (31%), pada industri manufaktur (17%), perdagangan, hotel dan restoran (22,5%) dan sektor pelayanan (29%).
[sunting] Minyak-Mineral dan Geothermal
Minyak dapat ditemukan di sepanjang Laut Jawa, utara Jawa Barat, sementara cadangan geothermal (panas bumi) terdapat di beberapa derah di Jawa Barat. Tambang lain sepert Batu gamping, andesit, marmer, tanah liat merupakan pertambangan mineral yang dapat ditemukan, termasuk mineral lain yang cadangan depositnya sangat potensial, Emas yang dikelola PT. Aneka Tambang, potensinya sebesar 5,5 million ton, dan menghasilkan 12,1 gram emas per ton.
[sunting] Pendidikan
[sunting] Perguruan Tinggi Negeri
• Universitas Indonesia (UI), Kota Depok.
• Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung.
• Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN Bandung), Bandung
• Universitas Padjadjaran (Unpad), dengan lokasi kampus di,Bandung dan Sumedang.
• Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), d/h IKIP Bandung, Bandung.
• Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor.
• Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS Bandung), Bandung.
• Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung (STSI Bandung), d/h ASTI Bandung, Bandung.
• Politeknik Negeri Bandung (POLBAN), d/h Politeknik ITB Bandung,Bandung.
• Politeknik Manufaktur Bandung (POLMAN), d/h Politeknik Mekanik Swis-ITB Bandung, Bandung.
• Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon
• Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati, Cirebon
• Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Sumedang
[sunting] Perguruan Tinggi Swasta
• Institut Teknologi Nasional (Itenas), di Bandung
• Institut Agama Islam Cipasung (IAIC), di Tasikmalaya
• Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), di Bandung
• Universitas Katolik Parahyangan (Unpar),di Bandung
• Universitas Kristen Maranatha ,di Bandung
• Universitas Islam Bandung (Unisba),di Bandung
• Universitas Pasundan (Unpas), di Bandung
• Universitas Widyatama (UTAMA), di Bandung
• Universitas Garut (UNIGA), di Garut
• Universitas Islam Nusantara (UNINUS), di Bandung
• Universitas Siliwangi (unsil), di Tasikmalaya
• Universitas Galuh (unigal), di Ciamis
• Universitas Ibn Khaldun Bogor (UIKA), di Bogor
• Universitas Pakuan (Unpak), di Bogor
• Uiversitas Komputer Indonesia (Unikom), di Bandung
• Universitas Winaya Mukti (Unwim), di Jatinangor Sumedang
• Institut Koperasi Indonesia (Ikopin), di Jatinangor Sumedang
• Universitas Sebelas April (Unsap), di Sumedang
• Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia (UNIBI), di Bandung
• Universitas Majalengka (UNMA), di Majalengka
• Universitas Subang (UNSUB), di Subang
[sunting] Pemerintahan
Jawa Barat terdiri atas 17 kabupaten dan 9 kota. Kota-kota hasil pemekaran sejak tahun 1996 adalah:
• Kota Bekasi, dimekarkan dari Kabupaten Bekasi pada tahun 1996
• Kota Depok, dimekarkan dari Kabupaten Bogor pada tahun 1999
• Kota Cimahi, dimekarkan dari Kabupaten Bandung pada tahun 2001
• Kota Tasikmalaya, dimekarkan dari Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2001
• Kota Banjar, dimekarkan dari Kabupaten Ciamis pada tahun 2002
• Kabupaten Bandung Barat, dimekarkan dari Kabupaten Bandung tahun 2007
[sunting] Kabupaten dan Kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Bandung
Soreang
2 Kabupaten Bandung Barat
Ngamprah
3 Kabupaten Bekasi
Cikarang
4 Kabupaten Bogor
Cibinong
5 Kabupaten Ciamis
Ciamis
6 Kabupaten Cianjur
Cianjur
7 Kabupaten Cirebon
Sumber
8 Kabupaten Garut
Garut
9 Kabupaten Indramayu
Indramayu
10 Kabupaten Karawang
Karawang
11 Kabupaten Kuningan
Kuningan
12 Kabupaten Majalengka
Majalengka
13 Kabupaten Purwakarta
Purwakarta
14 Kabupaten Subang
Subang
15 Kabupaten Sukabumi
Pelabuanratu
16 Kabupaten Sumedang
Sumedang
17 Kabupaten Tasikmalaya
Singaparna
18 Kota Bandung
Bandung
19 Kota Banjar
Banjar
20 Kota Bekasi
Bekasi
21 Kota Bogor
Bogor
22 Kota Cimahi
Cimahi
23 Kota Cirebon
Cirebon
24 Kota Depok
Depok
25 Kota Sukabumi
Cisaat
26 Kota Tasikmalaya
Tasikmalaya

[sunting] Daftar gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1. Mas Sutardjo Kertohadikusumo
1945

2. Datuk Djamin
1945 1946
3. Murdjani
1946

4. R. Mas Sewara
1946
1948
5.
Ukar Bratakusumah
1948
1950 Masa PDRI

6. R. Mas Sewara
1950
1951
5.
Sanusi Hardjadinata
1951
1956
6.
Ipik Gandamana
1956
1959
7.
Mashudi
1960
1970
8.
Solihin Gautama Purwanegara
1970
1974
9. Aang Kunaefi
1975
1985
10.
Yogie Suardi Memet
1985
1993
11. R. Nuriana
1993
13 Juni 2003
12.
Danny Setiawan
13 Juni 2003
2008

13.
Ahmad Heryawan
2008
2013


[sunting] Perwakilan
Jawa Barat memiliki 91 wakil di DPR RI dari 11 daerah pemilihan dan empat wakil di DPD.
DPRD Jawa Barat hasil Pemilihan Umum Legislatif 2009 tersusun dari 10 partai, dengan perincian sebagai berikut:
Partai Kursi %
Partai Demokrat
38 34,9
Partai Golkar
16 14,7
PDI-P
15 13,8
PKS
13 11,9
PPP
8 7,3
Partai Gerindra
8 7,3
PAN
5 4,6
Partai Hanura
3 2,8
PKB
2 1,8
PKPB
1 0,9
Total 109 100,0
[sunting] Pariwisata, Seni, dan Budaya
[sunting] Pariwisata
Objek-objek wisata yang menarik dan banyak dikunjungi di daerah Jawa Barat:
• Kawah Putih, Ciwidey, Kabupaten Bandung
• Situ Patenggang, Rancabali, Kabupaten Bandung
• Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat
• Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Lembang, Kabupaten Bandung Barat
• Kebun Raya Bogor, Kota Bogor
• Talaga Warna, Puncak, Kabupaten Bogor
• Taman Safari Indonesia,Cisarua,Kabupaten Bogor
• Taman Wisata Mekarsari, Kabupaten Bogor
• Pantai Pangandaran, Kabupaten Ciamis
• Curug Cibeureum, Cipanas, Kabupaten Cianjur
• Puncak, Kabupaten Bogor - Kabupaten Cianjur
• Kebun Raya Cibodas, Kabupaten Cianjur
• Taman Bunga Nusantara, Kabupaten Cianjur
• Taman Wisata Gunung Gede Pangrango, Cipanas, Cianjur, Kabupaten Cianjur
• Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur
• Keraton Kasepuhan, Kota Cirebon
• Keraton Kanoman, Kota Cirebon
• Keraton Kacirebonan,Kota Cirebon
• Keraton Kaprabonan, Kota Cirebon
• Cipanas, Kabupaten Garut
• Bendungan Walahar, Klari, Kabupaten Karawang
• Curug Bandung, Tegal Waru, Kabupaten Karawang
• Curug Cigeuntis, Tegal Waru, Kabupaten Karawang
• Curug Cipanundaan, Tegal Waru, Kabupaten Karawang
• Pantai Muara Baru, Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang
• Pantai Pakis Jaya, Pakis Jaya, Kabupaten Karawang
• Pantai Samudera Baru, Pedes, Kabupaten Karawang
• Pantai Tanjung Baru, Tempuran, Kabupaten Karawang
• Pantai Tirtamaya, Juntinyuat, Kabupaten Indramayu
• Linggarjati, Kabupaten Kuningan
• Curug Muara Jaya, Kabupaten Majalengka
• Situ Sangiang, Kabupaten Majalengka
• Taman Buana Marga, Kabupaten Majalengka
• Tirta Indah, Kabupaten Majalengka
• Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta
• Ciater, Kabupaten Subang
• Gunung Tangkuban Perahu, Kabupaten Subang
• Pantai Blanakan, Blanakan, Kabupaten Subang
• Pantai Pondok Bali, Legon Kulon, Kabupaten Subang
• Penangkaran Buaya, Blanakan, Kabupaten Subang
• Pantai Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi
• Pantai Ujung Genteng, Ciracap, Kabupaten Sukabumi
• Kampung Toga, Kabupaten Sumedang
• Museum Prabu Geusan Ulun, Kabupaten Sumedang
[sunting] Kesenian
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar kesenian daerah Jawa Barat
• Pencak silat
• Jaipong
• Gamelan
• Wayang Golek
• Kuda Renggong
• Sisingaan
• Kuda Lumping
• Angklung
• Tari Topeng
• Degung
• Calung
• Tayub
• Cianjuran
• Tari Ketuk Tilu
• Rampak Kendang
• Yanuar Wita
• lagu manuk dadali
[sunting] Makanan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar makanan khas Jawa Barat
• Batagor
• Cireng
• Comro
• Misro
• Tape singkong (Peuyeum)
• Oncom
• Ubi Cilembu
• Mochi
• Dodol Garut
• Kecap Majalengka
• Kalua Jeruk
• Opak
• Tahu Sumedang
• Gula Cakar
• Wajit
• Rengginang
Jawa Tengah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Jawa Tengah


Lambang


"Prasetya Ulah Sakti Bhakti Praja"
(Berjanji akan berusaha keras dan setia terhadap negara)

Peta lokasi Jawa Tengah
Koordinat
8º 30' - 5º 40' LS
108º 30' - 111º 30' BT (termasuk Kepulauan Karimunjawa)

Dasar hukum {{{dasar hukum}}}
Tanggal penting 15 Agustus 1950

Ibu kota
Semarang

Gubernur
Bibit Waluyo

Luas
32.548,20 km²
Penduduk
32.380.687 (2010) [1]

Kepadatan 977 jiwa/²
Kabupaten
29
Kota
6
Kecamatan
534
Kelurahan/Desa
854031820
Suku Jawa (98%), Sunda (1%) [2], Tionghoa, dll.

Agama
Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kejawen

Bahasa
Bahasa Jawa, Indonesia, Sunda, Tiochiu, Mandarin

Zona waktu
WIB

Lagu daerah
{{{lagu}}}
Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________
Referensi: [3]

________________________________________
Situs web resmi: www.jatengprov.go.id

(?)

Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Luas wilayahnya 32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa.
Pengertian Jawa Tengah secara geografis dan budaya kadang juga mencakup wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal sebagai "jantung" budaya Jawa. Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan suku Jawa seperti suku Sunda di daerah perbatasan dengan Jawa Barat. Selain ada pula warga Tionghoa-Indonesia, Arab-Indonesia dan India-Indonesia yang tersebar di seluruh provinsi ini.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah
• 2 Pemerintahan
o 2.1 Daftar kabupaten dan kota
• 3 Daftar gubernur
o 3.1 Perwakilan
• 4 Geografi
o 4.1 Relief
o 4.2 Hidrologi
o 4.3 Gunung berapi
o 4.4 Keadaan tanah
o 4.5 Iklim
• 5 Penduduk
o 5.1 Demografi
o 5.2 Suku
o 5.3 Bahasa
o 5.4 Agama
• 6 Perekonomian
• 7 Transportasi
• 8 Komunikasi dan Media Massa
• 9 Pendidikan Tinggi
• 10 Pariwisata
• 11 Lihat pula
• 12 Pranala luar
• 13 Catatan kaki

[sunting] Sejarah
Jawa Tengah sebagai provinsi dibentuk sejak zaman Hindia Belanda. Hingga tahun 1905, Jawa Tengah terdiri atas 5 wilayah (gewesten) yakni Semarang, Rembang, Kedu, Banyumas, dan Pekalongan. Surakarta masih merupakan daerah swapraja kerajaan (vorstenland) yang berdiri sendiri dan terdiri dari dua wilayah, Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran, sebagaimana Yogyakarta. Masing-masing gewest terdiri atas kabupaten-kabupaten. Waktu itu Rembang Gewest juga meliputi Regentschap Tuban dan Bojonegoro.
Setelah diberlakukannya Decentralisatie Besluit tahun 1905, gewesten diberi otonomi dan dibentuk Dewan Daerah. Selain itu juga dibentuk gemeente (kotapraja) yang otonom, yaitu Pekalongan, Tegal, Semarang, Salatiga, dan Magelang.
Sejak tahun 1930, provinsi ditetapkan sebagai daerah otonom yang juga memiliki Dewan Provinsi (Provinciale Raad). Provinsi terdiri atas beberapa karesidenan (residentie), yang meliputi beberapa kabupaten (regentschap), dan dibagi lagi dalam beberapa kawedanan (district). Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 5 karesidenan, yaitu: Pekalongan, Jepara-Rembang, Semarang, Banyumas, dan Kedu.
Menyusul kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1946 Pemerintah membentuk daerah swapraja Kasunanan dan Mangkunegaran; dan dijadikan karesidenan. Pada tahun 1950 melalui Undang-undang ditetapkan pembentukan kabupaten dan kotamadya di Jawa Tengah yang meliputi 29 kabupaten dan 6 kotamadya. Penetapan Undang-undang tersebut hingga kini diperingati sebagai Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah, yakni tanggal 15 Agustus 1950.
[sunting] Pemerintahan
Secara administratif, Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 29 kabupaten dan 6 kota. Administrasi pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri atas 545 kecamatan dan 8.490 desa/kelurahan.
Sebelum diberlakukannya Undang-undang Nomor 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah, Jawa Tengah juga terdiri atas 4 kota administratif, yaitu Purwokerto, Purbalingga, Cilacap, dan Klaten. Namun sejak diberlakukannya Otonomi Daerah tahun 2001 kota-kota administratif tersebut dihapus dan menjadi bagian dalam wilayah kabupaten.
Menyusul otonomi daerah, 3 kabupaten memindahkan pusat pemerintahan ke wilayahnya sendiri, yaitu Kabupaten Magelang (dari Kota Magelang ke Mungkid), Kabupaten Tegal (dari Kota Tegal ke Slawi), serta Kabupaten Pekalongan (dari Kota Pekalongan ke Kajen).
[sunting] Daftar kabupaten dan kota
No.
Kabupaten/Kota
Ibu kota
Kecamatan dan kelurahan

1 Kabupaten Banjarnegara
Banjarnegara Daftar kecamatan dan kelurahan

2 Kabupaten Banyumas
Purwokerto
Daftar kecamatan dan kelurahan

3 Kabupaten Batang
Batang Daftar kecamatan dan kelurahan

4 Kabupaten Blora
Blora Daftar kecamatan dan kelurahan

5 Kabupaten Boyolali
Boyolali Daftar kecamatan dan kelurahan

6 Kabupaten Brebes
Brebes Daftar kecamatan dan kelurahan

7 Kabupaten Cilacap
Cilacap Daftar kecamatan dan kelurahan

8 Kabupaten Demak
Demak Daftar kecamatan dan kelurahan

9 Kabupaten Grobogan
Purwodadi
Daftar kecamatan dan kelurahan

10 Kabupaten Jepara
Jepara Daftar kecamatan dan kelurahan

11 Kabupaten Karanganyar
Karanganyar Daftar kecamatan dan kelurahan

12 Kabupaten Kebumen
Kebumen Daftar kecamatan dan kelurahan

13 Kabupaten Kendal
Kendal Daftar kecamatan dan kelurahan

14 Kabupaten Klaten
Klaten Daftar kecamatan dan kelurahan

15 Kabupaten Kudus
Kudus Daftar kecamatan dan kelurahan

16 Kabupaten Magelang
Mungkid
Daftar kecamatan dan kelurahan

17 Kabupaten Pati
Pati Daftar kecamatan dan kelurahan

18 Kabupaten Pekalongan
Kajen
Daftar kecamatan dan kelurahan

19 Kabupaten Pemalang
Pemalang Daftar kecamatan dan kelurahan

20 Kabupaten Purbalingga
Purbalingga Daftar kecamatan dan kelurahan

21 Kabupaten Purworejo
Purworejo Daftar kecamatan dan kelurahan

22 Kabupaten Rembang
Rembang Daftar kecamatan dan kelurahan

23 Kabupaten Semarang
Ungaran
Daftar kecamatan dan kelurahan

24 Kabupaten Sragen
Sragen Daftar kecamatan dan kelurahan

25 Kabupaten Sukoharjo
Sukoharjo Daftar kecamatan dan kelurahan

26 Kabupaten Tegal
Slawi
Daftar kecamatan dan kelurahan

27 Kabupaten Temanggung
Temanggung Daftar kecamatan dan kelurahan

28 Kabupaten Wonogiri
Wonogiri Daftar kecamatan dan kelurahan

29 Kabupaten Wonosobo
Wonosobo Daftar kecamatan dan kelurahan

30 Kota Magelang
- Daftar kecamatan dan kelurahan

31 Kota Pekalongan
- Daftar kecamatan dan kelurahan

32 Kota Salatiga
- Daftar kecamatan dan kelurahan

33 Kota Semarang
- Daftar kecamatan dan kelurahan

34 Kota Surakarta
- Daftar kecamatan dan kelurahan

35 Kota Tegal
- Daftar kecamatan dan kelurahan


[sunting] Daftar gubernur
Gubernur Jawa Tengah saat ini adalah Bibit Waluyo. Struktur Pemerintahan Daerah Jawa Tengah terdiri atas Sekretariat Daerah (yang meliputi 3 asisten dan membawahi 9 biro), 19 dinas, 6 kantor, 15 badan, serta 7 badan rumah sakit daerah.
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1.
Panji Suroso
1945
1945
2.
K.R.T. Mr. Wongsonegoro
1945 1949
3. R. Boedijono
1949
1954 periode pertama
4. R. Boedijono 1954
1958 periode kedua
5. R. M. T. Soekardji Mangoen Koesoemo
1958
1960
6. R. M. Hadisoebeno Sosrowerdojo
1960

7. Mochtar
1960 1966
8. Moenadi
1966
1974
9.
Soepardjo Rustam
1974
1982
10. Muhammad Ismail
1983
1993
11. Soewardi
1993
1998
12.
Mardiyanto
24 Agustus 1998
2007
berhenti setelah diangkat menjadi Mendagri

13.
Ali Mufiz
28 September 2007
2008 Sebelumnya menjabat Wakil Gubernur
14.
Bibit Waluyo
22 Agustus 2008
2013

[sunting] Perwakilan
Jawa Tengah mengirim 77 wakil dari sepuluh daerah pemilihan ke DPR RI dan empat wakil ke DPD.
DPRD Jawa Tengah hasil Pemilihan Umum Legislatif 2009 tersusun dari sepuluh partai, dengan perincian sebagai berikut:[4][5]
Partai Kursi %
PDI-P
23 -
Partai Demokrat
16 -
Partai Golkar
11 -
PKS
10 -
PAN
10 -
PKB
9 -
Partai Gerindra
9 -
PPP
7 -
Partai Hanura
4 -
PKNU
1 -
Total 100 100,0
[sunting] Geografi

[sunting] Relief
Menurut tingkat kemiringan lahan di Jawa Tengah, 38% lahan memiliki kemiringan 0-2%, 31% lahan memiliki kemiringan 2-15%, 19% lahan memiliki kemiringan 15-40%, dan sisanya 12% lahan memiliki kemiringan lebih dari 40%.
Kawasan pantai utara Jawa Tengah memiliki dataran rendah yang sempit. Di kawasan Brebes selebar 40 km dari pantai, dan di Semarang hanya selebar 4 km. Dataran ini bersambung dengan depresi Semarang-Rembang di timur. Gunung Muria pada akhir Zaman Es (sekitar 10.000 tahun SM) merupakan pulau terpisah dari Jawa, yang akhirnya menyatu karena terjadi endapan aluvial dari sungai-sungai yang mengalir. Kota Demak semasa Kesultanan Demak (abad ke-16 Masehi) berada di tepi laut dan menjadi tempat berlabuhnya kapal. Proses sedimentasi ini sampai sekarang masih berlangsung di pantai Semarang.
Di selatan kawasan tersebut terdapat Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan Kendeng, yakni pegunungan kapur yang membentang dari sebelah timur Semarang hingga Lamongan (Jawa Timur).
Rangkaian utama pegunungan di Jawa Tengah adalah Pegunungan Serayu Utara dan Serayu Selatan. Rangkaian Pegunungan Serayu Utara membentuk rantai pegunungan yang menghubungkan rangkaian Bogor di Jawa Barat dengan Pegunungan Kendeng di timur. Lebar rangkaian pegunungan ini sekitar 30-50 km; di ujung baratnya terdapat Gunung Slamet dan bagian timur merupakan Dataran Tinggi Dieng dengan puncak-puncaknya Gunung Prahu dan Gunung Ungaran. Antara rangkaian Pegunungan Serayu Utara dan Pegunungan Serayu Selatan dipisahkan oleh Depresi Serayu yang membentang dari Majenang (Kabupaten Cilacap), Purwokerto, hingga Wonosobo. Sebelah timur depresi ini terdapat gunung berapi Sindoro dan Sumbing, dan sebelah timurnya lagi (kawasan Temanggung dan Magelang) merupakan lanjutan depresi yang membatasi Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pegunungan Serayu Selatan merupakan pengangkatan zone Depresi Bandung.
Kawasan pantai selatan Jawa Tengah juga memiliki dataran rendah yang sempit, dengan lebar 10-25 km. Perbukitan yang landai membentang sejajar dengan pantai, dari Yogyakarta hingga Cilacap. Sebelah timur Yogyakarta merupakan daerah pegunungan kapur yang membentang hingga pantai selatan Jawa Timur.
[sunting] Hidrologi
Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa (572 km); memiliki mata air di Pegunungan Sewu (Kabupaten Wonogiri), sungai ini mengalir ke utara, melintasi Kota Surakarta, dan akhirnya menuju ke Jawa Timur dan bermuara di daerah Gresik (dekat Surabaya). Sungai-sungai yang bermuara di Laut Jawa diantaranya adalah Kali Pemali, Kali Comal, dan Kali Bodri. Sedang sungai-sungai yang bermuara di Samudra Hindia diantaranya adalah Serayu dan Kali Progo. Diantara waduk-waduk yang utama di Jawa Tengah adalah Waduk Gajahmungkur (Kabupaten Wonogiri), Waduk Kedungombo (Kabupaten Boyolali dan Sragen), Rawa Pening (Kabupaten Semarang), Waduk Cacaban (Kabupaten Tegal), Waduk Malahayu (Kabupaten Brebes), dan Waduk Sempor (Kabupaten Kebumen).
[sunting] Gunung berapi
Terdapat 6 gunung berapi yang aktif di Jawa Tengah, yaitu: Gunung Merapi (di Boyolali), Gunung Slamet (di Pemalang), Gunung Sindoro (di Temanggung - Wonosobo), Gunung Sumbing ( di Temanggung - Wonosobo), dan Gunung Dieng (di Banjarnegara).
[sunting] Keadaan tanah
Menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1969, jenis tanah wilayah Jawa Tengah didominasi oleh tanah latosol, aluvial, dan grumusol; sehingga hamparan tanah di provinsi ini termasuk tanah yang mempunyai tingkat kesuburan yang relatif subur.
[sunting] Iklim
Jawa Tengah memiliki iklim tropis, dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.000 meter, dan suhu rata-rata 21-32oC. Daerah dengan curah hujan tinggi terutama terdapat di Nusakambangan bagian barat, dan sepanjang Pegunungan Serayu Utara. Daerah dengan curah hujan rendah dan sering terjadi kekeringan di musim kemarau berada di daerah Blora dan sekitarnya serta di bagian selatan Kabupaten Wonogiri.
[sunting] Penduduk
[sunting] Demografi
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah adalah 32.380.687 jiwa terdiri atas 16.081.140 laki-laki dan 16.299.547 perempuan. Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbesar adalah Kabupaten Brebes (1,732 juta jiwa), Kabupaten Cilacap (1,644 juta jiwa), dan Kabupaten Banyumas (1,553 juta jiwa).
Sebaran penduduk umumnya terkonsentrasi di pusat-pusat kota, baik kabupaten ataupun kota. Kawasan permukiman yang cukup padat berada di daerah Semarang Raya (termasuk Ungaran dan sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kendal), Solo Raya (termasuk sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali), serta Tegal-Brebes-Slawi.
Pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,67% per tahun. Pertumbuhan penduduk tertinggi berada di Kabupaten Demak (1,5% per tahun), sedang yang terendah adalah Kota Pekalongan (0,09% per tahun).
Dari jumlah penduduk ini, 47% diantaranya merupakan angkatan kerja. Mata pencaharian paling banyak adalah di sektor pertanian (42,34%), diikuti dengan perdagangan (20,91%), industri (15,71%), dan jasa (10,98%).
[sunting] Suku
Mayoritas penduduk Jawa Tengah adalah Suku Jawa. Jawa Tengah dikenal sebagai pusat budaya Jawa, di mana di kota Surakarta dan Yogyakarta terdapat pusat istana kerajaan Jawa yang masih berdiri hingga kini.
Suku minoritas yang cukup signifikan adalah Tionghoa, terutama di kawasan perkotaan meskipun di daerah pedesaan juga ditemukan. Pada umumnya mereka bergerak di bidang perdagangan dan jasa. Komunitas Tionghoa sudah berbaur dengan Suku Jawa, dan banyak diantara mereka yang menggunakan Bahasa Jawa dengan logat yang kental sehari-harinya.
Selain itu di beberapa kota-kota besar di Jawa Tengah ditemukan pula komunitas Arab-Indonesia. Mirip dengan komunitas Tionghoa, mereka biasanya bergerak di bidang perdagangan dan jasa.
Di daerah perbatasan dengan Jawa Barat terdapat pula orang Sunda yang sarat akan budaya Sunda, terutama di wilayah Cilacap, Brebes, dan Banyumas. Di pedalaman Blora (perbatasan dengan provinsi Jawa Timur) terdapat komunitas Samin yang terisolir, yang kasusnya hampir sama dengan orang Kanekes di Banten.
[sunting] Bahasa
Meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, umumnya sebagian besar menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa Dialek Solo-Jogja dianggap sebagai Bahasa Jawa Standar.
Di samping itu terdapat sejumlah dialek Bahasa Jawa; namun secara umum terdiri dari dua, yakni kulonan dan timuran. Kulonan dituturkan di bagian barat Jawa Tengah, terdiri atas Dialek Banyumasan dan Dialek Tegal; dialek ini memiliki pengucapan yang cukup berbeda dengan Bahasa Jawa Standar. Sedang Timuran dituturkan di bagian timur Jawa Tengah, diantaranya terdiri atas Dialek Solo, Dialek Semarang. Diantara perbatasan kedua dialek tersebut, dituturkan Bahasa Jawa dengan campuran kedua dialek; daerah tersebut diantaranya adalah Pekalongan dan Kedu.
Di wilayah-wilayah berpopulasi Sunda, yaitu di kabupaten Brebes bagian selatan, dan kabupaten Cilacap utara sekitar kecamatan Dayeuhluhur, orang Sunda masih menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-harinya.
Berbagai macam dialek yang terdapat di Jawa Tengah :
1. dialek Pekalongan
2. dialek Kedu
3. dialek Bagelen
4. dialek Semarang
5. dialek Pantai Utara Timur (Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Pati)
6. dialek Blora
7. dialek Surakarta
8. dialek Yogyakarta
9. dialek Madiun
10. dialek Banyumasan (Ngapak)
11. dialek Tegal-Brebes
[sunting] Agama
Sebagian besar penduduk Jawa Tengah beragama Islam dan mayoritas tetap mempertahankan tradisi Kejawen yang dikenal dengan istilah abangan.
Agama lain yang dianut adalah Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Kong Hu Cu, dan puluhan aliran kepercayaan. Penduduk Jawa Tengah dikenal dengan sikap tolerannya. Sebagai contoh di daerah Muntilan, Kabupaten Magelang banyak dijumpai penganut agama Katolik, dan dulunya daerah ini merupakan salah satu pusat pengembangan agama Katolik di Jawa. Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi dengan populasi Kristen terbesar di Indonesia.
[sunting] Perekonomian
Pertanian merupakan sektor utama perekonomian Jawa Tengah, dimana mata pencaharian di bidang ini digeluti hampir separuh dari angkatan kerja terserap.
Kawasan hutan meliputi 20% wilayah provinsi, terutama di bagian utara dan selatan. Daerah Blora-Grobogan merupakan penghasil kayu jati. Jawa Tengah juga terdapat sejumlah industri besar dan menengah. Daerah Semarang-Ungaran-Demak-Kudus merupakan kawasan industri utama di Jawa Tengah. Kudus dikenal sebagai pusat industri rokok. Cilacap terdapat industri semen.
Blok Cepu di pinggiran Kabupaten Blora (perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah) terdapat cadangan minyak bumi yang cukup signifikan, dan kawasan ini sejak zaman Hindia Belanda telah lama dikenal sebagai daerah tambang minyak.
[sunting] Transportasi
Jawa Tengah dilalui beberapa ruas jalan nasional, yang meliputi jalur pantura (menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya-Banyuwangi), jalur Tegal-Purwokerto, jalur lintas selatan (menghubungkan Bandung-Yogyakarta-Surakarta-Madiun-Surabaya), serta jalur Semarang-Solo. Losari, pintu gerbang Jawa Tengah sebelah barat dapat ditempuh 3,5 - 4 jam perjalanan dari Jakarta. Saat ini telah dibangun ruas jalan tol yang menghubungkan Semarang dan Solo, sehingga mempersingkat waktu tempuh dan memperlancar kegiatan perekonomian.
Jawa Tengah merupakan provinsi yang pertama kali mengoperasikan jalur kereta api, yakni pada tahun 1862 dengan rute Semarang-Yogyakarta, namun jalur ini sekarang tidak lagi dipakai. Saat ini jalur kereta api yang melintasi Jawa Tengah adalah lintas utara (Jakarta-Semarang-Surabaya), lintas selatan (Bandung-Yogyakarta-Surabaya), jalur Kroya-Cirebon, dan jalur Solo-Gundih-Semarang. Jalur kereta Solo-Wonogiri yang telah lama mati dihidupkan kembali pada tahun 2005.
Untuk transportasi udara, Bandara Ahmad Yani di Semarang dan Bandara Adi Sumarmo di Surakarta merupakan bandara komersial yang paling penting di Jawa Tengah. Selain itu juga terdapat Bandara Tunggulwulung di Cilacap dan Bandara Wirasaba di Purbalingga. Penerbangan Jakarta-Semarang atau Jakarta-Surakarta dapat ditempuh dalam waktu 45-50 menit.
[sunting] Komunikasi dan Media Massa
Semarang, Surakarta, Purwokerto, dan Tegal merupakan kota-kota yang memiliki stasiun relay televisi swasta nasional. Beberapa stasiun televisi lokal di Jawa Tengah adalah TV Borobudur, Pro-TV, Cakra Semarang TV dan TVKU (di Semarang); TATV (di Surakarta); TegalTV (di Tegal); Kebumen TV (di Kebumen); dan Banyumas TV (di Banyumas).
Suara Merdeka, harian yang terbit dari Semarang, adalah surat kabar dengan sirkulasi tertinggi di Jawa Tengah[rujukan?]; harian ini juga memiliki edisi lokal Suara Pantura dan Suara Solo. Di samping itu terdapat koran jaringan Jawa Pos Group, baik yang terbit bersama induknya Jawa Pos (Radar Solo, Radar Jogja, Radar Semarang, dan Radar Kudus) maupun yang terbit sendiri (Meteor, Solo Pos, Radar Tegal, Radar Banyumas, Joglosemar).
[sunting] Pendidikan Tinggi
Jawa Tengah memiliki sejumlah perguruan tinggi terkemuka, terutama di kota Semarang dan Surakarta. Perguruan tinggi negeri meliputi: Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Semarang (Unnes), dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)Walisongo di Semarang; Universitas Sebelas Maret (UNS) di Solo, serta Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) di Purwokerto
Sedangkan universitas swasta di Jawa Tengah antara lain Universitas Dian Nuswantoro Semarang (UDINUS), Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di Salatiga, Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) dan Unika Soegijapranata di Semarang, STIE Bank BPD Jateng, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Magelang, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Pekalongan UNIKAL serta Universitas Panca Sakti di Tegal.
Selain itu juga terdapat Akademi Angkatan Darat (AAD) dan SMA Taruna Nusantara di Magelang serta Akademi Kepolisian di Semarang. LPLP Tutuko adalah lembaga pendidikan aviasi dan maintenance penerbangan (mekanik) di Surakarta (Jl. Merapi, Surakarta) dan Yogyakarta (Jl. Sorosutan, Yogyakarta).
[sunting] Pariwisata


Bengawan Solo di Kota Cepu, Kabupaten Blora
Jawa Tengah banyak terdapat obyek wisata yang sangat menarik. Kota Semarang memiliki sejumlah bangunan kuno. Obyek wisata lain di kota ini termasuk Puri Maerokoco (Taman Mini Jawa Tengah) [(Museum Jawa Tengah Ranggawarsita)]dan Museum Rekor Indonesia (MURI).
Salah satu kebanggaan provinsi ini adalah Candi Borobudur, yakni monumen Buddha terbesar di dunia yang dibangun pada abad ke-9, terdapat di Kabupaten Magelang. Candi Mendut dan Pawon juga terletak satu kompleks dengan Borobudur.
Candi Prambanan di perbatasan Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Di kawasan Dieng terdapat kelompok candi-candi Hindu, yang diduga dibangun sebelum era Mataram Kuno. Kompleks candi Gedong Songo terletak di lereng Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang.
Surakarta dipandang sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa, dimana di kota ini terdapat Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran. Obyek wisata menarik di luar kota ini adalah Air Terjun Grojogan Sewu dan candi-candi peninggalan Majapahit di Kabupaten Karanganyar; serta Museum Fosil Sangiran yang terletak di jalur Solo-Purwodadi.
Bagian selatan Jawa Tengah juga menyimpan sejumlah obyek wisata alam menarik, diantaranya Goa Jatijajar dan Pantai Karangbolong di Kabupaten Kebumen, serta Baturraden di Kabupaten Banyumas. Di bagian utara terdapat Obyek Wisata Guci di lereng Gunung Slamet, Kabupaten Tegal; serta Kota Pekalongan yang dikenal dengan julukan 'kota batik'.
Kawasan pantura barat banyak menyimpan wisata religius. Masjid Agung Demak yang didirikan pada abad ke-16 merupakan bangunan artistik dengan paduan arsitektur Islam dan Hindu. Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kawasan pantura barat terdapat 3 makam wali sanga, yakni Sunan Kalijaga di Demak, Sunan Kudus di kota Kudus, dan Sunan Muria di Kabupaten Kudus. Kudus juga dikenal sebagai 'kota kretek', dan kota ini juga terdapat museum kretek.
Daerah Istimewa Yogyakarta
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Yogyakarta beralih ke halaman ini. Untuk Kota yang bernama sama, lihat pula Kota Yogyakarta. Untuk kegunaan lain dari Yogyakarta, lihat Yogyakarta (disambiguasi).
"DIY" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain dari DIY, lihat DIY (disambiguasi).
Daerah Istimewa Yogyakarta


Lambang


"Amemayu Hayuning Bawana"
(Bahasa Jawa: Mengalir dalam hembusan alam)


Peta lokasi Daerah Istimewa Yogyakarta
Koordinat
8º 30' - 7º 20' LS
109º 40' - 111º 0' BT

Dasar hukum U.U.No 3/1950
Tanggal penting 4 Maret 1950

Ibu kota
Yogyakarta

Gubernur
Sri Sultan Hamengkubuwono X

Luas
3.185,80 km2
Penduduk
3.452.390 (2010)[1]

Kepadatan 1.078
Kabupaten
4
Kota
1
Kecamatan
78
Kelurahan/Desa
440
Suku Jawa (97%), Sunda (1%) [2]

Agama
Islam (91,4%), Katolik (5,4%), Protestan (2,9%), Lain-lain (0,3%)
Bahasa
Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia

Zona waktu
WIB

Lagu daerah

Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: http://www.pemda-diy.go.id

(?)

Daerah Istimewa Yogyakarta (atau Jogja, Yogya, Yogyakarta, Jogjakarta dan seringkali disingkat DIY) adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah di sebelah utara. Secara geografis Yogyakarta terletak di pulau Jawa bagian Tengah. Daerah tersebut terkena bencana gempa pada tanggal 27 Mei 2006 yang mengakibatkan 1,2 juta orang tidak memiliki rumah.
Provinsi DI. Yogyakarta memiliki lembaga pengawasan pelayanan umum bernama Ombudsman Daerah Yogyakarta yang dibentuk dengan Keputusan Gubernur DIY. Sri Sultan HB X pada tahun 2004.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah
• 2 Etimologi
• 3 Pemerintahan
o 3.1 Umum
o 3.2 Provinsi
o 3.3 Kabupaten/Kota
 3.3.1 Pembentukan
 3.3.2 Daftar Kabupaten/Kota
o 3.4 Daftar gubernur
o 3.5 Perwakilan
• 4 Perekonomian
• 5 Transportasi
• 6 Pendidikan
• 7 Budaya
• 8 Demokrasi Budaya
o 8.1 Demokratisasi yang dilematis
o 8.2 Substansi Keistimewaan DIY
o 8.3 Demokrasi Deliberative sebagai alternative
• 9 Tempat Wisata Menarik
• 10 Hubungan Persaudaraan
• 11 Lihat pula
• 12 Pranala luar
• 13 Referensi

[sunting] Sejarah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta


Yogyakarta sebelum tahun 1945 dengan enklave-enklave Surakarta dan Mangkunagaran
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebuah provinsi yang berdasarkan wilayah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Selain itu ditambahkan pula mantan-mantan wilayah Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Praja Mangkunagaran yang sebelumnya merupakan enklave di Yogyakarta.
Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dirunut asal mulanya dari tahun 1945, bahkan sebelum itu. Beberapa minggu setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, atas desakan rakyat dan setelah melihat kondisi yang ada, Hamengkubuwono IX mengeluarkan dekrit kerajaan yang dikenal dengan Amanat 5 September 1945 . Isi dekrit tersebut adalah integrasi monarki Yogyakarta ke dalam Republik Indonesia. Dekrit dengan isi yang serupa juga dikeluarkan oleh Paku Alam VIII pada hari yang sama. Dekrit integrasi dengan Republik Indonesia semacam itu sebenarnya juga dikeluarkan oleh berbagai monarki di Nusantara, walau tidak sedikit monarki yang menunggu ditegakkannya pemerintahan Hindia Belanda setelah kekalahan Jepang.
Pada saat itu kekuasaan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat meliputi:
1. Kabupaten Kota Yogyakarta dengan bupatinya KRT Hardjodiningrat,
2. Kabupaten Sleman dengan bupatinya KRT Pringgodiningrat,
3. Kabupaten Bantul dengan bupatinya KRT Joyodiningrat,
4. Kabupaten Gunungkidul dengan bupatinya KRT Suryodiningrat,
5. Kabupaten Kulonprogo dengan bupatinya KRT Secodiningrat.
Sedangkan kekuasaan Kadipaten Pakualaman meliputi:
1. Kabupaten Kota Pakualaman dengan bupatinya KRT Brotodiningrat,
2. Kabupaten Adikarto dengan bupatinya KRT Suryaningprang.
Dengan memanfaatkan momentum terbentuknya Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Daerah Yogyakarta pada 29 Oktober 1945 dengan ketua Moch Saleh dan wakil ketua S. Joyodiningrat dan Ki Bagus Hadikusumo, maka sehari sesudahnya, semufakat dengan Badan Pekerja KNI Daerah Yogyakarta, Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII mengeluarkan dekrit kerajaan bersama (dikenal dengan Amanat 30 Oktober 1945 ) yang isinya menyerahkan kekuasaan Legeslatif pada Badan Pekerja KNI Daerah Yogyakarta. Mulai saat itu pula kedua penguasa kerajaan di Jawa bagian selatan mengeluarkan dekrit bersama dan memulai persatuan dua kerajaan.
Semenjak saat itu dekrit kerajaan tidak hanya ditandatangani kedua penguasa monarki melainkan juga oleh ketua Badan Pekerja KNI Daerah Yogyakarta sebagai simbol persetujuan rakyat. Perkembangan monarki persatuan mengalami pasang dan surut. Pada 18 Mei 1946, secara resmi nama Daerah Istimewa Yogyakarta mulai digunakan dalam urusan pemerintahan menegaskan persatuan dua daerah kerajaan untuk menjadi sebuah daerah istimewa dari Negara Indonesia. Penggunaan nama tersebut ada di dalam Maklumat No 18 tentang Dewan-Dewan Perwakilan Rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta (lihat Maklumat Yogyakarta Nomor 18 Tahun 1946 ). Pemerintahan monarki persatuan tetap berlangsung sampai dikeluarkannya UU No 3 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengukuhkan daerah Kesultanan Yogyakarta dan daerah Paku Alaman adalah bagian integral Negara Indonesia.
"(1) Daerah yang meliputi daerah Kesultanan Yogyakarta dan daerah Paku Alaman ditetapkan menjadi Daerah Istimewa Yogyakarta. (2) Daerah Istimewa Yogyakarta adalah setingkat dengan Provinsi."(Pasal 1 UU No 3 Tahun 1950)[3][4]
[sunting] Etimologi
Wilayah yang kemudian menjadi keraton dan ibukota Yogyakarta telah lama dikenal sebelum Sultan Hamengkubuwono I memilih tempat itu sebagai pusat pemerintahannya. Wilayah itu dikenal dalam karya sejarah tradisional (Babad) maupun dalam leluri dari mulut ke mulut. Babad Giyanti mengisahkan bahwa Sunan Amengkurat telah mendirikan dalem yang bernama Gerjiwati di wilayah itu. Kemudian oleh Paku Buwana II dinamakan Ayogya.[5] Secara etimologis Ngayogyakarto Hadiningrat berasal dari kata Ayu – Gya – Karto atau Ayodya – Karto – Ning – Rat. Harimurti Subanar, UGM, mendiskripsikan : Nga = Menuju; Yogya = Sebaik – baiknya; Karta = Bekerja/Makarya; Hadi = Agung, Luhur; Ning = Bening, Jernih, Suci; Rat = Jagat, Bawono; Jagad kecil adalah manusia dan jagad besar adalah semesta alam. Secara filosofis makna Ngayogyakarto adalah hakekat, gegayuhan atau tujuan hidup untuk menciptakan kebahagiaan dunia akherat & negeri yang Baladil Amin (Adil & Amanah).
Wilayah kerajaan ini didirikan di Pesanggarahan Garjitowati, Tlatah Pacetokan, Alas Bering, yang berada diantara dua sungai, yaitu : Sungai Winongo dan Sungai Code. Komplek Kraton terletak ditengah – tengah dan berada pada as-kosmis, dari utara terdapat garis lurus dengan Tugu dan Gunung Merapi dan dari Selatan simetris dengan Panggung Krapyak dan laut selatan.
Luas Kraton Yogyakarta 14.000 meter persagi, yang didalamnya terdapat 22 macam bentuk bangunan dan fungsinya yang dilandasi nilai – nilai filosofis, Kraton dibangun pada tahun 1756 dengan condrosengkolo memet : “Dwi Naga Rasa Tunggal”.
Kraton memiliki Plengkung atau Gerbang utama yang masing masing memiliki nama – nama tersendiri, memiliki benteng tinggi mengelilingi Kraton dan empat beteng pengintai disetiap sudutnya. Jumlah jalan keluar masuk ada 9 jalan, dan 5 jalan yang bertemu dialun – alun, Corak pembentukan kota Yogyakarta pada hakekatnya merupakan implementasi dari konsep P. Mangkubumi 1755, yang berdasarkan pada bentuk tata tubuh manusia dimana Yogyakarta terbagi dua wilayah, bagian selatan merupakan simbul rohani dan bagian utara merupakan simbol duniawi.
Bangunan Kraton Yogyakarta sebelah Utara terdiri dari : Kedhaton / Prabayekso, Bangsal Kencana, Regol Danapratapa / Pintu Gerbang, Bangsal Sri Manganti, Regol Sri Manganti, Bangsal Ponconiti, Regol Brajanala, Siti Hinggil, Tarub Agung, Pagelaran (tiangnya 64), Alun – alun utara (jumlah pohon 62, angka 62 + 64 menggambarkan usia rasulullah tahun Masehi dan tahun Jawa), Pasar Beringharjo, Tugu. Sebelah Selatan : Regol Kemagangan, Bangsal Kemagangan, Regol Gadung Mlati, Bangsal Kemandungan, Regol Kemandungan, Sasana Hinggil, Alun – alun Selatan, Krapyak.
[sunting] Pemerintahan
[sunting] Umum
Pada awal pembentukannya, Daerah Istimewa Yogyakarta menganut sistem pemerintahan seperti yang dipraktekkan oleh Brunei, yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai gubernur, Sri Paduka Paku Alam VIII sebagai wakil gubernur, yang menjalankan pemerintahan sehari-hari secara langsung, sekaligus sebagai kepala monarki Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Dalam prakteknya, dikarenakan seringnya Sultan ditunjuk sebagai menteri oleh pemerintah pusat, pemerintahan sehari-hari dijalankan oleh Sri Paduka Paku Alam VIII.
Daerah Istimewa Yogyakarta juga menganut prinsip trias politika, yaitu distribusi kekuasaan antara legislatif - yang direpresentasikan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogykarta, eksekutif oleh Sultan, Paku Alam dan para kepala dinas, dan yudikatif oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia. Dengan dasar hukum UUD 1945, UU 3/1950 dan -yang sekarang sedang dibahas oleh DPR RI- RUU Keistimewaan DIY, menjadikan Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi 'istimewa', di mana demokrasi dapat berjalan beriringan dengan kekuatan kultural - terutama karena kharisma dwitunggal Sri Sultan - Sri Paduka Paku Alam yang masih sangat tinggi di masyarakat.
Sejalan dengan perubahan undang-undang, ditambah dengan reformasi, maka terjadi masalah pada pengisian jabatan gubernur, karena sejak 1965, Daerah Istimewa Yogyakarta dijadikan provinsi sebagaimana provinsi-provinsi lain di Indonesia, sehingga mengikuti seluruh UU Pemerintahan Daerah yang dikeluarkan oleh DPR sama seperti daerah yang lain. Masyarakat menginginkan agar corak pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta tetap seperti saat ini, di sisi yang lain pemerintah RI menginginkan agar disamakan dengan provinsi lain, dengan alasan mengefektifkan demokrasi.
Dasar filosofi pembangunan daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Hamemayu Hayuning Bawana, sebagai cita-cita luhur untuk menyempurnakan tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta berdasarkan nilai budaya daerah yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Dasar filosofi yang lain adalah Hamangku-Hamengku-Hamengkoni, Tahta Untuk Rakyat, dan Tahta untuk Kesejahteraan Sosial-kultural. Konsep falsafah sebagai tonggak berdirinya Mataram Islam, sejak Demak – Jipang – Pajang hingga Panembahan Senopati – Prabu Hanyakrawati - Sultan Agung – Amangkurat - Paku Buwono – Hamengku Buwono – Paku Alam – Mangkunegara mengacu prinsip tauhid “wihdatil wujud – wushul wujud” yang dikemas dalam bahasa simbol: “Sangkan Paraning Dumadi Manunggaling Kawula lan Gusti”.
Pangeran Mangkubumi sebagai Sultan al-Awwal yang bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Ngalaga Abdurrakhman Sayidin Panatagama Kalifatullah I mendirikan peradaban baru yang diberi nama Ngayogyakarta Hadiningrat, menurut Hari Subanar dari FIB-UGM, nama ini ditinjau dari segi etimologi berasal dari kata Ng-ayu-gya-karta-hadi-ning-rat, yang berarti sebuah ajakan untuk bersegera dalam membangun peradaban baru demi terciptanya kebahagiaan dunia & akhirat. Menurut kitab Quraisyin Adammakna dalam Serat Yugawara, Sekar Sinom yang ditulis kembali oleh Ir. H. Wibatsu (alm.), menjelaskan bahwa kata Ayogya sinonim dengan negeri Prabu Ramawijaya ing Ayudya yang artinya memayu karahayon kerta sedyaning rahayu merdikaning sabumi, Gya berarti atas ridha Allah, Karta berarti harjaning sarira tataning trapsila ing krami, Hadiningrat berarti mengkoni dina den santosaning laku, ning tyas mleng sajuga, ngrat sajagadnya pribadi, mardikengrat tetep langgeng salaminya.
Sangat jelas sekali bahwa makna dibalik gelar yang disandang seorang Sultan sebagai pemimpin compatible/identik dengan makna dibalik nama Negara Ngayogyakarto Hadiningrat yang dipimpinnya. Gelar Sultan “baladil amin” dan Nama Negeri berdasarkan Qur'an “rahmatan lil alamin” merupakan satu kesatuan yang utuh “golong-gilig” dalam mengantarkan rakyatnya menuju kesejahteraan lahir batin - dunia akhirat, hal ini sejalan dengan prinsip/hadits Rasulullah dalam menegakkan Negara Madani atau prinsip civil society yang megedepankan solidaritas sosial, pluralisme, keadilan dalam mengemban amanat rakyat atas ridha Allah.
Secara historis, peran perjuangan sejak Sultan Agung Hanyakrakusumo, Sultan HB I, Pangeran Diponegoro, hingga Sultan HB IX tidak diragukan lagi dalam melawan segala macam bentuk penjajahan fisik imperialisme maupun neo-imperialisme, sehingga Soekarno pada tanggal 19 Desember 1949 melalui pesan perjuangannya menggoreskan tinta emas diatas kertas putih yang berbunyi: Yogyakarta terkenal oleh karena perjuangannya, maka hidupkanlah terus jiwa perjuangan itu.!
[sunting] Provinsi
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara legal formal dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 3) dan UU Nomor 19 Tahun 1950 (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 48) yang diberlakukan mulai 15 Agustus 1950 dengan PP Nomor 31 Tahun 1950 (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 58).
UU Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai isi yang sangat singkat dengan 7 pasal dan sebuah lampiran daftar kewenangan otonomi. UU tersebut hanya mengatur wilayah dan ibu kota, jumlah anggota DPRD, macam kewenangan Pemerintah Daerah Istimewa, serta aturan-aturan yang sifatnya adalah peralihan.
UU Nomor 19 Tahun 1950 sendiri adalah revisi dari UU Nomor 3 Tahun 1950 yang berisi penambahan kewenangan bagi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Status Yogyakarta pada saat pembentukan adalah Daerah Istimewa setingkat Provinsi. Baru pada 1965 Yogyakarta dijadikan Provinsi seperti provinsi lain di Indonesia.
Substansi keistimewaan, Daerah Istimewa Yogyakarta adalah : Pertama, istimewa dalam hal Sejarah Pembentukan Pemerintahan DIY terkait dengan perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia sesuai UUD 1945, Pasal 18 & Penjelasannya yang menjamin hak asal-usul suatu daerah sebagai daerah swa-praja (zelfbestuurende landschaappen). Kedua, istimewa dalam hal Bentuk Pemerintahan DIY sebagai daerah setingkat propinsi yang terdiri dari penggabungan wilayah “state” Kasultanan Nagari Ngayogyakarta dengan Praja Kadipaten Pakualaman dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai UU No. 3/1950. Ketiga, istimewa dalam hal Kepala Pemerintahan DIY yang dijabat oleh Sultan & Adipati yang bertahta sesuai Piagam Kedudukan, 19 Agustus 1945, Maklumat HB IX & Paku Alam VIII tanggal 5 september 1945 maupun tanggal 30 Oktober 1945. Kedudukan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana diatur oleh UU No.3, tahun 1950 sebagai lex spesialis tidak pernah diatur secara jelas,rinci,rigid dalam UU No. 5, tahun 1974; UU No.22, tahun 1999; UU No.32, ahun 2004 sebagai lex generalis sehingga menimbulkan implikasi yuridis setiap ada perubahan undang - undang yang mengatur tentang pemerintahan daerah maupun kepala daerahnya.
[sunting] Kabupaten/Kota
[sunting] Pembentukan
Pembagian Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi kabupaten -kabupaten dan kota yang berotonomi dan diatur dengan UU Nomor 15 Tahun 1950 (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 44) dan UU Nomor 16 Tahun 1950 (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 45). Kedua undang-undang tersebut diberlakukan dengan PP Nomor 32 Tahun 1950 ( Berita Negara Tahun 1950 Nomor 59) yang mengatur Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi kabupaten-kabupaten:
1. Bantul beribukota di Bantul
2. Sleman beribukota di Beran
3. Gunungkidul beribukota di Wonosari
4. Kulon Progo beribukota di Sentolo
5. Adikarto beribukota di Wates
6. Kota Besar Yogyakarta


Sebelum (1945)
Dengan alasan efisiensi, pada tahun 1951, kabupaten Adikarto yang beribukota di Wates digabung dengan kabupaten Kulon Progo yang beribukota di Sentolo menjadi Kabupaten Kulon Progo dengan ibu kota Wates. Penggabungan kedua daerah ini berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 1951 (Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 101). Semua UU mengenai pembentukan DIY dan Kabupaten dan Kota di dalam lingkungannya, dibentuk berdasarkan UU Pokok tentang Pemerintah Daerah (UU No 22 Tahun 1948).
Selanjutnya, demi kelancaran tata pemerintahan, sesuai dengan mosi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6/1952 tertanggal 24 September 1952, daerah-daerah enclave Imogiri (milik Kasunanan), Kota Gede (juga milik Kasunanan), dan Ngawen (milik Mangkunagaran) dilepaskan dari Provinsi Jawa Tengah dan kabupaten-kabupaten yang bersangkutan kemudian dimasukkan ke dalam wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan kabupaten-kabupaten yang wilayahnya melingkari daerah-daerah enclave tersebut.


Sesudah (2007)
Penyatuan enclave-enclave ini berdasarkan UU Darurat Nomor 5 Tahun 1957 (Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 5) yang kemudian disetujui oleh DPR menjadi UU Nomor 14 Tahun 1958 (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1562).
[sunting] Daftar Kabupaten/Kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Bantul
Bantul
2 Kabupaten Gunung Kidul
Wonosari
3 Kabupaten Kulon Progo
Wates
4 Kabupaten Sleman
Sleman
5 Kota Yogyakarta
-
[sunting] Daftar gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1.
ISKS Hamengkubuwono IX
17 Agustus 1945
1 Oktober 1988
Masa jabatan seumur hidup,
pegawai negara dengan NIP 010000001.
2.
KGPAA Paku Alam VIII
1 Oktober 1988
3 Oktober 1998
Wakil Gubernur,
melaksanakan tugas Gubernur dalam jabatan Penjabat Gubernur,
Masa jabatan seumur hidup,
pegawai negara dengan NIP 010064150.
3.
ISKS Hamengkubuwono X
3 Oktober 1998
2003
Masa jabatan pertama.
4.
ISKS Hamengkubuwono X
2003
2008
Masa jabatan kedua.
5.
ISKS Hamengkubuwono X
2008
2011
Perpanjangan masa jabatan kedua.
[sunting] Perwakilan
Daerah Istimewa Yogyakarta mengirim sembilan wakil ke DPR RI dan empat wakil ke DPD.
DPRD DI Yogyakarta hasil Pemilihan Umum Legislatif 2009 tersusun dari sepuluh partai, dengan perincian sebagai berikut:[6]
Partai Kursi %
PDI-P
11 -
Partai Demokrat
10 -
PAN
8 -
Partai Golkar
7 -
PKS
7 -
PKB
5 -
Partai Gerindra
3 -
PPP
2 -
Partai Hanura
1 -
PKPB
1 -
Total 55 100,0
[sunting] Perekonomian
Sebagian besar perekonomian di Yogyakarta disokong oleh hasil cocok tanam, berdagang, kerajinan (kerajinan perak, kerajinan wayang kulit, dan kerajinan anyaman), dan wisata. Namun ada juga sebagian warga yang hidup dari ekspansi dunia pendidikan seperti rumah kost buat mahasiswa. Merupakan pemandangan yang biasa ketika anda sampai di Stasiun Yogyakarta atau di halte khusus tempat perhentian bus-bus pariwisata, anda akan disambut oleh banyak tukang becak. Mereka akan mengantarkan anda ke tempat tujuan mana saja yang layak untuk anda nikmati seperti toko baju, toko bakpia, mal, atau sekadar membeli cinderamata. Anda pun akan heran setelah tukang becak itu mengajak anda berkeliling kota seharian, mereka hanya akan meminta bayaran yang rendah. Mengapa bisa demikian? Ternyata mereka juga sudah mendapat bagian dari mengantarkan anda ke toko-toko tadi.
[sunting] Transportasi


Stasiun kereta api Yogyakarta.
Transportasi yang ada di Yogyakarta terdiri dari transportasi darat (bus umum, taksi, kereta api, andhong (kereta berkuda), dan becak) dan udara (pesawat terbang) Bandar Udara Adi Sutjipto. Pada awal Maret 2008, pemerintah DIY telah mengoperasikan bis TransJogja sebagai usaha untuk membuat transportasi di kota ini nyaman, murah dan andal.
Jalan-jalan di Yogyakarta kini sudah lebih rapi dan bersih dibandingkan tahun-tahun terdahulu karena komitmen pemerintah daerah Yogyakarta untuk menjadikan Yogyakarta sebagai kota pariwisata (terbukti dengan dibuatnya TV raksasa di salah satu jalan raya Yogyakarta untuk berpromosi dan papan stasiun kereta api). Walaupun demikian, jalan-jalan di Yogyakarta juga tergolong sering mengalami kemacetan.
[sunting] Pendidikan
Kota Yogyakarta selain dijuluki sebagai Kota Gudeg, juga dijuluki Kota Pelajar. Di kota ini terdapat universitas negeri tertua di Indonesia, Universitas Gadjah Mada (UGM) dan juga berbagai universitas terkenal lainnya seperti UPN "Veteran" Yogyakarta, AMIKOM, STMIK Akakom, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta (STTKD), STIE YKPN, STIE SBI, Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD", Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Universitas Islam Indonesia (UII) yang merupakan universitas swasta tertua di Indonesia, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Sanata Dharma (USD), Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Universitas PGRI Yogyakarta (UPY), Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI Yogyakarta), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY) dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Dan beberapa program kejuruan yang menawarkan jenjang D3 sepereti POLISENI, POLTEKES, dll. Bisa dikatakan bahwa di kota ini sebagian besar penduduknya relatif memiliki pendidikan sampai tingkat SMU.[rujukan?]Yogyakarta International School (YIS) adalah satu satunya sekolah internasional yang ada di Yogyakarta.
Akademi Angkatan Udara (AAU) adalah sekolah pendidikan TNI Angkatan Udara di Bandar Udara Adi Sutjipto Yogyakarta, Indonesia. SMK Penerbangan dan STTA (Sekolah Tinggi Teknologi Adisucipto) berada di Yogyakarta pula. LPLP Tutuko adalah lembaga pendidikan aviasi dan maintenance penerbangan (mekanik) di Surakarta (Jl. Merapi, Surakarta) dan Yogyakarta (Jl. Sorosutan, Yogyakarta).
Berbagai pendidikan kesehatan seperti akademi keperawatan dan akademi kebidanan.
Pendidikan kursus dan pelatihan untuk instansi, organisasi, perorangan (privat) dan umum.
[sunting] Budaya
Yogyakarta masih sangat kental dengan budaya Jawanya. Seni dan budaya merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Yogyakarta. Sejak masih kanak-kanak sampai dewasa, masyarakat Yogyakarta akan sangat sering menyaksikan dan bahkan, mengikuti berbagai acara kesenian dan budaya di kota ini. Bagi masyarakat Yogyakarta, di mana setiap tahapan kehidupan mempunyai arti tersendiri, tradisi adalah sebuah hal yang penting dan masih dilaksanakan sampai saat ini. Tradisi juga pasti tidak lepas dari kesenian yang disajikan dalam upacara-upacara tradisi tersebut. Kesenian yang dimiliki masyarakat Yogyakarta sangatlah beragam. Dan kesenian-kesenian yang beraneka ragam tersebut terangkai indah dalam sebuah upacara adat. Sehingga bagi masyarakat Yogyakarta, seni dan budaya benar-benar menjadi suatu bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Kesenian khas di Yogyakarta antara lain adalah kethoprak, jathilan, dan wayang kulit.yogyakarta juga dikenal dengan perak dan gaya yang unik membuat batik kain dicelup. ia juga dikenal karena seni kontemporer hidup. Memberikan nama kepada anak masih merupakan hal penting Nama2 anak jawa. Yogyakarta juga dikenal dengan gamelan musik, termasuk gaya yang unik gamelan yogyakarta
[sunting] Demokrasi Budaya
[sunting] Demokratisasi yang dilematis
GBPH H. Prabukusumo S.Psi (BRM Harumanto) dalam kapasitasnya sebagai ketua Partai Demokrat DIY membangun argumen bahwa: “Keistimewaan DIY akan lebih istimewa jika Sultan tetap sebagai Gubernur Kepala Daerah”, lebih lanjut dalam menanggapi dikhotomi pemilihan atau penetapan dalam Rancangan Undang - undang Daerah Istimewa Yogyakarta yang masih jadi perdebatan hingga saat ini, Gusti Prabu pernah menjelaskan kepada Dr. John Monfries, Sejarawan & Peneliti “Sultan HB IX, The Prince in Republic”, The Australian National University bahwa “Dalam Penetapan Ada Pemilihan, Dalam Pemilihan ada Penetapan” (Minggu, 24/01/10) Kerangka dasar pemikiran yang dibangun oleh Gusti Prabu bahwa sosok Sultan adalah manusia biasa dan tidak lepas dari kelemahan yang bersifat manusiawi, oleh karena itu jika tidak mampu lagi menjadi pimpinan eksekutif (sebagai gubernur/kepala daerah), maka untuk mengisi kekosongan jabatan gubernur dapat dipilih opsi reqruitment terbatas dari internal kerabat kraton (terdiri dari adik, saudara, anak, om atau tantenya sultan) untuk mengisi jabatan eksekutif tsb. (KR,25/01/10). Pemikiran diatas merupakan tawaran untuk mengakomodir konflik kepentingan antara demokrasi langsung (prosedur demokrasi) dengan demokrasi permusyawaratan (substansi demokrasi) sekaligus memberikan solusi jika suatu saat Sultan berhalangan tetap sehingga tidak bisa melaksanakan tugas sebagai gubernur/kepala daerah. Selanjutnya problematika yang harus dijawab adalah posisi gubernur yang identik dengan sultan apakah dapat digantikan begitu saja oleh adik, saudara, anak, om atau tantenya sultan tanpa mempertimbangkan aspek historis, yuridis, sosiologis & kultural yang menjadi pilar Keistimewaan DIY selama ini?. Secara turun temurun sesuai adat-istiadat & paugeran Jawi (hukum non formal) Sultan sebagai pimpinan kultural bertanggung jawab penuh untuk menjaga aturan adat, tradisi & budaya, sekaligus mengemban mandat (amanah) sebagaimana gelar yang disandangnya, yaitu Senopati Ing Ngalogo, Abdurachman, Sayidin Panatagama, Kalifatullah. Secara yuridis (hukum formal), Sejak Kemerdekaan RI, secara yuridis Sultan diakui hak-hak politiknya untuk menjadi kepala daerah (penguasa daerah) sekaligus sebagai wakil pemerintah pusat (gubernur) dalam pemerintahan NKRI. Dua setengah abad lebih (kira-kira 263 tahun dalam hitungan kalender Jawa), setiap Suksesi Sultan dari HB I s.d HB X selalu berpijak atas dasar Paugeran Jawi yang secara genekologis pengganti raja adalah anak raja yang laki-laki dengan syarat-syarat kecakapan tertentu sesuai paugeran adat, demikian juga Panji-Panji, Pusaka, Regalia (alat kelengkapan Upacara), Nama, Gelar, Kedudukan, Tahta & Mahkota Kekhalifahan diperuntukkan khusus untuk laki-laki yang berhak menjadi raja. Demikian juga dalam agama Katholik masih menjaga tradisi Patriarkhi, dimana seorang Pastur, Kardinal & Paus juga dijabat oleh laki-laki sebagai pimpinan umat hingga kini .
Pada tanggal 4 januari 2011 Jogjakarta dikukuhkan menjadi Kota Republik di Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di Yogyakarta, sebenarnya gagasan menjadikan Jogjakarta menjadi Kota Republik sudah diajukan pada tahun 2008 oleh Mochamad Isnaeni Ramdhan melalui sebuah artikel yang berjudul Yogyakarta Layak Disebut Sebagai Kota Republik yang dimuat dalam 'Suara Pembaruan tanggal 5 September 2008.' Dalam artikel tersebut diterangkan, bahwa sejak 5 September 1945 melalui Deklarasi 5 September, Pemimpin dan masyarakat Yogyakarta telah memilih bergabung dengan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Deklarasi tersebut sangat signifikan bagi komunitas Jawa yang menjunjung tinggi sabda ratu, karena melalui deklarasi tersebut hapus kesangsian sebagian masyarakat Jawa untuk mendukung atau menolak Republik Indonesia.
Deklarasi 5 September 1945 pada dasarnya merupakan bentuk peleburan jiwa dan semangat penguasa (jagad gedhe) pada kehendak kaulo alit (jagad kecil) yang menginginkan persatuan antara Kerajaan Mangkunegaran dan Kerajaan Paku Alaman dalam pelukan Republik Indonesia. Deklarasi yang ditandatangani oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan KGPAA Paku Alam VIII merupakan bukti yang tidak terbantahkan bahwa Yogyakarta sejak awal bersedia menjadi bagian (baca: daerah istimewa) dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ibnushina (bicara) 18:20, 4 Januari 2011 (UTC)
[sunting] Substansi Keistimewaan DIY
Kedudukan Sultan & Pakualam apabila dikaitkan dengan substansi keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta yang dipahami selama ini, adalah : Pertama, istimewa dalam hal Sejarah Pembentukan Pemerintahan DIY terkait dengan perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia sesuai UUD 1945, Pasal 18 & Penjelasannya yang menjamin hak asal-usul suatu daerah sebagai daerah swa-praja (zelfbestuurende landschaappen). Kedua, istimewa dalam hal Bentuk Pemerintahan DIY sebagai daerah setingkat propinsi yang terdiri dari penggabungan wilayah “state” Kasultanan Nagari Ngayogyakarta dengan Praja Kadipaten Pakualaman dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai UU No. 3/1950. Ketiga, istimewa dalam hal Kepala Pemerintahan DIY yang dijabat oleh Sultan & Adipati yang bertahta sesuai Piagam Kedudukan, 19 Agustus 1945, Maklumat HB IX & Paku Alam VIII. Kembali pada gagasan reqruitment terbatas untuk memberikan kesempatan terhadap adik, saudara, anak, om atau tantenya sultan agar dapat menggantikan posisi Sultan sebagai gubernur kepala daerah istimewa, maka akan bertentangan dengan substansi keistimewaan yang menegaskan posisi Sultan yang bertahta adalah Kepala Daerah/Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Apabila teori ini dilakukan, maka akan menimbulkan resistensi politik karena bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi prosedural sebagaimana diatur UU No.32/2004 & status kedudukan DIY sebagaimana diatur UU No.3/1950 serta akan menambah deretan panjang konflik sosial & kultural terkait demokratisasi yang hendak dicapai bersama. Kembali pada teori, bahwa : “Keistimewaan DIY akan lebih Istimewa jika Sultan tetap sebagai Gubernur Kepala Daerah dan Dalam Penetapan ada Pemilihan, Dalam Pemilihan ada Penetapan” ini lebih realistis dibanding gagasan reqruitment terbatas (terdiri adik, saudara, anak, om atau tantenya Sultan) dapat menjadi Gubernur DIY, mengingat Sultan sebagai Gubernur Kepala Daerah Istimewa merupakan hak politiknya dalam pemerintahan daerah setingkat propinsi, sedangkan Sultan sebagai Raja adalah hak kulturalnya dalam mempertahankan adat, tradisi, budaya & status Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini tidak perlu dipertentangkan lagi, mengingat Piagam Kedudukan 19 Agustus 1945, Amanat 5 September 1945, Amanat 30 Oktober 1945 & UU No.3/1950 adalah kontrak politik yang memberikan ruang dan waktu untuk itu dalam mewujudkan kemerdekaan sekaligus menjamin tidak akan ada Negara dalam Negara (enclave) yang pada waktu itu dampaknya dapat memberikan pengaruh pada raja-raja se-Nusantara untuk bergabung dan mendukung kembali proklamasi kemerdekaan RI sekaligus menepis provokasi Belanda terhadap PBB agar mau menolak dan menggagalkan kemerdekaan NKRI yang dicita-citakan bapak bangsa. Selanjutnya dalam Pemilihan ada Penetapan, sebaliknya dalam Penetapan ada Pemilihan merupakan gagasan cemerlang yang harus dibaca sesui situasi kondisi yang terjadi saat ini (conditio sine quanon), Pertama, bahwa Sultan Hamengku Buwono X sudah berulang kali mengatakan tidak mau lagi jadi Gubernur, bahkan menolak ditetapkan kembali menjadi Gubernur DIY ketika masa jabatannya habis pada bulan Oktober 2008 dan hanya minta diperpanjang 3 tahun sampai Oktober 2011 sebagai alasan pribadi yang sangat politis karena terkait Pemilihan Calon Presiden 2009. Kedua, bahwa masa jabatan gubernur kepala daerah istimewa akan habis pada bulan oktober 2013, sementara ini belum ada jaminan Undang – undang Keistimewaan DIY apakah bisa diterima oleh semua pihak, sementara itu UU No.3/1950 (sebagai lex spesialis) tidak mendapat tempat dalam UU No.32/2004 (sebagai lex generalis) karena dalam UU tsb tidak ada pemisahan ranah yang jelas antara mazhab desentralisasi (otonomi) dengan mazhab dekonsentrasi (tugas pembantuan/wakil pemerintah pusat). Pergeseran paradigma Gubernur Kepala Daerah (mazhab continental) sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat (dekonsentrasi) menjadi Gubernur (mazhab anglo saxon) sebagai pelaksana pemerintah daerah yang otonom (desentralisasi) pada level propinsi sering menjadi kacau/rancu dengan bupati/walikota yang sama – sama dipilih secara demokratis dan punya hak otonom pada level kabupaten/kota, oleh karena itu Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai kontrak politik HB IX-PA VIII dengan Presiden RI (UU No 3/1950) masih konsisten terhadap amanat founding father bahwa Sultan sebagai Gubernur Kepala Daerah (Penguasa Daerah) ditetapkan Presiden dan memiliki hubungan secara langsung dengan pemerintah pusat sesuai asas dekonsentrasi, artinya Sultan & Adipati yang bertahta adalah kepala daerah atas wilayah kekuasaannya (daerah swapraja) sekaligus wakil pemerintah pusat dalam menjalankan pemerintahannya.
[sunting] Demokrasi Deliberative sebagai alternative
Sejalan dengan gagasan : “Dalam Penetapan ada Pemilihan, Dalam Pemilihan ada Penetapan”, dapat diasumsikan apabila terjadi kegagalan regenerasi, rotasi & suksesi kepemimpinan dalam kraton Yogyakarta dapat ditempuh melalui berbagai cara : Pertama, jika calon Sultan yang akan datang gagal dipilih secara adat karena proses musyawarah mufakat mengalami kebuntuan dalam internal keluarga, maka penentuan kepemimpinan tsb. dapat ditempuh secara politis, yaitu menentukan Gubernur Kepala Daerah Istimewa terlebih dahulu secara demokratis dengan reqruitment terbatas dari keluarga Sultan (putra-putra HB IX dari empat ibu) yang memenuhi syarat & kriteria sebagai Gubernur sekaligus sebagai Sultan. Kedua, jika calon Sultan dapat dipilih secara musyawarah mufakat atau secara adat dan dapat disepakati oleh internal keluarga kasultanan sebagai pimpinan kultural (Sultan), maka konsekwensi logisnya dapat ditetapkan menjadi Gubernur secara demokratis. Ketiga, jika Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dipilih secara demokratis terhadap figur (putra kakung HB IX) yang memenuhi syarat dan kriteria sebagai Gubernur sekaligus sebagai Sultan, maka pimpinan politik (Gubernur) terpilih konsekwensi logisnya segera dinobatkan sebagai Sultan sesuai adat, tradisi & budaya yang berlaku lazim selama ini. Kalau memang benar dugaan saya, bahwa demokrasi deliberative semacam ini yang ditawarkan Gusti Prabu sebagai alternative, maka dapat dipastikan eksistensi kasultanan sebagai lembaga budaya akan semakin terhormat karena mampu melakukan perubahan kepemimpinan secara demokratis dengan cara memindahkan legitimasi kekuasaan atas dasar monarkhi (fox rei) menjadi demokrasi (fox populi) dalam mewujudkan pemerintahan daerah yang bersifat istimewa sesui asas Bhineka Tunggal Ika, Sila ke IV Pancasila, UUD 45 Pasal 18 dan amanat Tahta untuk Rakyat yang diwasiatkan ayahandanya Sri Sultan Hamengku Buwono IX kepada para penerusnya. Demokrasi deliberative sebagaimana kehendak diatas agar memenuhi syarat – syarat dan kriteria, maka perlu dirumuskan dalam peraturan & perundang-undangan yang lebih luwes sebagai penjabaran atau tindak lanjut UU No. 3/1950 & UU No 32/2004 dalam mempertemukan peradaban barat dengan timur (Demokrasi Budaya) secara harmonis, hal ini selaras dengan cita – cita dan amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalam Pidato Penobatan pada tanggal 18 Maret 1940, yaitu : “Sepenuhnya saya menyadari bahwa tugas yang ada dipundak saya adalah sulit dan berat, terlebih – lebih karena ini menyangkut mempertemukan jiwa Barat dan Timur agar dapat bekerja sama dalam suasana harmonis, tanpa yang timur harus kehilangan kepribadiannya. Walaupun saya telah mengenyam pendidikan Barat yang sebenarnya, namun pertama-tama saya adalah orang Jawa. Maka selama tak menghambat kemajuan, adat akan tetap menduduki tempat yang utama dalam Keraton yang kaya akan tradisi ini. Izinkanlah saya mengakhiri pidato saya ini dengan berjanji semoga saya dapat bekerja untuk memenuhi kepentingan Nusa dan Bangsa, sebatas pengetahuan dan kemampuan yang ada pada saya”.
[sunting] Tempat Wisata Menarik
Objek wisata yang menarik di Yogyakarta: Malioboro, Kebun Binatang Gembiraloka, Istana Air Taman Sari, Monumen Jogja Kembali, Museum Keraton Yogyakarta, Museum Sonobudoyo, Lereng Merapi, Kaliurang, Pantai Parangtritis, Pantai Baron, Pantai Samas, Goa Selarong, Candi Prambanan, Candi Kalasan, dan Kraton Ratu Boko. Sekitar 40 km dari barat laut Yogyakarta terdapat Candi Borobudur, yang ditetapkan pada tahun 1991 sebagai Warisan Dunia UNESCO. Yogyakarta terkenal dengan makanan yang enak, murah, bergizi sekaligus membuat kangen orang-orang yang pernah singgah atau berdomisili di kota ini. Ada angkringan dengan menu khas mahasiswa, ada bakmi godhog di Pojok Beteng, sate kelinci di Kaliurang plus jadah Mbah Carik, sate karang Kotagedhe, sego abang Njirak Gunung Kidul dan masih banyak tempat wisata kuliner yang lain.
Di wilayah selatan kota Yogyakarta, tepatnya di daerah Wonokromo, terdapat Sate Klathak.
[sunting] Hubungan Persaudaraan
Yogyakarta telah menandatangani perjanjian hubungan persaudaraan kepada kota/negara :
• Kyoto, Jepang,[7]
• California, Amerika Serikat.[8]
Jawa Timur
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Artikel ini membutuhkan lebih banyak catatan kaki untuk pemastian.
Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan catatan kaki.
Tag ini diberikan pada April 2010
Jawa Timur


Lambang


Jer Basuki Mawa Béya
(bahasa Jawa: "Keberhasilan membutuhkan suatu pengorbanan"


Peta lokasi Jawa Timur
Koordinat
9º 0' - 4º 50' LS
110º 30' - 116º 30' BT

Dasar hukum UU No. 2/1950
Tanggal penting
Ibu kota
Surabaya

Gubernur
DR. H. Soekarwo, SH, MHum

Luas
47.922 km²
Penduduk
37.476.011 jiwa (2010) [1]

Kepadatan 787/km²
Kabupaten
29
Kota
9
Kecamatan
637
Kelurahan/Desa
8.418
Suku Jawa (79%), Madura (18%), Osing (1%), Tionghoa (1%)[2]

Agama
Islam (90%), Protestan (6%), Katolik (2%), Buddha (0,4%), Hindu (1%), Konghucu (0.6%)

Bahasa
Bahasa Jawa, Bahasa Madura, Bahasa Osing, Bahasa Indonesia

Zona waktu
WIB

Lagu daerah
{{{lagu}}}
Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: http://www.jatim.go.id

(?)

Jawa Timur adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia. Ibukotanya adalah Surabaya. Luas wilayahnya 47.922 km², dan jumlah penduduknya 37.070.731 jiwa (2005). Jawa Timur memiliki wilayah terluas di antara 6 provinsi di Pulau Jawa, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat. Wilayah Jawa Timur juga meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean serta sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Jawa dan Samudera Hindia(Pulau Sempu dan Nusa Barung).
Jawa Timur dikenal sebagai pusat Kawasan Timur Indonesia, dan memiliki signifikansi perekonomian yang cukup tinggi, yakni berkontribusi 14,85% terhadap Produk Domestik Bruto nasional.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah
o 1.1 Prasejarah
o 1.2 Era klasik
o 1.3 Kolonialisme
o 1.4 Kemerdekaan
• 2 Geografi
o 2.1 Relief
o 2.2 Hidrografi
o 2.3 Iklim
• 3 Pembagian administratif
• 4 Penduduk
o 4.1 Suku bangsa
o 4.2 Bahasa
o 4.3 Agama
• 5 Seni dan budaya
o 5.1 Kesenian
o 5.2 Budaya dan adat istiadat
o 5.3 Arsitektur
• 6 Pemerintahan dan Politik
• 7 Daftar gubernur
o 7.1 Pemerintah Daerah
o 7.2 Pertahanan dan Keamanan
o 7.3 Perwakilan
• 8 Transportasi
o 8.1 Transportasi darat
o 8.2 Kereta api
o 8.3 Transportasi laut
o 8.4 Transportasi udara
• 9 Perekonomian
o 9.1 Perindustrian
o 9.2 Pertambangan dan energi
• 10 Sosial
o 10.1 Pendidikan
o 10.2 Kesehatan
• 11 Pariwisata
• 12 Olahraga
• 13 Kota-kota
• 14 Kawasan lindung
o 14.1 Kawasan suaka alam
o 14.2 Kawasan pelestarian alam
• 15 Makanan khas
• 16 Catatan kaki
• 17 Lihat pula
• 18 Pranala luar
• 19 Referensi

[sunting] Sejarah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Jawa Timur
[sunting] Prasejarah
Jawa Timur telah dihuni manusia sejak zaman prasejarah. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya sisa-sisa dari fosil Pithecantrhropus mojokertensis di Kepuhlagen-Mojokerto, Pithecanthropus erectus di Trinil-Ngawi, dan Homo wajakensis di Wajak-Tulungagung.
[sunting] Era klasik
Prasasti Dinoyo yang ditemukan di dekat Kota Malang adalah sumber tertulis tertua di Jawa Timur, yakni bertahun 760. Pada tahun 929, Mpu Sindok memindahkan pusat Kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, serta mendirikan Wangsa Isyana yang kelak berkembang menjadi Kerajaan Medang, dan sebagai suksesornya adalah Kerajaan Kahuripan, Kerajaan Janggala, dan Kerajaan Kadiri. Pada masa Kerajaan Singhasari, Raja Kertanagara melakukan ekspansi hingga ke Melayu. Pada era Kerajaan Majapahit di bawah Raja Hayam Wuruk, wilayahnya hingga mencapai Malaka dan Kepulauan Filipina.
Bukti awal masuknya Islam ke Jawa Timur adalah adanya makam nisan di Gresik bertahun 1102, serta sejumlah makam Islam pada kompleks makam Majapahit.
Tetapi setelah penemuan munculnya candi Jedong di Daerah Wagir , Malang , Jawa Timur yang diyakini lebih tua dari Prasasti Dinoyo , yakni sekitar abad 6 Masehi.
[sunting] Kolonialisme
Bangsa Portugis adalah bangsa barat yang pertama kali datang di Jawa Timur. Kapal Belanda dipimpin oleh Cornelis de Houtman mendarat di Pulau Madura pada tahun 1596. Surabaya jatuh ke tangan VOC pada tanggal 13 Mei 1677. Ketika pemerintahan Stamford Raffles, Jawa Timur untuk pertama kalinya dibagi atas karesidenan, yang berlaku hingga tahun 1964.
[sunting] Kemerdekaan


Kantor gubernur Jawa Timur di Surabaya di tahun 1951
Setelah kemerdekaan Indonesia, Indonesia terbagi menjadi 8 provinsi dan Jawa Timur termasuk salah satu provinsi tersebut. Gubernur pertama Jawa Timur adalah R. Soerjo, yang juga dikenal sebagai pahlawan nasional.
Tanggal 20 Februari 1948 di Madura dibentuk Negara Madura dan tanggal 26 November 1948 dibentuk Negara Jawa Timur, yang kemudian menjadi salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Negara Jawa Timur dibubarkan dan bergabung ke dalam Republik Indonesia tanggal 25 Februari 1950, dan tanggal 7 Maret 1950 Negara Madura memberikan pernyataan serupa. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950, dibentuk Provinsi Jawa Timur.
[sunting] Geografi
Provinsi Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat. Panjang bentangan barat-timur sekitar 400 km. Lebar bentangan utara-selatan di bagian barat sekitar 200 km, namun di bagian timur lebih sempit hingga sekitar 60 km. Madura adalah pulau terbesar di Jawa Timur, dipisahkan dengan daratan Jawa oleh Selat Madura. Pulau Bawean berada sekitar 150 km sebelah utara Jawa. Di sebelah timur Madura terdapat gugusan pulau-pulau, yang paling timur adalah Kepulauan Kangean dan yang paling utara adalah Kepulauan Masalembu. Di bagian selatan terdapat dua pulau kecil yakni Nusa Barung dan Pulau Sempu.
[sunting] Relief


Gunung Bromo, dengan latar belakang Gunung Semeru
Secara fisiografis, wilayah Provinsi Jawa Timur dapat dikelompokkan dalam tiga zona: zona selatan (plato), zona tengah (gunung berapi), dan zona utara (lipatan). Dataran rendah dan dataran tinggi pada bagian tengah (dari Ngawi, Blitar, Malang, hingga Bondowoso) memiliki tanah yang cukup subur. Pada bagian utara (dari Bojonegoro, Tuban, Gresik, hingga Pulau Madura) terdapat Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan Kendeng yang relatif tandus.
Pada bagian tengah terbentang rangkaian pegunungan berapi: Di perbatasan dengan Jawa Tengah terdapat Gunung Lawu (3.265 meter). Di sebelah Tenggara Madiun tedapat Gunung Wilis (2.169 meter) dan Gunung Liman (2.563 meter). Pada koridor tengah terdapat kelompok Anjasmoro dengan puncak-puncaknya Gunung Arjuno (3.239 meter), Gunung Welirang (3.156 meter), Gunung Anjasmoro (2.277 meter), Gunung Wayang (2.198 meter), Gunung Kawi (2.681 meter), dan Gunung Kelud (1.731 meter); pegunungan tersebut terletak di sebagian Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Jombang. Kelompok Tengger memiliki puncak Gunung Bromo (2.192 meter) dan Gunung Semeru (3.676 meter). Semeru, dengan puncaknya yang disebut Mahameru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Di daerah Tapal Kuda terdapat dua kelompok pegunungan: Pegunungan Iyang dengan puncaknya Gunung Argopuro (3.088 meter) dan Pegunungan Ijen dengan puncaknya Gunung Raung (3.332 meter).
Pada bagian selatan terdapat rangkaian perbukitan, yakni dari pesisir pantai selatan Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, hingga Malang. Pegunungan Kapur Selatan merupakan kelanjutan dari rangkaian Pegunungan Sewu di Yogyakarta.
[sunting] Hidrografi
Dua sungai terpenting di Jawa Timur adalah Sungai Brantas (290 km) dan Bengawan Solo. Sungai Brantas memiiki mata air di daerah Malang. Sesampai di Mojokerto, Sungai Brantas pecah menjadi dua: Kali Mas dan Kali Porong; keduanya bermuara di Selat Madura. Bengawan Solo berasal dari Jawa Tengah, akhirnya bermuara di Gresik. Kedua sungai tersebut dikelola oleh PT Jasa Tirta.
Di lereng Gunung Lawu di dekat perbatasan dengan Jawa Tengah terdapat Telaga Sarangan, sebuah danau alami. Bendungan utama di Jawa Timur antara lain Bendungan Sutami dan Bendungan Selorejo, yang digunakan untuk irigasi, pemeliharaan ikan, dan pariwisata.
[sunting] Iklim
Jawa Timur memiliki iklim tropis basah. Dibandingkan dengan wilayah Pulau Jawa bagian barat, Jawa Timur pada umumnya memiliki curah hujan yang lebih sedikit. Curah hujan rata-rata 1.900 mm per tahun, dengan musim hujan selama 100 hari. Suhu rata-rata berkisar antara 21-34 °C. Suhu di daerah pegunungan lebih rendah, dan bahkan di daerah Ranu Pani (lereng Gunung Semeru), suhu bisa mencapai minus 4 °C,yang menyebabkan turunnya salju lembut.
[sunting] Pembagian administratif
Secara administratif, Jawa Timur terdiri atas 29 kabupaten dan 9 kota, menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi yang memiliki jumlah kabupaten/kota terbanyak di Indonesia.
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Bangkalan
Bangkalan
2 Kabupaten Banyuwangi
Banyuwangi
3 Kabupaten Blitar
Kanigoro [3]

4 Kabupaten Bojonegoro
Bojonegoro
5 Kabupaten Bondowoso
Bondowoso
6 Kabupaten Gresik
Gresik
7 Kabupaten Jember
Jember
8 Kabupaten Jombang
Jombang
9 Kabupaten Kediri
Kediri [4]

10 Kabupaten Lamongan
Lamongan
11 Kabupaten Lumajang
Lumajang
12 Kabupaten Madiun
Madiun [5]

13 Kabupaten Magetan
Magetan
14 Kabupaten Malang
Kepanjen[6]

15 Kabupaten Mojokerto
Mojokerto[7]

16 Kabupaten Nganjuk
Nganjuk
17 Kabupaten Ngawi
Ngawi
18 Kabupaten Pacitan
Pacitan
19 Kabupaten Pamekasan
Pamekasan
20 Kabupaten Pasuruan
Pasuruan
21 Kabupaten Ponorogo
Ponorogo
22 Kabupaten Probolinggo
Kraksaan[8]

23 Kabupaten Sampang
Sampang
24 Kabupaten Sidoarjo
Sidoarjo
25 Kabupaten Situbondo
Situbondo[9]

26 Kabupaten Sumenep
Sumenep
27 Kabupaten Trenggalek
Trenggalek
28 Kabupaten Tuban
Tuban
29 Kabupaten Tulungagung
Tulungagung
30 Kota Batu[10]
-
31 Kota Blitar
-
32 Kota Kediri
-
33 Kota Madiun
-
34 Kota Malang
-
35 Kota Mojokerto
-
36 Kota Pasuruan
-
37 Kota Probolinggo
-
38 Kota Surabaya
-

[sunting] Penduduk
Jumlah penduduk Jawa Timur pada tahun 2005 adalah 37.070.731 jiwa, dengan kepadatan 774 jiwa/km2. Kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kabupaten Malang, sedang kota dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kota Surabaya. Laju pertumbuhan penduduk adalah 0,59% per tahun (2004).
[sunting] Suku bangsa
Mayoritas penduduk Jawa Timur adalah Suku Jawa, namun demikian, etnisitas di Jawa Timur lebih heterogen. Suku Jawa menyebar hampir di seluruh wilayah Jawa Timur daratan. Suku Madura mendiami di Pulau Madura dan daerah Tapal Kuda (Jawa Timur bagian timur), terutama di daerah pesisir utara dan selatan. Di sejumlah kawasan Tapal Kuda, Suku Madura bahkan merupakan mayoritas. Hampir di seluruh kota di Jawa Timur terdapat minoritas Suku Madura, umumnya mereka bekerja di sektor informal.
Suku Tengger, konon adalah keturunan pelarian Kerajaan Majapahit, tersebar di Pegunungan Tengger dan sekitarnya. Suku Osing tinggal di sebagian wilayah Kabupaten Banyuwangi. Orang Samin tinggal di sebagian pedalaman Kabupaten Bojonegoro.
Selain penduduk asli, Jawa Timur juga merupakan tempat tinggal bagi para pendatang. Orang Tionghoa adalah minoritas yang cukup signifikan dan mayoritas di beberapa tempat, diikuti dengan Arab; mereka umumnya tinggal di daerah perkotaan. Suku Bali juga tinggal di sejumlah desa di Kabupaten Banyuwangi. Dewasa ini banyak ekspatriat tinggal di Jawa Timur, terutama di Surabaya dan sejumlah kawasan industri lainnya.
[sunting] Bahasa
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang berlaku secara nasional, namun demikian Bahasa Jawa dituturkan oleh sebagian besar Suku Jawa. Bahasa Jawa yang dituturkan di Jawa Timur memiliki beberapa dialek/logat. Di daerah Mataraman (eks-Karesidenan Madiun dan Kediri), Bahasa Jawa yang dituturkan hampir sama dengan Bahasa Jawa Tengahan (Bahasa Jawa Solo-an). Di daerah pesisir utara bagian barat (Tuban dan Bojonegoro), dialek Bahasa Jawa yang dituturkan mirip dengan yang dituturkan di daerah Blora-Rembang di Jawa Tengah.
Dialek Bahasa Jawa di bagian tengah dan timur dikenal dengan Bahasa Jawa Timuran, yang dianggap bukan Bahasa Jawa baku. Ciri khas Bahasa Jawa Timuran adalah egaliter, blak-blakan, dan seringkali mengabaikan tingkatan bahasa layaknya Bahasa Jawa Baku, sehingga bahasa ini terkesan kasar. Namun demikian, penutur bahasa ini dikenal cukup fanatik dan bangga dengan bahasanya, bahkan merasa lebih akrab. Bahasa Jawa Dialek Surabaya dikenal dengan Boso Suroboyoan. Dialek Bahasa Jawa di Malang umumnya hampir sama dengan Dialek Surabaya. Dibanding dengan bahasa Jawa dialek Mataraman (Ngawi sampai Kediri), bahasa dialek malang termasuk bahasa kasar dengan intonasi yang relatif tinggi. Sebagai contoh, kata makan, jika dalam dialek Mataraman diucapkan dengan 'maem' atau 'dhahar', dalam dialek Malangan diucapkan 'mangan'. Salah satu ciri khas yang membedakan antara bahasa arek Surabaya dengan arek Malang adalah penggunaan bahasa terbalik yang lazim dipakai oleh arek-arek Malang. Bahasa terbalik Malangan sering juga disebut sebagai bahasa walikan atau osob kiwalan. Berdasarkan penelitian Sugeng Pujileksono (2007), kosa kata (vocabulary) bahasa walikan Malangan telah mencapai lebih dari 250 kata. Mulai dari kata benda, kata kerja, kata sifat. Kata-kata tersebut lebih banyak diserap dari bahasa Jawa, Indonesia, sebagian kecil diserap dari bahasa Arab, Cina dan Inggris. Beberapa kata yang diucapkan terbalik, misalnya mobil diucapkan libom, dan polisi diucapkan silup. Produksi bahasa walikan Malangan semakin berkembang pesat seiring dengan munculnya supporter kesebelasan Arema (kini Arema Indonesia)yang sering disebut Aremania. Bahasa-bahasa walikan banyak yang tercipta dari istilah-istilah di kalangan supporter. Seperti retropus elite atau supporter elit. Otruham untuk menyebut supporter dari wilayah Muharto. Saat ini Bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan di sekolah-sekolah dari tingkat SD hingga SLTA.
Bahasa Madura dituturkan oleh Suku Madura di Madura maupun di mana pun mereka tinggal. Bahasa Madura juga dikenal tingkatan bahasa seperti halnya Bahasa Jawa, yaitu enja-iya (bahasa kasar), engghi-enten (bahasa tengahan), dan engghi-bhunten (bahasa halus). Dialek Sumenep dipandang sebagai dialek yang paling halus, sehingga dijadikan bahasa standar yang diajarkan di sekolah. Di daerah Tapal Kuda, sebagian penduduk menuturkan dalam dua bahasa: Bahasa Jawa dan Bahasa Madura. Kawasan kepulauan di sebelah timur Pulau Madura menggunakan Bahasa Madura dengan dialek tersendiri, bahkan dalam beberapa hal tidak dimengerti oleh penutur Bahasa Madura di Pulau Madura (mutually unintellegible).
Suku Osing di Banyuwangi menuturkan Bahasa Osing. Bahasa Tengger, bahasa sehari-hari yang digunakan oleh Suku Tengger, dianggap lebih dekat dengan Bahasa Jawa Kuna.
Penggunaan bahasa daerah kini mulai dipromosikan kembali. Sejumlah stasiun televisi lokal kembali menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada beberapa acaranya, terutama berita dan talk show, misalnya JTV memiliki program berita menggunakan Boso Suroboyoan, Bahasa Madura, dan Bahasa Jawa Tengahan.
[sunting] Agama
Suku Jawa umumnya menganut agama Islam, sebagian menganut agama Kristen dan Katolik, dan ada pula yang menganut Hindu dan Buddha. Sebagian orang Jawa juga masih memegang teguh kepercayaan Kejawen. Agama Islam sangatlah kuat dalam memberi pengaruh pada Suku Madura. Suku Osing umumnya beragama Islam. Sedangkan Suku Tengger menganut agama Hindu.
Orang Tionghoa umumnya menganut Konghucu, meski ada pula sebagian yang menganut Buddha, Kristen, dan Katolik; bahkan Masjid Cheng Ho di Surabaya dikelola oleh orang Tionghoa dan memiliki arsitektur layaknya kelenteng.
[sunting] Seni dan budaya
[sunting] Kesenian
Jawa Timur memiliki sejumlah kesenian khas. Ludruk merupakan salah satu kesenian Jawa Timuran yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. Berbeda dengan ketoprak yang menceritakan kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat jelata, yang seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan Tari Remo dan parikan. Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah Surabaya, Mojokerto, dan Jombang; meski keberadaannya semakin dikalahkan dengan modernisasi.
Reog yang sempat diklaim sebagai tarian dari Malaysia merupakan kesenian khas Ponorogo yang telah dipatenkan sejak tahun 2001, reog kini juga menjadi icon kesenian Jawa Timur. Pementasan reog disertai dengan jaran kepang (kuda lumping) yang disertai unsur-unsur gaib. Seni terkenal Jawa Timur lainnya antara lain wayang kulit purwa gaya Jawa Timuran, topeng dalang di Madura, dan besutan. Di daerah Mataraman, kesenian Jawa Tengahan seperti ketoprak dan wayang kulit cukup populer. Legenda terkenal dari Jawa Timur antara lain Damarwulan, Angling Darma, dan Sarip Tambak-Oso.
Seni tari tradisional di Jawa Timur secara umum dapat dikelompokkan dalam gaya Jawa Tengahan, gaya Jawa Timuran, tarian Jawa gaya Osing, dan trian gaya Madura. Seni tari klasik antara lain tari gambyong, tari srimpi, tari bondan, dan kelana.
[sunting] Budaya dan adat istiadat
Kebudayaan dan adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman; menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek) dan sebagian Bojonegoro. Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit dan ketoprak cukup populer di kawasan ini.
Kawasan pesisir barat Jawa Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Kawasan ini mencakup wilayah Tuban, Lamongan, dan Gresik. Dahulu pesisir utara Jawa Timur merupakan daerah masuknya dan pusat perkembangan agama Islam. Lima dari sembilan anggota walisongo dimakamkan di kawasan ini.
Di kawasan eks-Karesidenan Surabaya (termasuk Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang) dan Malang, memiliki sedikit pengaruh budaya Mataraman, mengingat kawasan ini cukup jauh dari pusat kebudayaan Jawa: Surakarta dan Yogyakarta.
Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura, mengingat besarnya populasi Suku Madura di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat Suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu.
Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang berdasarkan persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang diselenggarakan antara lain: tingkepan (upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima hari), pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan, pacangan.

Penduduk Jawa Timur umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran, pihak laki-laki melakukan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah memiliki calon suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan didahului dengan acara temu atau kepanggih. Masyarakat di pesisir barat: Tuban, Lamongan, Gresik, bahkan Bojonegoro memiliki kebiasaan lumrah keluarga wanita melamar pria, berbeda dengan lazimnya kebiasaan daerah lain di Indonesia, dimana pihak pria melamar wanita. Dan umumnya pria selanjutnya akan masuk ke dalam keluarga wanita.
Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian.
[sunting] Arsitektur
Bentuk bangunan Jawa Timur bagian barat (seperti di Ngawi, Madiun, Magetan, dan Ponorogo) umumnya mirip dengan bentuk bangunan Jawa Tengahan (Surakarta). Bangunan khas Jawa Timur umumnya memiliki bentuk joglo, bentuk limasan (dara gepak), bentuk srontongan (empyak setangkep).
Masa kolonialisme Hindia-Belanda juga meninggalkan sejumlah bangunan kuno. Kota-kota di Jawa Timur banyak terdapat bangunan yang didirikan pada era kolonial, terutama di Surabaya dan Malang.
[sunting] Pemerintahan dan Politik
[sunting] Daftar gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1.
R. M. T. Ario Soerjo
1945
1948
2.
Dr. Moerdjani
1948
1949
3.
R. Samadikun
1949
1957
4.
R. T. A. Milono
1957
1959
5.
R. Soewondo Ranuwidjojo
1959
1963
6.
Moch. Wijono
1963
1967
7.
R.P. Mohammad Noer
1967
1978
8.
Soenandar Prijosoedarmo
1978
1983
9.
Wahono
1983
1988
10.
Soelarso
1988
1993
11.
Basofi Sudirman
1993
1998
12.
Imam Utomo
1998
2008
13.
Setia Purwaka
2008
2009 Penjabat Gubernur ( Pjs.)
14.
Soekarwo
2009
2014

[sunting] Pemerintah Daerah
Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur adalah gubernur, yang dibantu oleh seorang wakil gubernur. Jabatan Gubernur Jawa Timur secara resmi saat ini adalah Soekarwo, yang terpilih dalam Pilkada Jatim yang berlangsung dalam dua putaran. Ia menggantikan Setia Purwaka yang ditunjuk Menteri Dalam Negeri sebagai Penjabat Sementara Gubernur Jawa Timur setalah Gubernur Imam Utomo mengakhiri masa jabatannya pada 29 September 2008. Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada Langsung) untuk pertama kalinya diselenggarakan pada tahun 2008. Pemerintah Provinsi Jawa Timur terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, 22 Dinas Daerah, 16 Badan, 3 Kantor, serta 5 Badan Rumah Sakit. Sementara dalam koordinasi wilayah, dibentuk 4 Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil): Bakorwil I Madiun, Bakorwil II Bojonegoro, Bakorwil III Malang, dan Bakorwil IV Pamekasan.
[sunting] Pertahanan dan Keamanan
Jawa Timur merupakan wilayah Kodam V/Brawijaya, yang bermarkas di Surabaya. Kawasan Kostrad terdapat di Singosari (Malang) dan Kraton (Pasuruan). Surabaya merupakan Daerah Basis Armada Timur TNI-AL. Kawasan TNI-AU terdapat di Bandara Iswahyudi (Madiun), Bandara Abdurrahman Saleh (Malang), Satuan Radar (Jombang), serta di Raci (Pasuruan) dan di Punung (Pacitan). Kawasan Air Weapon Range TNI-AU terdapat di Pantai Pasirian (Lumajang). Bumi Marinir terdapat di Karangpilang (Surabaya). Daerah latihan militer antara lain terdapat di Gunung Bancak (Bangkalan), Gunung Majang Komplek (Jember), Teleng Gesingan (Pacitan), serta di Asembagus (Situbondo).
Polri Daerah Jawa Timur terdiri atas Kepolisian Wilayah: Polwiltabes Surabaya, Polwil Bojonegoro, Polwil Madiun, Polwil Kediri, Polwil Malang, Polwil Besuki, dan Polwil Madura.
[sunting] Perwakilan
Jawa Timur mengirim 88 wakil ke DPR RI dari sebelas daerah pemilihan dan empat wakil ke DPD.
DPRD Jawa Timur hasil Pemilihan Umum Legislatif 2009 tersusun dari dua belas partai, dengan perincian sebagai berikut:[11]
Partai Kursi %
Partai Demokrat
22 22
PDI-P
17 17
PKB
13 13
Partai Golkar
11 11
Partai Gerindra
8 8
PAN
7 7
PKS
7 7
PKNU
5 5
PPP
4 4
Partai Hanura
4 4
PDS
1 1
PBR
1 1
Total 100 100,0
[sunting] Transportasi
Jawa Timur memiliki sistem transportasi darat, laut, dan udara. Sungai di Jawa Timur umumnya tidak dapat dilayari, kecuali di Surabaya dapat dilalui perahu kecil.
[sunting] Transportasi darat
Jawa Timur dilintasi oleh jalan nasional sebagai jalan arteri primer, di antaranya jalur pantura (Anyer-Jakarta-Surabaya-Banyuwangi) dan jalan nasional lintas tengah (Jakarta-Bandung-Yogyakarta-Surabaya). Jaringan jalan tol di Jawa Timur meliputi jalan tol Surabaya-Gempol dan jalan tol Surabaya-Manyar. Saat ini tengah dikembangkan jalan tol trans-Jawa, di antaranya jalan tol Surabaya-Mojokerto-Kertosono-Madiun-Mantingan, jalan tol Gempol-Malang-Kepanjen, jalan tol Gempol-Probolinggo-Banyuwangi, serta jalan tol dalam kota Surabaya: tol lingkar timur dan tol tengah kota. Jembatan Suramadu yang melintasi Selat Madura menghubungkan Surabaya dan Pulau Madura telah selesai pembangunannya dan kini telah dapat digunakan.
Kota-kota di Jawa Timur dihubungkan dengan jaringan bus antarkota. Bus dengan Surabaya-Tuban-Semarang, Surabaya-Madiun-Yogyakarta, Surabaya-Malang, Surabaya-Kediri, dan Surabaya-Jember-Banyuwangi, umumhya beroperasi selama 24 jam penuh. Rute dengan jarak menengah dilayani oleh bus antarkota yang berukuran lebih kecil, seperti jurusan Surabaya-Mojokerto atau Madiun-Ponorogo. Rute dengan jarak jauh seperti Jakarta, Sumatera, dan Bali-Lombok umumnya dilayani oleh bus malam. Terminal Purabaya di Waru, Sidoarjo adalah terminal terbesar di Indonesia.
Setiap kabupaten/kota di Jawa Timur juga memiliki sistem angkutan kota (angkot) atau angkutan perdesaan (angkudes) yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan daerah sekitarnya. Di Surabaya angkutan seperti ini dikenal dengan sebutan lyn atau bemo. Taksi dengan argometer dapat dijumpai di Surabaya-Gresik-Sidoarjo, Malang, dan Kediri. Sebagai alternatif taksi, di Surabaya terdapat angguna (angkutan serba guna), yang menggantikan helicak (di Jakarta disebut bajaj) sejak tahun 1990-an. Bus kota dapat dijumpai di Surabaya dan Jember. Becak adalah moda angkutan tradisional yang dapat dijumpai hampir di setiap wilayah, meski di sejumlah tempat dilarang beroperasi. Belakangan, terdapat becak bermesin yang dikenal dengan sebutan bentor (Jawa: becak montor = becak bermotor).
[sunting] Kereta api
Sistem perkeretaapian di Jawa Timur telah dibangun sejak era kolonialisme Hindia-Belanda. Jalur kereta api di Jawa Timur terdiri atas jalur utara (Surabaya Pasar Turi-Semarang-Jakarta), jalur tengah (Surabaya Gubeng-Yogyakarta-Jakarta), jalur lingkar selatan (Surabaya Gubeng-Malang-Blitar-Kertosono-Surabaya), dan jalur timur (Surabaya Gubeng-Jember-Banyuwangi). Jawa Timur juga terdapat sistem transportasi kereta komuter dengan rute Surabaya-Sidoarjo-Porong, Surabaya-Lamongan, Surabaya-Mojokerto, Madiun-Kertosono, dan Malang-Kepanjen.
[sunting] Transportasi laut
Pelabuhan Internasional Hub Tanjung Perak adalah pelabuhan utama yang berada di Surabaya. Pelabuhan berskala nasional di Jawa Timur meliputi Pelabuhan Gresik di Kabupaten Gresik, Pelabuhan Tanjung Wangi di Kabupaten Banyuwangi, Pelabuhan Tanjung Tembaga di Kota Probolinggo, Pelabuhan Pasuruan di Kota Pasuruan, Pelabuhan Sapudi di Kabupaten Sumenep, Pelabuhan Kalbut di Kabupaten Situbondo, Pelabuhan Sapeken di Kabupaten Sumenep, Pelabuhan Paiton di Kabupaten Probolinggo, Pelabuhan Bawean di Kabupaten Gresik, serta Pelabuhan Kangean di Kabupaten Sumenep
Jawa Timur memiliki sejumlah pelabuhan penyeberangan, di antaranya Ujung-Kamal (menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura) dan Pelabuhan Ketapang (menghubungan Banyuwangi dengan Gilimanuk, Bali), Pelabuhan Kalianget (menghubungkan Madura dengan kepulauan), serta Pelabuhan Jangkar di Situbondo.
[sunting] Transportasi udara
Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo menghubungkan Jawa Timur dengan kota-kota besar di Indonesia dan luar negeri. Bandara umum lainnya adalah Bandara Abdul Rachman Saleh di Kabupaten Malang, Bandara Noto Hadinegoro di Kabupaten Jember, Bandara Iswahyudi di Madiun, Bandara Minakjinggo di Kabupaten Banyuwangi, serta Bandara Trunojoyo di Kabupaten Sumenep.
[sunting] Perekonomian
[sunting] Perindustrian
Jawa Timur memiliki sejumlah industri besar, di antaranya galangan pembuatan kapal terbesar di Indonesia PT PAL di Surabaya, industri besar kereta api terbesar di Asia Tenggara PT INKA di Madiun, pabrik kertas (PT Tjiwi Kimia di Tarik-Sidoarjo, PT Leces di Probolinggo), pabrik rokok ( Wismilak di Surabaya Gudang Garam di Kediri, Sampoerna di Surabaya dan Pasuruan, serta Bentoel di Malang). Di Gresik terdapat Semen Gresik dan Petrokimia. Pemerintah telah menetapkan 12 kawaan industri estate, di antaranya Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) di Surabaya, Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) di Kabupaten Pasuruan, Madiun Industrial Estate Balerejo (MIER) di kabupaten Madiun, Ngoro Industrial Park (NIP) di Kabupaten Mojokerto, Kawasan Industri Jabon di Kabupaten Sidoarjo, serta Lamongan Integrated Shorebase (LIS) di Kabupaten Lamongan. Sentra industri kecil tersebar di seluruh kabupaten/kota, dan beberapa di antaranya telah menembus ekspor; Industri kerajinan kulit berupa tas dan sepatu di Tanggulangin, Sidoarjo adalah salah satu industri kecil yang sangat terkenal.
[sunting] Pertambangan dan energi
Blok Cepu, salah satu penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia, ditambang di Bojonegoro. Pembangkit listrik di Jawa Timur dikelola oleh PT PJB, dimana meliputi PLTA (Ir. Sutami, Selorejo, Bening), PLTU, dan PLTGU, yang menyediakan energi listrik ke sistem Jawa-Bali. Beberapa daerah menikmati pembangkit energi mikrohidro dan energi surya.
[sunting] Sosial
[sunting] Pendidikan
Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah perguruan tinggi negeri terbanyak di Indonesia. Di Surabaya terdapat Universitas Airlangga (Unair), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Negeri Surabaya (Unesa; dahulu IKIP Surabaya), Politeknik Negeri Surabaya (PNS) dan IAIN Sunan Ampel. Di Malang terdapat Universitas Brawijaya (Unibraw), Universitas Negeri Malang (UM), Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) dan Universitas Islam Negeri (UIN). Di Jember terdapat Universitas Jember, Politeknik Negeri Jember (POLIJE). Di Madiun terdapat Universitas Merdeka Madiun, IKIP PGRI Madiun, Politeknik Negeri Madiun, dan Institut Kereta Api Madiun, dan Politeknik Banyuwangi (POLIWANGI) yang akan di jadikan Politeknik Negeri
Perguruan tinggi negeri termuda di Jawa Timur adalah Universitas Trunojoyo, yang terdapat di Kabupaten Bangkalan. Untuk perguruan tinggi kedinasan, di Surabaya terdapat Akademi Angkatan Laut (AAL), dan di Malang terdapat Sekolan Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Malang dikenal dengan sebutan Kota Pelajar, karena banyaknya perguruan tinggi di kota ini. Perguruan tinggi swasta terkemuka di Jawa Timur antara lain Universitas Kristen Petra dan Universitas Surabaya di Surabaya, serta Universitas Muhammadiyah dan Universitas Merdeka di Malang.
Jawa Timur juga dikenal sebagai provinsi yang memiliki sejumlah pondok pesantren ternama. Sedikitnya terdapat 1.500 pondok pesantren yang menyebar di hampir semua kabupaten. Pondok pesantren Gontor adalah sebuah pondok pesantren (ponpes) modern yang terdapat di Ponorogo. Kabupaten Jombang dikenal sebagai kota santri, karena memiliki pondok pesantren yang cukup banyak, di antaranya Ponpes Tebuireng dan Ponpes Darul Ulum.
[sunting] Kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.Soetomo di Surabaya dikenal sebagai rumah sakit terlengkap di Jawa Timur dan Kawasan Timur Indonesia. Rumah sakit ternama lainnya adalah Rumah Sakit Darmo dan Rumah Sakit Internasional di Surabaya, Rumah Sakit Dr. Syaiful Anwar (RSSA) di Malang, Rumah Sakit Dr. Sardono di Madiun, serta Rumah Sakit Jiwa Menur di Surabaya.
[sunting] Pariwisata


Jawa Timur memiliki sejumlah tempat wisata yang menarik. Salah satu icon wisata Jawa Timur adalah Gunung Bromo, yang dihuni oleh Suku Tengger, dimana setiap tahun diselenggarakan upacara Kasada. Daerah pegunungan Malang dan Batu dikenal sebagai kawasan wisata alami yang banyak terdapat tempat peristirahatan, seperti daerah "Puncak" di Jawa Barat. Demikian pula daerah pegunungan di perbatasan Pasuruan-Mojokerto, seperti Prigen, Tretes, dan Trawas. Wisata alam lainnya di Jawa Timur adalah Taman Nasional (4 dari 12 Taman Nasional di Jawa), Kebun Raya Purwodadi di Purwodadi, Pasuruan, dan Taman Safari Indonesia II di Prigen.
Jawa Timur juga terdapat peninggalan sejarah pada era klasik. Situs Trowulan di Kabupaten Mojokerto, dulunya merupakan pusat Kerajaan Majapahit, terdapat belasan candi dan makam raja-raja Majapahit. Candi-candi lainnya menyebar di hampir seluruh wilayah Jawa Timur, di antaranya Candi Penataran di Blitar. Di Madura, Sumenep merupakan pusat kerajaan Madura, dimana terdapat keraton, museum, dan makam raja-raja Madura (Asta Tinggi).
Jawa Timur dikenal memiliki panorama pantai yang sangat indah. Di pantai selatan terdapat Pantai Prigi,Pelang, dan Pantai Pasir Putih di Trenggalek, Pantai Popoh di Tulungagung, Pantai Ngliyep di Malang, dan Pantai Watu Ulo di Jember. Di pantai utara terdapat Pantai Tanjung Kodok di Kabupaten Lamongan, kini telah dikelola dan dikembangkan oleh Pemkab Lamongan menjadi kawasan Wisata Bahari Lamongan (WBL) disebut juga Jatim Park II, Pantai Kenjeran di Surabaya, dan Pantai Pasir Putih di Situbondo. Danau di Jawa Timur antara lain Telaga Sarangan di Magetan, Bendungan Sutami di Blitar, dan Bendungan Selorejo di Malang.
Kawasan pesisir utara terdapat sejumlah makam para wali, yang menjadi wisata religi para peziarah bagi umat Islam. Lima dari sembilan walisongo dimakamkan di Jawa Timur: Sunan Ampel di Surabaya, Sunan Giri dan Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Sunan Drajat di Paciran (Lamongan), dan Sunan Bonang di Tuban. Di kawasan pesisir utara ini juga terdapat gua-gua yang menarik: Gua Maharani di Lamongan dan Gua Akbar di Tuban. Makam proklamator Soekarno terdapat di Kota Blitar.
Surabaya merupakan pusat pemerintahan dan pusat bisnis Jawa Timur, dimana terdapat Tugu Pahlawan, Museum Mpu Tantular, Kebun Binatang Surabaya, Monumen Kapal Selam, Ampel Denta, Tunjungan, dan Kya-Kya. Jatim Park di Batu dan Wisata Bahari Lamongan merupakan miniatur Jawa Timur, yang juga merupakan wisata edukasi.
Di Bojonegoro terdapat wisata Kayangan Api yaitu api abadi yang sudah ada sejak ratusan tahun,dimana pada waktu PON XV Tahun 2000 diambil api PON dari sini,selain itu juga terdapat Wanawisata Dander, Waduk Pacal di Bojonegoro
[sunting] Olahraga
Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah klub sepak bola profesional terbanyak di Indonesia. Klub Liga Super Indonesia yang berasal dari Jatim adalah Persik Kediri, Persema Malang, Arema Indonesia, Persibo Bojonegoro, Deltras Sidoarjo, Persela Lamongan, dan Persebaya Surabaya.
Jawa Timur pernah dua kali menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON), yakni PON VII tahun 1969 dan PON XV tahun 2000. Semenjak tahun 1996 Tim Sepak Bola Jawa Timur selalu meraih medali emas termasuk pada tahun 2008 dan tercatat sebagai medali emas yang keempat diterima berurutan.
Jawa Timur juga menjadi tempat penyelengaraan ajang balap sepeda Tour de East Java.
[sunting] Kota-kota
Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur, hierarki perkotaan di Jawa Timur terdiri atas perkotaan metropolitan, perkotaan menengah, dan perkotaan kecil.
• Perkotaan metropolitan meliputi Perkotaan Surabaya Metropolitan Area (Kota Surabaya, perkotaan Sidoarjo dan sekitarnya, perkotaan Gresik dan sekitarnya, serta perkotaan Bangkalan dan sekitarnya) dan Perkotaan Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu, dan perkotaan Kepanjen dan sekitarnya).
• Perkotaan menengah terdiri atas: Perkotaan Tuban, Perkotaan Lamongan, Perkotaan Jombang, Kota Mojokerto, Kota Pasuruan, Perkotaan Bojonegoro, Kota Madiun, Kota Kediri, Perkotaan Jember, Perkotaan Banyuwangi, Kota Blitar, Kota Probolinggo, Perkotaan Pamekasan dan Kota Batu.
• Perkotaan Kecil terdiri atas: Perkotaan Sampang, perkotaan Sumenep, Perkotaan Ngawi, Perkotaan Magetan, Perkotaan Nganjuk, Perkotaan Bondowoso, Perkotaan Tulungagung, Perkotaan Trenggalek, Perkotaan Ponorogo, Perkotaan Situbondo, Perkotaan Pacitan, Perkotaan Lumajang, Perkotaan Kepanjen, Perkotaan Kraksaan dan Perkotaan Caruban.
[sunting] Kawasan lindung
[sunting] Kawasan suaka alam
Kawasan suaka alam meliputi cagar alam dan suaka margasatwa. Saat ini Jawa Timur terdapat 17 cagar alam dam 2 suaka margasatwa. Suaka Margasatwa Dataran Tinggi yang terdapat di Bondowoso, Probolinggo, dan Jember. Sementara Suaka Margasatwa Pulau Bawean berada di Pulau Bawean.
[sunting] Kawasan pelestarian alam
Kawasan pelestarian alam meliputi taman nasional, taman hutan raya (tahura), dan taman wisata alam.
• Kawasan taman nasional meliputi:
o Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo.
o Taman Nasional Baluran di Kabupaten Situbondo.
o Taman Nasional Meru Betiri di Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi.
o Taman Nasional Alas Purwo di Kabupaten Banyuwangi.
o Taman Nasional laut Sepanjang dan Saobi di Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep.
• Kawasan hutan raya yaitu Taman Hutan Raya R. Soerjo yang berada di sebagian wilayah Kabupaten Malang, Kota Batu, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang.
• Taman wisata alam, meliputi Taman Wisata Kawah Ijen di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso; serta Taman Wisata Tretes di Gunung Baung, di Kabupaten Pasuruan.
[sunting] Makanan khas
Makanan khas Jawa Timur di antaranya adalah rawon dan rujak petis. Surabaya terkenal akan rujak cingur, semanggi, lontong balap, sate kerang, dan lontong kupang. Kediri terkenal akan tahu takwa, tahu pong, dan getuk pisang. Madiun dikenal akan nasi pecel madiun dan sebagai penghasil brem. Kecamatan Babat, Lamongan terkenal akan wingko babat nya. Malang dikenal sebagai penghasil keripik tempe selain itu Cwie Mie dan Bakso juga merupakan kuliner khas daerah ini. Bondowoso merupakan penghasil tape yang sangat manis. Gresik terkenal dengan nasi krawu, otak-otak bandeng,bonggolan dan pudak nya. Sidoarjo terkenal akan kerupuk udang dan petisnya. Dan Trenggalek merupakan penghasil Tempe Kripik. Blitar memiliki makanan khas nasi pecel. Buah yang terkenal asli Blitar yaitu Rambutan.
Jagung dikenal sebagai salah satu makanan pokok orang Madura, sementara ubi kayu yang diolah menjadi gaplek dahulu merupakan makanan pokok sebagian penduduk di Pacitan dan Trenggalek.
Banten
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Akurasi Terperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Untuk Banten sebagai kesultanan, lihat Kesultanan Banten.
Untuk penggunaan lain dari nama Banten, lihat Banten (disambiguasi).
Banten


Lambang


Iman Taqwa

Peta lokasi Banten
Koordinat
5° 7' 50" - 7° 1' 11" LS
105° 1' 11" - 106° '12" BT

Dasar hukum {{{dasar hukum}}}
Tanggal penting 4 Oktober 2000 (hari jadi)

Ibu kota
Kota Serang

Gubernur
Hj. Ratu Atut Chosiyah

Luas
9.160,70 km2
Penduduk
9.351.470
Kepadatan 1020,82/km2
Kabupaten
4
Kota
4
Kecamatan
{{{kecamatan}}}
Kelurahan/Desa
{{{kelurahan}}}
Suku Banten (47%), Sunda (23%), Jawa (12%), Betawi (10%), Tionghoa (1%) [1]

Agama
Islam (96,6%), Kristen (1,2%), Katolik (1%), Buddha (0,7%), Hindu (0,4%)

Bahasa
Sunda, Jawa Banten, Indonesia, dan Betawi

Zona waktu
WIB

Lagu daerah
{{{lagu}}}
Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: http://www.bantenprov.go.id

(?)

Banten adalah sebuah provinsi di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya berada di Kota Serang.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Geografis
o 1.1 Batas wilayah
o 1.2 Topografi
• 2 Sejarah
• 3 Budaya dan nilai
o 3.1 Bahasa
o 3.2 Senjata tradisional
o 3.3 Rumah adat
• 4 Pemerintahan
o 4.1 Kabupaten dan Kota
o 4.2 Kota-kota penting lain
o 4.3 Perwakilan di Jakarta
 4.3.1 Anggota DPR
 4.3.2 Anggota DPD
o 4.4 Daftar gubernur dan Wakil Gubernur
• 5 Pendidikan
• 6 Ekonomi dan kependudukan
• 7 Transportasi
o 7.1 Perhubungan darat
 7.1.1 Jalan
 7.1.2 Terminal
 7.1.3 Angkutan umum
 7.1.4 Kereta api
o 7.2 Perhubungan laut
o 7.3 Perhubungan udara
• 8 Tempat wisata di Banten
o 8.1 Masjid Agung Banten
o 8.2 Taman Nasional Ujung Kulon
o 8.3 Pulau Dua/Pulau Burung
o 8.4 Pulau Umang
o 8.5 Gunung Karakatau
o 8.6 Rawadano
o 8.7 Kang dan Nong Banten
 8.7.1 Pemenang Kang dan Nong Banten
 8.7.2 Pemenang Kang dan Nong Banten Tahun 2008
• 9 Lain-lain
o 9.1 Stasiun televisi
o 9.2 Olahraga
• 10 Pranala luar
• 11 Referensi

[sunting] Geografis
Wilayah Banten terletak di antara 5º7'50"-7º1'11" Lintang Selatan dan 105º1'11"-106º7'12" Bujur Timur, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2000 luas wilayah Banten adalah 9.160,70 km². Provinsi Banten terdiri dari 4 kota, 4 kabupaten, 154 kecamatan, 262 kelurahan dan 1.273 desa.
Wilayah laut Banten merupakan salah satu jalur laut potensial, Selat Sunda merupakan salah satu jalur lalu lintas laut yang strategis karena dapat dilalui kapal besar yang menghubungkan Australia dan Selandia Baru dengan kawasan Asia Tenggara misalnya Thailand, Malaysia, dan Singapura. Di samping itu Banten merupakan jalur penghubung antara Jawa dan Sumatera. Bila dikaitkan posisi geografis dan pemerintahan maka wilayah Banten terutama Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang merupakan wilayah penyangga bagi Jakarta. Secara ekonomi wilayah Banten memiliki banyak industri. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki beberapa pelabuhan laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas dari pelabuhan laut di Jakarta dan ditujukan untuk menjadi pelabuhan alternatif selain Singapura.
[sunting] Batas wilayah
Utara
Laut Jawa

Selatan
Samudera Indonesia

Barat
Selat Sunda

Timur
Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Jawa Barat

[sunting] Topografi
Kondisi topografi Banten adalah sebagai berikut:
• Wilayah datar (kemiringan 0 - 2 %) seluas 574.090 hektare
• Wilayah bergelombang (kemiringan 2 - 15%) seluas 186.320 hektare
• Wilayah curam (kemiringan 15 - 40%) seluas 118.470,50 hektare
Kondisi penggunaan lahan yang perlu dicermati adalah menurunnya wilayah hutan dari 233.629,77 hektare pada tahun 2004 menjadi 213.629,77 hektare.
[sunting] Sejarah
Banten pada masa lalu merupakan sebuah daerah dengan kota pelabuhan yang sangat ramai, serta dengan masyarakat yang terbuka dan makmur. Banten pada abad ke 5 merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara. Salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara adalah Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, yang ditemukan di kampung lebak di tepi Ci Danghiyang, Kecamatan Munjul, Pandeglang, Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman. Setelah runtuhnya kerajaan Tarumanagara (menurut beberapa sejarawan ini akibat serangan kerajaan Sriwijaya), kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari Ujung Kulon sampai Ci Serayu dan Kali Brebes dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda. Seperti dinyatakan oleh Tome Pires, penjelajah Portugis pada tahun 1513, Banten menjadi salah satu pelabuhan penting dari Kerajaan Sunda. Menurut sumber Portugis tersebut, Banten adalah salah satu pelabuhan kerajaan itu selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Kalapa, dan Cimanuk.
Diawali dengan penguasaan Kota Pelabuhan Banten, yang dilanjutkan dengan merebut Banten Girang dari Pucuk Umun pada tahun 1527, Maulana Hasanuddin, mendirikan Kesultanan Banten di wilayah bekas Banten Girang. Dan pada tahun 1579, Maulana Yusuf, penerus Maulana Hasanuddin, menghancurkan Pakuan Pajajaran, ibukota atau pakuan (berasal dar kata pakuwuan) Kerajaan Sunda. Dengan demikian pemerintahan di Jawa Barat dilanjutkan oleh Kesultanan Banten. Hal itu ditandai dengan diboyongnya Palangka Sriman Sriwacana, tempat duduk kala seorang raja dinobatkan, dari Pakuan Pajajaran ke Surasowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf. Batu berukuran 200 x 160 x 20 cm itu terpaksa diboyong ke Banten karena tradisi politik waktu itu "mengharuskan" demikian. Pertama, dengan dirampasnya Palangka tersebut, di Pakuan tidak mungkin lagi dinobatkan raja baru. Kedua, dengan memiliki Palangka itu, Maulana Yusuf merupakan penerus kekuasaan Kerajaan Sunda yang "sah" karena buyut perempuannya adalah puteri Sri Baduga Maharaja.
Ketika sudah menjadi pusat Kesultanan Banten, sebagaimana dilaporkan oleh J. de Barros, Banten merupakan pelabuhan besar di Asia Tenggara, sejajar dengan Malaka dan Makassar. Kota Banten terletak di pertengahan pesisir sebuah teluk, yang lebarnya sampai tiga mil. Kota itu panjangnya 850 depa. Di tepi laut kota itu panjangnya 400 depa; masuk ke dalam ia lebih panjang. Melalui tengah-tengah kota ada sebuah sungai yang jernih, di mana kapal jenis jung dan gale dapat berlayar masuk. Sepanjang pinggiran kota ada sebuah anak sungai, di sungai yang tidak seberapa lebar itu hanya perahu-perahu kecil saja yang dapat berlayar masuk. Pada sebuah pinggiran kota itu ada sebuah benteng yang dindingnya terbuat dari bata dan lebarnya tujuh telapak tangan. Bangunan-bangunan pertahanannya terbuat dari kayu, terdiri dari dua tingkat, dan dipersenjatai dengan senjata yang baik. Di tengah kota terdapat alun-alun yang digunakan untuk kepentingan kegiatan ketentaraan dan kesenian rakyat dan sebagai pasar di pagi hari. Istana raja terletak di bagian selatan alun-alun. Di sampingnya terdapat bangunan datar yang ditinggikan dan beratap, disebut Srimanganti, yang digunakan sebagai tempat raja bertatap muka dengan rakyatnya. Di sebelah barat alun-alun didirikan sebuah mesjid agung.
Pada awal abad ke-17 Masehi, Banten merupakan salah satu pusat perniagaan penting dalam jalur perniagaan internasional di Asia. Tata administrasi modern pemerintahan dan kepelabuhan sangat menunjang bagi tumbuhnya perekonmian masyarakat. Daerah kekuasaannya mencakup juga wilayah yang sekarang menjadi provinsi Lampung. Ketika orang Belanda tiba di Banten untuk pertama kalinya, orang Portugis telah lama masuk ke Banten. Kemudian orang Inggris mendirikan loji di Banten dan disusul oleh orang Belanda.
Selain itu, orang-orang Perancis dan Denmark pun pernah datang di Banten. Dalam persaingan antara pedagang Eropa ini, Belanda muncul sebagai pemenang. Orang Portugis melarikan diri dari Banten (1601), setelah armada mereka dihancurkan oleh armada Belanda di perairan Banten. Orang Inggris pun tersingkirkan dari Batavia (1619) dan Banten (1684) akibat tindakan orang Belanda.
Pada 1 Januari 1926 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan untuk pembaharuan sistem desentralisasi dan dekonsentrasi yang lebih luas. Di Pulau Jawa dibentuk pemerintahan otonom provinsi. Provincie West Java adalah provinsi pertama yang dibentuk di wilayah Hindia Belanda yang diresmikan dengan surat keputusan tanggal 1 Januari 1926, dan diundangkan dalam Staatsblad (Lembaran Negara) 1926 No. 326, 1928 No. 27 jo No. 28, 1928 No. 438, dan 1932 No. 507. Banten menjadi salah satu keresidenan dalam Provincie West Java disamping Batavia, Buitenzorg (Bogor), Priangan, dan Cirebon.
[sunting] Budaya dan nilai
Sebagian besar anggota masyarakat memeluk agama Islam dengan semangat religius yang tinggi, tetapi pemeluk agama lain dapat hidup berdampingan dengan damai.
Potensi dan kekhasan budaya masyarakat Banten, antara lain seni bela diri Pencak silat, Debus, Rudad, Umbruk, Tari Saman, Tari Topeng, Tari Cokek, Dog-dog, Palingtung, dan Lojor. Di samping itu juga terdapat peninggalan warisan leluhur antara lain Masjid Agung Banten Lama, Makam Keramat Panjang, dan masih banyak peninggalan lainnya.
Di Provinsi Banten terdapat Suku Baduy. Suku Baduy Dalam merupakan suku asli Sunda Banten yang masih menjaga tradisi anti modernisasi, baik cara berpakaian maupun pola hidup lainnya. Suku Baduy-Rawayan tinggal di kawasan Cagar Budaya Pegunungan Kendeng seluas 5.101,85 hektare di daerah Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Perkampungan masyarakat Baduy umumnya terletak di daerah aliran Sungai Ciujung di Pegunungan Kendeng. Daerah ini dikenal sebagai wilayah tanah titipan dari nenek moyang, yang harus dipelihara dan dijaga baik-baik, tidak boleh dirusak.
[sunting] Bahasa
Penduduk asli yang hidup di Provinsi Banten berbicara menggunakan dialek yang merupakan turunan dari bahasa Sunda Kuno. Dialek tersebut dikelompokkan sebagai bahasa kasar dalam bahasa Sunda modern, yang memiliki beberapa tingkatan dari tingkat halus sampai tingkat kasar (informal), yang pertama tercipta pada masa Kesultanan Mataram menguasai Priangan (bagian timur Provinsi Jawa Barat). Namun demikian, di Wilayah Banten Selatan Seperti Lebak dan Pandeglangmenggunakan Bahasa Sunda Campuran Sunda Kuno, Sunda Modern dan Bahasa Indonesia, di Serang dan Cilegon, bahasa Jawa Banten digunakan oleh etnik Jawa. Dan, di bagian utara Kota Tangerang, bahasa Indonesia dengan dialek Betawi juga digunakan oleh pendatang beretnis Betawi. Di samping bahasa Sunda, bahasa Jawa dan dialek Betawi, bahasa Indonesia juga digunakan terutama oleh pendatang dari bagian lain Indonesia.
[sunting] Senjata tradisional


Golok
Golok adalah senjata tradisional di Banten sama seperti senjata tradisional Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
[sunting] Rumah adat
Rumah adatnya adalah rumah panggung yang beratapkan daun atap dan lantainya dibuat dari pelupuh yaitu bambu yang dibelah-belah. Sedangkan dindingnya terbuat dari bilik (gedek). Untuk penyangga rumah panggung adalah batu yang sudah dibuat sedemikian rupa berbentuk balok yang ujungnya makin mengecil seperti batu yang digunakan untuk alas menumbuk beras. Rumah adat ini masih banyak ditemukan di daerah yang dihuni oleh orang Kanekes atau disebut juga orang Baduy.
[sunting] Pemerintahan
[sunting] Kabupaten dan Kota
Provinsi Banten terdiri atas 4 kabupaten dan 4 kota. Berikut adalah daftar kabupaten dan kota di Banten, beserta ibukota.
No. Kabupaten/Kota Ibu kota Logo


1 Kabupaten Tangerang
Tigaraksa


2 Kabupaten Serang
Ciruas


3 Kabupaten Lebak
Rangkasbitung


4 Kabupaten Pandeglang
Pandeglang

5 Kota Tangerang
-


6 Kota Serang
-


7 Kota Cilegon
-


8 Kota Tangerang Selatan
Ciputat



Catatan :
• Kabupaten Tangerang sebelumnya beribukota di Kota Tangerang.
• Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) merekomendasikan Kecamatan Ciruas sebagai lokasi Puspemkab Kabupaten Serang.
• Kota Cilegon dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 10 April 1999 dari wilayah Kabupaten Serang. Cilegon sebelumnya adalah kota administratif.
• Kota Tangerang dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 27 Februari 1993 dari wilayah Kabupaten Tangerang. Tangerang sebelumnya adalah kota administratif.
• Kota Tangerang Selatan dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 29 Oktober 2008 dari wilayah Kabupaten Tangerang. Sebelumnya adalah Kota Cipasera
[sunting] Kota-kota penting lain
Terdapat beberapa kota penting lain di Banten selain yang berstatus tidak sebagai kota otonom:
• Anyer, Kabupaten Serang
• Balaraja, Kabupaten Tangerang
• Bojonegara, Kabupaten Serang
• Karawaci Kabupaten Tangerang
• Labuan, Kabupaten Pandeglang
• Merak, Kota Cilegon
• Serpong, Kota Tangerang Selatan
[sunting] Perwakilan di Jakarta
[sunting] Anggota DPR
Provinsi Banten memiliki 22 wakil di DPR, enam orang masing-masing dari Daerah Pemilihan Banten I (barat daya) dan II (barat laut), dan sepuluh orang dari Daerah Pemilihan Banten III (timur).
[sunting] Anggota DPD
Berdasarkan hasil Pemilihan Umum Legislatif 2009, anggota DPD asal Banten untuk periode 2009-2014 adalah Abdi Sumaithi, Andika Hazrumy, Drs. H. Abdurachman, M.Ap., dan H. Ahmad Subadri.
[sunting] Daftar gubernur dan Wakil Gubernur
Pada saat terbentuknya Provinsi Banten, Gubernur Hakamudin Djamal dipilih oleh Pemerintah Pusat. Pada tahun 2002 DPRD Banten memilih Djoko Munandar dan Atut Chosiyah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten pertama. Pada awal 2006, Atut Chosiyah sebagai Pelaksana Tugas Gubernur. Akhirnya, tanggal 6 Desember 2006 dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah langsung, yang dimenangi oleh pasangan Ratu Atut Choisiyah dan Mohammad Masduki, kedua-duanya menjabat pada periode 2007-2011.
No. Nama Foto Dari Sampai Keterangan
1. Hakamuddin Djamal
- 17 November 2000
11 Januari 2002 Penjabat Gubernur
2. Djoko Munandar

11 Januari 2002
10 Oktober 2005 Dinonaktifkan karena terkait kasus korupsi.
3. Ratu Atut Chosiyah
20 Oktober 2005
10 Januari 2007
Pelaksana Tugas Gubernur (Plt)
4 Ratu Atut Chosiyah
11 Januari 2007 sekarang

Wakil Gubernur
No. Nama Foto Dari Sampai Keterangan
1. Ratu Atut Chosiyah
11 Januari 2002
11 Oktober 2005

4 Mohammad Masduki
11 Januari 2007
sekarang

[sunting] Pendidikan
Perguruan Tinggi di Banten :
• Universitas Pelita Harapan
• Universitas Multimedia Nusantara
• Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
• Universitas Pamulang
• Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
• Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang
• Universitas Swiss German Serpong
• Universitas Pramita Indonesia
• Institut Teknologi Indonesia Serpong
• Universitas Serang Raya
• Universitas Mathla'ul Anwar Banten
• IAIN Banten
• STIA Maulana Yusuf Banten
• STAKAD Perguruan Buddhi
• STMIK Raharja
• STKIP Setia budhi Rangkasbitung
• Bina Sarana Informatika, BSD
• Politeknik Piksi Input Serang
• Universitas Banten Membangun
• Politeknik Krakatau
• Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang
• Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Banten
[sunting] Ekonomi dan kependudukan
Pada tahun 2006, penduduk Banten berjumlah 9.351.470 jiwa, dengan perbandingan 3.370.182 jiwa (36,04%) anak-anak, 240.742 jiwa (2,57%) lanjut usia, sisanya 5.740.546 jiwa berusia di antara 15 sampai 64 tahun.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2005 mayoritas berasal dari sektor industri pengolahan (49,75%), diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran (17,13%), pengangkutan dan komunikasi (8,58%) dan pertanian yang hanya 8,53%. Namun berdasarkan jumlah penyerapan tenaga kerja, industri menyerap 23,11% tenaga kerja, diikuti oleh pertanian (21,14%), perdagangan (20,84%) dan transportasi/komunikasi yang hanya 9,50%.
[sunting] Transportasi
Provinsi Banten yang berada di wilayah ujung barat Pulau Jawa memiliki posisi yang sangat strategis dan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar baik skala lokal, regional, nasional bahkan skala internasional. Fasilitasi terhadap pergerakan barang dan penumpang yang dari dan ke pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah, maupun lokal yang ada di Provinsi Banten menjadi sangat penting dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi di wilayah Provinsi Banten.
Provinsi Banten dibagi menjadi tiga Wilayah Kerja Pembangunan yang mempunyai ikon atau ciri khas prasarana perhubungan di Provinsi Banten karena aktivitasnya yang lebih menonjol dibandingkan dengan prasarana perhubungan lainnya.
• Wilayah Kerja I, yaitu Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang. Di dalamnya terdapat Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan gerbang masuknya barang dan penumpang ke Indonesia.
• Wilayah Kerja II, yaitu Kota Cilegon dan Kabupaten Serang. Di dalamnya terdapat pelabuhan penyeberangan Merak yang menjadi gerbang masuknya barang dan penumpang dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa.
• Wilayah Kerja III, yaitu Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak. Di dalamnya terdapat Stasiun Kereta Api yang merupakan gerbang masuk barang dan penumpang terutama dari dan ke Jakarta.
Secara umum, sektor perhubungan dapat dikategorikan kedalam tiga bagian yaitu perhubungan darat, perhubungan laut dan perhubungan udara. Ketiga bagian tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam membangun perekonomian di Provinsi Banten.
[sunting] Perhubungan darat
[sunting] Jalan
Hingga tahun 2006, kondisi jalan nasional sepanjang 249,246 km berada dalam kondisi baik, 214,314 km dalam kondisi sedang dan sepanjang 26,840 dalam kondisi rusak. Kondisi jalan provinsi hingga akhir tahun 2006 dengan total panjang jalan sebesar 889,01 km berada dalam kondisi baik sebesar 203,670 km, kondisi sedang 380,020 km dan kondisi rusak sebesar 305,320 km.
Ruas jalan nasional di wilayah Provinsi Banten pada saat ini mempunyai volume lalu-lintas rata-rata sebesar 0,7 yang berarti kelancaran arus lalu-lintas terganggu karena adanya aktivitas perdagangan/pasar, pabrik/industri, pusat-pusat perbelanjaan di sepanjang jalan serta kapasitas jalan yang terbatas karena lebar badan jalan rata-rata 7 meter pada ruas jalan nasional di Banten Utara (Merak-Tangerang) dan ruas Ciputat-Batas DKI.
Kinerja pelayanan jalan pada ruas jalan Provinsi pada umumnya cukup baik dengan rasio volume lalu-lintas per kapasitas rata-rata sebesar 0,4. Kemacetan lalu-lintas pada umumnya bersifat lokal yang terjadi pada pusat-pusat kegiatan masyarakat.
[sunting] Terminal
Sebagai simpul transportasi, terminal berfungsi sebagai tempat untuk menaikan dan menurunkan penumpang serta perpindahan antar moda transportasi merupakan unsur penting dalam pelayanan pergerakan penumpang dan barang. Terdapat 4 (empat) terminal di Provinsi Banten Yaitu Terminal Pakupatan, Terminal Porisplawad, Terminal Labuan dan Terminal Merak.
[sunting] Angkutan umum
Untuk melayani pergerakan penumpang dan barang dalam wilayah Provinsi Banten, terdapat angkutan umum Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi pada saat ini masih dilayani dengan kendaraan ukuran kecil dan dalam penyelenggaraannya masih dirasakan belum terpadu secara maksimal. Terdapat 63 trayek dengan jumlah kendaraan sebanyak 3.788 yang melayani Antar Kota Dalam Provinsi lintas Kab/Kota Tangerang. Sedangkan untuk AKDP lintas Serang, Cilegon, Pandeglang dan Lebak dilayani dengan 66 trayek dengan jumlah kendaraan sebanyak 1.436.


Orang Belanda di Muara Binangeun, sepulang dari memancing di Pulau Tinjil (tahun 1936)
Untuk menjangkau kawasan-kawasan yang masih belum tersedia angkutan umum, terdapat beberapa angkutan perintis yang melayani jalur Cikeusik-Muara Binuangeun-Sp.Bayah-Cikotok-Pasir Kurai-Cibareno dengan jarak sepanjang 106 km. Angkutan perintis ini dilayani oleh 2 buah bis DAMRI ukuran sedang
[sunting] Kereta api
Sampai dengan tahun 2005, dari total jalur rel kereta api sepanjang 305,9 kilometer, hanya 48% merupakan jalur rel yang masih beroperasi dengan rata–rata jumlah pergerakan kereta penumpang sekitar 22 kereta/hari dan kereta barang sebanyak 16 kereta/hari. Semakin menurunnya pelayanan sarana tersebut berimplikasi terhadap kecenderungan semakin menurunnya pula pada jumlah angkutan penumpang dan barang.
Jaringan kereta api di wilayah Provinsi Banten sepanjang 305.90 km merupakan ‘single track’ yang terdiri dari lintas operasi Merak-Tanah Abang, Tangerang-Duri, Cilegon-Cigading sepanjang 141.6 km dan lintas tidak operasi Rangkasbitung-Labuan,Saketi-Bayah dan Cigading-Anyer Kidul sepanjang 164.3 km.
[sunting] Perhubungan laut
Di Provinsi Banten terdapat 5 (lima) pelabuhan yang terdiri dari 2 pelabuhan yang diusahakan yaitu Pelabuhan Ciwandan dan Pelabuhan Bojonegara serta 3 (tiga) pelabuhan yang tidak diusahakan yang terdiri dari Pelabuhan Karangantu, Pelabuhan Labuan dan Pelabuhan Bojonegara
[sunting] Perhubungan udara


Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta
Bandara Internasional Soekarno Hatta secara nasional merupakan bandar udara utama di Indonesia sebagai pintu gerbang masuknya barang dan penumpang dari dalam maupun luar negeri. Disamping itu terdapat juga bandara lainnya seperti bandar udara Pondok Cabe dan Bandara Budiarto di Tangerang serta Bandara Gorda yang ada di kabupaten Serang
Bandara Pondok cabe merupakan bandara untuk kegiatan ‘general aviation’, bandara Budiarto merupakan bandara yang digunakan untuk training kegiatan penerbangan. Sementara bandara Gorda digunakan sebagai bandara militer.
[sunting] Tempat wisata di Banten
[sunting] Masjid Agung Banten
Lihat Masjid Agung Banten

[sunting] Taman Nasional Ujung Kulon
Taman Nasional Ujung Kulon merupakan salah satu taman nasional dan lokasi konservasi alam di Indonesia. Di lokasi ini, kita dapat melihat keindahan hutan tropis. Badak bercula satu merupakan primadona daya tarik dari lokasi ini.
Lokasi ini terdiri atas beberapa pulau kecil, beberapa di antaranya adalah Pulau Peucang, Pulau Handeuleum, dan Pulau Panaitan. Titik tertinggi adalah Gunung Honje. Ciri khas taman nasional ini adalah perannya sebagai habitat alami berbagai jenis hewan yang dilindungi, seperti badak jawa, rusa, kijang, banteng, berbagai primata, babi hutan, kucing hutan, lemur, dan berbagai jenis burung.
Kawasan ini dapat dicapai melalui Labuan atau melalui jalan laut dengan perahu menuju salah satu pulau yang ada. Ujung Kulon telah dilengkapi dengan berbagai sarana jaringan telekomunikasi, listrik, dan air bersih.
Sarana pariwisata seperti penginapan, pusat informasi, pemandu wisata, dan sarana transportasi juga telah tersedia. UNESCO telah menyatakan bahwa area Ujung Kulon merupakan situs cagar alam dunia.
[sunting] Pulau Dua/Pulau Burung
Daya tarik utama kawasan ini adalah keindahan alam laut berupa gugus karang, berbagai jenis ikan laut, dan tentu saja berbagai jenis burung. Luas kawasan ini sekitar 30 ha. Setiap tahun antara bulan April dan Agustus, pulau ini dikunjungi oleh beribu-ribu burung dari 60 jenis yang berasal dari berbagai negara. Sekitar empat puluh ribu burung-burung tersebut terbang dari benua Australia, Asia, dan Afrika.
Pulau Dua bisa dicapai dengan perahu tradisional atau perahu motor dalam waktu 15 s.d. 30 menit melalui daerah Sawah Luhur, Kasemen. Di kawasan ini, telah tersedia sarana jaringan listrik, telekomunikasi, dan air bersih.
[sunting] Pulau Umang
Pulau Umang memiliki luas sekitar 5 Ha, dan terletak di kawasan objek wisata pantai Pandeglang, berdekatan dengan kawasan wisata Tanjung Lesung. Kawasan wisata ini dikelola oleh sebuah perusahaan swasta yang menyediakan berbagai fasilitas rekreasi dan hiburan yang menarik. Di pulau ini, terdapat resort yang ditata dengan sentuhan artistik alami, dilengkapi dengan ruang pertemuan, kafe, spa, pusat bisnis, sunset lounge, klub pantai, kolam renang dan sebagainya. Selain itu, tersedia fasilitas olahraga dan rekreasi air, jogging track, cross country, lapangan tenis, tempat karaoke, dan lain-lain. Kita dapat menuju ke pulau ini dengan relatif mudah.
Perusahaan pengelola kawasan ini menyediakan rental mobil dari Jakarta menuju pulau ini, atau dapat juga dicapai dari kawasan Ujung Kulon.
[sunting] Gunung Karakatau
Gunung Krakatau
Gunung Krakatau yang terletak di perairan selat Sunda merupakan salah satu gunung yang paling terkenal di dunia, karena letusannya yang dahsyat pada tahun 1883. Suara letusan terdengar sampai ke kawasan benua Australia, bahkan awan panasnya menyelimuti beberapa kawasan Eropa selama seminggu. Ledakan dahsyat gunung Krakatau kemudian membentuk anak gunung yang kini dikenal sebagai Anak Krakatau yang muncul ke permukaan pada tahun 1928 yang hingga kini masih tetap aktif. Berada di selat Sunda, kawasan wisata alam ini mudah dicapai dari pantai Anyer-Carita sekitar satu jam dengan menggunakan perahu motor.
Lokasi wisata ini menawarkan wisata alam seperti misalnya berkemah, berjalan kaki, memancing, dan pemandangan alam laut yang indah.
[sunting] Rawadano
Rawadano atau nama lain Cagar alam Rawa Danau terletak di kabupaten Serang, dan berjarak 101 km dari Jakarta. Kawasan ini merupakan kawasan yang didominasi rawa-rawa, juga terdapat sebuah danau. Luas kawasan ini sekitar 2.500 ha yang ditumbuhi oleh berbagai jenis pohon. Pulau ini menjadi tempat bersarang bagi aneka jenis binatang reptil, seperti ular dan buaya. Tidak kurang dari 250 jenis burung bermukim di kawasan ini. Kita dapat mencapai lokasi ini melalui tiga jalur, yaitu; Jakarta-Cilegon-Anyer-Rawaadano, Jakarta-Serang-Padarincang-Rawadano, dan Jakarta-Serang-Anyer-Cinangka-Padarincang-Rawadano.
[sunting] Kang dan Nong Banten
Kang dan Nong Banten adalah sebutan untuk Duta Wisata, Pemuda Dan Pembangunan Provinsi Banten. Dilaksanakan pertama kali pada tahun 2000 dan diikuti oleh 3 kabupaten yakni Cilegon, Serang dan Pandeglang. Baru pada tahun 2001 Tangerang dan Lebak ikut serta. Kabupaten Tangerang tercatat sebagai kabupaten tersukses sepanjang penyelenggaraan Kang dan Nong Banten. Tercatat 10 gelar Juara Utama direngkuh Kang Nong Kabupaten Tangerang, bahkan untuk gelar Kang disabet oleh kabupaten tangerang berturut-turut tanpa putus. Prestasi terbaik kabupaten Tangerang diukir pada tahun 2008 dimana Kabupaten Tangerang menyabet 7 dari 12 gelar yang diperebutkan. Dengan tambahan 7 gelar tersebut Kabupaten Tangerang secara total telah merebut 30 gelar juara sejak keikutsertaan pertama mereka pada 2001.
[sunting] Pemenang Kang dan Nong Banten
• 2000 : Gerry & Maya Soviasari (Asal Kab. Serang)
• 2001 : Ade Komarudin (Kab. Tangerang) & Mega Putri Aulia(Kab.Serang)
• 2002 : Hendri Siswanto(Kab. Tangerang)& Henny Murniaty (Kota Cilegon)
• 2003 : Tb. Didi Hamidi(Kab. Tangerang)& Riandini (Kota Tangerang)
• 2004 : tidak diselenggarakan, bersamaan dengan Pemilu 2004
• 2005 : Abdul Rosyid (Kab.Tangerang)& Riska Inki Fitria (Kab.Tangerang)
• 2006 : Brata Manggala (Kab. Tangerang) & Ressa Puspita Rosaliana(Kab.Serang)
• 2007 : Rocky Pandu K (Kab. Tangerang) & Yona Wahyuni Kemala (Kab. Tangerang)
• 2008 : Yulianto Wibisono(Kab. Tangerang) & Novi Nurul Fatimah(Kab. Tangerang)
[sunting] Pemenang Kang dan Nong Banten Tahun 2008
• Pemenang 1 :Yulianto Wibisono(Kab. Tangerang) & Novi Nurul Fatimah(Kab. Tangerang)
• Wakil 1 : Akhmad Fakih (Kab. Tangerang)& Putri Indriani(Kab. Tangerang)
• Wakil 2 : Indra Pratama (Kab. Serang) & Henifah (Kab. Tangerang)
• Harapan1 : Rezza Martadinata (Kab. Tangerang) & Sally Kartika (Kab.Serang)
• Harapan2 : Febryan Krisnan D (Kota Tangerang) & Tri Sheradonna A(Kab. Tangerang)
• Favorit : Rio Dwi Prawira (Kota Serang) & Shanty Destiyani (Kota Cilegon)
[sunting] Lain-lain
[sunting] Stasiun televisi
Stasiun televisi yang ada di Banten antara lain adalah Banten TV, Carlita TV, dan Cahaya TV.
[sunting] Olahraga
Beberapa klub olahraga yang terdapat di Banten antara lain Persita Tangerang (sepak bola), Persikota Tangerang (sepak bola), Perserang Serang (sepak bola), Gelanggang olahraga yang terdapat di Banten antara lain Stadion Benteng, Stadion Maulana Yusuf dan Stadion Krakatau Steel.
Bali
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Artikel ini adalah tentang Pulau dan Provinsi Bali. Untuk kegunaan lainnya, lihat Bali (disambiguasi).
Bali


Lambang


"Bali Dwipa Jaya"
(Bahasa Kawi: "Pulau Bali Jaya")


Peta lokasi Bali
Koordinat
9º 0' - 7º 50' LS
114º 0' - 116º 0' BT

Dasar hukum {{{dasar hukum}}}
Tanggal penting 14 Agustus 1959 (hari jadi)

Ibu kota
Denpasar (dahulu Singaraja)

Gubernur
Komjen Pol (Purn) I Made Mangku Pastika (2008-2013)

Luas
5.634 km²
Penduduk
3.891.428 jiwa (2010)[1]

Kepadatan 638
Kabupaten
8
Kota
1
Kecamatan
{{{kecamatan}}}
Kelurahan/Desa
{{{kelurahan}}}
Suku Bali (89%), Jawa (7%), Baliaga (1%), Madura (1%)[2]

Agama
Hindu (92,3%), Islam (5,7%), Lainnya (2%)
Bahasa
Bahasa Bali, Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Bahasa Sasak, Bahasa Madura dan lain-lain

Zona waktu
WITA

Lagu daerah
Bali Jagaddhita
Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.baliprov.go.id

(?)

Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan.
Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Geografi
o 1.1 Batas wilayah
• 2 Sejarah
• 3 Demografi
• 4 Transportasi
• 5 Pemerintahan
o 5.1 Daftar kabupaten dan kota di Bali
o 5.2 Daftar gubernur
o 5.3 Perwakilan
• 6 Budaya
o 6.1 Musik
o 6.2 Tari
 6.2.1 Tarian wali
 6.2.2 Tarian bebali
 6.2.3 Tarian balih-balihan
o 6.3 Pakaian daerah
 6.3.1 Pria
 6.3.2 Wanita
o 6.4 Makanan
 6.4.1 Makanan utama
 6.4.2 Jajanan
• 7 Senjata
• 8 Rumah Adat
• 9 Pahlawan Nasional
• 10 Catatan kaki
• 11 Referensi
• 12 Lihat pula
• 13 Pranala luar

[sunting] Geografi
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.
Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi. Berbeda dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.
Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan diantara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi, yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan, yaitu Danau Beratan, Buyan, Tamblingan dan Danau Batur.
Ibu kota Bali adalah Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat seni terletak di Kabupaten Gianyar, sedangkan Kuta, Sanur, Seminyak, Jimbaran dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan pariwisata, baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 9 kabupaten/kota, 55 kecamatan dan 701 desa/kelurahan.
[sunting] Batas wilayah
Utara
Laut Bali

Selatan
Samudera Indonesia

Barat
Provinsi Jawa Timur

Timur
Provinsi Nusa Tenggara Barat

[sunting] Sejarah


Sawah di sekitar puri Gunung Kawi, Tampaksiring, Bali.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Bali
Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada 3000-2500 SM yang bermigrasi dari Asia.[3] Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang terletak di bagian barat pulau.[4] Zaman prasejarah kemudian berakhir dengan datangnya ajaran Hindu dan tulisan Sansekerta dari India pada 100 SM.[rujukan?]
Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama Balidwipa (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, diantaranya Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada 913 M dan menyebutkan kata Walidwipa. Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi subak untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan Majapahit (1293–1500 AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun 1343 M. Saat itu hampir seluruh nusantara beragama Hindu, namun seiring datangnya Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis dan masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari Pulau Jawa ke Bali.
Orang Eropa yang pertama kali menemukan Bali ialah Cornelis de Houtman dari Belanda pada 1597, meskipun sebuah kapal Portugis sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada 1585. Belanda lewat VOC pun mulai melaksanakan penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus mendapat perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi mereka di Bali tidaklah sekokoh posisi mereka di Jawa atau Maluku. Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak 1840-an kehadiran Belanda telah menjadi permanen yang awalnya dilakukan dengan mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan darat terhadap daerah Sanur dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlah maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai mati atau puputan yang melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk rajanya. Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun Belanda telah memerintahkan mereka untuk menyerah. Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah.
Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II dan saat itu seorang perwira militer bernama I Gusti Ngurah Rai membentuk pasukan Bali 'pejuang kemerdekaan'. Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu menggunakan senjata Jepang.
Pada 20 November 1945, pecahlah pertempuran Puputan Margarana yang terjadi di desa Marga, Kabupaten Tabanan, Bali tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang berusia 29 tahun, memimpin tentaranya dari wilayah timur Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada pasukan Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali tersebut tewas semuanya dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir.
Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari Negara Indonesia Timur yang baru diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu negara saingan bagi Republik Indonesia yang diproklamasikan dan dikepalai oleh Sukarno dan Hatta. Bali kemudian juga dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Serikat ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949. Tahun 1950, secara resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum menjadi sebuah propinsi dari Republik Indonesia.
Letusan Gunung Agung yang terjadi di tahun 1963, sempat mengguncangkan perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak penduduk Bali bertransmigrasi ke berbagai wilayah lain di Indonesia.
Tahun 1965, seiring dengan gagalnya kudeta oleh G30S terhadap pemerintah nasional di Jakarta, di Bali dan banyak daerah lainnya terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian di masa awal Orde Baru tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.[5]
Serangan teroris telah terjadi pada 12 Oktober 2002, berupa serangan Bom Bali 2002 di kawasan pariwisata Pantai Kuta, menyebabkan sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan Bom Bali 2005 juga terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan internasional yang luas karena sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing dan menyebabkan industri pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini.
[sunting] Demografi


Lahan sawah di Bali
Penduduk Bali kira-kira sejumlah 4 juta jiwa, dengan mayoritas 92,3% menganut agama Hindu. Agama lainnya adalah Buddha, Islam, Protestan dan Katolik.
Selain dari sektor pariwisata, penduduk Bali juga hidup dari pertanian dan perikanan. Sebagian juga memilih menjadi seniman. Bahasa yang digunakan di Bali adalah Bahasa Indonesia, Bali dan Inggris khususnya bagi yang bekerja di sektor pariwisata.
Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling luas pemakaiannya di Bali dan sebagaimana penduduk Indonesia lainnya, sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Meskipun terdapat beberapa dialek dalam bahasa Bali, umumnya masyarakat Bali menggunakan sebentuk bahasa Bali pergaulan sebagai pilihan dalam berkomunikasi. Secara tradisi, penggunaan berbagai dialek bahasa Bali ditentukan berdasarkan sistem catur warna dalam agama Hindu Dharma dan keanggotan klan (istilah Bali: soroh, gotra); meskipun pelaksanaan tradisi tersebut cenderung berkurang.
Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga (dan bahasa asing utama) bagi banyak masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan yang besar dari industri pariwisata. Para karyawan yang bekerja pada pusat-pusat informasi wisatawan di Bali, sering kali juga memahami beberapa bahasa asing dengan kompetensi yang cukup memadai.
[sunting] Transportasi
Bali tidak memiliki jaringan rel kereta api namun jaringan jalan yang sangat baik tersedia khususnya ke daerah-daerah tujuan wisatawan. Sebagian besar penduduk memiliki kendaraan pribadi dan memilih menggunakannya karena moda transportasi umum tidak tersedia dengan baik, kecuali taksi.
Jenis kendaraan umum di Bali antara lain:
• Dokar, kendaraan dengan menggunakan kuda sebagai penarik
• Ojek, taksi sepeda motor
• Bemo, melayani dalam dan antarkota
• Taksi
• Bus, melayani hubungan antarkota, pedesaan, dan antarprovinsi.
Bali terhubung dengan Pulau Jawa dengan layanan kapal feri yang menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk dengan Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi yang lama tempuhnya sekitar 30 hingga 45 menit. Penyeberangan ke Pulau Lombok melalui Pelabuhan Padang Bay menuju Pelabuhan Lembar yang memakan waktu sekitar empat jam.
Transportasi udara dilayani oleh Bandara Internasional Ngurah Rai dengan destinasi ke sejumlah kota besar di Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand serta Jepang. Landas pacu dan pesawat terbang yang datang dan pergi bisa terlihat dengan jelas dari pantai.
[sunting] Pemerintahan


Peta topografi Pulau Bali
[sunting] Daftar kabupaten dan kota di Bali
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Badung
Badung
2 Kabupaten Bangli
Bangli
3 Kabupaten Buleleng
Singaraja
4 Kabupaten Gianyar
Gianyar
5 Kabupaten Jembrana
Negara
6 Kabupaten Karangasem
Karangasem
7 Kabupaten Klungkung
Klungkung
8 Kabupaten Tabanan
Tabanan
9 Kota Denpasar
-
[sunting] Daftar gubernur
No Foto Nama Mulai Jabatan Akhir Jabatan Keterangan
1
Anak Agung Bagus Sutedja
1950 1958
2 I Gusti Bagus Oka
1958 1959
3
Anak Agung Bagus Sutedja 1959 1965
4 I Gusti Putu Martha
1965 1967
5 Soekarmen
1967 1978
6
Prof. Dr. Ida Bagus Mantra
1978 1988
7
Prof. Dr. Ida Bagus Oka
1988 1993
8
Drs. Dewa Made Beratha
1998 2008
9
I Made Mangku Pastika
2008 2013
[sunting] Perwakilan
Empat anggota DPD (2004-2009) dari Provinsi Bali adalah I Wayan Sudirta, S.H., Nyoman Rudana, Drs. Ida Bagus Gede Agastia dan Dra. Ida Ayu Agung Mas.
Berdasarkan hasil Pemilu Legislatif 2009, Bali mengirimkan sembilan anggota DPR ke Senayan dengan komposisi empat wakil dari PDI-P, masing-masing dua dari Partai Golkar dan Partai Demokrat serta satu orang dari Partai Gerindra.
Pada tingkat provinsi, DPRD Bali dengan 55 kursi tersedia dikuasai oleh PDI-P dengan 24 kursi, menurun dari periode sebelumnya (2004-2009), disusul Partai Golkar dengan dua belas kursi.[6]
Partai Kursi %
PDI-P
24 -
Partai Golkar
12 -
Partai Demokrat
10 -
Partai Gerindra
2 -
PNBK
2 -
PKPB
1 -
PKPI
1 -
Partai Hanura
1 -
Pakar Pangan
1 -
PNI Marhaenisme
1 -
Total 55 100,0
Empat orang anggota adalah perempuan.
[sunting] Budaya
[sunting] Musik


Seperangkat gamelan Bali.
Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah lainnya di Indonesia, misalnya dalam penggunaan gamelan dan berbagai alat musik tabuh lainnya. Meskipun demikian, terdapat kekhasan dalam teknik memainkan dan gubahannya, misalnya dalam bentuk kecak, yaitu sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara kera. Demikian pula beragam gamelan yang dimainkan pun memiliki keunikan, misalnya Gamelan Jegog, Gamelan Gong Gede, Gamelan Gambang, Gamelan Selunding dan Gamelan Semar Pegulingan. Ada pula musik Angklung dimainkan untuk upacara ngaben serta musik Bebonangan dimainkan dalam berbagai upacara lainnya.
Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali, misalnya Gamelan Gong Kebyar yang merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda serta Joged Bumbung yang mulai populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali merupakan kombinasi dari berbagai alat musik perkusi metal (metalofon), gong dan perkusi kayu (xilofon). Karena hubungan sosial, politik dan budaya, musik tradisional Bali atau permainan gamelan gaya Bali memberikan pengaruh atau saling mempengaruhi daerah budaya di sekitarnya, misalnya pada musik tradisional masyarakat Banyuwangi serta musik tradisional masyarakat Lombok.
• Gamelan
• Jegog
• Genggong
• Silat Bali
[sunting] Tari
Seni tari Bali pada umumnya dapat dikatagorikan menjadi tiga kelompok, yaitu wali atau seni tari pertunjukan sakral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan juga untuk pengunjung dan balih-balihan atau seni tari untuk hiburan pengunjung.[7]
Pakar seni tari Bali I Made Bandem[8] pada awal tahun 1980-an pernah menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara lain yang tergolong ke dalam wali misalnya Berutuk, Sang Hyang Dedari, Rejang dan Baris Gede, bebali antara lain ialah Gambuh, Topeng Pajegan dan Wayang Wong, sedangkan balih-balihan antara lain ialah Legong, Parwa, Arja, Prembon dan Joged serta berbagai koreografi tari modern lainnya.
Salah satu tarian yang sangat populer bagi para wisatawan ialah Tari Kecak. Sekitar tahun 1930-an, Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari ini berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak mempopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.


Penari belia sedang menarikan Tari Belibis, koreografi kontemporer karya Ni Luh Suasthi Bandem.


Pertunjukan Tari Kecak.
[sunting] Tarian wali
• Sang Hyang Dedari
• Sang Hyang Jaran
• Tari Rejang
• Tari Baris
• Tari Janger
[sunting] Tarian bebali
• Tari Topeng
• Gambuh
[sunting] Tarian balih-balihan
• Tari Legong
• Arja
• Joged Bumbung
• Drama Gong
• Barong
• Tari Pendet
• Tari Kecak
• Calon Arang
[sunting] Pakaian daerah
Pakaian daerah Bali sesungguhnya sangat bervariasi, meskipun secara selintas kelihatannya sama. Masing-masing daerah di Bali mempunyai ciri khas simbolik dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis kelamin dan umur penggunanya. Status sosial dan ekonomi seseorang dapat diketahui berdasarkan corak busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya.
[sunting] Pria


Anak-anak Ubud mengenakan udeng, kemeja putih dan kain.
Busana tradisional pria umumnya terdiri dari:
• Udeng (ikat kepala)
• Kain kampuh
• Umpal (selendang pengikat)
• Kain wastra (kemben)
• Sabuk
• Keris
• Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan baju kemeja, jas dan alas kaki sebagai pelengkap.
[sunting] Wanita


Para penari cilik mengenakan gelung, songket dan kain prada.
Busana tradisional wanita umumnya terdiri dari:
• Gelung (sanggul)
• Sesenteng (kemben songket)
• Kain wastra
• Sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada
• Selendang songket bahu ke bawah
• Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam
• Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki sebagai pelengkap.
[sunting] Makanan
[sunting] Makanan utama
• Ayam betutu
• Babi guling
• Bandot
• Be Kokak Mekuah
• Be Pasih mesambel matah
• Bebek betutu
• Berengkes
• Grangasem
• Jejeruk
• Jukut Urab
• Komoh
• Lawar
• Nasi Bubuh
• Nasi Tepeng
• Penyon
• Sate Kablet
• Sate Lilit
• Sate pentul
• Sate penyu
• Sate Tusuk
• Timbungan
• Tum
• Urutan Tabanan

[sunting] Jajanan
• Bubuh Sagu
• Bubuh Sumsum
• Bubuh Tuak
• Jaja Batun Duren
• Jaja Begina
• Jaja Bendu
• Jaja Bikang
• Jaja Engol
• Jaja Godoh
• Jaja Jongkok
• Jaja Ketimus
• Jaja Klepon
• Jaja Lak-Lak
• Jaja Sumping
• Jaja Tain Buati
• Jaja Uli misi Tape
• Jaja Wajik
• Kacang Rahayu
• Rujak Bulung
• Rujak Kuah Pindang
• Rujak Manis
• Rujak Tibah
• Salak Bali

[sunting] Senjata
• Keris
• Tombak
• Tiuk
• Taji
• Kandik
• Caluk
• Arit
• Udud
• Gelewang
• Trisula
• Panah
• Penampad
• Garot
• Tulud
• Kis-Kis
• Anggapan
• Berang
• Blakas
• Pengiris
[sunting] Rumah Adat
Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya Feng Shui dalam Budaya China)
Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan dan parahyangan. Untuk itu pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita Karana. Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya.
Pada umumnya bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbol-simbol dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan dalam patung.
[sunting] Pahlawan Nasional
• Untung Suropati
• I Gusti Ngurah Rai
• I Gusti Ketut Jelantik
Nusa Tenggara Barat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Nusa Tenggara Barat


Lambang




Peta lokasi Nusa Tenggara Barat
Koordinat
9º 20' - 6º 20' LS
115º 30' - 119º 30' BT

Dasar hukum
Tanggal penting
Ibu kota
Mataram

Gubernur
M. Zainul Majdi

Luas
20.153,15 km²[1]

Penduduk
4.496.855 jiwa (2010) [2]

Kepadatan 217
Kabupaten
7
Kota
2
Kecamatan
94
Kelurahan/Desa
762
Suku Sasak (68%), Bima (13%), Sumbawa (8%), Bali (3%), Suku Indo-Arya (8%)[3]

Agama
Islam (96%), Hindu (3%), Buddha (0.5%), Katolik (0.5%)

Bahasa
Indonesia, Sasak

Zona waktu
WITA

Lagu daerah
Orlen-orlen
Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.ntb.go.id

(?)

Nusa Tenggara Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia. Sesuai dengan namanya, provinsi ini meliputi bagian barat Kepulauan Nusa Tenggara. Dua pulau terbesar di provinsi ini adalah Lombok yang terletak di barat dan Sumbawa yang terletak di timur. Ibu kota provinsi ini adalah Kota Mataram yang berada di Pulau Lombok.
Sebagian besar dari penduduk Lombok berasal dari suku Sasak, sementara suku Bima dan Sumbawa merupakan kelompok etnis terbesar di Pulau Sumbawa. Mayoritas penduduk Nusa Tenggara Barat beragama Islam (96%).
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Arti Lambang
• 2 Sejarah
o 2.1 Zaman Majapahit
o 2.2 Masuknya Islam
o 2.3 Masuknya Kolonialisme
• 3 Batas wilayah
• 4 Pemerintahan
o 4.1 Kabupaten dan Kota
o 4.2 Daftar gubernur
o 4.3 Wakil di DPR dan DPD 2009 - 2014
 4.3.1 Anggota DPR dari Provinsi Nusa Tenggara Barat
 4.3.2 Anggota DPD dari Provinsi Nusa Tenggara Barat
• 5 Pranala luar
• 6 Referensi

[sunting] Arti Lambang
Berlatar belakang perisai sebagai gambaran jiwa pahlawan, lambang Nusa Tenggara Barat terdiri dari 6 unsur, yakni: bintang, kapas dan padi, menjangan gunung dan kubah.
• Bintang melambangkan 5 sila dari Pancasila, kapas dan padi selain melambangkan kemakmuran juga melambangkan tanggal terbentuknya provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu 14 Agustus 1958.
• Hari tersebut dengan diungkapkan secara simbolik dengan jumlah kuntum dan untaian padi 58.
• Rantai terdiri dari 4 berbentuk bulat dan 5 berbentuk segi empat, melambangkan tahun 45 (1945) sebagai tahun kemerdekaan RI.
• Menjangan merupakan salah satu satwa yang banyak berada di Pulau Sumbawa.
• Gunung yang berasap melukiskan kemegahan gunung Rinjani sebagai gunung tertinggi di Lombok.
• Kubah melambangkan ketaatan beragama masyarakat provinsi Nusa Tenggara Barat.
[sunting] Sejarah
Merekonstruksi sejarah Kerajaan Selaparang menjadi sebuah bangunan kesejarahan yang utuh dan menyeluruh agaknya memerlukan pengkajian yang mendalam. Permasalahan utamanya terletak pada ketersediaan sumber-sumber sejarah yang layak dan memadai. Sumber-sumber yang ada sekarang, seperti Babad dan lain-lain memerlukan pemilihan dan pemilahan dengan kriteria yang valid dan reliable. Apa yang tertuang dalam tulisan sederhana ini mungkin masih mengundang perdebatan. Karena itu sejauh terdapat perbedaan-perbedaan dalam pengungkapannya akan dlmuat sebagai gambaran yang masih harus ditelusurl sebagal bahan pengkajlan leblh ianjut.
Agak sulit membuat kompromi penafsiran untuk menemukan benang merah ketiga deskripsi di atas. Minimnya sumber-sumber sejarah menjadi alasan yang tak terelakkan.
[sunting] Zaman Majapahit
Menurut Lalu Djelenga (2004), catatan sejarah kerajaan-kerajaan di Lombok yang lebih berarti dimulai dari masuknya Majapahit melalui ekspedisi di bawah Mpu Nala pada tahun 1343 sebagai pelaksanaan Sumpah Palapa Maha Patih Gajah Mada yang kemudian diteruskan dengan inspeksi Gajah Mada sendiri pada tahun 1352.
Ekspedisi ini, lanjut Djelenga, meninggalkan jejak kerajaan Gelgel di Bali. Sedangkan di Lombok dalam perkembangannya meninggalkan jejak berupa empat kerajaan utama saling bersaudara, yaitu Kerajaan Bayan di barat, Kerajaan Selaparang di Timur, Kerajaan Langko di tengah dan Kerajaan Pejanggik di selatan. Selain keempat kerajaan tersebut, terdapat kerajaan-kerajaan kecil, seperti Parwa dan Sokong serta beberapa desa kecil, seperti Pujut, Tempit, Kedaro, Batu Dendeng, Kuripan dan Kentawang. Seluruh kerajaan dan desa ini selanjutnya menjadi wilayah yang merdeka setelah kerajaan Majapahit runtuh.
Di antara kerajaan dan desa itu yang paling terkemuka dan paling terkenal adalah Kerajaan Lombok yang berpusat di Labuhan Lombok. Disebutkan kota Lombok terletak di teluk Lombok yang sangat indah dan mempunyai sumber air tawar yang banyak. Keadaan ini menjadikannya banyak dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Palembang, Banten, Gresik dan Sulawesi.
[sunting] Masuknya Islam
Belakangan, ketika Kerajaan ini dipimpin oleh Prabu Rangkesari, Pangeran Prapen, putera Sunan Ratu Giri datang mengislamkan kerajaan Lombok. Dalam Babad Lombok disebutkan, pengislaman ini merupakan upaya dari Raden Paku atau Sunan Ratu Giri dari Gersik, Surabaya yang memerintahkan raja-raja Jawa Timur dan Palembang untuk menyebarkan Islam ke berbagai wilayah di Nusantara.
"Susuhnii Ratu Giri memerintahkan keyakinan baru disebarkan ke seluruh pelosok. Dilembu Manku Rat dikirim bersama bala tentara ke Banjarmasin, Datu bandan di kirim ke Makasar, Tidore, Seram dan Galeier dan Putra Susuhunan, Pangeran Prapen ke Bali, Lombok dan Sumbawa. Prapen pertama kali berlayar ke Lombok, dimana dengan kekuatan senjata ia memaksa orang untuk memeluk agama Islam. Setelah menyelesaikan tugasnya, Prapen berlayar ke Sumbawa dan Bima. Namun selama ketiadaannya, karena kaum perempuan tetap menganut keyakinan Pagan, masyarakat Lombok kembali kepada faham pagan. Setelah kemenangannya di Sumbawa dan Bima, Prapen kembali dan dengan dibantu oleh Raden Sumuliya dan Raden Salut, ia mengatur gerakan dakwah baru yang kali ini mencapai kesuksesan. Sebagian masyarakat berlari ke gunung-gunung, sebagian lainnya ditaklukkan lalu masuk Islam dan sebagian lainnya hanya ditaklukkan. Prapen meninggalkan Raden Sumuliya dan Raden Salut untuk memelihara agama Islam dan ia sendiri bergerak ke Bali, dimana ia memulai negosiasi (tanpa hasil) dengan Dewa Agung Klungkung."
Proses pengislaman oleh Sunan Prapen menuai hasil yang menggembirkan, hingga beberapa tahun kemudia seluruh pulau Lombok memeluk agama Islam, kecuali beberapa tempat yang masih memepertahankan adat istiadat lama.
Sementara di Kerajaan Lombok, sebuah kebijakan besar dilakukan Prabu Rangkesari dengan memindahkan pusat kerajaan ke Desa Selaparang atas usul Patih Banda Yuda dan Patih Singa Yuda. Pemindahan ini dilakukan dengan alasan letak Desa Selaparang lebih strategis dan tidak mudah diserang musuh dibandingkan posisi sebelumnya.
Menurut Fathurrahman Zakaria, dari wilayah pusat kerajaan yang baru ini, panorama Selat Alas yang indah membiru dapat dinikmati dengan latar belakang daratan Pulau Sumbawa dari ujung utara ke selatan dengan sekali sapuan pandangan. Dengan demikian semua gerakan yang mencurigakan di tengah lautan akan segera dapat diketahui. Wilayah ini juga memiliki daerah belakang berupa bukit-bukit persawahan yang dibangun dan ditata rapi bertingkat-tingkat sampai hutan Lemor yang memiliki sumber air yang melimpah.
Di bawah pimpinan Prabu Rangkesari, Kerajaan Selaparang berkembang menjadi kerajaan yang maju di berbagai bidang. Salah satunya adalah perkembangan kebudayaan yang kemudian banyak melahirkan manusia-manusia sebagai khazanah warisan tradisional masyarakat Lombok hari ini. ahli sejarah berkebangsaan Belanda L. C. Van den Berg menyatakan bahwa, berkembangnya Bahasa Kawi sangat mempengaruhi terbentuknya alam pikiran agraris dan besarnya peranan kaum intelektual dalam rekayasa sosial politik di Nusantara, Fathurrahman Zakaria (1998) menyebutkan bahwa para intelektual masyarakat Selaparang dan Pejanggik sangat mengetahui Bahasa Kawi. Bahkan kemudian dapat menciptakan sendiri aksara Sasak yang disebut sebagai jejawen. Dengan modal Bahasa Kawi yang dikuasainya, aksara Sasak dan Bahasa Sasak, maka para pujangganya banyak mengarang, menggubah, mengadaptasi atau menyalin manusia Jawa kuno ke dalam lontar-lontar Sasak. Lontar-lontar dimaksud, antara lain Kotamgama, Lapel Adam, Menak Berji, Rengganis dan lain-lain. Bahkan para pujangga juga banyak menyalin dan mengadaptasi ajaran-ajaran sufi para walisongo, seperti lontar-lontar yang berjudul Jatiswara, Lontar Nursada dan Lontar Nurcahya. Bahkan hikayat-hikayat Melayu pun banyak yang disalin dan diadaptasi, seperti Lontar Yusuf, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Sidik Anak Yatim dan sebagainya.
Dengan mengkaji lontar-lontar tersebut, menurut Fathurrahman Zakaria (1998) kita akan mengetahui prinsip-prinsip dasar yang menjadi pedoman dalam rekayasa sosial politik dan sosial budaya kerajaan dan masyarakatnya. Dalam bidang sosial politik misalnya, Lontar Kotamgama lembar 6 lembar menggariskan sifat dan sikap seorang raja atau pemimpin, yakni Danta, Danti, Kusuma dan Warsa.
• Danta artinya gading gajah, apabila dikeluarkan tidak mungkin dimasukkan lagi.
• Danti artinya ludah, apabila sudah dilontarkan ke tanah tidak mungkin dijilat lagi.
• Kusuma artinya kembang, tidak mungkin kembang itu mekar dua kali.
• Warsa artinya hujan, apabila telah jatuh ke bumi tidak mungkin naik kembali menjadi awan.
Itulah sebabnya seorang raja atau pemimpin hendaknya tidak salah dalam perkataan.
Selain itu, dalam lontar-lontar yang ada diketahui bahwa istilah-istilah dan ungkapan yang syarat dengan ide dan makna telah dipergunakan dalam bidang politik dan hukum, misalnya kata hanut (menggunakan hak dan kewajiban), tapak (stabil), tindih (bertata krama), rit (tertib), jati (utama),tuhu (sungguh-sungguh), bakti (bakti, setia) atau terpi (teratur). Dalam bidang ekonomi, seperti itiq (hemat), loma (dermawan), kencak (terampil) atau genem (rajin).
Kemajuan Kerajaan Selaparang ini membuat kerajaan Gelgel di Bali merasa tidak senang. Gelgel yang merasa sebagai pewaris Majapahit, melakukan serangan ke Kerajaan Selaparang pada tahun 1520, akan tetapi menemui kegagalan.
Mengambil pelajaran dari serangan yang gagal pada 1520, Gelgel dengan cerdik memaanfaatkan situasai untuk melakukan infiltrasi dengan mengirimkan rakyatnya membuka pemukiman dan persawahan di bagian selatan sisi barat Lombok yang subur. Bahkan disebutkan, Gelgel menempuh strategi baru dengan mengirim Dangkiang Nirartha untuk memasukkan faham baru berupa singkretisme Hindu-Islam. Walau tidak lama di Lombok, tetapi ajaran-ajarannya telah dapat mempengaruhi beberapa pemimpin agama Islam yang belum lama memeluk agama Islam. Namun niat Kerajaan Gelgel untuk menaklukkan Kerajaan Selaparang terhenti karena secara internal kerajaan Hindu ini juga mengalami stagnasi dan kelemahan di sana-sini.
[sunting] Masuknya Kolonialisme
Kedatangan VOC Belanda ke Indonesia yang menguasai jalur perdagangan di utara telah menimbulkan kegusaran Gowa, sehingga Gowa menutup jalur perdagangan ke selatan dengan cara menguasai Pulau Sumbawa dan Selaparang. Untuk membendung misi kristenisasi menuju ke barat, maka Gowa juga menduduki Flores Barat dengan membangun Kerajaan Manggarai.
Ekspansi Gowa ini menyebabkan Gelgel yang mulai bangkit tidak senang. Gowa dihadapkan pada posisi dilematis, mereka khawatir Belanda memanfaatkan Gelgel. Maka tercapai kesepakatan dengan Gelgel melalui perjanjian Saganing pada tahun 1624 yang isinya antara lain Gelgel tidak akan bekerja sama dengan Belanda dan Gowa akan melepaskan perlindungannya atas Selaparang yang dianggap halaman belakang Gelgel.
Akan tetapi terjadi perubahan sikap sepeninggal Dalem Sagining yang digantikan oleh Dalem Pemayun Anom. Terjadi polarisasi yang semakin jelas, yakni Gowa menjalin kerjasama dengan Mataram di Jawa dalam rangka menghadapi Belanda. Sebaliknya Belanda berhasil mendekati Gelgel, sehingga pada tahun 1640, Gowa masuk kembali ke Lombok. Bahkan pada tahun 1648, salah seorang Pangeran Selaparang dari Trah Pejanggik bernama Mas Pemayan dengan gelar Pemban Mas Aji Komala, diangkat sebagai raja muda, semacam gubernur mewakili Gowa, berkedudukan di bagian bara pulau Sumbawa.
Akhirnya perang antara Gowa dengan Belanda tidak terelakkan. Gowa melakukan perlawanan keras terutama dibawah pimpinan Sultan Hasanuddin yang dijuluki Ayam Jantan dari Timur. Sejarah mencatat Gowa harus menerima perjanjian Bungaya pada tahun 1667. Bungaya adalah sebuah wilayah yang terletak disekitar pusat kerajaan Gelgel di Klungkung yang menandai eratnya hubungan Gelgel-Belanda. Konon Gelgel berusaha memanfaatkan situasi dengan mengirimkan ekspedisi langsung ke pusat pemerintahan Selaparang pada tahun 1668-1669, tetapi ekspedisi tersebut gagal.
Sekalipun Selaparang unggul melawan kekuatan tetangganya, yaitu Kerajaan Gelgel, namun pada saat yang bersamaan, suatu kekuatan baru dari arah barat telah muncul pula. Embrio kekuatan ini telah ada sejak permulaan abad ke-15 dengan datangnya para imigran petani liar dari Karang Asem (Bali) secara bergelombang dan mendirikan koloni di kawasan Kotamadya Mataram sekarang ini. Kekuatan itu telah menjelma sebagai sebuah kerajaan kecil, yaitu Kerajaan Pagutan dan Pagesangan yang berdiri pada tahun 1622.
Namun bahaya yang dinilai menjadi ancaman utama dan akan tetap muncul secara tiba-tiba yaitu kekuatan asing, Belanda yang sewaktu-waktu akan melakukan ekspansi. Kekuatan dari tetangga dekat diabaikan, karena Gelgel yang demikian kuat mampu dipatahkan. Sebab itu sebelum kerajaan yang berdiri di wilayah kekuasaannya di bagian barat ini berdiri, hanya diantisipasi dengan menempatkan pasukan kecil di bawah pimpinan Patinglaga Deneq Wirabangsa.
Di balik itu memang ada faktor-faktor lain terutama masalah perbatasan antara Selaparang dan Pejanggik yang tidak kunjung selesai. Hal ini menyebabkan adanya saling mengharapkan peran yang lebih di antara kedua kerajaan serumpun ini atau saling lempar tanggung jawab. Dalam kecamuk peperangan dan upaya mengahadapi masalah kekuatan yang baru tumbuh dari arah barat itu, maka secara tiba-tiba saja, tokoh penting di lingkungan pusat kerajaan, yaitu patih kerajaan sendiri yang bernama, Raden Arya Banjar Getas, ditengarai berselisih pendapat dengan rajanya. Raden Arya Banjar Getas akhirnya meninggalkan Selaparang dan hijrah mengabdikan diri di Kerajaan Pejanggik yang dulu (Kerajaan Pejanggik) berada di Daerah Pejanggik yang berada di Kecamatan Jonggat
Atas prakarsanya sendiri, Raden Arya Banjar Getas dapat menyeret Pejanggik bergabung dengan sebuah Ekspedisi Tentara Kerajaan Karang Asem yang sudah mendarat menyusul di Lombok Barat. Semula berdasarkan informasi awal yang diperoleh, maksud kedatangan ekspedisi itu akan menyerang Kerajaan Pejanggik.
Namun dalam kenyataan sejarah, ekspedisi itu telah menghancurkan Kerajaan Selaparang karena wilayah tersebut dapat ditaklukkan hampir tanpa perlawanan, sebab sudah dalam keadaan sangat lemah. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1672. Pusat kerajaan hancur dan rata dengan tanah serta raja beserta seluruh keluarganya mati terbunuh.
Selaparang jatuh hanya tiga tahun setelah menghadapi Belanda. Empat belas tahun kemudian, pada tahun 1686 Kerajaan Pejanggik dibumi hanguskan oleh Kerajaan Mataram Karang Asem. Akibat kekalahan Pejanggik, maka Kerajaan Mataram mulai berdaulat menjadi penguasa tunggal di Pulau Lombok setelah sebelumnya juga meluluh lantakkan kerajaan-kerajaan kecil lainnya.
[sunting] Batas wilayah
Utara
Laut Flores

Selatan
Samudra Hindia

Barat
Provinsi Bali

Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur

[sunting] Pemerintahan
[sunting] Kabupaten dan Kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Bima
Raba
2 Kabupaten Dompu
Dompu
3 Kabupaten Lombok Barat
Mataram
4 Kabupaten Lombok Tengah
Praya
5 Kabupaten Lombok Timur
Selong
6 Kabupaten Lombok Utara
Tanjung
7 Kabupaten Sumbawa
Sumbawa Besar
8 Kabupaten Sumbawa Barat
Taliwang
9 Kota Bima
-
10 Kota Mataram
-
[sunting] Daftar gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1. Ruslan Tjakraningrat
1958
1968
2. H.R. Wasita Kusumah
1968
1979
3. Gatot Suherman
1979 1988
4. Warsito
1988
1998
5. Harun Al Rasyid
1998
2003
6. Lalu Serinata
2003
2008
7. M. Zainul Majdi
2008
2013
[sunting] Wakil di DPR dan DPD 2009 - 2014
[sunting] Anggota DPR dari Provinsi Nusa Tenggara Barat
• Nanang Samodra dari Partai Demokrat
• Fahri Hamzah dari Partai Keadilan Sejahtera
• Muhammad Lutfi dari Partai Golkar
• Sunardi Ayub dari Partai Hati Nurani Rakyat
• Izzul Islam dari Partai Persatuan Pembangunan
• Rahmat Hidayat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
• Syafruddin dari Partai Amanat Nasional
• Adi Putra Taher dari Partai Golkar
• Wayan Gunastra dari Partai Demokrat
• Abdurrahman Abdullah dari Partai Demokrat
[sunting] Anggota DPD dari Provinsi Nusa Tenggara Barat
• Prof. Dr. Farouk Muhammad
• Baiq Diah Ganefi, SH
• H.L. Abdul Muhyi Abidin, S.Ag.
• H.L. Supardan Kasiran
Nusa Tenggara Timur
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Nusa Tenggara Timur


Lambang




Peta lokasi Nusa Tenggara Timur
Koordinat
11º 10' - 7º 30' LS
118º 30' - 125º 20' BT

Dasar hukum UU 64/1958
Tanggal penting
Ibu kota
Kupang

Gubernur
Frans Lebu Raya

Luas
48.718,10 km²
Penduduk
4.679.316 jiwa (2010)
Kepadatan 87
Kabupaten
15
Kota
1
Kecamatan
186
Kelurahan/Desa
2.650
Suku Atoni atau Dawan (21%), Manggarai (15%), Sumba (13%), Lamaholot (5%), Belu (6%), Rote (5%), Lio (4%), Tionghoa (3%)[1]

Agama
Katolik Roma (54.56%), Protestan (34.32%), Islam (8.05%), Lainnya (3.07%)[2]

Bahasa
Bahasa Indonesia

Zona waktu
WITA

Lagu daerah
Moree
Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.nttprov.go.id

(?)

Nusa Tenggara Timur adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di tenggara Indonesia. Provinsi ini terdiri dari beberapa pulau, antara lain Flores, Sumba, Timor, Alor, Lembata, Rote, Sabu, Adonara, Solor, Komodo dan Palue. Ibukotanya terletak di Kupang, Timor Barat.
Provinsi ini terdiri dari kurang lebih 550 pulau, tiga pulau utama di Nusa Tenggara Timur adalah Flores, Sumba dan Timor Barat.
Provinsi ini menempati bagian barat pulau Timor. Sementara bagian timur pulau tersebut adalah bekas provinsi Indonesia yang ke-27, yaitu Timor Timur yang merdeka menjadi negara Timor Leste pada tahun 2002.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Arti lambang
• 2 Pemerintahan
o 2.1 Kabupaten dan Kota
o 2.2 Daftar gubernur
• 3 Populasi
• 4 Ekonomi
• 5 Kepulauan
• 6 Batas wilayah
• 7 Lihat pula
• 8 Pranala luar
• 9 Referensi

[sunting] Arti lambang
Arti lambang Kabupaten Nusa Tenggara Timur adalah sebagai berikut:
• Berbentuk perisai dengan sudut lima dengan maksud, selain melambangkan makna perlindungan rakyat juga melambangkan Pancasila.
• Dalam perisai terBerkas: bintang, komodo, padi dan kapas, tombak dan pohon Beringin.
• Bintang melambangkan keagungan Tuhan yang Maha Esa, komodo (buaya darat) satu-satunya reptil prasejarah yang hingga kini masih lestari. Binatang purba ini merupakan reptil raksasa yang oleh dunia dinyatakan dilindungi karena jenis hewan ini hanya terdapat di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di pulau komodo. Banyak wisatawan dari seluruh dunia datang ke pulau ini hanya untuk melihat komodo.
• Padi-kapas melambangkan kemakmuran.
• Tombak melambangkan keagungan dan kejayaan.
• Pohon beringin melambangkan persatuan dan kesatuan yang tetap terpelihara.
• Hari terbentuknya provinsi Nusa Tenggara Timur dilukiskan melalui jumlah padi (14) dan tahun 1958 tertera langsung pada sudut bawah lambang.
[sunting] Pemerintahan
[sunting] Kabupaten dan Kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Alor
Kalabahi
2 Kabupaten Belu
Atambua
3 Kabupaten Ende
Ende
4 Kabupaten Flores Timur
Larantuka
5 Kabupaten Kupang
Kupang
6 Kabupaten Lembata
Lewoleba
7 Kabupaten Manggarai
Ruteng
8 Kabupaten Manggarai Barat
Labuan Bajo
9 Kabupaten Manggarai Timur
Borong
10 Kabupaten Ngada
Bajawa
11 Kabupaten Nagekeo
Mbay
12 Kabupaten Rote Ndao
Baa
13 Kabupaten Sabu Raijua
Seba
14 Kabupaten Sikka
Maumere
15 Kabupaten Sumba Barat
Waikabubak
16 Kabupaten Sumba Barat Daya
Tambolaka
17 Kabupaten Sumba Tengah
Waibakul
18 Kabupaten Sumba Timur
Waingapu
19 Kabupaten Timor Tengah Selatan
Soe
20 Kabupaten Timor Tengah Utara
Kefamenanu
21 Kota Kupang
Kupang
[sunting] Daftar gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1. Brigjen J.Lala Mentik
1960
1965
2. El Tari
1966
1978
3.
Brigjen Ben Mboi
1978
1988
4. Hendrik Fernandez
1988
1993
5. Brigjen Herman Musakabe
1993
1998
6.
Piet Alexander Tallo, SH
1998
2008
7.
Drs. Frans Lebu Raya
2008
2013
[sunting] Populasi
Jumlah penduduk di provinsi ini adalah 4.448.873 jiwa dimana penduduk laki-laki sebanyak 2.213.608 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 2.235.265 jiwa (2007). [3] Sebagian besar penduduk beragama Kristen dengan persentase ± 89% (mayoritas Katolik), ± 9% Muslim, ± 0,2% Hindu atau Buddha dan ± 3% untuk lainnya. Nusa Tenggara Timur menjadi tempat perlindungan untuk kalangan Kristen di Indonesia yang menjauhkan diri dari konflik agama di Maluku dan Irian Jaya.
Tingkat pendaftaran sekolah menengah adalah 39% yang jauh dibawah rata-rata Indonesia, yaitu 80.49% tahun 2003/04 (menurut UNESCO). Minuman berupa air bersih, sanitasi dan kurangnya sarana kesehatan menyebabkan terjadinya kekurangan gizi anak (32%) dan kematian bayi (71 per 1000) juga lebih besar dari kebanyakan provinsi Indonesia lainnya.
[sunting] Ekonomi
Menurut berbagai standar ekonomi, ekonomi di provinsi ini lebih rendah dari pada rata-rata Indonesia, dengan tingginya inflasi (15%), pengangguran (30%) dan tingkat suku bunga (22-24%).
[sunting] Kepulauan
Seperti halnya Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi yang didominasi oleh kepulauan, tiga pulau utama di wilayah ini adalah Flores, Sumba, dan Timor Barat.
Sedangkan pulau-pulau lain diantaranya adalah Pulau Adonara, Alor, Babi, Besar, Bidadari, Dana, Komodo, Rinca, Lomblen, Loren, Ndao, Palue, Pamana, Pamana Besar, Pantar, Rusa, Raijua, Rote (pulau terselatan di Indonesia), Sawu, Semau dan Solor.
[sunting] Batas wilayah
Utara
Laut Flores

Selatan
Samudra Hindia

Barat
Provinsi Nusa Tenggara Barat

Timur
Timor Leste, Provinsi Maluku, dan Laut Banda



Kalimantan Barat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Kalimantan Barat


Lambang


"Akcaya"
(Bahasa Indonesia: "Tak Kunjung Binasa")


Peta lokasi Kalimantan Barat
Koordinat
3º 20' LS - 2º 30' LU
107º 40' - 114º 30' BT

Dasar hukum
Tanggal penting 1 Januari 1957 (hari jadi)

Ibu kota
Pontianak

Gubernur
Drs. Cornelis, MH

Luas
146.807 km²
Penduduk
4.393.239 jiwa (2010) [1]

Kepadatan
Kabupaten
10
Kota
2
Kecamatan
136
Kelurahan/Desa
1445
Suku Dayak (35%), Melayu (13%), Sambas (12%), Tionghoa (9%), Jawa (9%), Kendayan (8%))[2]

Agama
Islam (57,6%), Katolik (24,1%), Protestan (10%), Buddha (6,4%), Hindu (0,2%), lain-lain (1,7%)
Bahasa
Bahasa Indonesia, Bahasa Dayak, Bahasa melayu, Bahasa Tionghoa

Zona waktu
WIB

Lagu daerah
Cik Cik Periook
Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.kalbar.go.id

(?)

Kalimantan Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan dan beribukotakan Pontianak.
Luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat adalah 146.807 km² (7,53% luas Indonesia). Merupakan provinsi terluas keempat setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki provinsi "Seribu Sungai". Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan.
Walaupun sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat merupakan perairan laut, akan tetapi Kalimantan Barat memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang tersebar sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi Kepulauan Riau.
Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Barat menurut sensus tahun 2004 berjumlah 4.073.304 jiwa (1,85% penduduk Indonesia).
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah
• 2 Kondisi Alam
• 3 Sosial Kemasyarakatan
o 3.1 Suku Bangsa
o 3.2 Bahasa
o 3.3 Agama
o 3.4 Pendidikan
• 4 Batas wilayah
• 5 Pemerintahan
o 5.1 Kabupaten dan Kota
o 5.2 Daftar gubernur
• 6 Perekonomian
o 6.1 Pertanian & Perkebunan
• 7 Seni dan Budaya
o 7.1 Tarian Tradisional
 7.1.1 Alat Musik Tradisional
o 7.2 Senjata Tradisional
o 7.3 Sastra lisan
o 7.4 Tenun
o 7.5 Kerajinan Tangan
o 7.6 Kue Tradisional
o 7.7 Masakan dan makanan Tradisional
• 8 Referensi
• 9 Pranala luar

[sunting] Sejarah
Menurut kakawin Nagarakretagama (1365), Kalimantan Barat menjadi taklukan Majapahit, bahkan sejak zaman Singhasari yang menamakannya Bakulapura. Menurut Hikayat Banjar (1663), negeri Sambas, Sukadana dan negeri-negeri di Batang Lawai (nama kuno sungai Kapuas) pernah menjadi taklukan Kerajaan Banjar sejak zaman Hindu. Sejak 1 Oktober 1609, Kerajaan Sambas menjadi daerah protektorat VOC Belanda. Sesuai perjanjian 20 Oktober 1756 VOC Belanda akan membantu Sultan Banjar Tamjidullah I untuk menaklukan kembali daerah-daerah yang memisahkan diri diantaranya Sanggau, Sintang dan Lawai (Kabupaten Melawi). Menurut akta tanggal 26 Maret 1778 negeri Landak dan Sukadana diserahkan kepada VOC Belanda oleh Sultan Banten. Inilah wilayah yang mula-mula menjadi milik VOC Belanda selain daerah protektorat Sambas. Pada tahun itu pula Pangeran Syarif Abdurrahman Nur Alam direstui VOC Belanda sebagai Sultan Pontianak yang pertama dalam wilayah milik Belanda tersebut. Pada tahun 1789 Sultan Pontianak dibantu Kongsi Lan Fang diperintahkan VOC Belanda untuk menduduki negeri Mempawah. Pada tanggal 4 Mei 1826 Sultan Adam dari Banjar menyerahkan Jelai, Sintang dan Lawai (Kabupaten Melawi) kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pada 1855, negeri Sambas dimasukan ke dalam wilayah Hindia Belanda menjadi Karesidenan Sambas.
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal yang dimuat dalam STB 1938 No. 352, antara lain mengatur dan menetapkan bahwa ibukota wilayah administratif Gouvernement Borneo berkedudukan di Banjarmasin dibagi atas 2 Residentir, salah satu diantaranya adalah Residentie Westerafdeeling Van Borneo dengan ibukota Pontianak yang dipimpin oleh seorang Residen.
Pada tanggal 1 Januari 1957 Kalimantan Barat resmi menjadi provinsi yang berdiri sendiri di Pulau Kalimantan, berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 1956 tanggal 7 Desember 1956. Undang-undang tersebut juga menjadi dasar pembentukan dua provinsi lainnya di pulau terbesar di Nusantara itu. Kedua provinsi itu adalah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
[sunting] Kondisi Alam
Iklim di Kalimantan Barat beriklim tropik basah, curah hujan merata sepanjang tahun dengan puncak hujan terjadi pada bulan Januari dan Oktober suhu udara rata-rata antara 26,0 s/d 27,0 dan kelembaban rata-tara antara 80% s/d 90%.
[sunting] Sosial Kemasyarakatan
[sunting] Suku Bangsa
Daerah Kalimantan Barat dihuni oleh Penduduk Asli Dayak dan kaum pendatang lainnya dari Sumatra dan kaum urban dari tiongkok dan daerah di Indonesia lainnya. Suku Bangsa yang Dominan Besar yaitu Dayak ,Melayu dan Tionghoa, yang jumlahnya melebihi 90% penduduk Kalimantan Barat. Selain itu, terdapat juga suku-suku bangsa lain, antara lain Bugis, Jawa, Madura, Minangkabau, Sunda, Batak dan lain-lain yang jumlahnya dibawah 10%.
• Suku Dayak terdiri dari: (1) Rumpun Kanayatn, (2) Rumpun Ibanic, (3) [[ Rumpun Bidoih (Kidoh-Madeh), (4) Rumpun Banuaka", (5) Rumpun Kayaanic, (6) Rumpun Uut Danum dan Kelompok Dayak yang mandiri atau tak mempunyai rumpun suku,
terdiri atas:
1. Suku Iban (Ibanic)
2. Suku Bidayuh (Bidoih)
3. Suku Seberuang (Ibanic)
4. Suku Mualang (Ibanic)
5. Suku Kanayatn
6. Suku Mali
7. Suku Sekujam
8. Suku Sekubang
9. Suku Kantuk (Ibanic)
10. Suku Ketungau (Ibanic)
11. Suku Desa (Ibanic)
12. Suku Hovongan (Kayanic)
13. Suku Uheng Kereho (Kayanic)
14. Suku Babak
15. Suku Badat
16. Suku Barai
17. Suku Bugau (Ibanic)
18. Suku Bukat (Kayanic)
19. Suku Galik (Bidoih)
20. Suku Gun (Bidoih)
21. Suku Jangkang (Bidoih)
22. Suku Kalis (Banuaka")
23. Suku Kayan
24. Suku Kayaan (Kayaanic)
25. Suku Kede (Ibanic)
26. Suku Keramai
27. Suku Klemantan
28. Suku Pos
29. Suku Punti
30. Suku Randuk
31. Suku Ribun (Bidoih)
32. Suku Cempedek
33. Suku Dalam
34. Suku Darok
35. Suku Kopak
36. Suku Koyon
37. Suku Lara (Kanayatn)
38. Suku Senunang
39. Suku Sisang
40. Suku Sintang
41. Suku Suhaid (Ibanic)
42. Suku Sungkung (Bidayuh)
43. Suku Limbai
44. Suku Mayau
45. Suku Mentebak
46. Suku Menyangka
47. suku-suku sungai Mayuke
48. Suku Sanggau
49. Suku Sani
50. Suku Sekajang
51. Suku Selayang
52. Suku Selimpat
53. Suku Dusun
54. Suku Embaloh (Banuaka")
55. Suku Empayuh
56. Suku Engkarong
57. Suku Ensanang
58. Suku Menyanya
59. Suku Merau
60. Suku Muara
61. Suku Muduh
62. Suku Muluk
63. Suku Ngabang
64. Suku Ngalampan
65. Suku Ngamukit
66. Suku Nganayat
67. Suku Panu
68. Suku Pengkedang
69. Suku Pompang
70. Suku Senangkan
71. Suku Suruh
72. Suku Tabuas
73. Suku Taman
74. Suku Tingui
75. Rumpun Uut Danum di Kalimantan Barat: Dohoi, Cohie, Pangin, Limbai, Sebaung
• Sak Senganan (Ibanic Moslem)
• Suku Melayu
lain-lain:
1. Suku Banjar
2. Suku Pesaguan
3. Suku Bugis
4. Suku Sunda
5. Suku Jawa
6. Suku Madura
7. Suku Minang
8. Suku Batak
9. dan lain-lain
• Tionghoa
1. Hakka
2. Tiochiu
3. dan lain-lain
[sunting] Bahasa
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang secara umum dipakai oleh masyarakat di Kalimantan Barat. Selain itu bahasa penghubung, yaitu bahasa Melayu Pontianak, Melayu Sambas dan Bahasa Senganan menurut wilayah penyebarannya. Demikian juga terdapat beragam jenis Bahasa Dayak, Menurut penelitian Institut Dayakologi terdapat 188 dialek yang dituturkan oleh suku Dayak dan Bahasa Tionghoa seperti Tiochiu dan Khek/Hakka. Dialek yang di masksudkan terhadap bahasa suku Dayak ini adalah begitu banyaknya kemiripannya dengan bahasa Melayu, hanya kebanyakan berbeda di ujung kata seperti makan (Melayu), makatn (Kanayatn), makai (Iban) dan makot (Melahui).
Khusus untuk rumpun Uut Danum, bahasanya boleh dikatakan berdiri sendiri dan bukan merupakan dialek dari kelompok Dayak lainnya. Dialeknya justru ada pada beberapa sub suku Dayak Uut Danum sendiri. Seperti pada bahasa sub suku Dohoi misalnya, untuk mengatakan makan saja terdiri dari minimal 16 kosa kata, mulai dari yang paling halus sampai ke yang paling kasar. Misalnya saja ngolasut (sedang halus), kuman (umum), dekak (untuk yang lebih tua atau dihormati), ngonahuk (kasar), monirak (paling kasar) dan Macuh (untuk arwah orang mati).
Bahasa Melayu di Kalimantan Barat terdiri atas beberapa jenis, antara lain Bahasa Melayu Pontianak dan Bahasa Melayu Sambas. Bahasa Melayu Pontianak sendiri memiliki logat yang sama dengan bahas Melayu Malaysia dan Melayu Riau.
[sunting] Agama
Mayoritas penduduk Kalimantan Barat memeluk agama Islam (35%), Katolik (28%), Protestan (10%), Buddha (6,4%), Hindu (0,2%), lain-lain (1,7%).
[sunting] Pendidikan
Perguruan Tinggi/Universitas yang ada di Kalimantan Barat antara lain:
1. Universitas Tanjungpura
2. Sekolah Tinggi Pastoral Santo Agustinus Keuskupan Agung Pontianak (STP ST. AGUSTINUS KAP)
3. Politeknik Negeri Pontianak
4. STIPER Panca Bhakti Pontianak
5. STAIN Pontianak
6. STMIK Pontianak
7. Politeknik Kesehatan
8. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Pontianak
9. Universitas Muhammadiyah
10. ASMI Pontianak
11. ABA Pontianak
12. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Dharma
13. Akademi Sekretari dan Manajemen Widya Dharma
14. Akademi Bahasa Asing Widya Dharma
15. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Widya Dharma
16. Politeknik Tonggak Equator (POLTEQ)
17. STIE Pontianak
18. Universitas Pancabakti
19. STIH Singkawang
20. Universitas Kapuas, Sintang
21. Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka
22. STKIP PGRI Pontianak
[sunting] Batas wilayah
Provinsi Kalimantan Barat memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Utara
Sarawak, Malaysia Timur

Selatan
Laut Jawa

Barat
Laut Natuna, Selat Karimata dan Samudra Pasifik

Timur
Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Tengah

[sunting] Pemerintahan
Ibu kota Kalimantan Barat adalah kota Pontianak.
[sunting] Kabupaten dan Kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Bengkayang
Bengkayang
2 Kabupaten Kapuas Hulu
Putussibau
3 Kabupaten Kayong Utara
Sukadana
4 Kabupaten Ketapang
Ketapang
5 Kabupaten Kubu Raya
Sungai Raya
6 Kabupaten Landak
Ngabang
7 Kabupaten Melawi
Nanga Pinoh
8 Kabupaten Pontianak
Mempawah
9 Kabupaten Sambas
Sambas
10 Kabupaten Sanggau
Sanggau
11 Kabupaten Sekadau
Sekadau
12 Kabupaten Sintang
Sintang
13 Kota Pontianak
-
14 Kota Singkawang
-

[sunting] Daftar gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1. Adji Pangeran Afloes
1957
1958 Penjabat Gubernur
2. Djenal Asikin Judadibrata
1958
1959

3. Johanes Chrisostomus Oevang Oeray
1960
1966

4. Soemardi, Bc.H.K.
1967
1972
5. Kol. Kadarusno
1972
1977
6. H. Soedjiman
1977
1987
7. Brigjend. TNI (Purn.) H. Parjoko Suryokusumo
1987
1993

8. Mayjend. TNI (Purn.) H. Aspar Aswin
1993
13 Januari 2003
9.
H. Usman Ja'far
13 Januari 2003
14 Januari 2008

10.
Drs. Cornelis, M.H.
14 Januari 2008
sekarang

[sunting] Perekonomian
[sunting] Pertanian & Perkebunan
Kalimantan Barat memiliki potensi pertanian dan perkebunan yang cukup melimpah. Hasil pertanian Kalimantan Barat diantaranya adalah padi, jagung, kedelai dan lain-lain. Sedangkan hasil perkebunan diantaranya adalah karet, kelapa sawit, kelapa, lidah buaya dan lain-lain. Kebun kelapa sawit sampai Oktober 2010 sudah mencapai 592,000 ha. Kebun-kebun tersebut sebagian dibangun di hutan yang dikonversi menjadi lahan perkebunan. Kebun-kebun sawit menguntungkan pengusaha dan penguasa. Para petani peserta menderita sengsara. Pendapatan petani sawit binaan PTPN XIII hanya 6,6 ons beras per hari/orang. Sedangkan pengelolaan kebun dengan pola kemitraan hanya memberi 3,3 ons beras per hari/orang. Kondisi ini lebih buruk dari tanaman paksa (kultuurstelsel) jaman Hindia Belanda.[rujukan?]
[sunting] Seni dan Budaya
[sunting] Tarian Tradisional
Tari Monong/Manang/Baliatn, merupakan tari Penyembuhan yang terdapat pada seluruh masyarakat Dayak. tari ini berfungsi sebagai penolak/penyembuh/ penangkal penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampi. tarian ini hadir disaat sang dukun sedang dalam keadaan trance, dan tarian ini merupakan bagian dari upacara adat Bemanang/Balian.
Tari Pingan, Merupakan Tarian Tunggal pada masyarakat Dayak Mualang Kabupaten Sekadau yang di masa kini sebagai tari hiburan masyarakat atas rezeki/tuah/makanan yang diberikan oleh Tuhan. Tari ini menggunakan Pingan sebagai media atraksi dan tari ini berangkat dari kebudayaan leluhur di masa lalu yang berkaitan erat dengan penerimaan/penyambutan tamu/pahlawan.
Tari Jonggan merupkan tari pergaulan masyarakat Dayak Kanayatn di daerah Kubu Raya, Mempawah, Landak yang masih dapat ditemukan dan dinikmati secara visual, tarian ini meceritakan suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan muda mudi Dayak. Dalam tarian ini para tamu yang datang pada umumnya diajak untuk menari bersama.
Tari kondan merupakan tari pergaulan yang diiringi oleh pantun dan musik tradisional masyarakat Dayak Kabupaten sanggau kapuas, kadang kala kesenian kondan ini diiringi oleh gitar. kesenian kondan ini adalah ucapan kebahagiaan terhadap tamu yang berkunjung dan bermalam di daerahnya. kesenian ini dilakukan dengan cara menari dan berbalas pantun.
Kinyah Uut Danum, adalah tarian perang khas kelompok suku Dayak Uut Danum yang memperlihatkan kelincahan dan kewaspadaan dalam menghadapi musuh. Dewasa ini Kinyah Uut Danum ini banyak diperlihatkan pada acara acara khusus atau sewaktu menyambut tamu yang berkunjung. Tarian ini sangat susah dipelajari karena selain menggunakan Ahpang (Mandau) yang asli, juga karena gerakannya yang sangat dinamis, sehingga orang yang fisiknya kurang prima akan cepat kelelahan.
Tari Zapin pada masyarakat Melayu kalimantan Barat, Merupakan suatu tari pergaulan dalam masyarakat, sebagai media ungkap kebahagiaan dalam pergaulan. Jika ia menggunakan properti Tembung maka disebut Zapin tembung, jika menggunakan kipas maka di sebut Zapin Kipas.
[sunting] Alat Musik Tradisional
Gong/Agukng, Kollatung (Uut Danum) merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kuningan, merupakan alat musik yang multifungsi baik sebagai mas kawin, sebagai dudukan simbol semangat dalam pernikahan. maupun sebagai bahan pembayaran dalam hukum adat.
Tawaq (sejenis Kempul) merupakan alat musik untuk mengiringi tarian tradisional masyarakat Dayak secara umum. Bahasa Dayak Uut Danum menyebutnya Kotavak.
Sapek merupakan alat musik petik tradisional dari Kapuas hulu dikalangan masyarakat Dayak Kayaan Mendalam kabupaten Kapuas hulu. Pada masyarakat Uut Danum menyebutnya Konyahpik (bentuknya) agak berbeda sedikit dengan Sapek.
Balikan/Kurating merupakan alat musik petik sejenis Sapek, berasal dari Kapuas Hulu pada masyarakat Dayak Ibanik, Dayak Banuaka".
Kangkuang merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kayu dan berukir, terdapat pada masyarakat Dayak Banuaka Kapuas Hulu.
Keledik/Kedire merupakan alat musik terbuat dari labu dan bilah bambu di mainkan dengan cara ditiup dan dihisap, terdapat di daerah Kapuas Hulu. Pada suku Dayak Uut Danum di sebut Korondek.
Entebong merupakan alat musik Pukul sejenis Gendang yang banyak terdapat di kelompok Dayak Mualang di daerah Kabupaten Sekadau.
Rabab/Rebab, yaitu alat musik gesek, terdapat pada suku Dayak Uut Danum. Kohotong, yaitu alat musik tiup, terbuat dari dahan semacam pelepah tanaman liar di hutan seperti pohon enau. Sollokanong (beberapa suku Dayak lain menyebutnya Klenang) terbuat dari kuningan, bentuknya lebih kecil dari gong, penggunaannya harus satu set.
Terah Umat (pada Dayak Uut Danum) merupakan alat musik ketuk seperti pada gamelan Jawa. Alat ini terbuat dari besi (umat) maka di sebut Terah Umat.
[sunting] Senjata Tradisional
• Mandau (Ahpang: sebutan Uut Danum) adalah sejenis Pedang yang memiliki keunikan tersendiri, dengan ukiran dan kekhasannya. Pada suku Dayak Uut Danum hulunya terbuat dari tanduk rusa yang diukir, sementara besi bahan Ahpang (Mandau) terbuat dari besi yang ditambang sendiri dan terdiri dari dua jenis, yaitu Bahtuk Nyan yang terkenal keras dan tajam sehingga lalat hinggap pun bisa putus tapi mudah patah dan Umat Motihke yang terkenal lentur, beracun dan tidak berkarat.[rujukan?]
• Keris
• Tumbak
• Sumpit (Sohpot: sebutan Uut Danum)
• Senapang Lantak
• Duhung (Uut Danum)
• Isou Bacou atau Parang yang kedua sisinya tajam (Uut Danum)
• Lunjuk atau sejenis tumbak untuk berburu (Uut Danum)
[sunting] Sastra lisan
Beberapan sastra lisan yang ada di daerah ini antara lain:
• Bekana merupakan cerita orang tua masa lalu yang menceritakan dunia khayangan atau Orang Menua Pangau (dewa-dewi) dalam mitologi Dayak Ibanik: Iban , Mualang, Kantuk, Desa dan lain-lain.
• Bejandeh merupakan sejenis bekana tapi objek ceritanya beda.
• Nyangahatn, yaitu doa tua pada masyarakat Dayak Kanayatn.
Pada suku Dayak Uut Danum, sastra lisannya terdiri dari Kollimoi (jaman kedua), Tahtum (jaman ketiga), Parung, Kandan dan Kendau. Pada jaman tertua atau pertama adalah kejadian alam semesta dan umat manusia. Pada sastra lisan jaman kedua ini adalah tentang kehidupan manusia Uut Danum di langit. Pada jaman ketiga adalah tentang cerita kepahlawanan dan pengayauan suku dayak Uut Danum ketika sudah berada di bumi, misalnya bagaimana mereka mengayau sepanjang sungai Kapuas sampai penduduknya tidak tersisa sehingga dinamakan Kopuas Buhang (Kapuas yang kosong atau penghuninya habis) lalu mereka mencari sasaran ke bagian lain pulau Kalimantan yaitu ke arah kalimantan Tengah dan Timur dan membawa nama-nama daerah di Kalimantan Barat, sehingga itulah mengapa di Kalimantan Tengah juga ada sungai bernama sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Tahtum ini jika dilantunkan sesuai aslinya bisa mencapai belasan malam untuk satu episode, sementara Tahtum ini terdiri dari ratusan episode. Parung adalahsastra lisan sewaktu ada pesta adat atau perkawinan. Kandan adalah bahasa bersastra paling tinggi dikalangan kelompok suku Uut Danum (Dohoi, Soravai, Pangin, Siang, Murung dan lain-lain)yang biasa digunakan untuk menceritakan Kolimoi, Parung, Mohpash dan lain-lain. Orang yang mempelajari bahasa Kandan ini harus membayar kepada gurunya. Sekarang bahasa ini sudah hampir punah dan hanya dikuasai oleh orang-orang tua. Sementara Kendau adalah bahasa sastra untuk mengolok-olok atau bergurau.
[sunting] Tenun
Kain Tenun Tradisional terdapat di beberapa daerah, diantaranya:
• Tenun Daerah Sambas
• Tenun Belitang daerah Kumpang Ilong Kabupaten Sekadau
• Tenun Ensaid Panjang Kabupaten Sintang
• Tenun Kapuas Hulu
[sunting] Kerajinan Tangan
Berbagai macam kerajinan tangan dapat diperoleh dari daerah ini, misalnya:
• Tikar Lampit, di Pontianak dan daerah Bengkayang, Sintang, Kapuas Hulu.
• Ukir-ukiran, perisai, mandau dan lain-lain terdapat di Pontianak dan Kapuas Hulu.
• Kacang Uwoi (tikar rotan bermotif) khas suku Dayak Uut Danum.
• Takui Darok (caping lebar bermotif) khas suku Dayak Uut Danum.
[sunting] Kue Tradisional
Kue-kue tradisional banyak dijumpai di tempat ini, misalnya:
• Lemang, terbuat dari pulut di masukan ke dalam bambu, merupakan makanan tradisional masyarakat masa lampau yang kini masih dilestarikan.
• Lemper, terbuat dari pulut yang di isi daging/kacang terdapat didaerah Purun merupakan makanan tradisional
• Lepat, terbuat dari tepung yang di dalamnya di masukan pisang.
• Jimut, kue tradisional pada masyarakat Dayak Mualang daerah Belitang Kabupaten Sekadau yang terbuat dari tepung yang dibentuk bulatan sebesar bola pimpong.
• Lulun, sejenis lepat, yamg isimya gula merah, terdapat di daerah Belitang kab sekadau
• Lempok, terdapat di pontianak dibuat dari Durian (hampir semua suku Dayak dan Melayu mempunyai kebiasaan membuat Lempok)
• Tumpi', terdapat pada masyarakat Dayak kanayatn, yang terbuat dari bahan tepung.
• Tehpung, kue tradisional pada dayak Uut Danum, terbuat dari beras pulut yang ditumbuk halus dan digoreng. Kue ini biasanya di buat pada acara adat, bentuknya ada yang seperti perahu, gong dan lain-lain.
[sunting] Masakan dan makanan Tradisional
Kuliner yang bisa kita dapatkan dari daerah ini adalah:
• Masakan Asam Pedas di daerah Pontianak
• Masakan Bubur Pedas di daerah Sambas
• Kerupok basah, merupakan makanan khas Kapuas Hulu
• Ale-ale, merupakan makanan khas Ketapang
• Pansoh, yaitu masakan daging di dalam bambu pada masyarakat Dayak.
• Mie Tiau, merupakan masakan khas Tionghoa Pontianak yang terdapat di kota Pontianak
• Nasi Ayam dan Mie Pangsit, merupakan masakan khas penduduk Tionghoa Singkawang dan sekitarnya
Kalimantan Tengah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Kalimantan Tengah


Lambang


Isen Mulang
(Bahasa Sangen: Pantang Mundur)


Peta lokasi Kalimantan Tengah
Koordinat
3º 50' LS - 1º 10' LU
110º 20' - 116º 0' BT

Dasar hukum
Tanggal penting 23 Mei 1957 (hari jadi)

Ibu kota
Palangka Raya

Gubernur
Agustin Teras Narang, SH, Ir. H. Achmad Diran (Wakil Gubernur), R. Atu Narang (Ketua DPRD), Brigjen Pol. Drs. H. Damianus Jackie (Kapolda), Kol. Inf. Sukoso Maksum (Komandan Resort Militer 106/PJG), (Plt) DR. Siun Jarias, SH, MH (Sekda)
Luas
157.983 km²
Penduduk
2.202.599 jiwa (2010)
Kepadatan 12/km²
Kabupaten
13
Kota
1
Kecamatan
88
Kelurahan/Desa
1.136
Suku Banjar (24,20%), Jawa (18,06%),
Ngaju (18,02%), Dayak Sampit (9,57%), Bakumpai (7,51%), Madura (3,46%), Katingan (3,34%), Maanyan (2,80%) [1]

Agama
Islam (69,67%), Protestan (16,41%), Hindu (10,69), Katolik (3,11%), Buddha (0,12%)
Bahasa
Bahasa Dayak, Bahasa Indonesia

Zona waktu
WIB

Lagu daerah
Kalayar, Naluya, Palu Cempang Pupoi, Tumpi Wayu, Saluang Kitik-Kitik, Manasai
Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.kalteng.go.id

(?)

Kalimantan Tengah adalah salah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibukotanya adalah Kota Palangka Raya. Kalimantan Tengah memiliki luas 157.983 km² dan berpenduduk sekitar 2.202.599 jiwa, yang terdiri atas 1.147.878 laki-laki dan 1.054.721 perempuan (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010).
Provinsi ini mempunyai 13 kabupaten dan 1 kotamadya.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah
• 2 Kondisi dan Sumber Daya Alam
o 2.1 Kondisi Alam
o 2.2 Keanekaragaman Hayati
o 2.3 Sumber Daya Alam
• 3 Sosial Kemasyarakatan
o 3.1 Suku Bangsa
• 4 Bahasa
o 4.1 Agama
o 4.2 Pendidikan
• 5 Pemerintahan
o 5.1 Kabupaten dan Kota
o 5.2 Daftar gubernur
• 6 Perekonomian
o 6.1 Tenaga Kerja
o 6.2 Potensi Perikanan
o 6.3 Pertambangan
o 6.4 Transportasi
• 7 Seni dan Budaya
o 7.1 Seni Musik
o 7.2 Seni Vokal
o 7.3 Tarian
o 7.4 Seni Kriya
o 7.5 Seni bela diri
o 7.6 Upacara Adat
o 7.7 Pakaian Pengantin
o 7.8 Daftar Nama Kapolres di Wilayah Hukum Polda Kalimantan Tengah
• 8 Pranala luar
• 9 Referensi

[sunting] Sejarah
Pada abad ke-14 Lambung Mangkurat memerintah kerajaan Negara Dipa dengan wilayahnya dari Tanjung Silat sampai Tanjung Puting dengan daerah-daerah yang disebut Sakai, yaitu daerah sungai Barito, Tabalong, Balangan, Pitap, Alai, Amandit, Labuan Amas, Biaju Kecil/Kapuas, Biaju Besar/Kahayan, Sebangau, Mendawai, Katingan, Sampit dan Pembuang yang berada dibawah para Mantri Sakai, tidak termasuk wilayah Kotawaringin yang di masa itu merupakan kerajaan tersendiri.
Selanjutnya Kalimantan Tengah masih termasuk dalam wilayah Kesultanan Banjar, penerus Negara Dipa. Pada abad ke-16, berkuasalah Raja Maruhum Panambahan yang beristrikan Nyai Diang Lawai, seorang puteri Dayak anak Patih Rumbih dari Biaju. Raja Maruhum memerintahkan Dipati Ngganding untuk memerintah di negeri Kotawaringin. Dipati Ngganding digantikan oleh menantunya, yaitu Pangeran Dipati Anta-Kasuma putra Raja Maruhum sebagai raja Kotawaringin yang pertama dengan gelar Ratu Kota Waringin. Pangeran Dipati Anta-Kasuma adalah suami dari Andin Juluk, putri Dipati Ngganding dan Nyai Tapu puteri Mantri Kahayan. Di Kotawaringin Pangeran Dipati Anta-Kasuma menikahi wanita setempat dan memperoleh anak, yaitu Pangeran Amas dan Putri Lanting. Pangeran Amas yang bergelar Ratu Amas inilah yang menjadi raja Kotawaringin, penggantinya berlanjut hingga Raja Kotawaringin sekarang, yaitu Pangeran Ratu Alidin Sukma Alamsyah.
Sesuai traktat 13 Agustus 1787, Sultan Tahmidullah II dari Banjar menyerahkan daerah-daerah di Kalimantan Tengah, Kalimatan Timur, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan (termasuk Banjarmasin) kepada VOC, sedangkan Kesultanan Banjar sendiri dengan wilayahnya yang tersisa (daerah Martapura sampai Tamiang Layang-Mangkatip) menjadi daerah protektorat VOC, Belanda. Pada tanggal 4 Mei 1826 Sultan Adam al-Watsiqu Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan wilayah Kalimantan Tengah beserta daerah lainnya kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda.

Sebelum abad XIV, daerah Kalimantan Tengah termasuk daerah yang masih murni, belum ada pendatang dari daerah lain. Saat itu satu-satunya alat transportasi adalah perahu. Tahun 1350 Kerajaan Hindu mulai memasuki daerah Kotawaringin. Tahun 1365, Kerajaan Hindu dapat dikuasai oleh Kerajaan Majapahit. Beberapa kepala suku diangkat menjadi Menteri Kerajaan. Tahun 1620, pada waktu pantai di Kalimantan bagian selatan dikuasai oleh Kerajaan Demak, agama Islam mulai berkembang di Kotawaringin. Tahun 1679 Kerajaan Banjar mendirikan Kerajaan Kotawaringin, yang meliputi daerah pantai Kalimantan Tengah. Daerah-daerah tersebut ialah : Sampit, Mendawai, dan Pembuang. Sedangkan daerah-daerah lain tetap bebas, dipimpin langsung oleh para kepala suku, bahkan banyak dari antara mereka yang menarik diri masuk ke pedalaman. Di daerah Pematang Sawang Pulau Kupang, dekat Kapuas, Kota Bataguh pernah terjadi perang besar. Perempuan Dayak bernama Nyai Undang memegang peranan dalam peperangan itu. Nyai Undang didampingi oleh para satria gagah perkasa, diantaranya Tambun, Bungai, Andin Sindai, dan Tawala Rawa Raca. Di kemudian hari nama pahlawan gagah perkasa Tambun Bungai, menjadi nama Kodam XI Tambun Bungai, Kalimantan Tengah. Tahun 1787, dengan adanya perjanjian antara Sultan Banjar dengan VOC, berakibat daerah Kalimantan Tengah, bahkan nyaris seluruh daerah, dikuasai VOC. Tahun 1917, Pemerintah Penjajah mulai mengangkat masyarakat setempat untuk dijadikan petugas-petugas pemerintahannya, dengan pengawasan langsung oleh para penjajah sendiri. Sejak abad XIX, penjajah mulai mengadakan ekspedisi masuk pedalaman Kalimantan dengan maksud untuk memperkuat kedudukan mereka. Namun penduduk pribumi, tidak begitu saja mudah dipengaruhi dan dikuasai. Perlawanan kepada para penjajah mereka lakukan hingga abad XX. Perlawanan secara frontal, berakhir tahun 1905, setelah Sultan Mohamad Seman terbunuh di Sungai Menawing dan dimakamkan di Puruk Cahu. Tahun 1835, Agama Kristen Protestan mulai masuk ke pedalaman. Hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, para penjajah tidak mampu menguasai Kalimantan secara menyeluruh. Penduduk asli tetap bertahan dan mengadakan perlawanan. Pada Agustus 1935 terjadi pertempuran antara suku Dayak Punan yaitu Oot Marikit dengan kaum penjajah. Pertempuran diakhiri dengan perdamaian di Sampit antara Oot Marikit dengan menantunya Pangenan atau Panganon dengan Pemerintah Belanda. Menurut Hermogenes Ugang , pada abad ke 17, seorang misionaris Roma Katholik bernama Antonio Ventimiglia pernah datang ke Banjarmasin. Dengan perjuangan gigih dan ketekunannya hilir-mudik mengarungi sungai besar di Kalimantan dengan perahu yang telah dilengkapi altar untuk mengurbankan Misa, ia berhasil membapbtiskan tiga ribu orang Ngaju menjadi Katholik. Pekerjaan beliau dipusatkan di daerah hulu Kapuas (Manusup) dan pengaruh pekerjaan beliau terasa sampai ke daerah Bukit. Namun, atas perintah Sultan Banjarmasin, Pastor Antonius Ventimiglia kemudian dibunuh. Alasan pembunuhan adalah karena Pastor Ventimiglia sangat mengasihi orang Ngaju, sementara saat itu orang-orang Ngaju mempunyai hubungan yang kurang baik dengan Sultan Banjarmasin. Dengan terbunuhnya Pastor Ventimiglia maka beribu-ribu umat Katholik orang Ngaju yang telah dibapbtiskannya, kembali kepada iman asli milik leluhur mereka. Yang tertinggal hanyalah tanda-tanda salib yang pernah dikenalkan oleh Pastor Ventimiglia kepada mereka. Namun tanda salib tersebut telah kehilangan arti yang sebenarnya. Tanda salib hanya menjadi benda fetis (jimat) yang berkhasiat magis sebagai penolak bala yang hingga saat ini terkenal dengan sebutan lapak lampinak dalam bahasa Dayak atau cacak burung dalam bahasa Banjar. Di masa penjajahan, suku Dayak di daerah Kalimantan Tengah, sekalipun telah bersosialisasi dengan pendatang, namun tetap berada dalam lingkungannya sendiri. Tahun 1919, generasi muda Dayak yang telah mengenyam pendidikan formal, mengusahakan kemajuan bagi masyarakat sukunya dengan mendirikan Serikat Dayak dan Koperasi Dayak, yang dipelopori oleh Hausman Babu, M. Lampe , Philips Sinar, Haji Abdulgani, Sian, Lui Kamis , Tamanggung Tundan, dan masih banyak lainnya. Serikat Dayak dan Koperasi Dayak, bergerak aktif hingga tahun 1926. Sejak saat itu, Suku Dayak menjadi lebih mengenal keadaan zaman dan mulai bergerak. Tahun 1928, kedua organisasi tersebut dilebur menjadi Pakat Dayak, yang bergerak dalam bidang sosial, ekonomi dan politik. Mereka yang terlibat aktif dalam kegiatan tersebut ialah Hausman Babu, Anton Samat, Loei Kamis. Kemudian dilanjutkan oleh Mahir Mahar, C. Luran, H. Nyangkal, Oto Ibrahim, Philips Sinar, E.S. Handuran, Amir Hasan, Christian Nyunting, Tjilik Riwut, dan masih banyak lainnya. Pakat Dayak meneruskan perjuangan, hingga bubarnya pemerintahan Belanda di Indonesia. Tahun 1945, Persatuan Dayak yang berpusat di Pontianak, kemudian mempunyai cabang di seluruh Kalimantan, dipelopori oleh J. Uvang Uray , F.J. Palaunsuka, A. Djaelani, T. Brahim, F.D. Leiden. Pada tahun 1959, Persatuan Dayak bubar, kemudian bergabung dengan PNI dan Partindo. Akhirnya Partindo Kalimantan Barat meleburkan diri menjadi IPKI. Di daerah Kalimantan Timur berdiri Persukai atau Persatuan Suku Kalimantan Indonesia dibawah pimpinan Kamuk Tupak, W. Bungai, Muchtar, R. Magat, dan masih banyak lainnya.
[sunting] Kondisi dan Sumber Daya Alam
[sunting] Kondisi Alam
Bagian Utara terdiri Pegunungan Muller Swachner dan perbukitan, bagian Selatan dataran rendah, rawa dan paya-paya. Berbatasan dengan tiga Provinsi Indonesia, yaitu Kalimantan Timur, Selatan dan Barat serta Laut Jawa. Wilayah ini beriklim tropis lembab yang dilintasi oleh garis equator.
[sunting] Keanekaragaman Hayati
Banyak yang belum diketahui, dengan ragam wilayah pantai, gunung/bukit, dataran rendah dan paya, segala macam vegetasi tropis mendominasi alam daerah ini. Orangutan merupakan hewan endemik yang masih banyak di Kalimantan Tengah, khususnya di wilayah Taman Nasional Tanjung Puting yang memiliki areal mencapai 300.000 ha di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Seruyan. Terdapat beruang, landak, owa-owa, beruk, kera, bekantan, trenggiling, buaya, kukang, paus air tawar (tampahas), arwana, manjuhan, biota laut, penyu, bulus, burung rangkong, betet/beo dan hewan lain yang bervariasi tinggi.
[sunting] Sumber Daya Alam
Hutan mendominasi wilayah 80%. Hutan primer tersisa sekitar 25% dari luas wilayah. Lahan yang luas saat ini mulai didominasi kebun Kelapa Sawit yang mencapai 700.000 ha (2007). Perkebunan karet dan rotan rakyat masih tersebar hampir diseluruh daerah, terutama di Kabupaten Kapuas, Katingan, Pulang Pisau, Gunung Mas dan Kotawaringin Timur.
Banyak ragam potensi sumber alam, antara lain yang sudah diusahakan berupa tambang batubara, emas, zirkon, besi. Terdapat pula tembaga, kaolin, batu permata dan lain-lain.
[sunting] Sosial Kemasyarakatan
[sunting] Suku Bangsa


Busana Adat Kotawarigin Barat yang dipengaruh budaya Melayu-Banjar dan Jawa.
Sebutan umum suku Dayak yang ada di Kalimantan Tengah adalah suku Dayak Ngaju (dominan), suku lainnya yang tinggal di pesisir adalah Banjar Melayu Pantai merupakan 24,20% populasi. Disamping itu ada pula suku Jawa, Madura, Bugis dan lain-lain. Gabungan suku Dayak (Ngaju, Sampit, Maanyan, Bakumpai) mencapai 37,90%.[2]
Suku Dayak di Kalimantan Tengah antara lain:
• Suku Dayak Ot Danum
• Suku Dayak Ngaju
• Suku Dayak Bakumpai
• Suku Dayak Maanyan
• Suku Dayak Dusun
• Suku Dayak Lawangan
• Suku Dayak Siang Murung
• Suku Dayak Punan
• Suku Dayak Sampit
• Suku Dayak Kotawaringin Barat
• Suku Dayak Katingan
• Suku Dayak Bawo
• Suku Dayak Taboyan
• Suku Dayak Mangkatip
[sunting] Bahasa
Menurut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Tengah, bahasa daerah (lokal) terdapat pada 11 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang meliputi 9 bahasa dominan dan 13 bahasa minoritas, yaitu:
• Bahasa dominan :
1. Bahasa Melayu
2. Bahasa Banjar
3. Bahasa Ngaju
4. Bahasa Manyan
5. Bahasa Ot Danum
6. Bahasa Katingan
7. Bahasa Bakumpai
8. Bahasa Tamuan
9. Bahasa Sampit[3]
• Bahasa kelompok minoritas :
1. Bahasa Mentaya
2. Bahasa Pembuang
3. Bahasa Dusun Kalahien
4. Bahasa Balai
5. Bahasa Bulik
6. Bahasa Mendawai
7. Bahasa Dusun Bayan
8. Bahasa Dusun Tawoyan
9. Bahasa Dusun Lawangan
10. Bahasa Dayak Barean
11. Bahasa Dayak Bara Injey
12. Bahasa Kadoreh
13. Bahasa Waringin
14. Bahasa Kuhin (bahasa daerah pedalaman Seruyan Hulu)
[sunting] Agama
Seperti daerah lain di Indonesia, di Provinsi Kalimantan Tengah terdapat berbagai jenis agama dan kepercayaan yang menyebar diseluruh daerah ini, antara lain :
1. Islam
2. Kristen Prostestan
3. Katolik
4. Hindu Bali
5. Budha
6. Hindu Kaharingan
Kaharingan adalah kepercayaan penduduk asli Kalimantan Tengah yang hanya terdapat di daerah Kalimantan sehingga untuk dapat diakui sebagai agama maka digabungkan dalam agama Hindu. Penganut Agama Hindu Kaharingan tersebar di daerah Kalimantan Tengah dan banyak terdapat di bagian hulu sungai, antara lain hulu sungai Kahayan, sungai Katingan dan hulu sungai lainnya.
[sunting] Pendidikan
Geliat dunia pendidikan di Kalimantan Tengah sekarang sedang berkembang dengan pesat. Hal tersebut ditandai dengan bermunculannya berbagai lembaga pendidikan serta keberadaan beberapa Universitas dan Sekolah Tinggi di Kalimantan Tengah.
Universitas Negeri Palangka Raya merupakan Universitas Negeri yang ada di Kalimantan Tengah, selain itu terdapat Universitas Muhammadiyah serta beberapa sekolah tinggi lainnya yang ikut memberikan sumbangan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kalimantan Tengah, seperti Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Tambun Bungai serta Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Palangka Raya. Tak lupa pula berbagai Universitas maupun Sekolah Tinggi rintisan yang terdapat di Kabupaten yang ada di Kalimantan Tengah.
[sunting] Pemerintahan
[sunting] Kabupaten dan Kota
Provinsi Kalimantan Tengah dibagi menjadi beberapa Daerah Tingkat II, yaitu:
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Barito Selatan
Buntok
2 Kabupaten Barito Timur
Tamiang
3 Kabupaten Barito Utara
Muara Teweh
4 Kabupaten Gunung Mas
Kuala Kurun
5 Kabupaten Kapuas
Kuala Kapuas
6 Kabupaten Katingan
Kasongan
7 Kabupaten Kotawaringin Barat
Pangkalan Bun
8 Kabupaten Kotawaringin Timur
Sampit
9 Kabupaten Lamandau
Nanga Bulik
10 Kabupaten Murung Raya
Purukcahu
11 Kabupaten Pulang Pisau
Pulang Pisau
12 Kabupaten Sukamara
Sukamara
13 Kabupaten Seruyan
Kuala Pembuang
14 Kota Palangka Raya
-

[sunting] Daftar gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1.
R.T.A. Milono
1 Januari 1957
30 Juni 1958
2.
Tjilik Riwut
30 Juni 1958
Februari 1967
3.
Reinout Sylvanus
Februari 1967
3 Oktober 1978
4.
Willy Annania Gara
3 Oktober 1978
7 Oktober 1983
5.
Eddy Sabara
7 Oktober 1983
23 Januari 1984
6.
Gatot Amrih
23 Oktober 1984
21 Januari 1989
7. Suparmanto
23 Januari 1989
22 Januari 1993
8. Warsito Rasman
17 Juli 1994
Juli 1999
9. Rappiudin Hamarung
Juli 1999
8 Maret 2000
10. Asmawi Agani
8 Maret 2000
23 Maret 2005
11.
Sodjuangan Situmorang
23 Maret 2005
4 Agustus 2005 Penjabat Gubernur
12.
Agustin Teras Narang
4 Agustus 2005
3 Agustus 2010
periode pertama
13.
Agustin Teras Narang 4 Agustus 2010
sekarang periode kedua

[sunting] Perekonomian
[sunting] Tenaga Kerja
Penduduk Usia 15 Tahun Lebih Menurut Kegiatan[4]
Kegiatan Utama Februari 2006 Agustus 2006 Februari 2007 Februari 2008
Penduduk Usia 15 Tahun Lebih 1.387.244 1.398.307 1.411.568 1.438.271
Angkatan Kerja 991.764 944.266 1.100.430 1.077.831
Bekerja 991.764 944.266 1.045.186 1.026.211
[sunting] Potensi Perikanan
Potensi perikanan di Kalimantan Tengah sangat besar, khususnya perikanan air tawar. Hal itu dikarenakan luasnya wilayah perairan tawar seperti sungai, danau dan rawa di Kalimantan Tengah.
[sunting] Pertambangan
Sebagian besar penduduk di wilayah Katingan, Khususnya Kecamatan Katingan Tengah bermata pencaharian sebagai petani dan penambang. Hasil tambang utama yang diperoleh adalah emas dan puya (pasir zirkon) yang berwarna merah. Masyarakat dalam melakukan penambangan masih bersifat tradisional sehingga hasil yang diperoleh tidak optimal.
[sunting] Transportasi
Bandar udara Tjilik Riwut Palangka Raya telah bisa melayani penerbangan dari dan ke Surabaya dan Jakarta direct, menggunakan pesawat jet berbadan lebar jenis Boeing 737-200, 737-300 dan 737-400. Penerbangan ini dilayani oleh 4 maskapai, yaitu: Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, Lion Air dan Batavia Air. Bandar udara kesayangan masyarakat Palangka Raya ini memiliki pcn 29 fczu, bisa dilintasi dengan mobil maupun taksi.
[sunting] Seni dan Budaya
[sunting] Seni Musik
Seni musik yang dikenal di daerah ini antara lain:
Chordophone
• Kacapi
• Rebab
Idiophone
• Berbagai jenis Gong
• Kangkanung
Membranophone
• Berbagai jenis Kendang (Gandang)
• Katambung
[sunting] Seni Vokal
Seni vokal yang populer di wilayah ini adalah:
• Karungut
• Kandan
• Mansana
• Kalalai Lalai
• Ngendau
• Natum
• Dodoi
• Marung
[sunting] Tarian
Jenis-jenis tarian yang terdapat di daerah ini antara lain:
• Tari Hugo dan Huda
• Tari Putri Malawen
• Tari Tuntung Tulus dari Barito Timur
• Tari Giring-giring
• Manasai
• Tari Balian Bawo
• Tari Balian Dadas
• Manganjan
[sunting] Seni Kriya
Seni kriya yang berkembang di wilayah ini adalah:
• Seni Pahat patung Sapundu
• Seni lukis
• Tatto
• Anyaman
• Seni dari bahan Getah Nyatu
[sunting] Seni bela diri
1. Kuntau
[sunting] Upacara Adat
• Wadian
• Upacara Tiwah (upacara memindahkan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)
• Wara (upacara pemindahan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)
• Balian (upacara atau prosesi pengobatan)
• Potong Pantan (upacara peresmian atau penyambutan tamu kehormatan)
• Mapalas (upacara membuang sial atau membersihkan diri dari malapetaka)
• Ijambe (upacara pemindahan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)
[sunting] Pakaian Pengantin
Pengantin pria Kalimantan Tengah memakai celana panjang sampai lutut, selempit perak atau tali pinggang dan tutup kepala. Perhiasan yang dipakai adalah inuk atau kalung panjang, cekoang atau kalung pendek dan kalung yang terbuat dari gigi binatang. Pengantin wanita memakai kain berupa rok pendek, rompi, ikat kepala dengan hiasan bulu enggang, kalung dan subang.
[sunting] Daftar Nama Kapolres di Wilayah Hukum Polda Kalimantan Tengah
• Kapolresta Palangka Raya: AKBP Andreas Wayan Wisaksono, SIK
• Kapolres Katingan: AKBP Teuku Saladin, SH
• Kapolres Kotawaringin Timur: AKBP Abdul Hasyim, SH, M.Si
• Kapolres Kotawaringin Barat: AKBP Nuryadi Purtono, SIK
• Kapolres Lamandau: AKBP Gusde Wardana
• Kapolres Seruyan: AKBP Gunawan Prijambodo, SIK
• Kapolres Sukamara: AKBP I Nyoman Artana
• Kapolres Kapuas: AKBP Wisnu Putra, SIK
• Kapolres Pulang Pisau: AKBP I Putu T Mahayana
• Kapolres Gunung Mas: AKBP I Made Dewa Butirwa, SST, MK
• Kapolres Barito Utara: AKBP Drs. Yan Frist Kaiway
• Kapolres Barito Selatan: AKBP Drs. Juhana Zulfan, MM
• Kapolres Barito Timur: AKBP Bermen J.P. Sianturi, SIK
• Kapolres Murung Raya: AKBP Yus Fadillah, SIK
Kalimantan Selatan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Akurasi Terperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Kalimantan Selatan


Lambang


Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing
(Bahasa Banjar: Tetap bersemangat dan kuat seperti baja dari awal sampai akhir)

Peta lokasi Kalimantan Selatan
Koordinat
5º 20' - 1º 10' LS
114º 0' - 117º 40' BT

Dasar hukum
Tanggal penting 14 Agustus 1950 (hari jadi)

Ibu kota
Banjarmasin

Gubernur
Drs. H. Rudy Ariffin

Luas
36.985 km²
Penduduk
3.626.119 jiwa (2010) [1]
Angka kematian anak: 67/1.000 kelahiran
Kepadatan
Kabupaten
11
Kota
2
Kecamatan
138
Kelurahan/Desa
1.958
Suku Banjar , Dayak ,Jawa , Bugis [2]

Agama
Islam (96,80%), Protestan (2,85%), Katolik (1,81%), Hindu (0,95%), Buddha (0,17%)
Bahasa
Bahasa Indonesia(id), Bahasa Banjar (bjn), Bahasa Bakumpai (bkr), Bahasa Bukit (bvu), Bahasa Dusun Deyah (dun), Bahasa Maanyan (mhy)

Zona waktu
WITA

Lagu daerah
Ampar-ampar Pisang
Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.kalselprov.go.id

(?)

Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibu kotanya adalah Banjarmasin.
Provinsi ini mempunyai 11 kabupaten dan 2 kota. DPRD Kalimantan Selatan dengan surat keputusan No. 2 Tahun 1989 tanggal 31 Mei 1989 menetapkan 14 Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan. Tanggal 14 Agustus 1950 melalui Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 1950, merupakan tanggal dibentuknya sepuluh provinsi, setelah pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS), salah satunya provinsi Kalimantan dengan gubernur Dokter Moerjani. Penduduk Kalimantan Selatan berjumlah 3.545.100 jiwa (2010).[3]
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah
o 1.1 Masa Sebelum Abad ke-9
o 1.2 Masa Kerajaan Negara Daha
o 1.3 Masa Kerajaan Banjar
 1.3.1 Tahun 1520-1668
 1.3.2 Tahun 1680-1858
 1.3.3 Tahun 1859
 1.3.4 Tahun 1860
 1.3.5 Tahun 1861
 1.3.6 Tahun 1862-1905
o 1.4 Masa Perang Kemerdekaan
 1.4.1 Tahun 1915-1944
 1.4.2 Tahun 1945
 1.4.3 Tahun 1946-1949
o 1.5 Masa Pembangunan
 1.5.1 Tahun 1950-1965
 1.5.2 Tahun 1968-2010
• 2 Kondisi dan Sumber Daya Alam
o 2.1 Keanekaragaman Hayati
o 2.2 Sumber Daya Alam
• 3 Sosial Kemasyarakatan
o 3.1 Suku Bangsa
• 4 Seni dan Budaya
o 4.1 Bahasa Daerah
• 5 Pemerintahan
o 5.1 Daftar Kabupaten dan Kota
o 5.2 Dewan Perwakilan Daerah
• 6 Daftar gubernur
o 6.1 Daerah Pemilihan DPR RI 2009
o 6.2 Daerah Pemilihan DPRD Kalimantan Selatan 2009
• 7 Seni dan Budaya
o 7.1 Seni Karawitan
o 7.2 Teater tradisional dan wayang
o 7.3 Tarian
o 7.4 Lagu
o 7.5 Rumah Adat
o 7.6 Pakaian Adat
• 8 Pariwisata dan peninggalan sejarah
o 8.1 Banjarmasin
o 8.2 Banjarbaru
o 8.3 Banjar
o 8.4 Barito Kuala
o 8.5 Hulu Sungai Selatan
o 8.6 Hulu Sungai Tengah
o 8.7 Hulu Sungai Utara
o 8.8 Tapin
o 8.9 Kotabaru
o 8.10 Tanah Laut
o 8.11 Tanah Bumbu
o 8.12 Tabalong
• 9 Rujukan
• 10 Pranala luar
• 11 Referensi

[sunting] Sejarah
[sunting] Masa Sebelum Abad ke-9


Gedung Mahligai Pancasila salah satu bangunan dalam kompleks rumah jabatan Gubernur Kalimantan Selatan
• 8000 SM, migrasi I, manusia ras Austrolomelanesia mendiami gua-gua di pegunungan Meratus. Ras ini melanjutkan migrasi ke pulau Papua dan Australia. Fosilnya ditemukan di Gua Babi di Gunung Batu Buli, Desa Randu, Muara Uya, Tabalong.
• 2500 SM, migrasi II, yaitu bangsa Melayu Proto dari pulau Formosa (Taiwan) ke pulau Borneo dengan membawa adat ngayau yang menjadi nenek moyang suku Dayak (rumpun Ot Danum).
• 1500 SM, migrasi bangsa Melayu Deutero ke pulau Borneo.
• 400, migrasi orang India (Tamil) menyebarkan agama Hindu ke Kalimantan, bersamaan dengan migrasi orang Sumatera yang membawa bahasa Melayu dan mulai tumbuhnya Bahasa Banjar archais.
• 242 - 1362, berdirinya Kerajaan Tanjungpuri di Tanjung, Tabalong yang didirikan suku Melayu.
• 600, Suku Dayak Maanyan melakukan migrasi ke pulau Bangka dan selanjutnya ke Madagaskar.
[sunting] Masa Kerajaan Negara Daha
• 1025, migrasi suku Melayu dari Kerajaan Sriwijaya akibat serangan tentara Cola Mandala (India).
• 1355, Empu Jatmika mendirikan pemukiman dan Candi Laras dengan pondasi tiang pancang ulin yang disebut kalang-sunduk di wilayah rawa daerah aliran sungai Amas dan menobatkan dirinya sebagai raja Kerajaan Negara Dipa.
• 1355, Empu Jatmika menaklukan penduduk asli wilayah Banua Lima yaitu lima daerah aliran sungai (DAS), yaitu Batang Alai, Tabalong, Balangan, Pitap dan Amandit serta daerah perbukitan (Bukit), selanjutnya mendirikan Candi Agung di Amuntai Tengah, Hulu Sungai Utara.
• 1360, Lambung Mangkurat, Patih Kerajaan Negara Dipa berangkat ke Majapahit untuk melamar Raden Putra, sebagai calon suami Putri Junjung Buih.
• 1362, Wilayah Barito, Tabalong dan Sawuku menjadi daerah taklukan Kerajaan Majapahit. Hancurnya Kerajaan Nan Sarunai, kerajaan Suku Dayak Maanyan karena serangan Majapahit. Pangeran Suryanata dari Majapahit berhasil menjadi raja Negara Dipa.
• 1362–1448, berdirinya Kerajaan Negara Dipa dibawah Maharaja Suryanata.
• 1385–1421, masa pemerintahan Pangeran Surya Gangga Wangsa.
• 1421–1436, masa pemerintah Raden Carang Lalean.
• 1436–1448, masa pemerintahan Putri Kalungsu.
• 1448-1526, masa Kerajaan Negara Daha, Raden Sekar Sungsang dengan gelar Maharaja Sari Kaburungan menjadi Raja pertama.
• 1448, Bandar Muara Bahan ditetapkan sebagai Bandar kerajaan menggantikan Bandar Muhara Rampiau, ditunjuk Patih Arya Taranggana putera Aria Magatsari memimpin di bandar itu.
• 1448–1486, masa pemerintahan Raden Sekar Sungsang dengan gelar Maharaja Sari Kaburangan.
• 1486–1515, masa pemerintahan Raden Paksa dengan gelar Maharaja Sukarama.
• 1511, migrasi suku melayu akibat runtuhnya Kerajaan Malaka diserang Portugis, migrant ini mendiami sepanjang sungai Kuin.
• 1515, Maharaja Sukarama wafat, diwasiatkan yang menjadi raja adalah Pangeran Samudera.
• 1515-1519, masa pemerintahan Arya Mangkubumi yang kemudian dibunuh Sa’ban atas suruhan Pangeran Tumanggung. Pangeran Samudra melarikan diri ke hilir Barito.
• 1518-1521, Pati Unus, Sultan Demak menaklukan kerajaan-kerajaan Kalimantan, seperti Tanjungpura/Sukadana, Lawai dan Sambas sebelum menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1521.
• 1519–1526, masa pemerintahan Pangeran Tumanggung (Raden Panjang).
[sunting] Masa Kerajaan Banjar
[sunting] Tahun 1520-1668
• 1520, penobatan Raden Samudera oleh Patih Masih sebagai raja di Muara Kuin dengan gelar Pangeran Samudera.
• 6 September 1526, pertempuran antara Kerajaan Banjar dipimpin Pangeran Samudera dengan Kerajaan Negara Daha dipimpin Pangeran Tumenggung di Jingah Besar, Pangeran Samudra dibantu Kesultanan Demak.
• 24 September 1526, kemenangan Pangeran Samudra dan pembentukan Kesultanan Banjar, dengan memasukkan Kerajaan Nagara Daha.
• 1526-1545, masa pemerintahan Pangeran Samudera.
• 24 September 1526/6 Zulhijjah 932 H, Pangeran Samudera memeluk Islam dengan gelar di dalam khutbah Sultan Suryanullah/Sultan Suriansyah.
• 1550-1570, masa pemerintahan Sultan Rahmatullah (Raja II) di Banjarmasin
• 1570-1620, masa pemerintahan Sultan Hidayatullah (Raja III) di Banjarmasin
• 1520-1620, masa pemerintahan Marhum Panembahan dengan gelar Sultan Musta'inbillah (Raja IV) di Banjarmasin hingga 1612.
• 1596, Belanda merampas 2 perahu lada dari Banjarmasin yang berdagang di Kesultanan Banten.
• 14 Februari 1606, Ekspedisi Belanda dipimpin Koopman Gillis Michaelszoon tiba di Banjarmasin, karena perangainya yang buruk Michaelszoon tewas terbunuh.
• 1612, Belanda membakar Istana Raja (kampung Keraton) di Kuin, sehingga ibukota kerajaan dipindahkan dari Banjarmasin ke Martapura.
• 1620 – 1637, masa pemerintahan Ratu Agung dengan gelar Sultan Inayatullah (Raja V).
• 1634, VOC-Belanda mengirim 6 kapal dibawah pimpinan Gijsbert van Londensteijn kemudian ditambah beberapa kapal di bawah pimpinan Antonie Scop dan Steven Batrentz.
• 29 November 1635, VOC Belanda mendirikan kantor dagang di Banjarmasin di bawah pimpinan Wollebrandt Gelenysen de Jonge.
• 1637 – 1642, masa pemerintahan Ratu Anom dengan gelar Sultan Saidulllah (Raja VI).
• 1638, seorang Asisten Belanda terbunuh di Benua Anyar, pertempuran juga menewakan 64 orang bangsa Belanda, selanjutnya 27 orang Martapura terbunuh, dibalas 40 orang Belanda tewas.
• 1642 – 1660, masa pemerintahan Pangeran Ratu dengan gelar Sultan Rakyat Allah (Raja VII).
• 1660 – 1663, masa pemerintahan Raden Bagus dengan gelar Sultan Amrullah Bagus Kasuma (Raja VIII).
• 1660, diadakan perjanjian perdamaian antara Belanda dan Banjar; Pangeran Dipati Tuha bin Sultan Saidullah mengamankan wilayah Tanah Bumbu dari pendatang. [4]
• 1663 – 1679, masa pemerintahan Pangeran Suryanata II degan gelar Sultan Agung.
• 1664, perubahan nama Banjarmasih menjadi Banjarmassingh (dialek Belanda).
• 1668, Portugis mendatangkan pendeta Katolik bernama Jentigmilia ke wilayah Kesultanan Banjarmasin.[5]
[sunting] Tahun 1680-1858
• 1680–1700, masa pemerintahan Sultan Tahlilullah/Amrulllah Bagus Kusuma kembali.
• 1700–1734, masa pemerintahan Sultan Hamidullah/Ilhamidullah.
• 1734-1759, masa pemerintahan Sultan Tamjidillah I di Martapura.
• 1734, Puana Dekke meminjam tanah di wilayah Tanah Kusan kepada Sultan Tamjidullah I yang dinamakan kampung Pagatan, kemudian Sultan Sulaiman menganugerahi gelar kapitan (panglima) kepada Hasan La Pangewa, yaitu Kapitan Laut Pulo sebagai raja pertama Kerajaan Pagatan.
• 1759–1761, masa pemerintahan Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah dengan gelar Sultan Muhammadillah.
• 1761–1801, masa pemerintahan Sultan Tahmidullah II/Sunan Nata Alam
• 1780, Ratu Intan I menjabat Raja negeri Cantung dan Batulicin, sedangkan Pangeran Prabu menjadi raja negeri Sampanahan, Bangkalaan, Manunggul dan Cengal serta Pangeran Layah menjadi raja negeri Buntar Laut.[4]Kota Banjarmasin di bawah otoritas Pangeran Dupa, putera tertua Sultan Banjar[6]
• 14 Mei 1787, Pangeran Amir (raja Kusan, kakek Pangeran Antasari) menyerang Martapura dengan tentara Bugis, namun ditangkap Belanda, selanjutnya diasingkan ke Srilangka.
• 13 Agustus 1787, Sultan Tamjidullah I membuat kontrak perjanjian dengan VOC-Belanda.
• 1801–1825, masa pemerintahan Sultan Sulaiman Saidullah.
• 1815–1816, Inggris menguasai Maluka, Liang Anggang, Kurau dan Pulau Lamai (yang kelak dinamakan Distrik Maluka), dibawah Alexander Here yang menjadi Resident-commissioner sejak 1812.[7]
• 1825–1857, masa pemerintahan Sultan Adam al-Watsiqu billah.
• 1825, bulan Juli, Raja Tanah Bumbu Pangeran Aji Jawi membuat kontrak politik dengan Hindia Belanda.
• 1826, Sultan Adam membuat kontrak perjanjian dengan Hindia Belanda.
• 1832, Pangeran Haji Musa menjabar raja Batulicin (1832-1840), raja Bangkalaan (1838-1840).
• 1835, 15 Muharam 1251 H, pemberlakuan Undang-Undang Sultan Adam (UUSA 1835).
• 1835, Zending dari Jerman mulai bekerja di selatan Kalimantan.[8]
• 1841, Pangeran Mangku Bumi (Gusti Ali) menjabat raja Sampanahan.
• 1852, pengangkatan Pangeran Tamjidillah II sebagai Sultan Muda, merangkap Mangkubumi yang sudah dijabatnya sebelumnya menggantikan Ratu Anom Mangku Bumi Kencana.
• 30 April 1856, Belanda menerima konsesi tambang batu bara yang ditandatangani Sultan Adam.
• 9 Oktober 1856, Pengangkatan Pangeran Hidayatullah sebagai Mangkubumi, sedangkan Sultan Muda tetap Pangeran Tamjidillah II.
• 1 November 1857, Sultan Adam wafat.
• 3 November 1857 – 25 Juni 1859, masa pemerintahan Sultan Tamjidillah II yang disetujui Belanda sebagai raja Banjar.
• 3 November 1857, pertemuan rencana perang melawan Belanda di Martapura, antara Pangeran Hidayatullah, Pangeran Prabu Anom dan Nyai Ratu Kamala Sari (permaisuri Sultan Adam).
• 23 Februari 1858, Pangeran Prabu Anom (anak Sultan Adam) dibuang ke Bandung.
• September 1858, Tumenggung Jalil tidak mau lagi membayar pajak kepada Belanda.
[sunting] Tahun 1859
• 2 Februari 1859, kedatangan bantuan tentara Belanda dengan Kapal Arjuna, namun 3 hari kemudian dipulangkan lagi ke Batavia.
• Februari 1859, Ratu Kemala Sari dan anak-anaknya menyerahkan kerajaan dengan Pangeran Hidayatullah.
• 28 April 1859, pecahnya Perang Banjar, Pasukan Antasari dengan 300 prajurit menyerang tambang batubara milik Belanda di Pengaron. Serangan di Marabahan, Gunung Jabuk dan Tabanio, dipimpin Demang Lehman, H. Buyasin dan Kyai Langlang. Serangan di Pulau Petak, Pulau Telo dan disepanjang Sungai Barito, dipimpin Tumenggung Surapati dan Pambakal Sulil. Sweeping di Banua Lima, dipimpin Tumenggung Jalil, Pambakal Gafur, Duwahap, Dulahat dan Penghulu Abdul Gani serta serangan terhadap Kapal Cipanas di Martapura.
• 29 April 1859, tambang batu bara Oranye Nassau diserbu.
• 1 Mei 1859, pasukan Antasari menyerang tambang batu baru Juliana Hermina, serangan di Kalangan, Banyu Irang dan Bangkal dipimpin Pangeran Arya Ardi Kesuma.
• Juni 1859, pertempuran di Sungai Besarah dipimpin Pambakal Sulil.
• 8 Juni 1859, Belanda mengumumkan keadaan darurat perang.
• 12 Juni 1859, bantuan tentara Belanda datang dengan Kapal Arjuna, Celebes, Montrado, Bone dan van Os.
• 14 Juni 1859, pertemuan Pangeran Hidayat dengan Andressen, namun buntu.
• 15 juni 1859, Sweeping oleh Belanda di Martapura.
• 17 Juni 1859, pertempuran di Sungai Raya.
• 25 Juni 1859, Sultan Tamjidillah II dimakhzulkan oleh Belanda, terjadi pertempuran di Cempaka.
• 30 Juni 1859, serangan ke Martapura dipimpin Demang Lehman, 10 pejuang gugur.
• Juli 1859, tenggelamnya Kapal Cipanas di Pulau Kanamit.
• 16 Juli 1859, Sultan Tamjidillah II dan Pangeran Adipati Panoto Negoro Adiprojo di buang ke Jawa.
• Agustus 1859, serangan ke Banjarmasin dipimpin Kyai Mangun Karsa, pertempuran di benteng Tabanio, dipimpin Demang Lehman dan H. Buyasin.
• September 1859, pertemuan Pangeran Hidayat dengan panglima-panglima, Pangeran Hidayat dinobatkan menjadi Raja.
• 27 September 1859, pertempuran di Gunung Lawak, dipimpin Demang Lehman, Aminullah, Antaludin dan Ali Akbar.
• 28 September 1859, bantuan tentara Belanda dari Surabaya.
• 13 November 1859, Verspyck mengeluarkan ultimatum agar Pangeran Hidayatullah menyerah dalam 20 hari.
• 14 November 1859, gugurnya Pambakal Sulil di Sungai Basarah.
• 23 Desember 1859, pertempuran di Kuala Kapuas oleh suku Dayak.
• 26 Desember 1859, tenggelamnya Kapal Onrust oleh Tumenggung Surapati di Lontontour.
• Desember 1859, Tumenggung Antaluddin bersama dengan Demang Lehman, Pangeran Aminullah, Kusin dan Ali Akbar, mempertahankan Benteng Munggu Tayur.
[sunting] Tahun 1860
• 2 Januari 1860, serangan terhadap Kapal van Os di Pulau Petak
• 9 Februari 1860, serangan terhadap Kapal Suriname di Lontontour hingga mengalami kerusakan dan pertempuran Masjid Amuntai.
• 22 Februari 1860, serangan terhadap Kapal Montrado di Lontontour.
• 31 Maret 1860, penyerbuan Benteng Amawang, dipimpin Demang Lehman.
• 18 Maret 1860, pertempuran di Pamangkih, Walangku, Kasarangan, Pantai Hambawang, Barabai dan Aluan.
• 15 Mei 1860, pertempuran di Tanjung, dipimpin Tumenggung Jalil.
• 11 Juni 1860, Kesultanan Banjar dihapuskan secara sepihak oleh Belanda dengan proklamasi yang ditandatangani Residen Surakarta FN. Nieuwenhuijzen yang merangkap Komisaris Pemerintah Belanda untuk Daerah Afdeeling Kalimantan Selatan-Timur.
• 9 Agustus 1860, serangan terhadap Benteng Kelua, dipimpin Pangeran Antasari.
• 17 Agustus 1860, Pangeran Antasari mendirikan Benteng Tabalong.
• 27 Agustus 1860, serangan di Martapura dipimpin Pangeran Muda.
• September 1860, pertempuran di Rumpanang dan Tambarangan, dipimpin Singa Jaya.
• 3 September 1860, Pertempuran Benteng Madang pertama, dipimpin Demang Lehman dan Tumenggung Antaludin.
• 4 September 1860, pertempuran Benteng Madang kedua.
• 13 September 1860, pertempuran Benteng Madang ketiga.
• 15 September 1860, pertempuran di Sungai Malang, Amuntai, dipimpin H. Abdullah.
• 18 September 1860, pertempuran Benteng Madang keempat.
• 22 September 1860, pertempuran Benteng Madang kelima.
• 13 Oktober 1860, pertempuran Benteng Batu Mandi, dipimpin Tumenggung Jalil.
• 17 Oktober 1860, pertempuran di Jati, dipimpin Kyai Jayapati.
• 25 Oktober 1860, pertempuran di Bulanin, dipimpin Demang Lehman.
• 27 Oktober 1860, pertempuran di Jati lagi, dipimpin Kyai Jayapati dan Demang Jaya Negara Seman.
• November 1860, pertempuran di masjid Jati, dipimpin Tumenggung Diparaksa.
• 1 November 1860, Belanda mendinamit bangkai Kapal Onrust di Lontontour.
[sunting] Tahun 1861
• 24 Februari 1861, pertempuran di Amalang dan Maleno, dipimpin Demang Lehman dan Guna Wijaya.
• 3 Maret 1861, pertempuran di Rantau, dipimpin Jaya Warna.
• 19 Maret 1861, pertempuran di Karang Intan, dipimpin Tumenggung Gamar.
• 21 April 1861, Pertempuran benteng Amawang, 2 tahun Perang Banjar, dipimpin Tumenggung Antaludin dan Demang Lehman, tewasnya Von Ende.
• 23 April 1861, serangan di Bincau.
• April 1861, penangkapan dan hukuman mati untuk Pangeran Kasuma Ningrat (paman Pangeran Hidayat), Kyai Nakut dan Pambakal Mataminserta pertempuran di Binuang, Tumpakan Mati, Karang Jawa, Kandangan dan Nagara.
• 4 Mei 1861, pertempuran Paringin antara pasukan Antasari melawan Belanda.
• 13 Mei 1861, pertempuran di Gunung Wowong, Karau, Dayu dan Sihong.
• 16 Mei 1861, serangan di Paringin, dipimpin H. Dulgani.
• 18 Mei 1861, pertempuran di Pagat.
• 27 Mei 1861, pertempuran di Barabai, dipimpin Gusti Wahid.
• Mei 1861, pertempuran di Martapura, Tanah Laut, Rantau, Kandangan, Barabai, Amuntai, Paringin, Tabalong dan daerah Barito.
• 10 Juni 1861, pertempuran di Gunung Kupang, Awang Bangkal dan Batu Mahalon.
• 18 Juni 1861, serangan awal di Martapura.
• 19 Juni 1861, pertempuran di Gunung Pamaton, dipimpin Pangeran Hidayatullah.
• 20 Juni 1861, pertempuran di Kuala Tambangan, dipimpin Tumenggung Gamar.
• 22 Juni 1861, serangan di Mataraman dan Suwatu, dipimpin Pambakal Mail dan Tumenggung Buko.
• 3 Juli 1861, serangan di benteng Barabai, dipimpin Raksa Yuda.
• 18, 22, 24 Juli 1861, pertempuran di Buntok.
• Agustus 1861, pertempuran di Gunung Pamaton dan Gunung Halau-halau, dipimpin Tumenggung Antaludin dan Kiai Cakrawati (Galuh Sarinah).
• 1 Agustus 1861, pertempuran di benteng Limpasu, tewasnya Letnan Hoyyel.
• 10 Agustus 1861, pertempuran di benteng Pagger, dipimpin Pangeran Singa Terbang.
• 2 September 1861, pertempuran di benteng Batu Putih, gugurnya Pangeran Singa Anum dan Gusti Matali.
• 24 September 1861, gugurnya Tumenggung Jalil pada pertempuran Benteng Tundakan.
• 2 Oktober 1861, Demang Lehman masuk Martapura menemui Regent Martapura.
• 6 oktober 1861, Demang Lehman ke Banjarmasin berunding dengan Resident Verpyck, perundingan secara empat mata, selesai perundingan rombongan kembali ke Martapura.
• 8 Oktober 1861, pertempuran di Habang dan Kriniang, dipimpin H. Badur.
• 18 Oktober 1861, pertempuran di Banua Lawas dipimpin H. Badur.
• Oktober 1861, pertempuran di Banua Lawas dan Teluk Pelaeng, gugur 18 orang.
• 6 November 1861, pertempuran di Pelari, dipimpin Pangeran Antasari dan Tumenggung Surapati.
• 8 November 1861, pertempuran di Gunung Tungka dipimpin Pangeran Antasari, Tumenggung Surapati dan Gusti Umar, tewasnya Kapten Van Vloten.
• 9 November 1861, serangan di Teluk Selasih, tewasnya Regent Amuntai.
• 25 Nopember 1861, pertemuan Pangeran Hidayatullah dengan Demang Lehman dan diputuskan Pangeran Hidayatullah menemui Ibu Ratu Siti di Martapura.
• November 1861, pertempuran di Gunung Marta Niti Biru dan Kria Wijaya Bepintu, dipimpin Kyai Karta Nagara.
• 5 Desember 1861, pertempuran di Jatuh dipimpin Penghulu Muda, tewasnya Opsir Koch.
• 15 Desember 1861, pertempuran di Banua Lawas, tewasnya Letnan Ajudan I Cateau van Rosevelt.
• 16 Desember 1861, terbunuhnya Kontrolir Fujick di Margasari dan Letnan Croes juga tewas di Sungai Jaya, oleh Tagab Obang.
[sunting] Tahun 1862-1905
• 28 Januari 1862, Pangeran Hidayatullah dan Ratu Siti masuk Martapura, berdiam di rumah Residen Martapura.
• 30-31 Januari 1862, perundingan antara Pangeran Hidayatullah dengan Regent Letnan Kolonel Verpyck di pendopo rumah Asisten Resident, Pangeran Hidayatullah tertipu oleh janji Belanda.
• 3 Februari 1862, Pangeran Hidayatullah menuju ke Pasayangan.
• 4 Februari 1862, Pangeran Hidayatullah meninggalkan Pasayangan menuju Pamaton serta Masjid Pasayangan yang berumur 140 tahun dibakar Belanda.
• 22 Februari 1862, tertangkapnya Ratu Siti serta dibawanya Pangeran Wira Kasuma ke Banjarmasin.
• 28 februari 1862, Pangeran Hidayatullah masuk Martapura menemui Ratu Siti di pendopo Regent Martapura.
• 3 Maret 1862, Pangeran Hidayatullah dibawa dengan Kapal Bali menuju Batavia, dikawal Kontrolir Kuin Letnan Verstege.
• 14 Maret 1862 (13 Ramadhan 1278 H), Pangeran Antasari di dinobatkan sebagai Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin, sebagai kepala pemerintahan, pemimpin agama, dan panglima tertinggi pengganti Sultan Banjar.
• 11 Oktober 1862, wafatnya Pangeran Antasari di Tanah Kampung Bayan Begok Sampirang, Murung Raya.
• 1862 – 1905, masa pemerintahan Sultan Muhammad Seman.
• 19 Oktober 1863, tertangkapnya Sultan Kuning.
• 1864, serangan Tumenggung Surapati di Muara Teweh dan Montalat.
• 27 Februari 1864, Demang Lehman dihukum gantung di lapangan Martapura, ketika tertangkap ia memegang pusaka Keris Singkir dan Tombak Kalibelah.
• 1865, Penghulu Rasyid gugur di Kelua, Tumenggung Naro gugur di Gunung Kayu, Balangan.
• 26 Januari 1866, H. Buyasin gugur.
• 1867, serangan Tagap Kurdi di Amuntai.
• 1870, serangan Panglima Wangkang di Marabahan dan Banjarmasin.
• 1875, wafatnya Tumenggung Surapati karena sakit.
• 1883, serangan Sultan Muhammad Seman di Tanjung, Amuntai dan Balangan.
• 1 Juli 1883, serangan di Lampihong.
• 1885, ditangkapnya Pangeran Perbatasari di Pahu, Kutai, kemudian ia dibuang ke Kampung Jawa Tondano, Minahasa.
• 1886, serangan Tumenggung Gamar di Tanah Bumbu.
• 1899, Residen C.A Kroesen memimpin Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo.
• 1899, peristiwa Amuk Hantarukung dipimpin Bukhari
• 1904, wafatnya Pangeran Hidayatullah di Cianjur serta dibuangnya Gt. Muhammad Arsyad ke Bogor.
• 1906, dibuangnya Ratu Zaleha ke Bogor, berkumpul bersama suaminya (Gt. Muhammad Arsyad).
• 24 Januari 1905, Sultan Muhammad Seman, putra Pangeran Antasari gugur melawan Belanda di benteng Baras Kuning.
• 24 Agustus 1905, Panglima Batur ditangkap di Muara Teweh.
[sunting] Masa Perang Kemerdekaan
[sunting] Tahun 1915-1944
• 1915, Sarekat Islam mendirikan Madrasah Darussalam di Martapura.
• 1919, Banjarmasin mendapat otonom pemerintahan menjadi Gemeente Bandjermasin.
• 1923, National Borneo Congres ke-1.
• 29-31 Maret 1924, National Borneo Congres ke-2, dihadiri wakil-wakil Perserikatan Dayak dan Sarekat Islam lokal.
• 1927, pemberontakan di Tabalong, dipimpin Darmawi atas kerja paksa.
• 5 Maret 1930, keluarnya ketetapan nomor 253 dan 254 tentang berdirinya cabang Muhammadiyah di Banjarmasin dan Alabio.
• 1937, kembalinya Ratu Zaleha dari pembuangan ke Martapura serta pemberontakan Hariang, sehingga Kepala Distrik Kyai Masdhulhak tewas.
• 1938 – 1942, masa Gubernur Borneo dr. A. Haga.
• 1938, Wester afdeeling van Borneo, Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo menjadi sebuah provinsi di Hindia Belanda. Gemeente Bandjermasin ditingkatkan menjadi Stads Gemeente Bandjermasin.
• 25 Desember 1941, Jepang membom Lapangan Terbang Ulin
• 21 Januari 1942, Jepang menembak jatuh pesawat Catalina milik Belanda di sungai Barito perairan Alalak, Barito Kuala.
• 8 Februari 1942, Jepang memasuki Muara Uya, Tabalong, Gubernur Haga mengungsi ke Kuala Kapuas menuju Puruk Cahu, Murung Raya.
• 10 Februari 1942, tentara Jepang memasuki Banjarmasin, sejak 6 Februari 1942 pemerintahan kota sudah vacuum.
• Februari 1942, dengan persetujuan walikota Banjarmasin H. Mulder dibentuk Pimpinan Pemerintahan Civil (PPC), diketuai Mr. Rusbandi, sebagai pemerintahan sementara.
• 12 Februari 1942, tentara Jepang mengeluarkan maklumat kota Bajarmasin dan daerahnya diserahkan kepada PPC (Pimpinan Pemerintahan Civil).
• 5 Maret 1942, A.A. Hamidhan menerbitkan surat kabar Kalimantan Raya.
• 17 Maret 1942, Gubernur A. Haga menyerah dengan Jepang di Puruk Cahu, kemudian ditahan di Benteng Tatas.
• 18 Maret 1942, Kiai Pangeran Musa Ardi Kesuma ditunjuk Jepang sebagai Ridzie, penguasa penuh dan tertinggi pemerintah sipil, meliputi wilayah Banjarmasin, Hulu Sungai dan Kapuas-Barito, (Dayak Besar).
[sunting] Tahun 1945
• 17 April 1945, rakyat Banjarmasin mulai diwajibkan memberi hormat dengan membungkukkan badan kepada setiap tentara Jepang, baik yang naik sepeda, mobil dan sebagainya.
• 6 Mei 1945, pembentukan TRI pasukan MN 1001, MKTI (MN adalah singkatan dari Muhammad Noor).
• 18 Agustus 1945, pemerintahan Sukarno-Hatta menunjuk Ir. H. Pangeran Muhammad Noor sebagai gubernurKalimantan.
• 23 Agustus 1945, berdirinya organisasi kelaskaran GEMIRI (Gerakan Rakyat Mempertahankan Republik Indonesia) di Kandangan, Hulu Sungai Selatan.
• Agustus 1945, berdirinya organisasi kelaskaran Badan Pemberontak Rakyat Kalimantan di Kandangan, Hulu Sungai Selatan.
• 23 September 1945, berdirinya organisasi kelaskaran Pasukan Berani Mati di Alabio, Hulu Sungai Utara.
• November 1945, berdirinya organisasi kelaskaran Laskar Syaifullah di Haruyan, Hulu Sungai Tengah.
• 9 November 1945, pertempuran di Banjarmasin melawan Sekutu.
• 20 November 1945, berdirinya organisasi kelaskaran Gerakan Rakyat Pengajar/Pembela Indonesia Merdeka di Amuntai, Hulu Sungai Utara.
• 1945, berdirinya organisasi kelaskaran GERPINDOM (Gerakan Pemuda Indonesia Merdeka) di Birayang, Hulu Sungai Tengah, Barisan Pelopor Pemberontakan (BPPKL) di Martapura dan Banteng Borneo di Kota Rantau, Tapin serta Laskar Hasbullah di Martapura, Pelaihari, Rantau dan Hulu Sungai.
• 30 Oktober 1945, penyusupan Hasan Basry dan kawan-kawan dari Surabaya dengan kapal Bintang Tulen.
• 5 - 7 Desember 1945, Pertempuran Marabahan di Barito Kuala.
[sunting] Tahun 1946-1949
• 24 September 1946, penangkapan laskar Saifullah oleh Belanda di Kandangan pada saat pasar malam.
• 18 November 1946, pembentukan Batalyon TNI AL RI DIVISI IV (A) oleh Hasan Basry dengan melebur Banteng Indonesia dan organisasi kemiliteran lainnya.
• Mei 1947, pertempuran di Hambawang Pulasan, Barabai, dipimpin H. Aberanie Sulaiman, 48 serdadu Belanda tewas sedangkan 1 orang pejuang gugur, yaitu Made Kawis.[9]
• 3 Juli 1948, Belanda melantik Dewan Banjar. [10]
• 18 Juli 1948, peristiwa pertempuran di Wawai, 16 orang pejuang gugur.
• Agustus 1948, pertempuran di Hambawang Pulasan, dekat Barabai dipimpin Aliansyah.
• 21 Desember 1948, pertempuran Hawang, Hulu Sungai Tengah.
• 2 Januari 1949, pertempuran di Negara di Hulu Sungai Selatan, (Palagan Nagara).
• 7 Januari 1949, pembentukan Panitia Persiapan Proklamasi Kalimantan, dengan ketua H. Aberanie Sulaiman.
• 6 Februari, pertempuran Pagatan di Tanah Bumbu.
• 14 Februari 1949, pertempuran di Batu Tangga, Birayang, 2 orang pejuang gugur.
• 15 April 1949, Pertempuran Batakan di Tanah Laut.
• 15 Mei 1949, perumusan teks proklamasi di Telaga Langsat, dipimpin H. Aberanie Sulaiman.
• 16 Mei 1949, penandatanganan teks proklamasi Kalimantan di Ni'ih oleh Hasan Basry.
• 17 Mei 1949, Proklamasi Gubernur Tentara AL RI DIVISI IV (A) Pertahanan Kalimantan oleh Letkol. Hasan Basry (Pahlawan Nasional).
• 3 Juni 1949, Pertempuran Serangan Umum Kota Tanjung di Tabalong.
• 8 Agustus 1949, Pertempuran Garis Demarkasi di Karang Jawa.
• 2 September 1949, perundingan antara TNI AL RI DIVISI (A), yaitu Hasan Basry dengan Belanda diwakili Mayor Jenderal Suharjo dan UNCI sebagai penengah di Munggu Raya, Kandangan.
• 2 September 1949, pengakuan Angkatan Perang Republik Indonesia terhadap TNI AL RI DIVISI (A) sebagai bagian dari angkatan perang dan mengangkat Hasan Basry sebagai Komandan Batalyon dengan pangkat Letnan Kolonel.
• 1 November 1949, peleburan TNI AL RI DIVISI (A) ke dalam TNI Angkatan Darat Divisi Lambung Mangkurat dengan panglima Letkol Hasan Basry dan Kepala Staf Mayor H. Aberani Sulaiman.
[sunting] Masa Pembangunan
[sunting] Tahun 1950-1965
• 4 April 1950, penghapusan daerah Banjar, Dayak Besar dan Kalimantan Tenggara dari Republik Indonesia Serikat, kemudian dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Yogyakarta.
• 01 Juni 1950, pembentukan Kabupaten Kotabaru.
• 29 Juni 1950, Kepmendagri No. C/17/15/3 wilayah Kalimantan dibagi menjadi 6 Kabupaten Administratif dan 3 Swapraja. Salah satunya Afdeeling Van Hoeloe Soengai dibentuk menjadi Kabupaten Hulu Sungai dangan ibukota Kandangan.
• 14 Agustus 1950, pembentukan Propinsi Kalimantan serta pembentukan Kabupaten Banjar.
• 14 Agustus 1950 – 1953, masa Gubernur dr. Moerdjani.
• 2 Desember 1950, pembentukan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dengan Bupati Syarkawi.
• 2 Mei 1952, berdirinya Kabupaten Amuntai.
• 1953–1955, masa Gubernur Mas Subardjo.
• 14 Januari 1953, perubahan nama Kabupaten Amuntai menjadi Kabupaten Hulu Sungai Utara.
• 2-3 September 1953, musyawarah tokoh-tokoh untuk pembentukan Kabupaten Barabai.
• 24 September 1953, wafatnya Ratu Zaleha, putri Sultan Muhammad Seman, sebelumnya diasingkan ke Cianjur.
• 11 Januari 1954, turun gunungnya Bulan Jihad (sahabat Ratu Zaleha) dari pedalaman Kalimantan.
• 4 April 1954, pembentukan Panitia Penuntutan Kabupaten Barabai di rumah Asisten Wedana Abdul Muis Ridhani, ditunjuk sebagai ketua adalah A. Zaini.
• 1955–1957, masa Gubernur Raden Tumenggung Arya Milono.
• 7 Desember 1956, terbentuknya Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu gabungan dari Kotawaringin, Dayak Besar, Daerah Banjar dan Federasi Kalimantan Tenggara.
• 1957–1959, masa Gubernur Syarkawi.
• 23 Mei 1957, wilayah Kotawaringin dan Dayak Besar membentuk provinsi Kalimantan Tengah.
• 1958, musyawarah masyarakat Tapin di Balai Rakyat menghasilkan Badan Musyawarah Penuntut Kabupaten Tapin, yang diketuai H Isbat
• 15 Maret 1958, pembentukan Panitia Penuntutan Kabupaten Tabalong dengan ketua Juhri.
• 11 November 1958, pengangkatan kerangka Pangeran Antasari di Bayan Begak, Puruk Cahu untuk dimakamkan di Kompleks Makam Pahlawan Perang Banjar di Banjarmasin.
• 1959 – 1963, masa Gubernur Maksid.
• 24 Desember 1959, pembentukan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
• 4 Januari 1960, pembentukan Kabupaten Barito Kuala.
• 22 Agustus 1960, pembekuan kegiatan PKI dan ormasnya oleh Kepala Penguasa Perang Daerah Kalimantan Selatan, Brigjen Hasan Basry.
• 3 Juni 1961, pembentukan Panitia Penuntutan Kabuapaten Tanah Laut (Panitia 17) dengan ketua Soeparjan.
• 1-2 Juli 1961, musyawarah besar Tanah Laut menghasilkan pembentukan Panitia Penyalur Hasrat Rakyat Tuntutan Daswati II Tanah Laut yang diketuai H.M.N. Manuar.
• 1963–1963, masa Gubernur Abu Jahid Bustami.
• 1963–1968, masa Gubernur Aberani Sulaiman.
• 30 November 1965, pembentukan Kabupaten Tapin.
• 1 Desember 1965, pembentukan Kabupaten Tabalong.
• 2 Desember 1965, pembentukan Kabupaten Tanah Laut.
[sunting] Tahun 1968-2010
• 1968–1970, masa Gubernur Jasmani.
• 23 Maret 1968, pemberian Gelar Pahlawan Nasional untuk Pangeran Antasari.
• 1970–1980, masa gubernur Subarjo Sosroroyo.
• 10 November 1974 - Oktober 1979, pembangunan Masjid Raya Sabilal Muhtadin.
• 15 Januari 1979, wafatnya Ir. Pangeran M. Noor, Gubernur Kalimantan pertama dimakamkan di Jakarta.
• 1980–1984, masa Gubernur Mistar Cokrokusumo.
• 1984–1995, masa Gubernur Ir. H.M. Said.
• 15 Juli 1984, wafatnya Brigjen Hasan Basry, dimakamkan di Liang Anggang, Banjarbaru.
• 10 November 1991, peresmian Museum Wasaka oleh Gubernur Kalimantan Selatan Ir. H. Muhammad Said.
• 23 April 1997, peresemian Jembatan Barito oleh Presiden Soeharto.
• 23 Mei 1997, peristiwa Jum'at Kelabu di Banjarmasin, kampanye pemilu yang berakhir kerusuhan bernuansa SARA/partai.
• 1995–2000, masa Gubernur Gusti Hasan Aman.
• 2000–2005, masa Gubernur Syahriel Darham.
• 20 April 2000, pembentukan Kota Banjarbaru.
• 3 November 2001, pemberian gelar Pahlawan kemerdekaan untuk Brigjen Hasan Basry.
• 15 Desember 2004, banjir besar di Amuntai, korban mencapai 200 jiwa.
• 8 April 2006, pembentukan Kabupaten Balangan dan Tanah Bumbu.
• 21 Desember 2006, peresmian Taman Siring di sempadan Sungai Martapura dengan panjang 320 meter.
• 2005-2010, masa Gubernur Rudy Ariffin - H.M. Rosehan NB.
• 25 April 2008, peresmian Jembatan Rumpiang oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono di Barito Kuala.
• Oktober 2008, dimulainya pembangunan runway Bandara Syamsudin Noor menuju Bandara Internasional.
• 11 Februari 2009, pemancangan tiang pembangunan Kantor Gubernur di Banjarbaru.
• 26 Februari 2009, dimulainya pembangunan PLTU di Asam-asam dengan kekuatan 2 x 65 megawatt.
• 27 Mei 2009, pembukaan alur Sungai Barito bebas dari lumpur untuk jalur pelayaran dan pelabuhan.
• 2010-2015, masa Gubernur Rudy Ariffin - Rudy Resnawan.
• 1 Januari 2010, pemberlakuan Perda Pendidikan Al Qur'an bagi seluruh jenjang sekolah di Kalimantan Selatan.
• 24 Juli 2010, pemberian gelar Pangeran kepada Ir. Gt. Khairul Saleh sebagai keputusan Musyawarah Tinggi Adat Banjar.
• 12 Desember 2010, penobatan Ir. Gt. Khairul Saleh sebagai Raja Muda Keseultanan Banjar dengan gelar Pangeran Khairul Saleh.
[sunting] Kondisi dan Sumber Daya Alam
[sunting] Keanekaragaman Hayati
• Flora Resmi: Kasturi (Mangifera casturi)
• Fauna Resmi: Bekantan (Nasalis larvatus)
[sunting] Sumber Daya Alam
Kawasan hutan di daerah ini meliputi:
• Hutan tetap seluas 139.315 ha
• Hutan produksi seluas 1.325.024 ha
• Hutan lindung seluas 139.315 ha
• Hutan konvensi seluas 348.919 ha
Sementara areal perkebunan meliputi:
• Perkebunan negara seluas 229.541 ha
Bahan-bahan galian yang ada di daerah ini antara lain:[11]
• Batu bara
• Minyak bumi
• Pasir kuarsa
• Biji besi
[sunting] Sosial Kemasyarakatan
[sunting] Suku Bangsa
Kelompok etnik di Kalimantan Selatan menurut Museum Lambung Mangkurat, antara lain:[12]
1. Orang Banjar Kuala, di daerah Banjarmasin sampai Martapura
2. Orang Banjar Batang Banyu, di daerah Margasari sampai Kelua
3. Orang Banjar Pahuluan, di daerah Tanjung sampai Pelaihari (luar Martapura)
4. Suku Barangas, di daerah Berangas, Ujung Panti, Lupak, Aluh Aluh
5. Suku Bakumpai, di daerah Bakumpai, Marabahan, Kuripan, Tabukan
6. Suku Maanyan, di daerah Dayak Warukin, Pasar Panas, Dayak Balangan,Dayak Samihim
7. Suku Abal, di daerah Kampung Agung sampai Haruai
8. Suku Dusun Deyah, di daerah Muara Uya, Gunung Riut, Upau
9. Suku Lawangan, di daerah Muara Uya Utara
10. Suku Bukit, di daerah Awayan (Dayak Pitap), Haruyan, Hantakan, di daerah Loksado, Piani, Paramasan, Bajuin, Riam Adungan, Sampanahan, Hampang
11. Orang Madura Madurejo, di daerah Pengaron, Mangkauk
12. Orang Jawa Tamban, di daerah Purwosari
13. Orang Cina Parit, di daerah Pelaihari
14. Suku Bajau, di daerah Kotabaru, Tanjung Batu
15. Orang Bugis Pagatan, di daerah Pagatan
16. Suku Mandar, di daerah pulau Laut dan pulau Sebuku
Delapan etnik terbanyak di Kalimantan Selatan (dalam sensus belum disebutkan beberapa suku kecil yang merupakan penduduk asli), yaitu:[13]
Nomor
Suku Bangsa
Jumlah

1 Suku Banjar
2.271.586 jiwa
2 Suku Jawa
391.030 jiwa
3 Suku Bugis
73.037 jiwa
4 Suku Madura
36.334 jiwa
5 Suku Bukit (Dayak Meratus)
35.838 jiwa
6 Suku Mandar
29.322 jiwa
7 Suku Bakumpai
20.609 jiwa
8 Suku Sunda
18.519 jiwa
9 Suku-suku lainnya 99.165 jiwa
Kelompok etnik berdasarkan urutan keberadaannya di Kalimantan Selatan adalah:
1. Austrolo-Melanosoid (sudah punah)
2. Dayak (rumpun Ot Danum)
3. Suku Dayak Bukit
4. Suku Banjar (1526)
5. Suku Bajau, Suku Bugis (1750) dan Suku Mandar
6. Suku Jawa dan Suku Madura
7. Etnis Tionghoa-Indonesia dan Etnis Arab-Indonesia
8. Etnis Eropa (1860-1942), umumnya sudah kembali ke Eropa
[sunting] Seni dan Budaya
[sunting] Bahasa Daerah
• Bahasa Melayu Lokal:
o Bahasa Banjar (bjn)
 Dialek Banjar Hulu
 Dialek Banjar Kuala
 Bahasa Barangas)
o Bahasa Melayu Bukit (bvu)
• Bahasa Barito
o Barito Barat
 Barito Barat bagian Selatan:
 Bahasa Bakumpai (bkr)
o Barito Timur
 Barito Timur bagian Utara:
 Bahasa Lawangan-Pasir(lbx)
 Barito Timur bagian Tengah dan Selatan
 Bagian Tengah:
 Bahasa Dusun Deyah (dun)
 Bagian Selatan:
 Bahasa Maanyan (mhy)
[sunting] Pemerintahan
[sunting] Daftar Kabupaten dan Kota


Kantor Gubernur Kalimantan Selatan dengan motif Rumah Bubungan Tinggi. Kawasan ini dahulu lokasi rumah Residen Belanda yang dinamakan Kampung Amerongan
Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dibagi menjadi 11 kabupaten dan 2 kota, yaitu:
No. Kabupaten/Kota Ibu kota Jumlah Kecamatan Jumlah Desa
1 Kabupaten Balangan
Paringin 8 152
2 Kabupaten Banjar
Martapura 19 288
3 Kabupaten Barito Kuala
Marabahan 17 200
4 Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Kandangan 11 148
5 Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Barabai 11 169
6 Kabupaten Hulu Sungai Utara
Amuntai 10 219
7 Kabupaten Kotabaru
Kotabaru 20 197
8 Kabupaten Tabalong
Tanjung 12 131
9 Kabupaten Tanah Bumbu
Batulicin 10 135
10 Kabupaten Tanah Laut
Pelaihari 11 135
11 Kabupaten Tapin
Rantau 12 131
12 Kota Banjarbaru
Banjarbaru Kota 5 50
13 Kota Banjarmasin
Banjarmasin 5 20

[sunting] Dewan Perwakilan Daerah
Anggota Dewan Perwakilan Daerah yang berasal dari Kalimantan Selatan adalah:
• Gusti Farid Hasan Aman
• Adhariani
• Habib Hamid Abdullah
• Mohammad Sofwat Hadi
[sunting] Daftar gubernur
Mulai dari 1945-1957 gubernur mengepalai provinsi Kalimantan
No. Nama Dari Sampai Keterangan
1. Ir. Pangeran Muhammad Noor
2 September 1945
1950
2. dr. Murjani
14 Agustus 1950
1953
3. Mas Subarjo
1953
1955
4. Raden Tumenggung Arya Milono
1955 1957

Selanjutnya tahun 1957 sebutan provinsi Kalimantan menjadi Provinsi Kalimantan Selatan.
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1. Syarkawi
1957
1959
2. Maksid
1959
1963
3. Abu Jahid Bastomi
1963
1963
4. Aberani Sulaiman
1963 1968
5. Jamani
1968
1970 [14]

6. Subarjo Sosroroyo
1970
1980
7. Mistar Cokrokusumo
1980
1984
8. Muhammad Said
1984
1995
9. Gusti Hasan Aman
1995
2000
10.
Sjachriel Darham
2000
Maret 2005
11. Tursandi Alwi
Maret 2005
5 Agustus 2005 Penjabat Gubernur
12. Rudy Ariffin
5 Agustus 2005
4 Agustus 2010
periode pertama
13. Rudy Ariffin 5 Agustus 2010
sekarang periode kedua
[sunting] Daerah Pemilihan DPR RI 2009
Daerah Pemilihan DPR RI tahun 2009 (Bahasa Melayu: Kawasan Parlemen) adalah:
Daerah Pemilihan
Gabungan Kab/Kota
Jumlah kursi

Kalimantan Selatan 1 Banjar, Barito Kuala, Tapin, Tabalong, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara 6 kursi
Kalimantan Selatan 2 Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru 5 kursi
Kalimantan Selatan 1:
• Habib Aboe Bakar Alhabsyi[15]
[sunting] Daerah Pemilihan DPRD Kalimantan Selatan 2009
Daerah Pemilihan DPRD Kalimantan Selatan (Bahasa Melayu: Dewan Undangan Negeri) adalah:
Nomor
Daerah
Jumlah kursi

Kalimantan Selatan 1 Banjarmasin 10 kursi
Kalimantan Selatan 2 Banjar, Banjarbaru 10 kursi
Kalimantan Selatan 3 Barito Kuala 5 kursi
Kalimantan Selatan 4 Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah 10 kursi
Kalimantan Selatan 5 Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong 8 kursi
Kalimantan Selatan 6 Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru 12 kursi
[sunting] Seni dan Budaya


Gedung Sultan Suriansyah tempat pementasan budaya Kal-Sel.
[sunting] Seni Karawitan
1. Gamelan Banjar
2. Musik Panting (suku Banjar)
3. Musik Kangkurung/Kukurung (suku Dayak Bukit)
4. Musik Bumbung
5. Musik Kintung
6. Musik Kangkanong
7. Musik Salung
8. Musik Suling
9. Musik Bambang
10. Musik Masukkiri (suku Bugis)
[sunting] Teater tradisional dan wayang
• Mamanda (teater tradisional suku Banjar)
• Lamut (suku Banjar)
• Madihin (suku Banjar)
• Wayang Kulit Banjar (suku Banjar)
• Wayang Gung (wayang orang suku Banjar)
• Balian(suku Dayak Bukit)
[sunting] Tarian
Tarian suku Banjar:
• Baksa Kambang
• Radap Rahayu
• Kuda Gepang
• Tarian suku Banjar lainnya
Tarian suku Dayak Bukit:
• Tari Tandik Balian
• Tari Babangsai (tarian ritual, penari wanita)
• Tari Kanjar (tarian ritual, penari pria)
[sunting] Lagu
Lagu Daerah suku Banjar antara lain:
• Ampar-ampar Pisang
• Sapu Tangan Babuncu Ampat
• Paris Barantai
• Lagu daerah Banjar lainnya
[sunting] Rumah Adat
• Rumah Adat Suku Banjar disebut Rumah Bubungan Tinggi
• Rumah Adat Suku Dayak Bukit disebut Balai
[sunting] Pakaian Adat
Lihat pula: Busana Pengantin Banjar
• Pakaian Pengantin Suku Banjar ada 4 jenis, yaitu:
o Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut
o Pengantin Baamar Galung Pancar Matahari
o Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan
o Pangantin Babaju Kubaya Panjang
• Pakaian Pemuda-pemudi ada 2 jenis, yaitu:
o Pakaian Nanang
o Galuh Banjar
[sunting] Pariwisata dan peninggalan sejarah
[sunting] Banjarmasin
• Komplek Makam Sultan Suriansyah
• Komplek Makam Pangeran Antasari
• Masjid Sultan Suriansyah
• Pasar Terapung Muara Kuin
• Festival Nanang dan Galuh Banjar
• Museum Wasaka
• Kubah Surgi Mufti
• Kubah Basirih
• Makam Ratu Zaleha
[sunting] Banjarbaru
• Museum Lambung Mangkurat
• Pendulangan Intan Cempaka
[sunting] Banjar
• Mesjid Agung Al Karomah Martapura
• Pusat Penjualan Batu Permata Cahaya Bumi Selamat Martapura
• Pasar Terapung Lok Baintan
• Makam Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary Kelampaian
• Taman Hutan Raya Sultan Adam Mandiangin
• Lembah Kahung
• Rumah Bubungan Tinggi Teluk Selong Ulu di Teluk Selong Ulu, Martapura Barat, Banjar
• Rumah Gajah Baliku Teluk Selong Ulu di Teluk Selong, Martapura, Banjar.
• Rumah Balai Bini Desa Teluk Selong Ulu di desa Teluk Selong Ulu, Martapura, Banjar.
• Rumah Palimbangan Desa Pasayangan di Pasayangan, Martapura, Banjar.
• Makam Datu Ambulung di Martapura, Banjar.
• Masjid Jami Sungai Batang di Martapura, Banjar
• Monumen ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan di Gambut, Banjar
• Makam Sultan Adam di Kelurahan Jawa Martapura, Banjar
• Makam Sultan Inayatullah di Kampung Keraton Martapura, Banjar
• Makam Sultan Sulaiman Saidullah di Desa Lihung, Karang Intan, Banjar
[sunting] Barito Kuala
• Jembatan Barito
• Jembatan Rumpiang
• Pulau Kembang
• Pulau Kaget
• Makam Haji Japeri
• Makam Panglima Wangkang di Marabahan, Barito Kuala
• Rumah Bulat (Rumah Joglo Desa Penghulu) di desa Penghulu, Marabahan, Barito Kuala
• Rumah Gajah Baliku Desa Penghulu
• Makam Datuk Aminin
[sunting] Hulu Sungai Selatan
• Loksado (Wisata Alam Pegunungan dan Arung Jeram Balanting Paring (Bamboo Rafting), Balian)
• Masjid Su'ada di Wasah Hilir
• Benteng Gunung Madang di Sei Madang
• Makam Haji Saadudin di Taniran
• Makam Datu Patinggi Mandapai
• Makam Tumpang Talu
• Gedung Musyawaratutthalibin di Simpur
• Rumah Bubungan Tinggi Desa Tibung di Kandangan
• Rumah Bubungan Tinggi Desa Baruh Kambang di Negara, Daha Selatan
• Rumah Bubungan Tinggi Desa Habirau di Daha Selatan
• Rumah Perjuangan di Karang Jawa, Kandangan
• Rumah Perjuangan di Durian Rabung
• Rumah Bersejarah di Simpur
• Monumen 17 Mei di Ni'ih
• Tanuhi (Kolam Renang dan Pemandian Air Panas Alami)
[sunting] Hulu Sungai Tengah
• Wisata Arung Jeram Pagat
• Pemandian Air Panas Hantakan
• Gua Liang Hadangan
• Canting Langit
• Wisata Lok Laga Hantakan
• Masjid Keramat Pelajau
• Makam 23 Pejuang
• Makam Pangeran Kacil
• Makam Tumenggung Jayapati
• Maulid Nabi Muhammad
[sunting] Hulu Sungai Utara
• Candi Agung Amuntai di Paliwara
• Masjid Jami Sungai Banar
• Masjid Jami Assuhada
• Masjid Basar Pandulangan
[sunting] Tapin
• Goa Batu Hapu
• Candi Laras di Kecamatan Candi Laras Selatan
• Masjid Al-Mukarromah di Banua Halat Kiri, Tapin
• Makam Datu Sanggul di Tatakan
• Masjid Gadung Keramat
• Rumah Bubungan Tinggi Desa Lawahan
[sunting] Kotabaru
• Gunung Bamega
• Makam Ratu Intan di Bakau, Pamukan Utara, Kotabaru
• Kompleks Makam Raja-raja Kotabaru di Pulau Laut Utara
[sunting] Tanah Laut
• Gunung Kayangan
• Pantai Takisung
• Pantai Swarangan
• Pantai Batakan
• Benteng Tabanio
• Makam Keramat Istana
• Makam Datu Ingsat
[sunting] Tanah Bumbu
• Makam Syekh Haji Muhammad Arsyad
• Makam Pangeran Agung
[sunting] Tabalong
• Masjid Pusaka dan Makam Penghulu Rasyid di Banua Lawas
• Makam Gusti Buasan di Tabalong
• Masjid Jami Puain Kanan di Tanta
• Goa Babi di Desa Randu, Muara Uya
• Makam Syekh Muhammad Nafis Al-Banjari di Kelua
Kalimantan Timur
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Untuk wilayah Kalimantan Timur pada masa Republik Indonesia Serikat, lihat Negara Kalimantan Timur.
Kalimantan Timur


Lambang


Ruhui Rahayu
(Bahasa Banjar: "kehidupan yang harmonis, sejahtera, aman dan tenteram")

Peta lokasi Kalimantan Timur
Koordinat
2º 25' LS - 4º 24' LU
113º 44' - 119º 00' BT

Dasar hukum UU No. 25 Tahun 1956

Tanggal penting 1 Januari 1957

Ibu kota
Samarinda

Gubernur
Awang Faroek Ishak

Luas
245.237,80 km² [1]

Penduduk
3.550.586 jiwa (2010) [2]

Kepadatan 11,22 jiwa/km² [1]

Kabupaten
10
Kota
4
Kecamatan
122[3]

Kelurahan/Desa
191 / 1.347[3]

Suku Jawa (29,55%), Bugis (18,26%), Banjar (13,94%), Dayak (9,91%), Kutai (9,21%), dan suku lainnya 19,13%. [4]

Agama
Islam (82,3%), Kristen (Protestan & Katolik) (16,4%), Hindu (0,58%), dan Budha (0,78%) (2009)[5]

Bahasa
Bahasa Indonesia, Banjar, Dayak, Kutai

Zona waktu
WITA (UTC+8)

Lagu daerah
Indung-Indung, Buah Bolok, Lamin Talunsur
Rumah tradisional
Rumah Lamin

Senjata tradisional
Mandau, Bujak, Serepang, Kelibit, Sumpit, Gayang
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.kaltimprov.go.id

(?)

Kalimantan Timur adalah wilayah yang berstatus provinsi di Indonesia. Provinsi ini merupakan salah satu dari empat provinsi di Kalimantan.
Kalimantan Timur merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia, dengan luas wilayah 245.237,80 km2 atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura atau 11% dari total luas wilayah Indonesia. Provinsi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, yaitu Negara Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur.[3]
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah
o 1.1 Pembentukan Provinsi Kalimantan Timur
o 1.2 Pembentukan Kota dan Kabupaten Baru
• 2 Pemerintahan
o 2.1 Gubernur
o 2.2 Daftar wakil gubernur
 2.2.1 Pembantu Gubernur
o 2.3 Kabupaten dan Kota
• 3 Kondisi Geografis dan Sumber Daya Alam
o 3.1 Keanekaragaman Hayati
o 3.2 Sumber Daya Alam
• 4 Perekonomian
• 5 Sosial Kemasyarakatan
o 5.1 Suku Bangsa
o 5.2 Bahasa Daerah
o 5.3 Pariwisata, Seni dan Budaya
 5.3.1 Lagu Daerah
 5.3.2 Seni Suara
 5.3.3 Seni Berpantun
o 5.4 Agama
• 6 Seni dan Budaya
o 6.1 Musik
o 6.2 Tarian
o 6.3 Penyembuhan Penyakit
o 6.4 Tolak Bala/Hajatan/Selamatan
o 6.5 Perkawinan
o 6.6 Senjata Tradisional
o 6.7 Upacara Adat Kematian
• 7 Referensi
• 8 Lihat pula
• 9 Pranala luar

[sunting] Sejarah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Kalimantan Timur
Sebelum masuknya suku-suku dari Sarawak dan suku-suku pendatang dari luar pulau, wilayah ini sangat jarang penduduknya. Sebelum kedatangan Belanda terdapat beberapa kerajaan yang berada di Kalimantan Timur, diantaranya adalah Kerajaan Kutai (beragama Hindu), Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Kesultanan Pasir dan Kesultanan Bulungan.
Menurut Hikayat Banjar, wilayah Kalimantan Timur (Pasir, Kutai, Berau, Karasikan) merupakan sebagian dari wilayah taklukan Kesultanan Banjar, bahkan sejak jaman Hindu. Dalam Hikayat Banjar menyebutkan bahwa pada paruh pertama abad ke-17 Sultan Makassar meminjam tanah sebagai tempat berdagang meliputi wilayah timur dan tenggara Kalimantan kepada Sultan Mustain Billah dari Banjar pada waktu Kiai Martasura diutus ke Makassar dan mengadakan perjanjian dengan I Mangngadaccinna Daeng I Ba’le’ Sultan Mahmud Karaeng Pattingalloang, yaitu Sultan Tallo yang menjabat mangkubumi bagi Sultan Malikussaid Raja Gowa tahun 1638-1654 yang akan menjadikan wilayah Kalimantan Timur sebagai tempat berdagang bagi Kesultanan Makassar (Gowa-Tallo), [6] dengan demikian mulai berdatanganlah etnis asal Sulawesi Selatan. Sejak 13 Agustus 1787, Sultan Tahmidullah II dari Banjar menyerahkan Kalimantan Timur mejadi milik perusahaan VOC Belanda dan Kesultanan Banjar sendiri dengan wilayahnya yang tersisa menjadi daerah protektorat VOC Belanda.
Sesuai traktat 1 Januari 1817, Sultan Sulaiman dari Banjar menyerahkan Kalimantan Timur, Kalimatan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan (termasuk Banjarmasin) kepada Hindia-Belanda. Pada tanggal 4 Mei 1826, Sultan Adam al-Watsiq Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda. [7] Pada tahun 1846, Belanda mulai menempatkan Asisten Residen di Samarinda untuk wilayah Borneo Timur (sekarang provinsi Kalimantan Timur dan bagian timur Kalimantan Selatan) bernama H. Von Dewall. [8]
provinsi Kalimantan Timur selain sebagai kesatuan administrasi, juga sebagai kesatuan ekologis dan historis. Kalimantan Timur sebagai wilayah administrasi dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 dengan gubernurnya yang pertama adalah APT Pranoto.
Sebelumnya Kalimantan Timur merupakan salah satu karesidenan dari Provinsi Kalimantan. Sesuai dengan aspirasi rakyat, sejak tahun 1956 wilayahnya dimekarkan menjadi tiga provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat.


Kantor Gubernur Kalimantan Timur.
[sunting] Pembentukan Provinsi Kalimantan Timur
Daerah-daerah Tingkat II di dalam wilayah Kalimantan Timur, dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 27 Tahun 1959, Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1955 No.9).
Lembaran Negara No.72 Tahun 1959 terdiri atas:
• Pembentukan 2 kotamadya, yaitu:
1. Kotamadya Samarinda, dengan Kota Samarinda sebagai ibukotanya dan sekaligus sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur.
2. Kotamadya Balikpapan, dengan kota Balikpapan sebagai ibukotanya dan merupakan pintu gerbang Kalimantan Timur.
• Pembentukan 4 kabupaten, yaitu:
1. Kabupaten Kutai, dengan ibukotanya Tenggarong
2. Kabupaten Pasir, dengan ibukotanya Tanah Grogot.
3. Kabupaten Berau, dengan ibukotanya Tanjung Redeb.
4. Kabupaten Bulungan, dengan ibukotanya Tanjung Selor.
[sunting] Pembentukan Kota dan Kabupaten Baru


Gedung DPRD Kaltim
Berdarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 1981, maka dibentuk Kota Administratif Bontang di wilayah Kabupaten Kutai dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1989, maka dibentuk pula Kota Madya Tarakan di wilayah Kabupaten Bulungan. Dalam Perkembangan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan di dalam Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah, maka dibentuk 2 Kota dan 4 kabupaten, yaitu:
1. Kabupaten Kutai Barat, beribukota di Sendawar
2. Kabupaten Kutai Timur, beribukota di Sangatta
3. Kabupaten Malinau, beribukota di Malinau
4. Kabupaten Nunukan, beribukota di Nunukan
5. Kota Bontang (peningkatan kota administratif Bontang menjadi kotamadya)
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2002, maka Kabupaten Pasir mengalami pemekaran dan pemekarannya bernama Kabupaten Penajam Paser Utara.
Pada tanggal 17 Juli 2007, DPR RI sepakat menyetujui berdirinya Tana Tidung sebagai kabupaten baru di Kalimantan Timur, maka jumlah keseluruhan kabupaten/kota di Kalimantan Timur menjadi 14 wilayah. Pada tahun yang sama, nama Kabupaten Pasir berubah menjadi Kabupaten Paser berdasarkan PP No. 49 Tahun 2007.
[sunting] Pemerintahan
[sunting] Gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai
1.
A.P.T. Pranoto
1956
1962

2.
I.A. Moeis[9]
1959
1959

3.
A. Moeis Hasan
10 Agustus 1962
14 September 1966

4.
Soekadio
1966
1967

5.
Abdoel Wahab Sjahranie
1967
1978

6.
Ery Soepardjan
1978
1983

7.
H. Soewandi
1983
1988

8.
H.M. Ardans, SH
1988
1998

9.
Suwarna A.F.[10]
1998
2006

10.
Drs. Yurnalis Ngayoh[11]
8 Desember 2006
3 Juli 2008


Tarmizi Abdul Karim[12]
3 Juli 2008
17 Desember 2008

11.
Awang Faroek Ishak[13]
17 Desember 2008
sekarang
[sunting] Daftar wakil gubernur
No. Nama Dari Sampai Keterangan
1. H.M. Ardans, SH 1983
1988

2. H. Harsono, S.Sos
1988
1993

3. Suwarna A.F. 1993
1998

4. Drs.H. Chaidir Hafiedz
1998
2002

5. Drs. Yurnalis Ngayoh
1998
2003

6. Drs. Yurnalis Ngayoh 2003
2006

7. Farid Wadjdy
2008
sekarang
Saat ini Gubernur dijabat oleh Awang Faroek Ishak. Ia mencalonkan diri sebagai menjadi Gubernur Kalimantan Timur pada tahun 2008 dan akhirnya terpilih pada putaran kedua dan dilantik pada 17 Desember 2008.
[sunting] Pembantu Gubernur
Selanjutnya sebagai perpanjangan tangan dari Gubernur Kepala Dearah Provinsi Kalimantan Timur dalam mengelola Administrasi Pemerintahan dan Pembangunan di daerah ini, dibentuk 2 (dua) Pembantu Gubernur yang bertugas Mengkoordinir Wilayah Utara dan Wilayah Selatan, yaitu:
1. Pembantu Gubernur Wilayah Utara, berkedudukan di Kota Tarakan yang dalam hal ini merupakan perpanjangan tangan gubernur untuk Wilayah Kabupaten Berau, Bulungan dan Kota Administratif Tarakan.
2. Pembantu Gubernur Wilayah Selatan, berkedudukan di Kota Balikpapan yang dalam hal ini merupakan perpanjangan tangan gubernur untuk Kotamadya Balikpapan, Kabupaten Kutai, Kabupaten Paser dan Kota Administratif Bontang.
Kemudian institusi dua Pembantu Gubernur Kalimantan Timur Wilayah Selatan dan Utara tersebut telah ditiadakan sejak tahun 1999. Kebijakan penghapusan institusi ini semata-mata untuk memenuhi ketentuan Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.
[sunting] Kabupaten dan Kota
Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dibagi menjadi 10 kabupaten dan 4 kota, yaitu:
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Berau
Tanjungredep
2 Kabupaten Bulungan
Tanjungselor
3 Kabupaten Kutai Barat
Sendawar
4 Kabupaten Kutai Kartanegara
Tenggarong
5 Kabupaten Kutai Timur
Sangatta
6 Kabupaten Malinau
Malinau
7 Kabupaten Nunukan
Nunukan
8 Kabupaten Paser
Tanah Grogot
9 Kabupaten Penajam Paser Utara
Penajam
10 Kabupaten Tana Tidung
Tideng Pale
11 Kota Balikpapan
-
12 Kota Bontang
-
13 Kota Samarinda
-
14 Kota Tarakan
-

[sunting] Kondisi Geografis dan Sumber Daya Alam
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Geografi Kalimantan Timur


Salah satu kawasan Hutan hujan tropis di Pujungan, Malinau.
Kalimantan Timur merupakan provinsi terluas di Indonesia dengan luas wilayah kurang lebih 245.237,80 km² atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura atau 11% dari total luas wilayah Indonesia. Provinsi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, yaitu Negara Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur. [14]
[sunting] Keanekaragaman Hayati
Di Kalimantan Timur kira-kira tumbuh sekitar 1000-189.000 jenis tumbuhan,[rujukan?] antara lain anggrek hitam yang harga per bunganya dapat mencapai Rp, 100.000,- hingga Rp, 500.000,-
[sunting] Sumber Daya Alam
Masalah sumber daya alam di sini terutama adalah penebangan hutan ilegal yang memusnahkan hutan hujan, selain itu Taman Nasional Kutai yang berada di Kabupaten Kutai Timur ini juga dirambah hutannya. Kurang dari setengah hutan hujan yang masih tersisa, seperti Taman Nasional Kayan Mentarang di bagian utara provinsi ini. Pemerintah lokal masih berusaha untuk menghentikan kebiasaan yang merusak ini.
[sunting] Perekonomian
Hasil utama provinsi ini adalah hasil tambang seperti minyak, gas alam dan batu bara. Sektor lain yang kini sedang berkembang adalah agrikultur, pariwisata dan industri pengolahan.
Beberapa daerah seperti Balikpapan dan Bontang mulai mengembangkan kawasan industri berbagai bidang demi mempercepat pertumbuhan perekonomian. Sementara kabupaten-kabupaten di Kaltim kini mulai membuka wilayahnya untuk dibuat perkebunan seperti kelapa sawit dan lain-lain.
Kalimantan Timur memiliki beberapa tujuan pariwisata yang menarik seperti kepulauan Derawan di Berau, Taman Nasional Kayan Mentarang dan Pantai Batu Lamampu di Nunukan, peternakan buaya di Balikpapan, peternakan rusa di Penajam, Kampung Dayak Pampang di Samarinda, Pantai Amal di Kota Tarakan, Pulau Kumala di Tenggarong dan lain-lain.
Tapi ada kendala dalam menuju tempat-tempat di atas, yaitu transportasi. Banyak bagian di provinsi ini masih tidak memiliki jalan aspal, jadi banyak orang berpergian dengan perahu dan pesawat terbang dan tak heran jika di Kalimantan Timur memiliki banyak bandara perintis. Selain itu, akan ada rencana pembuatan Highway Balikpapan-Samarinda-Bontang-Sangata demi memperlancar perekonomian.
[sunting] Sosial Kemasyarakatan
[sunting] Suku Bangsa
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Suku bangsa di Kalimantan Timur


Tarian dari warga Suku Dayak Kenyah.
Kalimantan Timur memiliki beberapa macam suku bangsa. selama ini yang dikenal oleh masyarakat luas, padahal selain dayak ada 1 suku yang juga memegang peranan penting di Kaltim yaitu suku Kutai. Suku Kutai merupakan suku melayu asli Kalimantan Timur, yang awalnya mendiami wilayah pesisir Kalimantan Timur. Lalu dalam perkembangannya berdiri dua kerajaan Kutai, kerajaan Kutai Martadipura yang berdiri lebih dulu dengan rajanya Mulawarman, lalu berdiri pula belakangan kerajaan Kutai Kartanegara yang kemudian menaklukan Kerajaan Kutai Martadipura, dan lalu berubah nama menjadi kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Di Kalimantan Timur terdapat juga banyak suku suku pendatang dari luar, seperti Bugis, Jawa dan Makassar. Bahasa Jawa dan Bahasa Bugis adalah dua dari banyak bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Kalimantan Timur. Suku Bugis banyak mendiami Kalimantan, Samarinda, Sangatta dan Bontang. Sedangkan suku Jawa banyak mendiami Samarinda dan Balikpapan.
[sunting] Bahasa Daerah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bahasa daerah di Kalimantan Timur
Bahasa-bahasa daerah di Kalimantan Timur merupakan bahasa Austronesia dari rumpun Malayo-Polynesia, diantaranya adalah Bahasa Tidung,Bahasa Banjar, Bahasa Berau dan Bahasa Kutai. Bahasa lainnya adalah Bahasa Lundayeh.
[sunting] Pariwisata, Seni dan Budaya
[sunting] Lagu Daerah
• Burung Enggang (bahasa Kutai)
• Meharit (Bahasa Kutai)
• Sabar'ai-sabar'ai (Bahasa Banjar)
• Anjat Manik (Bahasa Berau Benua)
• Bebilin (Bahasa Tidung)
• Andang Sigurandang (Bahasa Tidung)
• Bedone (Bahasa Dayak Benuaq)
• Ayen Sae (Bahasa Dayak)
• Sorangan (Bahasa Banjar)
• Lamin Talunsur (Bahasa Kutai)
• Buah Bolok (Bahasa Kutai)
• Aku Menyanyi (Bahasa Kutai)
• Sungai Kandilo (Bahasa Pasir)
• Rambai Manguning (Bahasa Banjar)
• Ading Manis (Bahasa Banjar)
• Indung-Indung (Bahasa Melayu Berau)
• Basar Niat (Bahasa Melayu Berau)
• Berampukan (Bahasa Kutai)
• Undur Hudang (Bahasa Kutai)
• Kada Guna Marista (Bahasa Banjar)
• Tajong Samarinda (Bahasa Kutai)
• Citra Niaga (Bahasa Kutai)
• Taman Anggrek Kersik Luwai
• Ne Poq Batangph
• Banuangku
• Kekayaan Alam Etam (Bahasa Kutai)
• Mambari Maras (Bahasa Banjar)
• Kambang Goyang (Bahasa Banjar)
• Apandang Jakku
• Keledung
• Ketuyak
• Jalung
• Antu
• Mena Wang Langit
• Tung Tit
• To Kejaa
• Ting Ting Nging
• Endut-Endut
• Enjung-Enjung
• Julun Lajun
• Sungai Mahakam
• Samarinda Kota Tepian (Bahasa Kutai)
• Jagung Tepian
• Kandania
• Sarang Kupu
• Adui Indung
• Nasi Bekepor (Bahasa Kutai)
• Nasib Awak
• Tenau
• Luwai
[sunting] Seni Suara
• Bedeguuq (Dayak Benuaq)
• Berijooq (Dayak Benuaq)
• Ninga (Dayak Benuaq)
• Enluei (Dayak Wehea)
[sunting] Seni Berpantun
• Perentangin (Dayak Benuaq)
• Ngelengot (Dayak Benuaq)
• Ngakey (Dayak Benuaq)
• Ngeloak (Dayak Benuaq)
[sunting] Agama
Masyarakat di Kalimantan Timur menganut berbagai agama yang diakui di Indonesia, yaitu:
• Buddha
• Hindu
• Islam
• Katolik
• Kristen
[sunting] Seni dan Budaya
[sunting] Musik
• Tingkilan (suku Kutai)
• Musik Sempek/Kejien (suku Dayak Wehea)
[sunting] Tarian
• Tarian Bedewa dari suku Tidung (Kabupaten Nunukan)
• Tarian Iluk Bebalon dari suku Tidung (Kota Tarakan)
• Tarian Besyitan dari suku Tidung (Kabupaten Malinau)
• Tarian Kedandiu dari suku Tidung (Kabupaten Bulungan)
• Tarian Gantar dari Suku Dayak Benuaq
• Tarian Ngeleway dari Suku Dayak Benuaq
• Tarian Ngerangkaw dari Suku Dayak Benuaq
• Tarian Kencet dari Suku Dayak Kenyah
• Tarian Datun dari Suku Dayak Kenyah
• Tarian Hudoq dari Suku Dayak Wehea
• Tarian Kejien dari Suku Dayak Wehea
• Belian
• Tarian Jepin Ujang Bentawol Suku Tidung (Kota Tarakan)
[sunting] Penyembuhan Penyakit
• Beliatn Bawo (suku Dayak Benuaq)
• Beliatn Sentiyu (suku Dayak Benuaq)
• Beliatn Kenyong (Suku Dayak Benuaq)
• Beliatn Luangan (suku Dayak Benuaq)
• Beliatn Bejamu (suku Dayak Benuaq)
[sunting] Tolak Bala/Hajatan/Selamatan
• Nuak (dari Suku Dayak Benuaq)
• Bekelew (suku Dayak Benuaq)
• Nalitn Tautn (suku Dayak Benuaq)
• Paper Maper (suku Dayak Benuaq)
• Besamat (suku Dayak Benuaq)
• Pakatn Nyahuq (suku Dayak Benuaq)
[sunting] Perkawinan
• Ngompokng (suku Dayak Benuaq)
• Tari Kanjar (suku Kutai)
[sunting] Senjata Tradisional


Mandau
• Mandau - Manaau
• Gayang
• Keris Buritkang
• Sumpit - Potaatn
• Perisai - Keleubet
• Tombak - Belokokng
[sunting] Upacara Adat Kematian
• Kwangkey/Kuangkay (suku Dayak Benuaq)
• Kenyeuw (suku Dayak Benuaq)
• Parepm Api/Tooq (suku Dayak Benuaq)

Sulawesi Utara
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Akurasi Terperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Sulawesi Utara


Lambang


"Si Tou Timou Tumou Tou"
(Bahasa Minahasa: "Manusia hidup untuk menghidupi/mendidik/menjadi berkat orang lain")

Peta lokasi Sulawesi Utara
Koordinat
0º 0' - 6º 0' LU
122º 40' - 127º 20' BT

Dasar hukum UU 13/1964
Tanggal penting 14 Agustus 1959 (hari jadi)

Ibu kota
Manado

Gubernur
Drs. Sinyo H. Sarundayang

Luas
15.364,08 km²
Penduduk
2.265.937 jiwa (2010) [1]

Kepadatan {{{kepadatan}}}
Kabupaten
9
Kota
4
Kecamatan
100
Kelurahan/Desa
1.196
Suku Minahasa (30%), Sangir (19,8%), Mongondow (11,3%), Gorontalo (7,4%), Tionghoa (3%)
Agama
Protestan (65%), Islam (27%), Katolik (6%), Kong Hu Cu (1%), Buddha dan Hindu (1%)

Bahasa
Bahasa Indonesia, Bahasa Manado

Zona waktu
WITA(GMT+08:00)

Lagu daerah
{{{lagu}}}
Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.sulut.go.id

(?)

Provinsi Sulawesi Utara terletak di ujung Pulau Sulawesi, dan berbatasan dengan Negara Filipina di sebelah utara. Ibukota Sulawesi Utara adalah Manado.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Pemerintahan
o 1.1 Kabupaten dan Kota
o 1.2 Daftar gubernur
o 1.3 Media Massa
 1.3.1 Media Online
 1.3.2 Media Cetak
 1.3.3 Siaran Televisi Lokal
• 2 Makanan Khas
• 3 Lihat pula
• 4 Catatan kaki
• 5 Pranala luar

[sunting] Pemerintahan
[sunting] Kabupaten dan Kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Bolaang Mongondow
Kotamobagu
2 Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
Bolaang Uki
3 Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
Tutuyan
4 Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
Boroko
5 Kabupaten Kepulauan Sangihe
Tahuna
6 Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
Ondong Siau
7 Kabupaten Kepulauan Talaud
Melonguane
8 Kabupaten Minahasa
Tondano
9 Kabupaten Minahasa Selatan
Amurang
10 Kabupaten Minahasa Tenggara
Ratahan
11 Kabupaten Minahasa Utara
Airmadidi
12 Kota Bitung
-
13 Kota Kotamobagu
-
14 Kota Manado
-
15 Kota Tomohon
-

[sunting] Daftar gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1.
Dr. GSSJ Ratulangi
1945 1949

2.
Arnold Achmad Baramuli
1960 1962

3. F. J. Tumbelaka
1962 1965

4.
Soenandar Prijosoedarmo
1965 1966

5. Abdullah Amu
1966 1967

6.
Hein Victor Worang
1967 1978

7. Willy Gayus Alexander Lasut
1978 1979

8. Erman Harirustaman
1979 1980
Pejabat Gubernur
9.
Gustaf Hendrik Mantik
1980
1985

10. Cornelis John Rantung
1985 1995

11.
Evert Ernest Mangindaan
1995 2000

12.
Adolf Jouke Sondakh
2000 18 Maret 2005

13. Lucky Harry Korah
18 Maret 2005
13 Agustus 2005 Pejabat Gubernur
14.
Sinyo Harry Sarundajang
13 Agustus 2005
2010


[sunting] Media Massa
[sunting] Media Online
Media online yang tersedia antara lain:
• Manado Today
• Tribun Manado
• Suara Manado
[sunting] Media Cetak
Media massa yang paling sering dibaca masyarakat Sulawesi Utara antara lain Manado Post, Komentar, Tribun Manado dan lain-lain.
[sunting] Siaran Televisi Lokal
Siaran televisi lokal yang beroperasi antara lain:
• Pacific TV
• TV5d
• TVRI Manado
[sunting] Makanan Khas
Makanan khas Sulawesi Utara yang paling populer adalah Tinutuan atau Midal (bubur Manado). Di daerah Minahasa terdapat makanan khas yang jarang ditemui di daerah lainnya di Indonesia, seperti rintek wuuk (biasa disebut RW) atau daging anjing, daging ular dan paniki (daging kelelawar). Makanan khas lainnya seperti woku blanga dan cakalang fufu sering ditemui di daerah pesisir.

Sulawesi Tengah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Sulawesi Tengah


Lambang




Peta lokasi Sulawesi Tengah
Koordinat
3º 30' LS - 1º 50' LU
119º 0' - 124º 20' BT

Dasar hukum UU No. 13/1964
Tanggal penting 13 April 1964 (hari jadi)

Ibu kota
Palu

Gubernur
Mayjen TNI (Purn). H. Bandjela Paliudju
Luas
68.089,83 km²
Penduduk
2.633.420 jiwa (2010) [1]

Kepadatan
Kabupaten
9
Kota
1
Kecamatan
79
Kelurahan/Desa
1.423
Suku Kaili (20%), Bugis (14%)

Agama
Islam, Protestan, Katolik

Bahasa
Bahasa Indonesia, Pamona, Mori, Kaili dan lain-lain

Zona waktu
WITA

Lagu daerah
Tananggu Kaili, Tondok Kadadingku, Rano Poso, Wita Mori

Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.sulteng.go.id

(?)

Sulawesi Tengah adalah sebuah provinsi di Indonesia yang beribukotakan Palu.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah
• 2 Pemerintahan
o 2.1 Kabupaten dan Kota
o 2.2 Daftar gubernur
o 2.3 Perwakilan di Jakarta
 2.3.1 Anggota DPR dari Provinsi Sulawesi Tengah
 2.3.2 Anggota DPD dari Provinsi Sulawesi Tengah
• 3 Demografi
o 3.1 Budaya
o 3.2 Kesenian
o 3.3 Agama
o 3.4 lklim
o 3.5 Flora dan Fauna
o 3.6 Senjata Tradisional
• 4 Referensi
• 5 Pranala luar

[sunting] Sejarah
Wilayah provinsi Sulawesi Tengah sebelum jatuh ke tangan Pemerintahan Hindia Belanda merupakan sebuah Pemerintahan Kerajaan yang terdiri atas 15 kerajaan di bawah kepemimpinan para raja yang selanjutnya dalam sejarah Sulawesi Tengah dikenal dengan julukan Tujuh Kerajaan di Timur dan Delapan Kerajaan di Barat.
Semenjak tahun 1905, wilayah Sulawesi Tengah seluruhnya jatuh ke tangan Pemerintahan Hindia Belanda, dari Tujuh Kerajaan di Timur dan Delapan Kerajaan di Barat, kemudian oleh Pemerintah Hindia Belanda dijadikan Landschap-landschap atau Pusat-pusat Pemerintahan Hindia Belanda yang meliputi, antara lain:
1. Poso Lage di Poso
2. Lore di Wianga
3. Tojo di Ampana
4. Pulau Una-una di Una-una
5. Bungku di Bungku
6. Mori di Kolonodale
7. Banggai di Luwuk
8. Parigi di Parigi
9. Moutong di Tinombo
10. Tawaeli di Tawaeli
11. Banawa di Donggala
12. Palu di Palu
13. Sigi/Dolo di Biromaru
14. Kulawi di Kulawi
15. Tolitoli di Tolitoli
Dalam perkembangannya, ketika Pemerintahan Hindia Belanda jatuh dan sudah tidak berkuasa lagi di Sulawesi Tengah serta seluruh Indonesia, Pemerintah Pusat kemudian membagi wilayah Sulawesi Tengah menjadi 3 (tiga) bagian, yakni:
1. Sulawesi Tengah bagian Barat, meliputi wilayah Kabupaten Poso, Kabupaten Banggai dan Kabupaten Buol Tolitoli. Pembagian wilayah ini didasarkan pada Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959, tentang pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi.
2. Sulawesi Tengah bagian Tengah (Teluk Tomini), masuk Wilayah Karesidenan Sulawesi Utara di Manado. Pada tahun 1919, seluruh Wilayah Sulawesi Tengah masuk Wilayah Karesidenen Sulawesi Utara di Manado. Pada tahun 1940, Sulawesi Tengah dibagi menjadi 2 Afdeeling yaitu Afdeeling Donggala yang meliputi Tujuh Onder Afdeeling dan Lima Belas Swapraja.
3. Sulawesi Tengah bagian Timur (Teluk Tolo) masuk Wilayah Karesedenan Sulawesi Timur Bau-bau.
Tahun 1964 dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 1964 terbentuklah Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah yang meliputi empat kabupaten yaitu Kabupaten Donggala, Kabupaten Poso, Kabupaten Banggai dan Kabupaten Buol Tolitoli. Selanjutnya Pemerintah Pusat menetapkan Propinsi Sulawesi Tengah sebagai Provinsi yang otonom berdiri sendiri yang ditetapkan dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Pembentukan Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan selanjutnya tanggal pembentukan tersebut diperingati sebagai Hari Lahirnya Provinsi Sulawesi Tengah.
Dengan perkembangan Sistem Pemerintahan dan tutunan Masyarakat dalam era Reformasi yang menginginkan adanya pemekaran Wilayah menjadi Kabupaten, maka Pemerintah Pusat mengeluarkan kebijakan melalui Undang-undang Nomor 11 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Buol, Morowali dan Banggai Kepulauan. Kemudian melalui Undang-undang Nomor 10 Tahun 2002 oleh Pemerintah Pusat terbentuk lagi 2 Kabupaten baru di Provinsi Sulawesi Tengah yakni Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Tojo Una-Una. Kini berdasarkan pemekaran wilayah kabupaten, provinsi ini terbagi menjadi 10 daerah, yaitu 9 kabupaten dan 1 kota.
Sulawesi Tengah juga memiliki beberapa sungai, diantaranya sungai Lariang yang terkenal sebagai arena arung jeram, sungai Gumbasa dan sungai Palu. Juga terdapat danau yang menjadi obyek wisata terkenal yakni Danau Poso dan Danau Lindu.
Sulawesi Tengah memiliki beberapa kawasan konservasi seperti suaka alam, suaka margasatwa dan hutan lindung yang memiliki keunikan flora dan fauna yang sekaligus menjadi obyek penelitian bagi para ilmuwan dan naturalis.
Ibukota Sulawesi Tengah adalah Palu. Kota ini terletak di Teluk Palu dan terbagi dua oleh Sungai Palu yang membujur dari Lembah Palu dan bermuara di laut.
[sunting] Pemerintahan
[sunting] Kabupaten dan Kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Banggai
Luwuk
2 Kabupaten Banggai Kepulauan
Banggai
3 Kabupaten Buol
Buol
4 Kabupaten Donggala
Donggala
5 Kabupaten Morowali
Bungku
6 Kabupaten Parigi Moutong
Parigi
7 Kabupaten Poso
Poso
8 Kabupaten Tojo Una-Una
Ampana
9 Kabupaten Toli-Toli
Toli-Toli
10 Kabupaten Sigi
Sigi Biromaru
11 Kota Palu
-

[sunting] Daftar gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1. Anwar Gelar Datuk Madjo Basa Nan Kuning
13 April 1964
13 April 1968

2. Kol. Mohammad Yasin
13 April 1968
April 1973

3. Brigjen Albertus Maruli Tambunan
April 1973 28 September 1978

4. Brigjen Moenafri, SH
28 September 1978
22 Oktober 1979

5. Kol. R. H. Eddy Djadjang Djajaatmadja
22 Oktober 1979
22 Oktober 1980

6. Mayjen H. Eddy Sabara
November 1980 Februari 1981
Pejabat Gubernur
7. Drs. H. Ghalib Lasahido
19 Desember 1981
Februari 1986

8. Abdul Aziz Lamadjido, SH
Februari 1986 16 Februari 1996

9.
Mayjen TNI (Purn). H. Bandjela Paliudju
16 Februari 1996
20 Februari 2001
periode pertama
10.
Prof. (Em) Drs. H. Aminuddin Ponulele, M.S.
20 Februari 2001 2006
11. Gumyadi
2006 24 Maret 2006 Penjabat Gubernur
12.
Mayjen TNI (Purn). H. Bandjela Paliudju 24 Maret 2006
sekarang periode kedua

[sunting] Perwakilan di Jakarta
[sunting] Anggota DPR dari Provinsi Sulawesi Tengah
1. Syarifuddin Sudding, SH. MH. dari Partai Hati Nurani Rakyat
2. Ir. H. Rendy Lamadjido dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
3. Akbar Zulfakar Sipanawa dari Partai Keadilan Sejahtera
4. Murad U. Nasir dari Partai Golongan Karya
5. Muhidin M. Said, SE. MBA. dari Partai Golongan Karya
6. Verna Gladies Merry Inkiriwang dari Partai Demokrat
[sunting] Anggota DPD dari Provinsi Sulawesi Tengah
• Nurmawati Dewi Bantilan, SE.
• H. Sudarto, SH.
• Ahmad Syaifullah Malonda, SH.
• Shaleh Muhammad Aljufri, MA.
[sunting] Demografi
Penduduk asli Sulawesi Tengah terdiri atas 15 kelompok etnis atau suku, yaitu:
1. Etnis Kaili berdiam di kabupaten Donggala dan kota Palu
2. Etnis Kulawi berdiam di kabupaten Donggala
3. Etnis Lore berdiam di kabupaten Poso
4. Etnis Pamona berdiam di kabupaten Poso
5. Etnis Mori berdiam di kabupaten Morowali
6. Etnis Bungku berdiam di kabupaten Morowali
7. Etnis Saluan atau Loinang berdiam di kabupaten Banggai
8. Etnis Balantak berdiam di kabupaten Banggai
9. Etnis Mamasa berdiam di kabupaten Banggai
10. Etnis Taa berdiam di kabupaten Banggai
11. Etnis Bare'e berdiam di kabupaten Touna
12. Etnis Banggai berdiam di Banggai Kepulauan
13. Etnis Buol mendiami kabupaten Buol
14. Etnis Tolitoli berdiam di kabupaten Tolitoli
15. Etnis Tomini mendiami kabupaten Parigi Moutong
16. Etnis Dampal berdiam di Dampal, kabupaten Tolitoli
17. Etnis Dondo berdiam di Dondo, kabupaten Tolitoli
18. Etnis Pendau berdiam di kabupaten Tolitoli
19. Etnis Dampelas berdiam di kabupaten Donggala
Disamping 12 kelompok etnis, ada beberapa suku hidup di daerah pegunungan seperti suku Da'a di Donggala, suku Wana di Morowali, suku Seasea di Banggai dan suku Daya di Buol Tolitoli. Meskipun masyarakat Sulawesi Tengah memiliki sekitar 22 bahasa yang saling berbeda antara suku yang satu dengan yang lainnya, namun masyarakat dapat berkomunikasi satu sama lain menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa pengantar sehari-hari.
Selain penduduk asli, Sulawesi Tengah dihuni pula oleh transmigran seperti dari Bali, Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Suku pendatang yang juga banyak mendiami wilayah Sulawesi Tengah adalah Bugis, Makasar dan Toraja serta etnis lainnya di Indonesia sejak awal abad ke 19 dan sudah membaur. Jumlah penduduk di daerah ini sekitar 2.128.000 jiwa yang mayoritas beragama Islam, lainnya Kristen, Hindu dan Budha. Tingkat toleransi beragama sangat tinggi dan semangat gotong-royong yang kuat merupakan bagian dari kehidupan masyarakat.
Pertanian merupakan sumber utama mata pencaharian penduduk dengan padi sebagai tanaman utama. Kopi, kelapa, kakao dan cengkeh merupakan tanaman perdagangan unggulan daerah ini dan hasil hutan berupa rotan, beberapa macam kayu seperti agatis, ebony dan meranti yang merupakan andalan Sulawesi Tengah.
Masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan diketuai oleh ketua adat disamping pimpinan pemerintahan seperti Kepala Desa. Ketua adat menetapkan hukum adat dan denda berupa kerbau bagi yang melanggar. Umumnya masyarakat yang jujur dan ramah sering mengadakan upacara untuk menyambut para tamu seperti persembahan ayam putih, beras, telur serta tuak yang difermentasikan dan disimpan dalam bambu.
[sunting] Budaya
Sulawesi Tengah kaya akan budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Tradisi yang menyangkut aspek kehidupan dipelihara dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kepercayaan lama adalah warisan budaya yang tetap terpelihara dan dilakukan dalam beberapa bentuk dengan berbagai pengaruh modern serta pengaruh agama.
Karena banyak kelompok etnis mendiami Sulawesi Tengah, maka terdapat pula banyak perbedaan di antara etnis tersebut yang merupakan kekhasan yang harmonis dalam masyarakat. Mereka yang tinggal di pantai bagian barat kabupaten Donggala telah bercampur dengan masyarakat Bugis dari Sulawesi Selatan dan masyarakat Gorontalo. Di bagian timur pulau Sulawesi, juga terdapat pengaruh kuat Gorontalo dan Manado, terlihat dari dialek daerah Luwuk dan sebaran suku Gorontalo di kecamatan Bualemo yang cukup dominan.
Ada juga pengaruh dari Sumatera Barat seperti nampak dalam dekorasi upacara perkawinan. Kabupaten Donggala memiliki tradisi menenun kain warisan zaman Hindu. Pusat-pusat penenunan terdapat di Donggala Kodi, Watusampu, Palu, Tawaeli dan Banawa. Sistem tenun ikat ganda yang merupakan teknik spesial yang bermotif Bali, India dan Jepang masih dapat ditemukan.
Sementara masyarakat pegunungan memiliki budaya tersendiri yang banyak dipengaruhi suku Toraja, Sulawesi Selatan. Meski demikian, tradisi, adat, model pakaian dan arsitektur rumah berbeda dengan Toraja, seperti contohnya ialah mereka menggunakan kulit beringin sebagai pakaian penghangat badan. Rumah tradisional Sulawesi Tengah terbuat dari tiang dan dinding kayu yang beratap ilalang dan hanya memiliki satu ruang besar. Lobo atau duhunga merupakan ruang bersama atau aula yang digunakan untuk festival atau upacara, sedangkan Tambi merupakan rumah tempat tinggal. Selain rumah, ada pula lumbung padi yang disebut Gampiri.
Buya atau sarung seperti model Eropa hingga sepanjang pinggang dan keraba semacam blus yang dilengkapi dengan benang emas. Tali atau mahkota pada kepala diduga merupakan pengaruh kerajaan Eropa. Baju banjara yang disulam dengan benang emas merupakan baju laki-laki yang panjangnya hingga lutut. Daster atau sarung sutra yang membujur sepanjang dada hingga bahu, mahkota kepala yang berwarna-warni dan parang yang diselip di pinggang melengkapi pakaian adat.
[sunting] Kesenian
Musik dan tarian di Sulawesi Tengah bervariasi antara daerah yang satu dengan lainnya. Musik tradisional memiliki instrumen seperti suling, gong dan gendang. Alat musik ini lebih berfungsi sebagai hiburan dan bukan sebagai bagian ritual keagamaan. Di wilayah beretnis Kaili sekitar pantai barat - waino - musik tradisional - ditampilkan ketika ada upacara kematian. Kesenian ini telah dikembangkan dalam bentuk yang lebih populer bagi para pemuda sebagai sarana mencari pasangan di suatu keramaian. Banyak tarian yang berasal dari kepercayaan keagamaan dan ditampilkan ketika festival.
Tari masyarakat yang terkenal adalah Dero yang berasal dari masyarakat Pamona, kabupaten Poso dan kemudian diikuti masyarakat Kulawi, kabupaten Donggala. Tarian dero khusus ditampilkan ketika musim panen, upacara penyambutan tamu, syukuran dan hari-hari besar tertentu. Dero adalah salah satu tarian dimana laki-laki dan perempuan berpegangan tangan dan membentuk lingkaran. Tarian ini bukan warisan leluhur tetapi merupakan kebiasaan selama pendudukan jepang di Indonesia ketika Perang Dunia II.
[sunting] Agama
Penduduk Sulawesi Tengah sebagian besar memeluk agama Islam. Tercatat 72.36% penduduknya memeluk agama Islam, 24.51% memeluk agama Kristen dan 3.13% memeluk agama Hindu serta Budha. Islam disebarkan di Sulawesi Tengah oleh Datuk Karamah, seorang ulama dari Sumatera Barat dan diteruskan oleh Al Alimul Allamah Al-Habib As Sayyed Idrus bin Salim Al Djufri, seorang guru pada sekolah Alkhairaat dan juga diusulkan sebagai Pahlawan nasional. Salah seorang cucunya yang bernama Salim Assegaf Al Jufri menduduki jabatan sebagai Menteri Sosial saat ini.
Agama Kristen pertama kali disebarkan di kabupaten Poso dan bagian selatan Donggala oleh missioner Belanda, A.C Cruyt dan Adrian.
[sunting] lklim
Garis khatulistiwa yang melintasi semenanjung bagian utara di Sulawesi Tengah membuat iklim daerah ini tropis. Akan tetapi berbeda dengan Jawa dan Bali serta sebagian pulau Sumatera, musim hujan di Sulawesi Tengah antara bulan April dan September sedangkan musim kemarau antara Oktober hingga Maret. Rata-rata curah hujan berkisar antara 800 sampai 3.000 milimeter per tahun yang termasuk curah hujan terendah di Indonesia.
Temperatur berkisar antara 25 sampai 31° Celsius untuk dataran dan pantai dengan tingkat kelembaban antara 71 sampai 76%. Di daerah pegunungan suhu dapat mencapai 16 sampai 22' Celsius.
[sunting] Flora dan Fauna
Sulawesi merupakan zona perbatasan unik di wilayah Asia Oceania, dimana flora dan faunanya berbeda jauh dengan flora dan fauna Asia yang terbentang di Asia dengan batas Kalimantan, juga berbeda dengan flora dan fauna Oceania yang berada di Australia hingga Papua dan Pulau Timor. Garis maya yang membatasi zona ini disebut Wallace Line, sementara kekhasan flora dan faunanya disebut Wallacea, karena teori ini dikemukakan oleh Wallace seorang peneliti Inggris yang turut menemukan teori evolusi bersama Darwin. Sulawesi memiliki flora dan fauna tersendiri. Binatang khas pulau ini adalah anoa yang mirip kerbau, babirusa yang berbulu sedikit dan memiliki taring pada mulutnya, tersier, monyet tonkena Sulawesi, kuskus marsupial Sulawesi yang berwarna-warni yang merupakan varitas binatang berkantung serta burung maleo yang bertelur pada pasir yang panas.
Hutan Sulawesi juga memiliki ciri tersendiri, didominasi oleh kayu agatis yang berbeda dengan Sunda Besar yang didominasi oleh pinang-pinangan (spesies rhododenron). Variasi flora dan fauna merupakan obyek penelitian dan pengkajian ilmiah. Untuk melindungi flora dan fauna, telah ditetapkan taman nasional dan suaka alam seperti Taman Nasional Lore Lindu, Cagar Alam Morowali, Cagar Alam Tanjung Api dan terakhir adalah Suaka Margasatwa di Bangkiriang.
[sunting] Senjata Tradisional
Senjata tradisional masyarakat Sulawesi Tengah adalah Parang (Guma).
Sulawesi Selatan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Sulawesi Selatan


Lambang


"Todo Poli"
( Teguh dalam keyakinan)

Peta lokasi Sulawesi Selatan
Koordinat
8º - 0º 12' LS
116º 48' - 122º 36' BT

Dasar hukum UU No. 47 Tahun 1960
Tanggal penting 13 Desember 1960 (hari jadi)

Ibu kota
Makassar

Gubernur
Syahrul Yasin Limpo

Luas
62.482,54 km²
Penduduk
8.032.551 jiwa (2010) [1]

Kepadatan
Kabupaten
20
Kota
3
Kecamatan
285
Kelurahan/Desa
664
Suku Bugis (41,9%), Makassar (25,43%), Toraja (9,02%), Mandar (6,1%) [2]

Agama
Islam (96%), Protestan (2%), Katolik (2%)

Bahasa
Bahasa Makassar, Bahasa Bugis, Bahasa Toraja, Bahasa Mandar
Zona waktu
WITA

Lagu daerah
Anging Mamiri, Ati Raja
Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.sulsel.go.id

(?)

Sulawesi Selatan adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Sulawesi. Ibu kotanya adalah Makassar, dahulu disebut Ujungpandang.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Geografi
• 2 Sosial Kemasyarakatan
o 2.1 Suku Bangsa
o 2.2 Bahasa
o 2.3 Agama
o 2.4 Jumlah Penduduk
• 3 Pemerintahan
o 3.1 Kabupaten dan Kota
o 3.2 Daftar gubernur
o 3.3 Perwakilan
• 4 Catatan kaki
• 5 Pranala luar

[sunting] Geografi
Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0°12' - 8° Lintang Selatan dan 116°48' - 122°36' Bujur Timur. Luas wilayahnya 62.482,54 km². Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di timur, Selat Makassar di barat dan Laut Flores di selatan.
[sunting] Sosial Kemasyarakatan
[sunting] Suku Bangsa


Perempuan dari Suku Toraja dengan pakaian adatnya
Bugis, Makassar, Mandar, Toraja, Duri, Pattinjo, Maroangin, Endekan, Pattae dan Kajang/Konjo
[sunting] Bahasa
Bahasa yang umum digunakan adalah Makassar, Bugis, Luwu, Toraja, Mandar, Duri, Konjo dan Pattae.
[sunting] Agama
Mayoritas beragama Islam, kecuali di Kabupaten Tana Toraja dan sebagian wilayah lainnya beragama Kristen.
[sunting] Jumlah Penduduk
Sampai dengan Juni 2006, jumlah penduduk di Sulawesi Selatan terdaftar sebanyak 7.520.204 jiwa dengan pembagian 3.602.000 orang laki-laki dan 3.918.204 orang perempuan.
[sunting] Pemerintahan
5 tahun setelah kemerdekaan, pemerintah mengeluarkan UU Nomor 21 Tahun 1950, yang menjadi dasar hukum berdirinya Provinsi Administratif Sulawesi. 10 tahun kemudian, pemerintah mengeluarkan UU Nomor 47 Tahun 1960 yang mengesahkan terbentuknya Sulawesi Selatan dan Tenggara. 4 tahun setelah itu, melalui UU Nomor 13 Tahun 1964 pemerintah memisahkan Sulawesi Tenggara dari Sulawesi Selatan. Terakhir, pemerintah memecah Sulawesi Selatan menjadi dua, berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2004.
Kabupaten Majene, Mamasa, Mamuju, Mamuju Utara dan Polewali Mandar yang tadinya merupakan kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan resmi menjadi kabupaten di provinsi Sulawesi Barat seiring dengan berdirinya provinsi tersebut pada tanggal 5 Oktober 2004 berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2004.
[sunting] Kabupaten dan Kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Bantaeng
Bantaeng
2 Kabupaten Barru
Barru
3 Kabupaten Bone
Watampone
4 Kabupaten Bulukumba
Bulukumba
5 Kabupaten Enrekang
Enrekang
6 Kabupaten Gowa
Sunggu Minasa
7 Kabupaten Jeneponto
Jeneponto
8 Kabupaten Kepulauan Selayar
Benteng
9 Kabupaten Luwu
Palopo
10 Kabupaten Luwu Timur
Malili
11 Kabupaten Luwu Utara
Masamba
12 Kabupaten Maros
Maros
13 Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Pangkajene
14 Kabupaten Pinrang
Pinrang
15 Kabupaten Sidenreng Rappang
Sidenreng
16 Kabupaten Sinjai
Sinjai
17 Kabupaten Soppeng
Watan Soppeng
18 Kabupaten Takalar
Takalar
19 Kabupaten Tana Toraja
Makale
20 Kabupaten Toraja Utara
Rantepao
21 Kabupaten Wajo
Sengkang
22 Kota Makassar
-
23 Kota Palopo
-
24 Kota Parepare
-

Pada tahun 2008 Kabupaten Toraja Utara dijadwalkan terbentuk, menyusul terbitnya Amanat Presiden Yudhoyono, bernomor R.68/Pres/12/2007 pada tanggal 10 Desember 2007, mengenai pemekaran 12 kabupaten/kota.
[sunting] Daftar gubernur


Kediaman gubernur di Makassar (1865-1900)
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1. A.A. Rivai
1960
1966

2. Achmad Lamo
1966 1978

3. Andi Odang
1978 1983

4. Achmad Amiruddin
1983 1993

5. Zainal Basri Palaguna
1993 2003

6.
HM Amin Sjam
2003 2007

7. Ahmad Tanribali Lamo
2008 Pejabat Gubernur
8.
Syahrul Yasin Limpo
2008 sekarang

[sunting] Perwakilan
Pada tingkat provinsi, DPRD Sulawesi Selatan tersedia 75 kursi yang dikuasai oleh Partai Golkar sebanyak 18 kursi, menurun dari 33 kursi dari periode sebelumnya (2004-2009), disusul Partai Demokrat dengan 10 kursi (melonjak dari hanya 1 kursi dari periode sebelumnya).[3]
Partai Kursi %
Partai Golkar
18 -
Partai Demokrat
10 -
PAN
7 -
PKS
7 -
Partai Hanura
7 -
PDK
7 -
PPP
5 -
PDI-P
3 -
PKPI
2 -
PBB
2 -
PDS
2 -
Partai Gerindra
1 -
Partai RepublikaN
1 -
PBR
1 -
PKB
1 -
PPDI
1 -
Total 75 100,0
Komposisi ini baru berlaku sejak dilantik pada bulan Oktober 2009. 11 orang anggota adalah perempuan.
Sulawesi Tenggara
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Sulawesi Tenggara


Lambang




Peta lokasi Sulawesi Tenggara
Koordinat
6º 30' - 2º 30' LS
120º 30' - 124º 50' BT

Dasar hukum UU 13/1964
Tanggal penting 22 September 1964

Ibu kota
Kendari

Gubernur
Nur Alam, SE
Luas
38.140 km²
Penduduk
2.230.569 jiwa (2010) [1]

Kepadatan
Kabupaten
10
Kota
2
Kecamatan
104
Kelurahan/Desa
1.529
Suku Buton (23%), Bugis (19%), Tolaki (16%), Muna (15%)

Agama
Islam, Kristen, Hindu

Bahasa
Bahasa Indonesia

Zona waktu
WITA

Lagu daerah
Peia Tawa-tawa
Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.sultraprov.go.id

(?)

Sulawesi Tenggara adalah sebuah provinsi di Indonesia yang beribukotakan Kendari.
Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa di antara 02°45' - 06°15' Lintang Selatan dan 120°45' - 124°30' Bujur Timur serta mempunyai wilayah daratan seluas 38.140 km² (3.814.000 ha) dan perairan (laut) seluas 110.000 km² (11.000.000 ha).
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah
• 2 Demografi
• 3 Perekonomian
• 4 Pemerintahan
o 4.1 Kabupaten dan kota
o 4.2 Daftar gubernur
o 4.3 Perwakilan di Jakarta
 4.3.1 Anggota DPR dari Provinsi Sulawesi Tenggara
 4.3.2 Anggota DPD dari Provinsi Sulawesi Tenggara
• 5 Catatan kaki
• 6 Pranala luar

[sunting] Sejarah
Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai Daerah Otonom berdasar Perpu No. 2 tahun 1964 Juncto UU No. 13 Tahun 1964. Pada awalnya terdiri atas 4 (empat) kabupaten, yaitu: Kabupaten Kendari, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Muna dan Kabupaten Buton dengan Kota Kendari sebagai ibukota provinsi. Setelah pemekaran, Sulawesi Tenggara mempunyai 10 kabupaten dan 2 kota.
[sunting] Demografi
Pada tahun 1990 jumlah penduduk Sulawesi Tenggara sekitar 1.349.619 jiwa. Kemudian tahun 2000 meningkat menjadi 1.776.292 jiwa dan berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik tahun 2005 adalah sejumlah 1.959.414 jiwa.
Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara selama tahun 1990-2000 adalah 2,79% per tahun dan tahun 2004-2005 menjadi 0,02%.[rujukan?] Laju pertumbuhan penduduk menurut kabupaten selama kurun waktu 2004-2005 hanya kota Kendari dan Kabupaten Muna yang menunjukan pertumbuhan yang positif, yaitu 0,03 % dan 0,02 % per tahun, sedangkan kabupaten yang lain menunjukkan pertumbuhan negatif.
Struktur umur penduduk Sulawesi Tenggara pada tahun 2005, penduduk usia di bawah 15 tahun 700.433 jiwa (35,75%) dari total penduduk, sedangkan penduduk perempuan mencapai 984.987 jiwa (20.27%) dan penduduk laki-laki mencapai 974.427 jiwa (49,73%).
[sunting] Perekonomian
Beberapa komoditi unggulan Sulawesi Tenggara, antara lain:
1. Pertanian, meliputi: kakao, kacang mede, kelapa, cengkeh, kopi, pinang lada dan vanili
2. Kehutanan, meliputi: kayu gelondongan dan kayu gergajian
3. Perikanan, meliputi: perikanan darat dan perikanan laut
4. Peternakan, meliputi: sapi, kerbau dan kambing
5. Pertambangan, meliputi: aspal, nikel, emas, marmer, batu setengah permata, onix, batu gamping dan tanah liat
6. Pariwisata, meliputi:
• Wisata sejarah, seperti:
o Benteng Keraton Buton, di Kota Baubau yang merupakan benteng terluas di dunia;
o Istana Malige, di Kota Baubau dengan arsitektur khas Suku Buton dan merupakan bangunan adat yang tidak menggunkan paku;
o Kasulana Tombi, di Kota Baubau yang merupakan bekas tiang bendera Kesultanan Buton yang umurnya lebih dari tiga abad;
o Masjid Agung Keraton Buton (Masigi Ogena), di Kota Baubau yang merupakan masjid pertama yang berdiri di Sulawesi Tenggara;
o Kampua, di Kota Baubau yang merupakan mata uang Kerajaan dan Kesultanan Buton.
• Wisata budaya, seperti:
o Tenunan Buton di kota Baubau, Kabupaten Buton dan Kabupaten Buton Utara;
o Tenun Ikat di Kabupaten Wakatobi;
o Tari Lariangi dari Kabupaten Wakatobi;
o Tari Balumpa dari Kabupaten Wakatobi;
o Pekande-kandea, upacara adat masyarakat Buton Raya (Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Utara, Kota Baubau, Kabupaten Wakatobi);
o Pengrajin Besi, di Tomia, Kabupaten Wakatobi;
o Upacara Adat Posuo (Masyarakat Buton Raya);
o Upacara Adat Kabuenga, dari Kabupaten Wakatobi;
o Upacara Adat Karia, dari Wangi-wangi di Kabupaten Wakatobi;
o Upacara Adat Mataa, dari Kabupaten Buton;
o Upacara Adat Tururangiana Andala, dari Pulau Makassar di Kota Baubau;
o Layang-layang tradisional Khagati, dari Kabupaten Muna;
o Tari Potong Pisang, dari Kabaena di Kabupaten Bombana;
o Aduan Kuda, dari Kabupaten Muna;
o Upacara Adat Religi Goraana Oputa, oleh masyarakat Buton Raya;
o Upacara Adat Religi Qunua, oleh masyarakat Buton Raya;
o Gambus dan Dole-dole, alat musik khas masyarakat Buton Raya;
o Atraksi Perahu Naga, di Kota Baubau;
o Tari Lulo Alu, dari Kabaena Kabupaten Bombana;
o Upcara adat Bangka Mbule Mbule di Kabupaten Wakatobi.
• Wisata alam, seperti:
o Taman Nasional Wakatobi, di Kabupaten Wakatobi yang merupakan surga bawah laut segitiga karang dunia yang memiliki spesies terumbu karang sebanyak 750 dari 850 spesies karang dunia;
o Pantai Nirwana, di Kota Baubau;
o Pantai Lakeba, di Kota Baubau;
o Gua Moko, di Kota Baubau;
o Gua lakasa, di Kota Baubau;
o Pantai Kamali, di Kota Baubau;
o Wantiro, di Kota Baubau;
o Hutan Tirta Rimba, di Kota Baubau;
o Batu Poaro, di Kota Baubau;
o Gua Kaisabu, di Kota Baubau;
o Lagawuna, di Kota Baubau;
o Air Terjun Samparona, di Kota Baubau;
o Hutan Lambusango, di Kabupaten Buton yang memiliki keanekaragaman hayati baik flora dan fauna yang endemik diantaranya Anoa;
o Suaka Margasatwa Buton Utara, di Kabupaten Buton Utara;
o Cagar Alam Wakonti, di Kota Baubau;
o Permandian Bungi, di Kota Baubau;
o Kali Baubau, di Kota Baubau;
o Kolagana, di Kota Baubau;
o Sulaa, di Kota Baubau;
o Wisata Bawah Laut Basilika, di Kabupaten Buton yang merupakan kawasan pengembangan terpadu BASILIKA (Pulau Batauga, Pulau Siompu, Pulau Liwutongkidi dan Pulau Kadatua). Tujuannya adalah untuk mengembangkan objek wisata bahari (bawah laut) di kabupaten yang kaya dengan aneka wisata baharinya itu;
o Baubau Letter, di Kota Baubau;
o Sungai Tamborasi yang merupakan sungai terpendek di dunia yang terletak di Kabupaten Kolaka Utara;
o Air Terjun Moramo, di Kabupaten Konawe Selatan;
o Goa Kobori, di Kabupaten Muna;
o Danau Napabale, di Kabupaten Muna;
o Kaburaburana, air terjun bertingkat di Kabupaten Buton.
[sunting] Pemerintahan
[sunting] Kabupaten dan kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Bombana
Rumbia
2 Kabupaten Buton
Bau-Bau
3 Kabupaten Buton Utara
Buranga
4 Kabupaten Kolaka
Kolaka
5 Kabupaten Kolaka Utara
Lasusua
6 Kabupaten Konawe
Unaaha
7 Kabupaten Konawe Selatan
Andolo
8 Kabupaten Konawe Utara
Wanggudu
9 Kabupaten Muna
Raha
10 Kabupaten Wakatobi
Wangi-Wangi
11 Kota Bau-Bau
-
12 Kota Kendari
-

[sunting] Daftar gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1.
J. Wayong
1964
1965
2.
Laode Hadi
1965
1967
3.
Eddy Sabara
1967 1978
4.
H. Abdullah Silondae
1978
1981
5.
Eddy Sabara
1981 1982 Pejabat Gubernur
6.
Ir. H. Alala
1982
1992
7.
Drs. Laode Kaimuddin
1992
2002
8.
Ali Mazi, SH
2002
2008
9.
Nur Alam
2008
2013

[sunting] Perwakilan di Jakarta
[sunting] Anggota DPR dari Provinsi Sulawesi Tenggara
• Andi Rahmat (Fraksi Partai Demokrat)
• Yan Hendrizal (Ffraksi Partai Keadilan Sejahtera)
• Wa Ode Nurhayati (Partai Amanat Nasional)
• Umar Arsal Al Habsy (Partai Demokrat)
• Oheo Sinapoy (Partai Golkar)
[sunting] Anggota DPD dari Provinsi Sulawesi Tenggara
• La Ode Ida
• Drs. Kamaruddin MBA
• Abd. Jabbar Toba
• Abidi Mustafa
Gorontalo
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Artikel ini membutuhkan lebih banyak catatan kaki untuk pemastian.
Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan catatan kaki.

Untuk kegunaan lain dari Gorontalo, lihat Gorontalo (disambiguasi).
Gorontalo


Lambang


"Duluo Limo Lo Pohalaa" "Bumi Serambi Madinah"

Peta lokasi Gorontalo
Koordinat
0º 0' - 1º 30' LU
120º 50' - 123º 50' BT

Dasar hukum {{{dasar hukum}}}
Tanggal penting 16 Februari 2001 (hari jadi)

Ibu kota
Kota Gorontalo

Gubernur
Dr. Ir. Gusnar Ismail, M.M.

Luas
11.257,07 km²
Penduduk
1.038.585 jiwa (2010) [1]

Kepadatan 83 jiwa/km²
Kabupaten
5
Kota
1
Kecamatan
{{{kecamatan}}}
Kelurahan/Desa
{{{kelurahan}}}
Suku Gorontalo (90%) , Mongondow

Agama
Islam (92%), Kristen, Animisme.

Bahasa
bahasa Gorontalo, bahasa Indonesia

Zona waktu
WITA

Lagu daerah
Hulonthalo Lipuu

Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.gorontaloprov.go.id

(?)

Gorontalo adalah provinsi yang ke-32 di Indonesia. Sebelumnya Gorontalo merupakan wilayah Kabupaten Gorontalo dan Kota Madya Gorontalo di Sulawesi Utara. Seiring dengan munculnya pemekaran wilayah berkenaan dengan otonomi daerah, provinsi ini kemudian dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000, tertanggal 22 Desember 2000.
Provinsi Gorontalo terletak di pulau Sulawesi bagian utara atau di bagian barat Sulawesi Utara. Luas wilayah provinsi ini 11.257,07 km² dengan jumlah penduduk sebanyak 930,060 jiwa (berdasarkan data pemilihan gubernur tahun 2006), dengan tingkat kepadatan penduduk 83 jiwa/km². Penjabat Gubernur Gorontalo yang pertama adalah Drs. Tursandi Alwi yang dilantik pada peresmian Provinsi Gorontalo pada tanggal 16 Februari 2001. Tanggal ini selanjutnya, sekalipun masih kontroversial, diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Provinsi Gorontalo hingga sekarang (2010).
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Letak Geografis
• 2 Batas Wilayah
• 3 Pemerintahan
o 3.1 Kabupaten dan Kota
o 3.2 Kecamatan dan Desa/Kelurahan
o 3.3 Daftar Gubernur
• 4 Arti Lambang Daerah[6]
o 4.1 Arti Simbol
o 4.2 Arti Warna
• 5 Visi & Misi
o 5.1 Visi
o 5.2 Misi
• 6 Bahasa daerah
• 7 Media
o 7.1 Media cetak
• 8 Rumah adat
• 9 Senjata tradisional
• 10 Sejarah
o 10.1 Pra-Kolonial[7]
o 10.2 Zaman Kolonial[7]
o 10.3 Pasca-Kolonial[7]
• 11 Referensi
• 12 Pranala luar

[sunting] Letak Geografis
Provinsi Gorontalo terletak pada bagian utara Pulau Sulawesi, tepatnya pada 0,19’ – 1,15‘ LU dan 121,23’ –123,43’ BT. Letaknya sangatlah strategis, karena diapit oleh 2 perairan (Teluk Tomini di selatan dan Laut Sulawesi di utara) dan 2 KAPET (Kawasan Ekonomi Tepadu), yaitu: KAPET Bitui, Sulawesi Tengah dan KAPET Bitung, Sulawesi Utara.
[sunting] Batas Wilayah
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo[2], batas wilayah Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut:
• Utara: Laut Sulawesi
• Timur: Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Bolaang Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara
• Selatan: Teluk Tomini
• Barat: Kabupaten Parigi Moutong dan Buol, Provinsi Sulawesi Tengah
[sunting] Pemerintahan
[sunting] Kabupaten dan Kota
Provinsi Gorontalo pada awal berdirinya hanya terdiri dari 2 kabupaten dan 1 kota. Namun, setelah adanya pemekaran, Provinsi Gorontalo kini terdiri dari 5 kabupaten dan 1 kota, yaitu sebagai berikut:
Kabupaten/Kota
Ibukota
Dasar Hukum Luas (km2) Persentase
Kabupaten Boalemo[3]
Tilamuta
UU No.50 Tahun 1999 2.248,24 18,40%
Kabupaten Bone Bolango[4]
Suwawa
UU No.6 Tahun 2003 1.984,40 16,25%
Kabupaten Gorontalo[3]
Limboto
UU No.29 Tahun 1959 3.426,98 28,05%
Kabupaten Gorontalo Utara[4]
Kwandang
UU No.11 Tahun 2007 1.230,07 10,04%
Kabupaten Pohuwato[5]
Marisa
UU No.6 Tahun 2003 4.491,03 36,77%
Kota Gorontalo[3]
- UU No.38 Tahun 2000 64,79 0,53%
[sunting] Kecamatan dan Desa/Kelurahan
Provinsi Gorontalo memiliki 65 kecamatan dan 557 desa/kelurahan yang tersebar di semua kabupaten/kota sebagai berikut.
Kabupaten/Kota Jumlah Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan
Kabupaten Boalemo
7 82
Kabupaten Bone Bolango
17 136
Kabupaten Gorontalo
17 164
Kabupaten Gorontalo Utara
5 56
Kabupaten Pohuwato
13 90
Kota Gorontalo
6 49
[sunting] Daftar Gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1. Tursandi Alwi (Pejabat Gubernur) 16 Februari 2001
12 September 2001 Dilantik oleh Mendagri dan Otonomi Daerah Surjadi Soedirdja

2.
Fadel Muhammad
12 September 2001 17 Januari 2007 Pasangan Ir. Fadel Muhammad dan Ir. Gusnar Ismail MM
adalah pasangan Gubernur-Wakil Gubernur periode 2001-2006
3.
Fadel Muhammad
17 Januari 2007 21 Oktober 2009 Pasangan Ir. Fadel Muhammad dan Ir. Gusnar Ismail MM
adalah pasangan Gubernur-Wakil Gubernur periode 2007-2012. Ini merupakan periode ke-2 pasangan ini.
4. Ir. Gusnar Ismail, M.M.
26 Oktober 2009 2012 Diangkat menjadi gubernur karena
Fadel Muhammad diangkat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan RI.

[sunting] Arti Lambang Daerah[6]
[sunting] Arti Simbol
• Model pohon kelapa yang melengkung: gerak dinamis dan tidak diam, tetapi selalu berbuat untuk masa depan.
• Sayap maleo yang mengembang: dinamika siap untuk tinggal landas dan siap bersaing serta berjumlah 16 helai menandakan tanggal kelahiran Provinsi Gorontalo (16 Februari 2000).
• Buku yang terbuka: keinginan masyarakat untuk untuk siap meraih prestasi dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Iman dan Taqwa secara terus menerus.
• Bintang: cita-cita yang tinggi dan lambang keagamaan.
• Pita: keinginan masyrakat Gorontalo untuk menyerap, merekam, dan memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi.
• Padi dan Kapas: kemakmuran dan kesejahteraan (seperti pada Pancasila).
• Rantai: pengakuan persatuan dan kesatuan dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika serta berjumlah 23 butir melambangkan tanggal 23 Januari.
• Kapas yang berjumlah 19 buah dan padi berjumlah 42 butir melambangkan tahun 1942.
[sunting] Arti Warna
• Biru keunguan: tenang, setia, dan selalu ingin mempertahankan kebenaran dan harapan masa depan yang cerah.
• Hijau: kesuburan.
• Kuning: keagungan dan kemuliaan.
• Putih: kesucian dan keluhuran.
• Merah: keberanian dan perjuangan.
[sunting] Visi & Misi
[sunting] Visi
PROVINSI INOVATIF
[sunting] Misi
1. Hukum dan Pemerintahan yang Baik
2. Sosial, Budaya, Pendidikan, dan Agama
3. Ekonomi Pembangunan
4. Investasi dan Pengembangan Kawasan
5. Kesehatan dan Keluarga Berencana
6. Politik dan Pemerintahan
7. Komunikasi, Informasi, dan Media Massa
8. Ilmu dan Teknologi
9. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
10. Keamanan dan Ketertiban Umum
[sunting] Bahasa daerah
Sebenarnya ada banyak bahasa daerah di Gorontalo. Namun hanya tiga bahasa, yaitu bahasa Gorontalo, bahasa Suwawa dan bahasa Atinggola. Dalam proses lahirnya bahasa yang ada khusus untuk bahasa daerah adalah bahasa Gorontalo. Saat ini bahasa Gorontalo telah dipengaruhi oleh bahasa Indonesia, sehingga kemurnian bahasanya agak sulit diperoleh di Gorontalo.
[sunting] Media
[sunting] Media cetak
Hingga saat ini ada 2 buah harian/surat kabar yang terbit di Gorontalo, yaitu Gorontalo Post dan Tribun Gorontalo. Beberapa waktu lalu sempat juga terbit Limboto Express, media milik Pemerintah Kabupaten Gorontalo yang kemudian sudah tidak terbit lagi. Selain itu juga pernah terbit Koran Gorontalo yang juga tidak berumur panjang.
[sunting] Rumah adat


• Bandayo Po Boibe
• Bele li Mbui
• Dulohupa
[sunting] Senjata tradisional
• Sabele/Parang
[sunting] Sejarah
Gorontalo seperti daerah lainnya di Indonesia pernah lama dijajah oleh Belanda akan tetapi lebih dahulu merdeka ketimbang Indonesia. Gorontalo merdeka pada tahun 1942 ketika penjajah Belanda digantikan oleh Jepang. Pada tanggal 23 Januari 1942 itulah Gorontalo merdeka dengan perjuangan rakyat bersama tokoh pejuang heroiknya, yaitu Nani Wartabone dan Kusno Danupoyo.[rujukan?]
[sunting] Pra-Kolonial[7]
Menurut sejarah, Jazirah Gorontalo terbentuk kurang lebih 400 tahun lalu dan merupakan salah satu kota tua di Sulawesi selain Kota Makassar, Pare-pare dan Manado. Gorontalo pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia Timur yaitu dari Ternate, Gorontalo, Bone. Seiring dengan penyebaran agama tersebut Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan masyarakat di wilayah sekitar seperti Bolaang Mongondow (Sulut), Buol Toli-Toli, Luwuk Banggai, Donggala (Sulteng) bahkan sampai ke Sulawesi Tenggara.Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan karena letaknya yang strategis menghadap Teluk Tomini (bagian selatan) dan Laut Sulawesi (bagian utara).
Kedudukan Kota Kerajaan Gorontalo mulanya berada di Kelurahan Hulawa Kecamatan Telaga sekarang, tepatnya di pinggiran sungai Bolango. Menurut Penelitian, pada tahun 1024 H, kota Kerajaan ini dipindahkan dari Keluruhan Hulawa ke Dungingi Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Kota Barat sekarang.
Kemudian dimasa Pemerintahan Sultan Botutihe kota Kerajaan ini dipindahkan dari Dungingi di pinggiran sungai Bolango, ke satu lokasi yang terletak antara dua kelurahan yaitu Kelurahan Biawao dan Kelurahan Limba B.
Dengan letaknya yang stategis yang menjadi pusat pendidikan dan perdagangan serta penyebaran agama islam maka pengaruh Gorontalo sangat besar pada wilayah sekitar, bahkan menjadi pusat pemerintahan yang disebut dengan Kepala Daerah Sulawesi Utara Afdeling Gorontalo yang meliputi Gorontalo dan wilayah sekitarnya seperti Buol ToliToli dan, Donggala dan Bolaang Mongondow.
Sebelum masa penjajahan keadaaan daerah Gorontalo berbentuk kerajaan-kerajaan yang diatur menurut hukum adat ketatanegaraan Gorontalo. Kerajaan-kerajaan itu tergabung dalam satu ikatan kekeluargaan yang disebut "Pohala'a". Menurut Haga (1931) daerah Gorontalo ada lima pohala'a :
• Pohala'a Gorontalo
• Pohala'a Limboto
• Pohala'a Suwawa
• Pohala'a Boalemo
• Pohala'a Atinggola
Pohala'a Gorontalo merupakan pohalaa yang paling menonjol diantara kelima pohalaa tersebut. Itulah sebabnya Gorontalo lebih banyak dikenal.
[sunting] Zaman Kolonial[7]


Raja Gorontalo, assistent-resident dan kepala adat (foto oleh Hendrik Veen, 1874)
Pada tahun 1824 daerah Limo Lo Pohalaa telah berada di bawah kekusaan seorang asisten Residen disamping Pemerintahan tradisonal. Pada tahun 1889 sistem pemerintahan kerajaan dialihkan ke pemerintahan langsung yang dikenal dengan istilah "Rechtatreeks Bestur". Pada tahun 1911 terjadi lagi perubahan dalam struktur pemerintahan Daerah Limo lo pohalaa dibagi atas tiga Onder Afdeling yaitu
• Onder Afdeling Kwandang
• Onder Afdeling Boalemo
• Onder Afdeling Gorontalo
Selanjutnya pada tahun 1920 berubah lagi menjadi lima distrik yaitu :
• Distrik Kwandang
• Distrik Limboto
• Distrik Bone
• Distrik Gorontalo
• Distrik Boalemo
Pada tahun 1922 Gorontalo ditetapkan menjadi tiga Afdeling yaitu :
• Afdeling Gorontalo
• Afdeling Boalemo
• Afdeling Buol
[sunting] Pasca-Kolonial[7]
Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, rakyat Gorontalo dipelopori oleh Bpk H. Nani Wartabone berjuang dan merdeka pada tanggal 23 Januari 1942. Selama kurang lebih dua tahun yaitu sampai tahun 1944 wilayah Gorontalo berdaulat dengan pemerintahan sendiri. Perjuangan patriotik ini menjadi tonggak kemerdekaan bangsa Indonesia dan memberi imbas dan inspirasi bagi wilayah sekitar bahkan secara nasional. Oleh karena itu Bpk H. Nani Wartabone dikukuhkan oleh Pemerintah RI sebagai pahlawan perintis kemerdekaan.
Pada dasarnya masyarakat Gorontalo mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi. Indikatornya dapat dibuktikan yaitu pada saat "Hari Kemerdekaan Gorontalo" yaitu 23 Januari 1942 dikibarkan bendera merah putih dan dinyanyikan lagu Indonesia Raya. Padahal saat itu Negara Indonesia sendiri masih merupakan mimpi kaum nasionalis tetapi rakyat Gorontalo telah menyatakan kemerdekaan dan menjadi bagian dari Indonesia.
Selain itu pada saat pergolakan PRRI Permesta di Sulawesi Utara masyarakat wilayah Gorontalo dan sekitarnya berjuang untuk tetap menyatu dengan Negara Republik Indonesia dengan semboyan "Sekali ke Djogdja tetap ke Djogdja" sebagaimana pernah didengungkan pertama kali oleh Ayuba Wartabone di Parlemen Indonesia Timur ketika Gorontalo menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur.
Sulawesi Barat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Sulawesi Barat


Lambang


"Mellete Diatonganan; "
( Meniti pada Kebenaran)

Peta lokasi Sulawesi Barat
Koordinat
3º 50' - 0º 40' LS
117º 20' - 120º 10' BT

Dasar hukum UU 26/2004
Tanggal penting 5 Oktober 2004 (hari jadi)

Ibu kota
Mamuju

Gubernur
Anwar Adnan Saleh

Luas
16.796,19 km²
Penduduk
1.158.336 jiwa [1]

Kepadatan
Kabupaten
5
Kota
1
Kecamatan

Kelurahan/Desa

Suku Mandar (49,15%), Toraja (13,95%), Bugis (10,79%), Jawa (5,38%), Makassar (1,59%), Suku Lainnya (19,15%)
Agama
Islam (83,1%), Kristen (14,36%), Hindu (1,88%), Buddha (0,04%), Lain-lain (0,62%)
Bahasa
Bahasa Indonesia, bahasa Mandar, bahasa Bugis, bahasa Toraja, bahasa Makassar

Zona waktu
WITA

Lagu daerah

Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: http://www.sulbar.net

(?)



Peta Sulawesi Barat
Sulawesi Barat adalah provinsi hasil pemekaran dari provinsi Sulawesi Selatan. Provinsi yang dibentuk pada 5 Oktober 2004 ini berdasarkan UU No. 26 Tahun 2004. Ibukotanya ialah Mamuju. Luas wilayahnya sekitar 16,796.19 km². Suku-suku yang ada di provinsi ini terdiri dari Suku Mandar (49,15%), Toraja (13,95%), Bugis (10,79%), Jawa (5,38%), Makassar (1,59%) dan suku lainnya (19,15%).
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Perahu Sandeq
• 2 Sumber Kekayaan Alam
o 2.1 Masa penjajahan
• 3 Pemerintahan
o 3.1 Kabupaten dan Kota
o 3.2 Daftar gubernur
• 4 Catatan kaki
• 5 Pranala luar

[sunting] Perahu Sandeq
Perahu Sandeq (lopi sandeq) merupakan jenis perahu layar bercadik yang telah lama digunakan melaut oleh nelayan Mandar atau sebagai alat transportasi antar pulau. Perahu ini sangat masyhur sebagai warisan kebudayaan bahari Provinsi Sulawesi Barat .
[sunting] Sumber Kekayaan Alam
Sulawesi Barat dikenal memiliki banyak objek lokasi wisata. Selain kakao, daerah ini juga penghasil kopi robusta ataupun kopi arabika, kelapa dan cengkeh. Di sektor pertambangan terdapat kandungan emas, batubara dan minyak bumi.
[sunting] Masa penjajahan
Pada masa penjajahan, wilayah Provinsi Sulawesi Barat adalah bagian dari 7 wilayah pemerintahan yang dikenal dengan nama Afdeling Mandar yang meliputi empat onder afdeling, yaitu:
1. Onder Afdeling Majene beribukota Majene;
2. Onder Afdeling Mamuju beribukota Mamuju;
3. Onder Afdeling Polewali beribukota Polewali;
4. Onder Afdeling Mamasa beribukota Mamasa.
Onder Afdeling Majene, Mamuju dan Polewali yang terletak di sepanjang garis pantai barat pulau Sulawesi mencakup 7 wilayah kerajaan (Kesatuan Hukum Adat) yang dikenal dengan nama Pitu Baqbana Binanga (Tujuh Kerajaan di Muara Sungai) yang meliputi:
1. Balanipa di Onder Afdeling Polewali(dipimpin oleh Ambo Caca Daeng Magasing);
2. Binuang di Onder Afdeling Polewali;
3. Sendana di Onder Afdeling Majene;
4. Banggae/Majene di Onder Afdeling Majene;
5. Pamboang di Onder Afdeling Majene;
6. Mamuju di Onder Afdeling Mamuju;
7. Tappalang di Onder Afdeling Mamuju.
[sunting] Pemerintahan
[sunting] Kabupaten dan Kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Majene
Majene
2 Kabupaten Mamasa
Mamasa
3 Kabupaten Mamuju
Mamuju
4 Kabupaten Mamuju Utara
Pasangkayu
5 Kabupaten Polewali Mandar
Polewali

[sunting] Daftar gubernur
Urutan Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1. Oentarto Sindung Mawardi
(Penjabat Gubernur) 16 Oktober 2004
21 Oktober 2005
1
2. Syamsul M. Rivai
(Penjabat Gubernur) 21 Oktober 2005 14 Desember 2006
2
3.
Anwar Adnan Saleh
(Gubernur Terpilih, 2006)
Amri Sanusi
(Wakil Gubernur Terpilih, 2006) 14 Desember 2006
2011 3
Keterangan:
1Oentarto sebelumnya menjabat Dirjen Otda Depdagri. Oentarto dilantik oleh Mendagri Hari Sabarno
2Syamsul dilantik oleh Mendagri Muhammad Ma'ruf
3Ditetapkan sebagai pemenang Pilkada Gubernur Sulbar pada 28 Agustus 2006. Dilantik oleh Mendagri Muhammad Ma'ruf


Maluku
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Untuk kegunaan lain dari Maluku, lihat Maluku (disambiguasi).
Maluku


Lambang


Siwa Lima
( Milik Bersama)

Peta lokasi Maluku
Koordinat
8º 30' - 2º 30' LS
125º 20' - 135º 10' BT

Dasar hukum UU 20/1958, UU 46/1999, UU 40/2003
Tanggal penting
Ibu kota
Ambon

Gubernur
Karel Albert Ralahalu

Luas
705.645 km²
• 658.294,69 km² lautan
• 47.350,42 km² daratan
• 632 pulau besar dan kecil
Penduduk
1.531.402 jiwa (2010) [1]

Kepadatan
Kabupaten
7
Kota
4
Kecamatan

Kelurahan/Desa

Suku Alef'uru (56%), Eropa (11%), Arab (8%), Buton (10%), Minahasa (5%)

Agama
Protestan (50.2%), Islam (49,7%), Lainnya (0,17%)
Bahasa
Indonesia, Dialek Melayu Ambon, Tulehu, Kai, Banda, Seith, Yamdena, Kisar, Dammar, Paulohy, Dawera-Daweloor, (lebih dari 130 bahasa)
Zona waktu
WIT

Lagu daerah
Rasa Sayange, Sarinande, Burung Kaka Tua
Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.malukuprov.go.id

(?)

Maluku atau yang dikenal secara internasional sebagai Moluccas adalah salah satu provinsi tertua di Indonesia. Ibukotanya adalah Ambon. Pada tahun 1999, sebagian wilayah Provinsi Maluku dimekarkan menjadi Provinsi Maluku Utara, dengan ibukota di Sofifi. Provinsi Maluku terdiri atas gugusan kepulauan yang dikenal dengan Kepulauan Maluku.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sosial Budaya
o 1.1 Suku Bangsa
o 1.2 Bahasa
o 1.3 Agama
o 1.4 Perikanan
o 1.5 Sosial Budaya
• 2 Pemerintahan
o 2.1 Kabupaten dan Kota
o 2.2 Daftar gubernur
• 3 Perekonomian
o 3.1 Energi
o 3.2 Pariwisata
• 4 Komunikasi:
o 4.1 Ambon Cyber City
o 4.2 Stasiun Televisi Lokal
o 4.3 Surat Kabar Harian
o 4.4 Tabloid/ Koran Mingguan
o 4.5 Stasiun Radio Lokal
• 5 Pendidikan
o 5.1 Perguruan Tinggi[2]
 5.1.1 Negeri
 5.1.2 Swasta
• 6 Seni dan Budaya
o 6.1 Musik
o 6.2 Tarian
• 7 Adat perkawinan
• 8 Sejarah
o 8.1 Arkeologi
o 8.2 Era Portugis dan Spanyol
o 8.3 Kerajaan Belanda
o 8.4 Perang Dunia II
• 9 Lihat pula
• 10 Referensi dan pranala luar

[sunting] Sosial Budaya
[sunting] Suku Bangsa
Suku bangsa Maluku didominasi oleh ras suku bangsa Melanesia Pasifik yang masih berkerabat dengan Fiji, Tonga dan beberapa bangsa kepulauan yang tersebar di kepulauan Samudra Pasifik.
Banyak bukti kuat yang merujuk bahwa Maluku memiliki ikatan tradisi dengan bangsa bangsa kepulauan pasifik, seperti bahasa, lagu-lagu daerah, makanan, serta perangkat peralatan rumah tangga dan alat musik khas, contoh: Ukulele (yang terdapat pula dalam tradisi budaya Hawaii).
Mereka umumnya memiliki kulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang besar dan kuat serta profil tubuh yang lebih atletis dibanding dengan suku-suku lain di Indonesia, dikarenakan mereka adalah suku kepulauan yang mana aktivitas laut seperti berlayar dan berenang merupakan kegiatan utama bagi kaum pria.
Sejak jaman dahulu, banyak diantara mereka yang sudah memiliki darah campuran dengan suku lain, perkawinan dengan suku Minahasa, Sumatra, Jawa, Madura, bahkan kebanyakan dengan bangsa Eropa (umumnya Belanda dan Portugal) kemudian bangsa Arab, India sudah sangat lazim mengingat daerah ini telah dikuasai bangsa asing selama 2300 tahun dan melahirkan keturunan keturunan baru, yang mana sudah bukan ras Melanesia murni lagi. Karena adanya percampuran kebudayaan dan ras dengan orang Eropa inilah maka Maluku merupakan satu-satunya wilayah Indonesia yang digolongkan sebagai daerah Mestizo. Bahkan hingga sekarang banyak marga di Maluku yang berasal bangsa asing seperti Belanda (Van Afflen, Van Room, De Wanna, De Kock, Kniesmeijer, Gaspersz, Ramschie, Payer, Ziljstra, Van der Weden dan lain-lain) serta Portugal (Da Costa, De Fretes, Que, Carliano, De Souza, De Carvalho, Pareira, Courbois, Frandescolli dan lain-lain). Ditemukan pula marga bangsa Spanyol (Oliviera, Diaz, De Jesus, Silvera, Rodriguez, Montefalcon, Mendoza, De Lopez dan lain-lain) serta Arab (Al-Kaff, Al Chatib, Bachmid, Bakhwereez, Bahasoan, Al-Qadri, Alaydrus, Assegaff dan lain-lain). Cara penulisan marga asli Maluku pun masih mengikuti ejaan asing seperti Rieuwpassa (baca: Riupasa), Nikijuluw (baca: Nikiyulu), Louhenapessy (baca: Louhenapesi), Kallaij (baca: Kalai) dan Akyuwen (baca: Akiwen).
Dewasa ini, masyarakat Maluku tidak hanya terdapat di Indonesia saja melainkan tersebar di berbagai negara di dunia. Kebanyakan dari mereka yang hijrah keluar negeri disebabkan olah berbagai alasan. Salah satu sebab yang paling klasik adalah perpindahan besar-besaran masyarakat Maluku ke Eropa pada tahun 1950-an dan menetap disana hingga sekarang. Alasan lainnya adalah untuk mendapatkan kehidupan yang labih baik, menuntut ilmu, kawin-mengawin dengan bangsa lain, yang dikemudian hari menetap lalu memiliki generasi-generasi Maluku baru di belahan bumi lain. Para ekspatriat Maluku ini dapat ditemukan dalam komunitas yang cukup besar serta terkonsentrasi di beberapa negara seperti Belanda, Inggris, Amerika Serikat, Rusia, Perancis, Belgia, Jerman dan berbagai benua lainnya.
[sunting] Bahasa
Lihat pula: Dialek Melayu Ambon
Bahasa yang digunakan di provinsi Maluku adalah Bahasa Melayu Ambon, yang merupakan salah satu dialek bahasa Melayu. Sebelum bangsa Portugis menginjakan kakinya di Ternate (1512), bahasa Melayu telah ada di Maluku dan dipergunakan sebagai bahasa perdagangan. Bahasa Indonesia, seperti di wilayah Republik Indonesia lainnya, digunakan dalam kegiatan-kegiatan publik yang resmi seperti di sekolah-sekolah dan di kantor-kantor pemerintah.

Bahasa yang digunakan di pulau Seram, pulau ibu (Nusa Ina/Pulau asal-muasal) dari semua suku-suku di Provinsi Maluku dan Maluku Utara adalah sebagai berikut:
• bahasa Wamale (di Seram Barat)
• bahasa Alune (di Seram Barat)
• bahasa Nuaulu (dipergunakan oleh suku Nuaulu di Seram selatan; antara teluk El-Paputih dan teluk Telutih)
• bahasa Koa (di pegunungan Manusela dan Kabauhari)
• bahasa Seti (di pergunakan oleh suku Seti, di Seram Utara dan Telutih Timur)
• bahasa Gorom (bangsa yang turun dari Seti dan berdiam di Seram Timur)
Maluku merupakan wilayah kepulauan terbesar di seluruh Indonesia. Banyaknya pulau yang saling terpisah satu dengan yang lainnya, juga mengakibatkan semakin beragamnya bahasa yang dipergunakan di provinsi ini. Jika diakumulasikan, secara keseluruhan, terdapat setidaknya 132 bahasa di kepulauan Maluku, yakni:
• Alune
• Amahai
• Ambelau
• Asilulu
• Babar Utara
• Babar tenggara
• Banda
• Batuley
• Barakai
• Benggoi
• Boano
• Buli
• Buru
• Dammar Timur
• Damar Barat
• Dawera-Daweloor
• Dobel
• Elpaputih
• Emplawas
• Fordata
• Kadai
• Kamarian
• Kai Besar
• Kai Kecil
• Karey
• Kayeli
• Kisar
• Koba
• Kola
• Kompane
• Kur
• Laba
• Laha
• Larike
• Latu
• Leti
• Liana-Seti
• Lisbata-Nuniali
• Lisela
• Lola
• Lorang
• Luhu
• Luang
• Melayu-Ambon
• Melayu-Banda
• Manipa
• Manusela
• Masela Tengah
• Masela Timur
• Masela Barat
• Naka'ela
• Nila
• Nuaulu Utara
• Nuaulu Selatan
• Nusa Laut
• Oirata
• Pagu
• Patani
• Paulohy
• Perai
• Piru
• Roma
• Sahu
• Salas
• Saleman
• Saparua
• Sawai
• Seith
• Selaru
• Seluwasan
• Sepa
• Serili
• Serua
• Talur
• Tarangan Timur
• Tarangan Barat
• Tela-Masbuar
• Teluti
• Teor
• Te'un
• Tugun
• Tugutil
• Tulehu
• Wakasihu
• Watubela
• Wemale Utara
• Wemale Selatan
• Yalahatan
• Yamdena
Dua bahasa yang telah punah adalah Palamata dan Moksela.
Sebelum bangsa-bangsa asing (Arab, Cina, Portugis, Belanda dan Inggris) menginjakan kakinya di Maluku (termasuk Maluku Utara), bahasa-bahasa tersebut sudah hidup setidaknya ribuan tahun.
Bahasa Indonesia, seperti di wilayah Republik Indonesia lainnya, digunakan dalam kegiatan-kegiatan publik yang resmi seperti di sekolah-sekolah dan di kantor-kantor pemerintah, mengingat sejak 1980-an berdatangan 5000 KK (lebih) transmigran dari Pulau Jawa. Dengan banyaknya penduduk dari pulau lain tersebut, maka khazanah bahasa di Pulau Seram (dan Maluku) juga bertambah, yaitu kini ada banyak pemakai bahasa-bahasa Jawa, Bali dan sebagainya.
[sunting] Agama


Masjid di Kaitetu di awal abad ke-20
Mayoritas penduduk di Maluku memeluk agama Islam dan Kristen . Hal ini dikarenakan pengaruh penjajahan Portugis dan Spanyol sebelum Belanda yang telah menyebarkan kekristenan dan pengaruh Kesultanan Ternate dan Tidore yang menyebarkan Islam di wilayah Maluku serta Pedagang Arab di pesisir Pulau Ambon dan sekitarnya sebelumnya. Tempat ibadah di Provinsi Maluku pada tahun 2005 adalah Masjid 1.028 buah, Gereja 998 buah, Pura 5 buah dan Wihara 6 buah. Sedangkan Pemeluk agama Islam sebesar 49,2%, Kristen sebesar 50,4%, Hindu 0,07% dan Budha 0,10% dan lainnya 0,67%.
[sunting] Perikanan
[sunting] Sosial Budaya
Dalam masyarakat Maluku dikenal suatu sistem hubungan sosial yang disebut Pela dan Gandong.
[sunting] Pemerintahan
[sunting] Kabupaten dan Kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Buru
Namlea
2 Kabupaten Buru Selatan
Namrole
3 Kabupaten Kepulauan Aru
Oobo
4 Kabupaten Maluku Barat Daya
Tiakur
5 Kabupaten Maluku Tengah
Masohi
6 Kabupaten Maluku Tenggara
Tual
7 Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Saumlaki
8 Kabupaten Seram Bagian Barat
Dataran Hunipopu
9 Kabupaten Seram Bagian Timur
Dataran Hunimoa
10 Kota Ambon
-
11 Kota Tual
-

[sunting] Daftar gubernur
No. Foto Periode Nama Gubernur Keterangan
1
1950 - 1955 Mr. J.J. Latuharhary

2 1955 - 1960 M. Djosan

3 1960 - 1965 Muhammad Padang

4 1965 - 1968 G.J. Latumahina

5 1968 - 1973 Soemitro

6 1973 - 1975 Soemeru

7 1975 - 1980 Hasan Slamet

8 1980 - 1985 Hasan Slamet

9 1985 - 1990 Sebastian Soekoso

10 1990 - 1993 Sebastian Soekoso

11 1993 - 1998 M. Akib Latuconsina

12
1998 - 2003 Dr. M. Saleh Latuconsina

13
2003 - 2013 Brigjen TNI (Purn) Karel Albert Ralahalu


[sunting] Perekonomian
Secara makro ekonomi, kondisi perekonomian Maluku cenderung membaik setiap tahun. Salah satu indikatornya antara lain, adanya peningkatan nilai PDRB. Pada tahun 2003 PDRB Provinsi Maluku mencapai 3,7 triliun rupiah kemudian meningkat menjadi 4,05 triliun tahun 2004. Pertumbuhan ekonomi di tahun 2004 mencapai 4,05 persen dan meningkat menjadi 5,06 persen pada 2005.

[sunting] Energi
Kepulauan Indonesia bagian timur umumnya mengalami dampak benturan lempeng Pasifik, lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia relatif lebih intensif yang menyebabkan wilayah ini menjadi salah satu yang sangat dinamis dengan berbagai jenis bahan tambang. Pulau Halmahera pada lengan bagian barat laut didominasi oleh batuan vulkanik kalsium-alkalin berumur kwarter yang terdiri dari lava breksi dan tufa andesitik-basaltik dikenal dengan formasi Kayasa dan Togawa. Sedangkan pada lengan bagian selatan didominasi oleh batuan sedimen dan batuan vulkanik menengah berumur tersier. Sebagian besar daerah yang sedang berkembang setelah pasca konflik horizontal tahun 1999, membuktikan bahwa sesungguhnya membawah dampak positif yang global contonya Kota Ternate, kota yang kecil tapi menyimpan segudang potensi yang belum digarap secara optimal baik bahan yang bisa diperbaharui dan bahan barang tambang yang tidak dapat diperbaharui.
[sunting] Pariwisata
Sejak zaman purba kala, Maluku diakui telah memiliki daya tarik alam selain daripada rempah-rempahnya. Terdiri dari ratusan kepulauan membuat Maluku memiliki keunikan panorama disetiap pulaunya dan mengundang banyak turis asing datang untuk mengunjungi bahkan menetap di kepulauan ini. Selain objek wisata alam, beberapa peninggalan zaman kolonial juga merupakan daya tarik tersendiri karena masih dapat terpelihara dengan baik hingga sekarang. Beberapa dari objek wisata terkenal di Maluku antara lain:
• Pantai Natsepa, Ambon
• Pintu Kota, Ambon
• Benteng Duurstede, Saparua
• Benteng Amsterdam, Ambon
• Benteng Victoria, Ambon
• Banda Neira, Banda
• Benteng Belgica, Banda
• Pantai Hunimoa, Ambon
• Pantai Ngur Sarnadan (Pasir Panjang), Kai
• Gua Ohoidertavun di Letvuan, Kai
• Sawai, Seram
• Leksula, Buru
• Pintu Kota, Ambon
• Pantai Latuhalat, Ambon
• Tanjung Marthafons, Ambon
• Taman Nasional Manusela, Seram
• Air Terjun Waihetu, Rumahkay, Seram
• Pantai Hatuurang
• Pantai Lokki, Seram
• Pantai Englas, Seram
• Pulau Pombo
• Pulau Tiga
• Pulau Luciapara
• Pulau Ay, Run dan Rozengain (Hatta), Kepulauan Banda
• Weluan, Kep. Tanimbar
• Pulau Bais
• Tanjung Sesar, Seram
• Pulau Panjang, Pulau Lulpus dan Pulau Garogos
• Gunung Boy
• Kilfura, Seram
• Pantai Soplessy, Seram
• Gua Lusiala, Seram
• Pantai Kobisadar
• Ahuralo, Amahai
• Gua Hutan Kartenes
• Goa Akohy di Tamilouw, Seram
• Benteng Titaley, Seram
• Danau Binaya, Piliana
[sunting] Komunikasi:
[sunting] Ambon Cyber City
Pada pertengahan tahun 2008, kota Ambon ditetapkan sebagai Cyber City. Pekerjaan proyek Ambon Cyber City yang dilakukan Pemkot Ambon untuk memberikan kemudahan berakses internet telah selesai hingga akhir Desember tahun tersebut. Pelaksanaan proyek ini semata-mata guna memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berakses dengan mudah dan murah ke "dunia maya", tanpa harus antri di "warung internet" atau berlangganan telepon dengan biaya mahal untuk berinternet. Hanya dengan modal laptop atau komputer yang memiliki fasilitas wireless, masyarakat sudah bisa menikmati internet dengan mudah berbagai tempat di pusat kota Ambon. Pemkot Ambon pun telah menjalin kerja sama dengan perusahaan telekomunikasi Telkomsel untuk meminjam tower perusahaan seluler itu, di mana peralatan Cyber akan dipasang pada menara tower milik perusahaan itu, sehingga bisa memancarkan sinyalnya dan menjangkau seluruh wilayah Kota Ambon.
[sunting] Stasiun Televisi Lokal
Maluku juga mempunyai televisi lokal yaitu Molucca Tv dan Ambon Tv.
[sunting] Surat Kabar Harian
• Ambon Express
• Suara Maluku
• Metro Maluku
• Siwalima
• Radar Ambon
• Titah Siwalima
• Maluku Expose
• Marinyo
• Seram Pos
• Suara Ekspresi
[sunting] Tabloid/ Koran Mingguan
• Bela Reformasi
• Dhara Pos
• Maluku Media
• Door
• Gosepa
• Maluku Baru
• Moria
• Maluku News
• Pelangi Maluku
• Suara Rakyat
[sunting] Stasiun Radio Lokal
• Suara Pelangi
• DMS
• Rock FM
• Binaya
• G-Tavlul
• Dian Mandiri
• Sangkakala
• Baku-Bae
• Resthy Mulya
• Arika Polnam
• Manusela FM
• Kabaresi
[sunting] Pendidikan
[sunting] Perguruan Tinggi[2]
[sunting] Negeri
Nama Perguruan Tinggi Tahun Pendirian Pemimpin Lokasi Situs Web
Universitas Pattimura (UNPATTI) 1962 Prof. Dr. H.B. Tetelepta, M.Pd. Ambon
www.unpatti.ac.id
Politeknik Negeri Ambon (POLNAM) 1985 Ir. H. D. Nikijuluw, M.T. Ambon
www.polnam.ac.id
Politeknik Perikanan Negeri Tual (POLIKANT)[3]
2004 Ir. P. Beruatwarin, M.Si. Tual

[sunting] Swasta
Nama Perguruan Tinggi Pemimpin Lokasi
Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) DR. A.M.L. Batlayeri Ambon

Universitas Darussalam (UNIDAR) Prof. Drs. Ismail Tahir Ambon

Universitas Iqra Drs. R. Suyatno S. Kusuma, M.Si. Buru

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Ambon F.C. Renyut. S.Sos. M.Si. Ambon

STIA Abdul Aziz Kataloka Drs. J. Madubun. M.Si. Ambon

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Said Perimtah Dr. A. Wattiheluw, S.Sos., M.Si. Masohi

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Darul Rachman Drs. Muuti Matloan Tual

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Langgur P.C. Renwarin, S.E. M.Si. Tual

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Saumlaki Semuel Luturyali, S.H. Saumlaki

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Umel Asyara Rumkei, S.E. Tual

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Saumlaki Drs. M.M. Lololuan Saumlaki

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Manajemen (STIEM) Rutu Nusa Drs. G.M.B.K. Dahaklory Ambon

Sekolah Tinggi Ilmu Sosial (STIS) Mutiara Cilifius Reyaan, S.Sos. Tual

Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Kebangsaan Drs. J. Kapressy Masohi

Sekolah Tinggi Perikanan Hatta Sjahrir Prof. Dr. Hamadi B. Husein Banda

STKIP Gotong Royong Drs. Autan Sahib Patty Masohi

Akademi Maritim Maluku (AMM) Drs. P.P. Rahaor. M.Pd. Ambon

Akademi Kebidanan (AKBID) Aru Yonita E.O. Uniplaita, A.Kp., M.Kes. Dobo

[sunting] Seni dan Budaya
[sunting] Musik
Alat musik yang terkenal adalah Tifa (sejenis gendang) dan Totobuang. Masing-masing alat musik dari Tifa Totobuang memiliki fungsi yang bereda-beda dan saling mendukung satu sama lain hingga melahirkan warna musik yang sangat khas. Namun musik ini didominasi oleh alat musik Tifa. Terdiri dari Tifa yaitu, Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas, ditambah sebuah Gong berukuran besar dan Toto Buang yang merupakan serangkaian gong-gong kecil yang di taruh pada sebuah meja dengan beberapa lubang sebagai penyanggah. Adapula alat musik tiup yaitu Kulit Bia (Kulit Kerang).
Dalam kebudayaan Maluku, terdapat pula alat musik petik yaitu Ukulele dan Hawaiian seperti halnya terdapat dalam kebudayaan Hawaii di Amerika Serikat. Hal ini dapat dilihat ketika musik-musik Maluku dari dulu hingga sekarang masih memiliki ciri khas dimana terdapat penggunaan alat musik Hawaiian baik pada lagu-lagu pop maupun dalam mengiringi tarian tradisional seperti Katreji.
Musik lainnya ialah Sawat. Sawat adalah perpaduan dari budaya Maluku dan budaya Timur Tengah. Pada beberapa abad silam, bangsa Arab datang untuk menyebarkan agama Islam di Maluku, kemudian terjadilah campuran budaya termasuk dalam hal musik. Terbukti pada beberapa alat musik Sawat, seperti rebana dan seruling yang mencirikan alat musik gurun pasir.
Diluar daripada beragamnya alat musik, orang Maluku terkenal handal dalam bernyanyi. Sejak dahulu pun mereka sudah sering bernyanyi dalam mengiringi tari-tarian tradisional. Tak ayal bila sekarang terdapat banyak penyanyi terkenal yang lahir dari kepulauan ini. Sebut saja para legenda seperti Broery Pesoelima dan Harvey Malaihollo. Belum lagi para penyanyi kaliber dunia lainnya seperti Daniel Sahuleka, Ruth Sahanaya, Monica Akihary, Eric Papilaya, Danjil Tuhumena, Romagna Sasabone, Harvey Malaihollo serta penyanyi-penyanyi muda berbakat seperti Glen Fredly, Ello Tahitu dan Moluccas.
[sunting] Tarian
Tari yang terkenal adalah tari Cakalele yang menggambarkan Tari perang. Tari ini biasanya diperagakan oleh para pria dewasa sambil memegang Parang dan Salawaku (Perisai).
Ada pula Tarian lain seperti Saureka-Reka yang menggunakan pelepah pohon sagu. Tarian yang dilakukan oleh enam orang gadis ini sangat membutuhkan ketepatan dan kecepatan sambil diiringi irama musik yang sangat menarik.
Tarian yang merupakan penggambaran pergaulan anak muda adalah Katreji. Tari Katreji dimainkan secara berpasangan antara wanita dan pria dengan gerakan bervariasi yang enerjik dan menarik. Tari ini hampir sama dengan tari-tarian Eropa pada umumnya karena Katreji juga merupakan suatu akulturasi dari budaya Eropa (Portugis dan Belanda) dengan budaya Maluku. Hal ini lebih nampak pada setiap aba-aba dalam perubahan pola lantai dan gerak yang masih menggunakan bahasa Portugis dan Belanda sebagai suatu proses biligualisme. Tarian ini diiringi alat musik biola, suling bambu, ukulele, karakas, guitar, tifa dan bas gitar, dengan pola rithm musik barat (Eropa) yang lebih menonjol. Tarian ini masih tetap hidup dan digemari oleh masyarakat Maluku sampai sekarang.
Selain Katreji, pengaruh Eropa yang terkenal adalah Polonaise yang biasanya dilakukan orang Maluku pada saat kawinan oleh setiap anggota pesta tersebut dengan berpasangan, membentuk formasi lingkaran serta melakukan gerakan-gerakan ringan yang dapat diikuti setiap orang baik tua maupun muda.
[sunting] Adat perkawinan
Daerah Maluku yang terdiri dari beratus-ratus pulau mempunyai berbagai suku bangsa, seperti suku Ternate, suku Ambon, suku Seram, suku Tidore, suku Kei dan sebagainya. dibawah ini akan diterangkan mengenai adat perkawinan di Maluku Utara yang banyak didiami oleh suku Ternate dan suku Tidore.[4]
[sunting] Sejarah
Maluku memiliki sejarah yang panjang mengingat daerah ini telah dikuasai bangsa asing selama kurang lebih 2300 tahun lamanya dengan didominasi secara berturut-turut oleh bangsa Arab, Portugis, Spanyol dan Belanda serta menjadi daerah pertempuran sengit antara Jepang dan Sekutu pada era Perang Dunia ke II.
Para penduduk asli Banda berdagang rempah-rempah dengan negara-negara Asia lainnya, seperti Cina, paling tidak sejak zaman Kekaisaran Romawi. Dengan adanya kemunculan agama Islam, perdagangan didominasi oleh para pedagang Muslim. Salah satu sumber kuno Arab menggambarkan lokasi dari pulau ini berjarak sekitar lima belas hari berlayar dari Timur 'pulau Jaba' (Jawa)namun perdagangan langsung hanya terjadi hingga akhir tahun 1300an. Para pedagang Arab tidak hanya membawa agama Islam, tetapi juga sistem kesultanan dan mengganti sistem lokal yang dimana didominasi oleh Orang Kaya, yang disamping itu lebih efektif digunakan jika berurusan dengan pihak luar.
Melalui perdagangan dengan para pedagang Muslim, bangsa Venesia kemudian datang untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah dari Eropa antara 1200 dan 1500, melalui dominasi atas Mediterania ke kota pelabuhan seperti Iskandariyah (Mesir), setelah jalur perdagangan tradisional mulai terganggu oleh Mongol dan Turki. Dalam menunjang monopoli ini kemudian mereka ikut serta dalam Abad Eksplorasi Eropa. Portugal mengambil langkah awal penjelajahan dengan berlayar ke sekitar tanjung selatan benua Afrika, mengamankan rute-rute penting perdagangan, bahkan tanpa sengaja menemukan pantai Brazil dalam pencarian ke arah selatan. Portugal akhirnya sukses dan pembentukan daerah monompolinya sendiri dan memancing keukasaan maritim lain seperti Spanyol-Eropa, Perancis, Inggris dan Belanda untuk mengganggu posisinya.
Karena tingginya nilai rempah-rempah di Eropa dan besarnya pendapatan yang dihasilkan, Belanda dan Inggris segera terlibat dalam konflik untuk mendapatkan monopoli atas wilayah ini. Persaingan untuk memiliki kontrol atas kepulaiuan ini menjadi sangat intensif bahakn untuk itu Belanda bahkan memberikan pulau Manhattan (sekarang New York), di pihak lain Inggris memberikan Belanda kontrol penuh atas kepulauan Banda. Lebih dari 6.000 jiwa di Banda telah mati dalam perang rempah-rempah ini. Dan dikemudian hari, kemenangan atas kepulauan ini dikantongi Kerajaan Belanda.
[sunting] Arkeologi
Bukti arkeologi paling awal adanya okupasi manusia di wilayah ini ditemukan sekitar tiga puluh dua ribu tahun, tetapi bukti adanya permukiman yang lebih tua di Australia mungkin mengindikasikan bahwa Maluku telah memiliki pengunjung sebelumnya. Bukti bahwa semakin meluasya hubungan perdagangan jarak jauh dan frekuensi okupasi terhadap kepulauan lain yang menjadi semakin tinggi, dimulai sekitar sepuluh ribu hingga lima belas tahun kemudian. Batu permata dan perak yang biasanya digunakan sebagai mata uang di semenanjung India sekitar 200 sebelum Masehi telah ditemukan pada beberapa pulau. Maluku pada saat itu berkembang menjadi daerah kosmopolitan di mana para pedagang rempah-rempah dari seluruh wilayah menetap disana, termasuk para pedagang Arab dan Cina yang mengunjungi atau bermaksud untuk tinggal di daerah tersebut.

[sunting] Era Portugis dan Spanyol
Selain dari adanya pengaruh kebudayaan hal yang paling signifikan dari efek kehadiran Portugis adalah gangguan dan disorganisasi perdagangan Asia namun disamping itu adalah adanya penyebaran Agama Kristen di Indonesia Timur termasuk Maluku. Portugis yang telah menaklukkan Malaka pada awal abad keenambelas dan pengaruh mereka terasa sangat kuat di Maluku dan kawasan lain di timur Indonesia. Setelah penaklukan Portugis atas Malaka pada bulan Agustus 1511, Afonso de Albuquerque pelajari rute ke Kepulauan Banda dan Kpulauan Rempah-Rempah lainnya dengan mengirim sebuah penjelajahan tiga kapal ekspedisi di bawah pimpinan António de Abreu, Simao Afonso Bisigudo dan Francisco Serrano. Di tengah perjalanan untuk kembali, Francisco Serrao yang terdampar di pulau Hitu (Ambon utara) pada 1512. Ia mendirikan hubungan dengan penguasa lokal yang terkesan dengan kemampuan militer. Adanya pertikaian antara Kerajaan Ternate dan Tidore juga melibatkan Portugis.
Setelah bergabung dengan Ternate, Serrão kemudian membangun benteng di pulau tersebut dan menjadi kepala duitan dari para serdadu Portugis di bawah pelayanan satu dari dua sultan yang berkuasa mengendalikan perdagangan rempah-rempah. Namun dengan adanya penyebaran agama Kristen mengakibatkan terjadinya ketegangan dengan Penguasa Ternate yang adalah Muslim. Ferdinand Magellan Serrão mendesak dia untuk bergabung di Maluku dan memberikan informasi para penjelajah tentang Kepulauan rempah-rempah. Akan tetapi, keduanya meninggal sebelum sempat bertemu satu sama lain. Pada tahun 1535 Raja Tabariji diberhantikan dan dikirim ke Goa oleh Portugis. Ia kemudaun menganut Kristen serta mengubah namanya menjadi Dom Manuel. Setelah dinyatakan bersalah, dia dikirim kembali ke takhtanya kembali, tetapi meninggal dalam perjalanan di Melaka pada 1545. Meskipun begitu, ia mewariskan pulau Ambon kepada Ayah Baptisnya yang adalah seorang Portugis, Jordão de Freitas. Setelah kejadian pembunuhan Sultan Hairun oleh Portugis, Ternate keudian mengusir mereka pada tahun 1575 setelah pengepungan selama 5 tahun.
Pendaratan Portugis yang pertama di Ambon terjadi pada tahun 1513, yang dikemudian hari akan menjadi pusat kegiatan Portugal di Maluku setelah pengusiran dari Ternate. Kekuatan Eropa didaerah tersebut pada saat itu lemah dan Ternate makin menyebarkan kekuasaannya sebagai Kerajaan Islam anti Portugis dibawah pimpinan Sultan Baab Ullah dan anaknya Sultan Said. Di Ambon, Portugis mendapat perlawanan dari penduduk muslim lokal di daerah utara pulau tesebut terutama di Hitu yang telah lama menjalin hubungan kerjasama perdagangan dan agama dengan kota-kota pelabuhan di pantai utara Jawa.Sesungguhnya, Portugis tidak pernah berhasil mengendalikan perdagangan rempah-rempah lokal dan gagal dalam upaya untuk membangun otoritas mereka atas kepulauan Banda, pusat produksi pala.
Spanyol kemudian mengambil kontrol atas Ternate dan Tidore. Misionaris dan saah satu dari Orang Suci Katholik, Santo Fransiscus Xaverius (Saint Francis Xavier), tiba di Maluku pada tahun 1546-1547 kepada orang Ambon, Ternate dan Morotai serta meletakkan dasar untuk misi permanen disana. Dengan tibanya beliau disana, 10.000 orang telah dibaptis menjadi Katholik, dengan presentase terbanyak di pulau Ambon dan sekitar tahun 1590 terdapat 50.000 bahkan 60.000 orang telah dibaptis, walaupun beberapa daerah sekitarnya tetap menjadi daerah Muslim.
Selama pekerjaan Misionaris, telah terdapat komunitas Kristen dalam jumlah besar di daerah timur Indonesia selama beberapa waktu, serta telah berkontribusi terhadap kepentingan bersama dengan Eropa, khususnya di antara orang Ambon. Pengaruh lainnya termasuk sejumlah besar kata berasal dari Indonesia Portugis yang di samping Melayu merupakan bahasa pergaulan sampai awal abad kesembilanbelas. Kata-kata dalam Bahasa Indonesia seperti pesta, sabun, bendera, meja, Minggu, semua berasal dari bahasa Portugis. Banyak pula nama-nama keluarga di Maluku berasal dari Portugis seperti de Lima, Waas, da Costa, Dias, de Fretas, Gonsalves, Mendosa, Rodrigues dan da Silva.
[sunting] Kerajaan Belanda
Orang Belanda tiba pada tahun 1599 dan melaporkan adanya usaha Portugis untuk memonopoli perdagangan tradisional mereka. Setelah Orang Ambon berhasil membantu Belanda dalam membangun benteng di Hitu Lama, Portugis memulai kampanye melawan bantuan terhadap Ambon dari Belanda. Setelah 1605 Frederik Houtman menjadi gubernur Belanda pertama Ambon. VOC merupakan perusahan perdagangan Belanda yang terhambat oleh tiga faktor daam menjalankan usahanya yaitu: Portugis, penduduk lokal dan Inggris. Sekali lagi, penyelundupan merupakan satu-satunya cara untuk monopoli Eropa. Selama abad ke-17, Banda melakukan perdagangan bebas dengan Ingris. Upaya Belanda adalah dengan mengurangi jumlah penduduk asli Banda lalu mengirim lainnya ke luar pulai serta mendirikan instalasi budak kerja.
Walaupun lainnya kembali menetap di Kepulauan Banda, sisa wilayah Maluku lainnya tetap sangat sulit untuk berada dibawah kontrol asing bahkan setelah Portugis mendirikan stasiun perdagangannya di Makassar, terjadi pemberontakan penduduk lokal pada tahun 1636 dan 1646. Dibawah kontrol kompeni Maluku teradministrasi menjadi residen Belanda yaitu Ternate di Utara dan Amboyna (Ambon) di selatan.
[sunting] Perang Dunia II
Pecahnya Perang Pasifik tanggal 7 Desember 1941 sebagai bagian dari Perang Dunia II mencatat era baru dalam sejarah penjajahan di Indonesia. Gubernur Jendral Belanda A.W.L. Tjarda van Starkenborgh , melalui radio, menyatakan bahwa pemerintah Hindia Belanda dalam keadaan perang dengan Jepang. Tentara Jepang tidak banyak kesulitan merebut kepulauan di Indonesia. Di Kepulauan Maluku, pasukan Jepang masuk dari utara melalui pulau Morotai dan dari timur melalui pulau Misool. Dalam waktu singkat seluruh Kepulauan Maluku dapat dikuasai Jepang. Perlu dicatat bahwa dalam Perang Dunia II, tentara Australia sempat bertempur melawan tentara Jepang di desa Tawiri. Dan untuk memperingatinya dibangun monumen Australia di desa Tawiri (tidak jauh dari Bandara Pattimura). Dua hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maluku dinyatakan sebagai salah satu propinsi Republik Indonesia. Namun pembentukan dan kedudukan Propinsi Maluku saat itu terpaksa dilakukan di Jakarta, sebab segera setelah Jepang menyerah, Belanda (NICA) langsung memasuki Maluku dan menghidupkan kembali sistem pemerintahan kolonial di Maluku. Belanda terus berusaha menguasai daerah yang kaya dengan rempah-rempahnya ini, bahkan hingga setelah keluarnya pengakuan kedaulatan pada tahun 1949 dengan mensponsori terbentuknya Republik Maluku Selatan (RMS).
Maluku Utara
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Untuk kegunaan lain dari Maluku, lihat Maluku (disambiguasi).
Maluku Utara


Lambang


Marimoi Ngone Futuru

Peta lokasi Maluku Utara
Koordinat
3º 40' LS - 3º 0' LU
123º 50' - 129º 50' BT

Dasar hukum UU RI Nomor 46 Tahun 1999 dan UU RI Nomor 6 Tahun 2003

Tanggal penting 4 Oktober 1999 (hari jadi)

Ibu kota
Sofifi

Gubernur
Thaib Armain
Luas
140.255,32 km² (total); 33.278 km² (daratan); 106.977,32 km² (lautan)
Penduduk
1.035.478 jiwa (2010) [1]

Kepadatan 29
Kabupaten
6
Kota
2
Kecamatan
45
Kelurahan/Desa
730
Suku Suku Module, Suku Pagu, Suku Ternate, Suku Makian Barat, Suku Kao, Suku Tidore, Suku Buli, Suku Patani, Suku Maba, Suku Sawai, Suku Weda, Suku Gne, Suku Makian Timur, Suku Kayoa, Suku Bacan, Suku Sula, Suku Ange, Suku Siboyo, Suku Kadai, Suku Galela, Suku Tobelo, Suku Loloda, Suku Tobaru, Suku Sahu

Agama
Islam (76,1%), Protestan (23,1%), Lainnya (0,8%)
Bahasa
Bahasa Indonesia

Zona waktu
WIT

Lagu daerah

Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.malukuutaraprov.go.id

(?)

Maluku Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia. Provinsi yang biasa disingkat sebagai "Malut" ini terdiri dari beberapa pulau di Kepulauan Maluku.
Ibukota terletak di Sofifi, Kecamatan Oba Utara, sejak 4 Agustus 2010 menggantikan kota terbesarnya, Ternate yang berfungsi sebagai ibukota sementara selama 11 tahun untuk menunggu kesiapan infrastruktur Sofifi[2].
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Kondisi Geografis
o 1.1 Pulau-Pulau
• 2 Sejarah
o 2.1 Sebelum Penjajahan
o 2.2 Pendudukan Militer Jepang
o 2.3 Zaman Kemerdekaan
 2.3.1 Orde Lama
 2.3.2 Orde Baru
 2.3.3 Orde Reformasi
• 3 Kabupaten dan Kota
• 4 Pemerintahan
o 4.1 Gubernur
o 4.2 Perwakilan
• 5 Ekonomi
• 6 Transportasi
o 6.1 Jalan Darat
o 6.2 Panjang Jalan
 6.2.1 Fisik Jalan
 6.2.2 Kondisi Jalan
 6.2.3 Kendaraan Angkutan (per April 2010)
• 7 Catatan kaki
• 8 Pranala luar

[sunting] Kondisi Geografis
Luas total wilayah Provinsi Maluku Utara mencapai 140.255,32 km². Sebagian besar merupakan wilayah perairan laut, yaitu seluas 106.977,32 km² (76,27%). Sisanya seluas 33.278 km² (23,73%) adalah daratan.
[sunting] Pulau-Pulau
Provinsi Maluku Utara terdiri dari 395 pulau besar dan kecil. Pulau yang dihuni sebanyak 64 buah dan yang tidak dihuni sebanyak 331 buah.
• Pulau Halmahera (18.000 km²)
• Pulau Cibi (3.900 km²)
• Pulau Talabu (3.195 km²)
• Pulau Bacan (2.878 km²)
• Pulau Morotai (2.325 km²)
• Pulau Ternate
• Pulau Tidore
• Pulau Makian
• Pulau Kayoa
• Pulau Gebe
[sunting] Sejarah
[sunting] Sebelum Penjajahan
Daerah ini pada mulanya adalah bekas wilayah empat kerajaan Islam terbesar di bagian timur Nusantara yang dikenal dengan sebutan Kesultanan Moloku Kie Raha (Kesultanan Empat Gunung di Maluku), yaitu:
• Kesultanan Bacan
• Kesultanan Jailolo
• Kesultanan Tidore
• Kesultanan Ternate.
[sunting] Pendudukan Militer Jepang
Pada era ini, Ternate menjadi pusat kedudukan penguasa Jepang untuk wilayah Pasifik.
[sunting] Zaman Kemerdekaan
[sunting] Orde Lama
Pada era ini, posisi dan peran Maluku Utara terus mengalami kemorosotan, kedudukannya sebagai karesidenan sempat dinikmati Ternate antara tahun 1945-1957. Setelah itu kedudukannya dibagi ke dalam beberapa Daerah Tingkat II (kabupaten).
Upaya merintis pembentukan Provinsi Maluku Utara telah dimulai sejak 19 September 1957. Ketika itu DPRD peralihan mengeluarkan keputusan untuk membentuk Provinsi Maluku Utara untuk mendukung perjuangan untuk mengembalikan Irian Barat melalui Undang-undang Nomor 15 Tahun 1956, namun upaya ini terhenti setelah munculnya peristiwa pemberontakan Permesta.
Pada tahun 1963, sejumlah tokoh partai politik seperti Partindo, PSII, NU, Partai Katolik dan Parkindo melanjutkan upaya yang pernah dilakukan dengan mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah-Gotong Royong (DPRD-GR) untuk memperjuangkan pembentukan Provinsi Maluku Utara. DPRD-GR merespons upaya ini dengan mengeluarkan resolusi Nomor 4/DPRD-GR/1964 yang intinya memberikan dukungan atas upaya pembentukan Provinsi Maluku Utara. Namun pergantian pemerintahan dari orde lama ke orde baru mengakibatkan upaya-upaya rintisan yang telah dilakukan tersebut tidak mendapat tindak lanjut yang konkrit.
[sunting] Orde Baru
Pada masa Orde Baru, daerah Moloku Kie Raha ini terbagi menjadi dua kabupaten dan satu kota administratif. Kabupaten Maluku Utara beribukota di Ternate, Kabupaten Halmahera Tengah beribukota di Soa Sio, Tidore dan Kota Administratif Ternate beribukota di Kota Ternate. Ketiga daerah kabupaten/kota ini masih termasuk wilayah Provinsi Maluku.
[sunting] Orde Reformasi
Pada masa pemerintahan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie, muncul pemikiran untuk melakukan percepatan pembangunan di beberapa wilayah potensial dengan membentuk provinsi-provinsi baru. Provinsi Maluku termasuk salah satu wilayah potensial yang perlu dilakukan percepatan pembangunan melalui pemekaran wilayah provinsi, terutama karena laju pembangunan antara wilayah utara dan selatan dan atau antara wilayah tengah dan tenggara yang tidak serasi.
Atas dasar itu, pemerintah membentuk Provinsi Maluku Utara (dengan ibukota sementara di Ternate) yang dikukuhkan dengan Undang-Undang Nomor 46 tahun 1999 tentang Pemekaran Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat.[3]
Dengan demikian provinsi ini secara resmi berdiri pada tanggal 12 Oktober 1999 sebagai pemekaran dari Provinsi Maluku dengan wilayah administrasi terdiri atas Kabupaten Maluku Utara, Kota Ternate dan Kabupaten Maluku Utara.
Selanjutnya dibentuk lagi beberapa daerah otonom baru melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula dan Kota Tidore.
[sunting] Kabupaten dan Kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Halmahera Barat
Jailolo

2 Kabupaten Halmahera Tengah
Weda

3 Kabupaten Halmahera Utara
Tobelo

4 Kabupaten Halmahera Selatan
Labuha

5 Kabupaten Kepulauan Sula
Sanana

6 Kabupaten Halmahera Timur
Maba

7 Kabupaten Pulau Morotai
Morotai Selatan

8 Kota Ternate
Ternate

9 Kota Tidore Kepulauan
Soasiu


[sunting] Pemerintahan
[sunting] Gubernur
No. Foto Nama Sejak Hingga Keterangan
1.
Saleh Latuconsina
(Penjabat Gubernur) ? 18 April 2002
2.
Sinyo Harry Sarundajang
(Penjabat Gubernur) 18 April 2002 25 November 2002 Dilantik oleh Mendagri Hari Sabarno

3. Thaib Armaiyn
25 November 2002 25 November 2007 Dilantik oleh Mendagri Hari Sabarno.
4. Sekretaris Provinsi Maluku Utara
25 November 2002 2007 Dilantik oleh Mendagri Hari Sabarno.
5. Timbul Pujianto
(Penjabat Gubernur) 2007 2008 Direktur Jenderal Bina Administrasi Keuangan Daerah (BAKD). Hasil Pilkada, masih disengketakan antara pasangan Thaib Armaiyn dan Abdul Gani Kasuba dengan pasangan Abdul Gafur dan Aburahim Fabanyo.
6. Thaib Armaiyn Oktober 2008 sekarang

[sunting] Perwakilan
DPRD Maluku Utara hasil Pemilihan Umum Legislatif 2009 tersusun dari 15 partai, dengan perincian sebagai berikut:[4]
Partai Kursi %
Partai Golkar
10 -
Partai Demokrat
5 -
PDI-P
5 -
PKS
4 -
PBB
4 -
PAN
4 -
Partai Gerindra
2 -
Partai Hanura
2 -
PDS
2 -
PDK
1 -
PPP
1 -
PKPB
1 -
PPD
1 -
Barnas
1 -
Total 45 100,0
[sunting] Ekonomi
Perekonomian daerah sebagian besar bersumber dari perekonomian rakyat yang bertumpu pada sektor pertanian, perikanan dan jenis hasil laut lainnya.
Daya gerak ekonomi swasta menunjukkan orientasi ekspor, antara lain:
• Pengolahan Kayu (Pulau Halmahera)
• Falabisahaya (Pulau Mangoli)
• Perkebunan Pisang di Galela (Pulau Halmahera)
• Perikanan dengan melibatkan perikanan rakyat oleh PT. Usaha Mina (BUMN) di Panamboang (Pulau Bacan)
• Tambang Emas oleh PT. Nusa Halmahera Mineral di Kao dan Malifut (Pulau Halmahera)
• Tambang Nikel oleh PT. Aneka Tambang di Pulau Gebe dan Pulau Pakal
[sunting] Transportasi
[sunting] Jalan Darat
[sunting] Panjang Jalan
• Jalan negara; sepanjang 58,50 km
• Jalan provinsi; sepanjang 404 km
• Jalan kabupaten; sepanjang 501,20 km
[sunting] Fisik Jalan
• Jalan aspal; sepanjang 106 km
• Jalan sirtu; sepanjang 6 km
• Jalan tanah; sepanjang 851,7 Km
[sunting] Kondisi Jalan
• Baik; sepanjang 4 km,
• Sedang; sepanjang 56,3 km
• Rusak ringan; sepanjang 112,7 km
• Rusak berat; sepanjang 474 km
• Belum ditembus; sepanjang 310,4 km
[sunting] Kendaraan Angkutan (per April 2010)
• Roda dua (ojek); sejumlah > 5000 unit
• Roda empat; sejumlah > 500 unit
o Mobil Penumpang (Mikrolet dan Carry); sejumlah > 300 unit
o Mobil (Pick Up) Led Bak R6; sejumlah > 300 unit
• Roda enam; sejumlah 50 unit
o Mobil Barang (Truck Bak Kayu); sejumlah 100 unit
o Mobil Barang (Dump Truck); sejumlah 100 unit


Papua Barat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Papua Barat


Lambang


Cintaku Negeriku

Peta lokasi Papua Barat
Koordinat
4º 30' LS - 1º 30' LU
128º 50' - 135º 20' BT

Dasar hukum UU RI Tahun 1999 Nomor 45 dan PP Tahun 2007 Nomor 24
Tanggal penting 4 Oktober 1999
Ibu kota
Manokwari
Gubernur
Abra¬ham Octavianus Atururi

Luas
97.024,27 km²
Penduduk
760.855 jiwa (2010) [1]

Kepadatan 7 jiwa/km2
Kabupaten
8
Kota
1
Kecamatan

Kelurahan/Desa

Suku
Agama
Protestan (50,7%), Islam (41,3%), Katolik (7,7%), Hindu (0,1%), Buddha(0,1%), Konghucu (0,1%) dan lain-lain

Bahasa
Indonesia
Zona waktu
WIT

Lagu daerah

Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.papuabaratprov.go.id

(?)

Artikel ini adalah tentang Provinsi Papua Barat. Untuk bagian barat Pulau Papua yang merupakan wilayah Indonesia, lihat Papua bagian barat.
Papua Barat (sebelumnya Irian Jaya Barat disingkat Irjabar) adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian barat Pulau Papua. Ibukotanya adalah Manokwari. Nama provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya Barat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tanggal 18 April 2007, nama provinsi ini diubah menjadi Papua Barat. Papua Barat dan Papua merupakan provinsi yang memperoleh status otonomi khusus.
Wilayah provinsi ini mencakup kawasan kepala burung pulau Papua dan kepulauan-kepulauan di sekelilingnya. Di sebelah utara, provinsi ini dibatasi oleh Samudra Pasifik, bagian barat berbatasan dengan provinsi Maluku Utara dan provinsi Maluku, bagian timur dibatasi oleh Teluk Cenderawasih, selatan dengan Laut Seram dan tenggara berbatasan dengan provinsi Papua.
Provinsi Papua Barat ini meski telah dijadikan provinsi tersendiri, namun tetap mendapat perlakuan khusus sebagaimana provinsi induknya. Provinsi ini juga telah mempunyai KPUD sendiri dan menyelenggarakan pemilu untuk pertama kalinya pada tanggal 5 April 2004.
Provinsi ini mempunyai potensi yang luar biasa, baik itu pertanian, pertambangan, hasil hutan maupun pariwisata. Mutiara dan rumput laut dihasilkan di kabupaten Raja Ampat sedangkan satu-satunya industri tradisional tenun ikat yang disebut kain Timor dihasilkan di kabupaten Sorong Selatan. Sirup pala harum dapat diperoleh di kabupaten Fak-Fak serta beragam potensi lainnya. Selain itu wisata alam juga menjadi salah satu andalan Irian Jaya Barat, seperti Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang berlokasi di kabupaten Teluk Wondama. Taman Nasional ini membentang dari timur Semenanjung Kwatisore sampai utara Pulau Rumberpon dengan panjang garis pantai 500 km, luas darat mencapai 68.200 ha, luas laut 1.385.300 ha dengan rincian 80.000 ha kawasan terumbu karang dan 12.400 ha lautan.
Disamping itu baru-baru ini, ditemukan sebuah gua yang diklaim sebagai gua terdalam di dunia oleh tim ekspedisi speologi Perancis di kawasan Pegunungan Lina, Kampung Irameba, Distrik Anggi, Kabupaten Manokwari. Gua ini diperkirakan mencapai kedalaman 2000 meter. Kawasan pegunungan di Papua Barat masih menyimpan misteri kekayaan alam yang perlu diungkap.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Batas wilayah
• 2 Gunung
• 3 Danau
• 4 Pemerintahan
o 4.1 Kabupaten dan Kota
o 4.2 Daftar gubernur
• 5 Catatan kaki
• 6 Pranala luar

[sunting] Batas wilayah
Utara
Samudera Pasifik

Selatan
Laut Banda

Barat
Provinsi Maluku Utara, Kepulauan Maluku

Timur
Provinsi Papua

[sunting] Gunung
• Pegunungan Arfak (2.940 m) di Kabupaten Manokwari
• Pegunungan Fak- Fak di Kabupaten Fak-Fak
• Gunung Fudi (1.280 m) di Kabupaten Fak-Fak
• Pegunungan Kumafa di Kabupaten Fak-Fak
• Gunung Kwoko (3.000 m) di Kabupaten Sorong
• Pegunungan Tamarau, di Kabupaten Sorong
• Gunung Togwomeri (2.680 m) di Kabupaten Manokwari
• Gunung Wasada (1.070 m) di Kabupaten Manokwari
• Gunung Wiwi (1.130 m) di Kabupaten Manokwari
[sunting] Danau
• Danau Ayumaru di Kabupaten Sorong
• Danau Anggi Giji di Kabupaten Manokwari
• Danau Anggi Gita di Kabupaten Manokwari
• Danau Yamur di Kabupaten Manokwari
• Danau Yawasi di Kabupaten Sorong
[sunting] Pemerintahan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Otonomi Khusus Papua
[sunting] Kabupaten dan Kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Fakfak
Fakfak
2 Kabupaten Kaimana
Kaimana
3 Kabupaten Manokwari
Manokwari
4 Kabupaten Maybrat
Kumurkek
5 Kabupaten Raja Ampat
Waisai
6 Kabupaten Sorong
Sorong
7 Kabupaten Sorong Selatan
Teminabuan
8 Kabupaten Tambrauw
Fef

9 Kabupaten Teluk Bintuni
Bintuni
10 Kabupaten Teluk Wondama
Rasiei
11 Kota Sorong
-

[sunting] Daftar gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1.
Abraham Octavianus Atururi
November 2003
23 Juli 2005
Atururi ditunjuk menjadi pejabat gubernur pada November 2003, setelah Irian Jaya Barat resmi dibentuk sebagai hasil pemekaran provinsi Papua. Ia kemudian mengundurkan diri untuk ikut dalam pemilihan kepala daerah.
2. Timbul Pudjianto
23 Juli 2005 24 Juli 2006
PLT
3.
Abraham Octavianus Atururi 2006
sekarang Pasangan wakil gubernur: Drs Rahimin Kacong MEd


Papua
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Papua


Lambang


Karya Swadaya

Peta lokasi Papua
Koordinat
9º 20' - 0º 10' LS
134º 10' - 141º 10' BT

Dasar hukum
Tanggal penting 1 Mei 1963 (direbut dari Belanda)
Ibu kota
Jayapura

Gubernur
Barnabas Suebu

Luas
309.934,4 km² (setelah pembentukan Papua Barat)

Penduduk
2.851.999 jiwa (2010) [1]

Kepadatan 9 jiwa/km²
Kabupaten
27
Kota
2
Kecamatan
214
Kelurahan/Desa

Suku Papua (52%), Non Papua/Pendatang (48%) (2002)
• Papua: Suku Aitinyo, Suku Aefak, Suku Asmat, Suku Agast, Suku Dani, Suku Ayamaru, Suku Mandacan, Suku Biak, Suku Serui, Suku Mee, Suku Amungme, Suku Kamoro
• Non-Papua/Pendatang: Jawa, Makassar, Bugis, Batak, Minahasa, Huli, Tionghoa,

Agama
Protestan (51,2%), Katolik (25,42%), Islam (20%), Hindu (3%), Budha (0,13%)

Bahasa
Bahasa Indonesia dan 268 Bahasa Daerah
Zona waktu
WIT

Lagu daerah
Apuse, Yamko Rambe Yamko
Rumah tradisional
{{{rumah}}}
Senjata tradisional
{{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}
________________________________________Referensi: {{{ref}}}
________________________________________
Situs web resmi: www.papua.go.id

(?)

Artikel ini adalah tentang Provinsi Papua. Untuk penggunaan lain dari kata ini, lihat Papua (disambiguasi).
Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea.


Burung endemik Tanah Papua
Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, sehingga sering disebut sebagai Papua Barat terutama oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), para nasionalis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada di bawah penguasaan Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002.
Nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. Pada tahun 2003, disertai oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (setahun kemudian menjadi Papua Barat). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi Papua pada saat ini.
Kata Papua sendiri berasal dari bahasa melayu yang berarti rambut keriting, sebuah gambaran yang mengacu pada penampilan fisik suku-suku asli.[rujukan?]
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Pemerintahan
o 1.1 Kabupaten dan Kota
o 1.2 Daftar gubernur
• 2 Geografi
o 2.1 Batas wilayah
• 3 Kelompok suku asli di Papua
• 4 Senjata tradisional
• 5 Referensi dan pranala luar

[sunting] Pemerintahan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Otonomi Khusus Papua
Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) memiliki 52 orang anggota.
[sunting] Kabupaten dan Kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Asmat
Agats

2 Kabupaten Biak Numfor
Biak

3 Kabupaten Boven Digoel
Tanah Merah

4 Kabupaten Deiyai
Tigi

5 Kabupaten Dogiyai
Kigamani

6 Kabupaten Intan Jaya
Sugapa

7 Kabupaten Jayapura
Sentani

8 Kabupaten Jayawijaya
Wamena

9 Kabupaten Keerom
Waris

10 Kabupaten Kepulauan Yapen
Serui

11 Kabupaten Lanny Jaya
Tiom

12 Kabupaten Mamberamo Raya
Burmeso

13 Kabupaten Mamberamo Tengah
Kobakma

14 Kabupaten Mappi
Kepi

15 Kabupaten Merauke
Merauke

16 Kabupaten Mimika
Timika

17 Kabupaten Nabire
Nabire

18 Kabupaten Nduga
Kenyam

19 Kabupaten Paniai
Enarotali

20 Kabupaten Pegunungan Bintang
Oksibil

21 Kabupaten Puncak
Ilaga

22 Kabupaten Puncak Jaya
Kotamulia

23 Kabupaten Sarmi
Sarmi

24 Kabupaten Supiori
Sorendiweri

25 Kabupaten Tolikara
Karubaga

26 Kabupaten Waropen
Botawa

27 Kabupaten Yahukimo
Sumohai

28 Kabupaten Yalimo
Elelim

29 Kota Jayapura
-

UU RI Tahun 2008 Nomor 6 adalah dasar hukum pembentukan Kabupaten Nduga di Provinsi Papua, saat ini tidak terdapat jurisdiksi Kabupaten Nduga Tengah.[2]
[sunting] Daftar gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1. Sultan Zainal Abidin Syah
1956
1961 Sultan dari Kesultanan Tidore
2. P. Pamuji
1961
1962
3. Elizer Bonay
1962
1964
4.
Frans Kaisiepo
1964
1973
5.
Brigjen Acub Zaenal
1973
1975
6.
Brigjen Sutran
1975
1981

7. Brigjen Busiri Suryowinoto
1981 1982
8.
Izaac Hindom
1982
1988
9.
Barnabas Suebu, SH
1988
1993 periode pertama
10. Jacob Pattipi
1993
1998
11.
Laksda Freddy Numberi
1998
2001
12.
J.P. Solossa
2001
2005
13.
Sodjuangan Situmorang
2005
2006
14.
Barnabas Suebu, SH 2006
2011 periode kedua

[sunting] Geografi


Puncak Jaya, titik tertinggi di Indonesia
Luas wilayah
Luas 420.540 km²
Iklim
Curah hujan 1.800 – 3.000 mm
Suhu udara 19-28°C

Kelembapan 80%
[sunting] Batas wilayah
Utara
Samudera Pasifik

Selatan
Samudera Hindia, Laut Arafuru, Teluk Carpentaria, Australia

Barat
Papua Barat, Kepulauan Maluku

Timur
Papua Nugini

[sunting] Kelompok suku asli di Papua


Pribumi Papua dari Lembah Baliem


Peta menunjukkan kota-kota penting di Irjabar dan Papua
Kelompok suku asli di Papua terdiri dari 255 suku, dengan bahasa yang masing-masing berbeda. Suku-suku tersebut antara lain:
• Ansus
• Amungme
• Asmat
• Ayamaru, mendiami daerah Sorong
• Bauzi
• Biak
• Dani
• Empur, mendiami daerah Kebar dan Amberbaken
• Hatam, mendiami daerah Ransiki dan Oransbari
• Iha
• Kamoro
• Mee, mendiami daerah pegunungan Paniai
• Meyakh, mendiami Kota Manokwari
• Moskona, mendiami daerah Merdei
• Nafri
• Sentani, mendiami sekitar danau Sentani
• Souk, mendiami daerah Anggi dan Menyambouw
• Waropen
• Wamesa
• Muyu
• Tobati
• Enggros
• Korowai
• Fuyu
[sunting] Senjata tradisional


Pisau belati Papua
Salah satu senjata tradisional di Papua adalah Pisau Belati. Senjata ini terbuat dari tulang kaki burung kasuari dan bulunya menghiasi hulu Belati tersebut. senjata utama penduduk asli Papua lainnya adalah Busur dan Panah. Busur tersebut dari bambu atau kayu, sedangkan tali Busur terbuat dari rotan. Anak panahnya terbuat dari bambu, kayu atau tulang kangguru. Busur dan panah dipakai untuk berburu atau berperang.[3]

11 komentar:

  1. Saya sangat berterimakasih kepada
    kakak ipar saya yang berada
    di PADEMANGAN Jakarta utara.
    Sewaktu saya ke Jakarta saat
    Ben-Ceng ( Sembahyang leluhur ),
    saya di beritahukan
    sama Kakak Ipar saya,
    katanya "AKI ANGEN NYOMAN" Bisa memberikan
    Angka Jitu hasil Ritual di jamin tembus....
    Semula saya sangat ragu sekali, sehingga
    menurut saya kurang masuk logika.
    Akan tetapi paktor
    kemiskinan dan bosan hidup susah
    sekeluarga selama bertahun-tahun,
    Namun di yakinkanlah oleh Kakak Ipar saya
    yang ternyata secara diam-diam
    saya langsung menghubungi "AKi ANGEN NYOMAN
    DI NO (085 145 297 167)
    meminta angka jitu SGP 4D.
    Sungguh suatu mengejutkan dan hampir
    saya tidak percaya, Ternyata nomor togel SGP 4D
    yang saya minta benar-benar tembus.
    Sampai-sampai saya mengeluarkan Air mata.
    Saya sangat terharu,


    Saya sangat berterimakasih kepada
    kakak ipar saya yang berada
    di PADEMANGAN Jakarta utara.
    Sewaktu saya ke Jakarta saat
    Ben-Ceng ( Sembahyang leluhur ),
    saya di beritahukan
    sama Kakak Ipar saya,
    katanya "AKI ANGEN NYOMAN" Bisa memberikan
    Angka Jitu hasil Ritual di jamin tembus....
    Semula saya sangat ragu sekali, sehingga
    menurut saya kurang masuk logika.
    Akan tetapi paktor
    kemiskinan dan bosan hidup susah
    sekeluarga selama bertahun-tahun,
    Namun di yakinkanlah oleh Kakak Ipar saya
    yang ternyata secara diam-diam
    saya langsung menghubungi "AKi ANGEN NYOMAN
    DI NO (085 145 297 167)
    meminta angka jitu SGP 4D.
    Sungguh suatu mengejutkan dan hampir
    saya tidak percaya, Ternyata nomor togel SGP 4D
    yang saya minta benar-benar tembus.
    Sampai-sampai saya mengeluarkan Air mata.
    Saya sangat terharu,

    BalasHapus
    Balasan
    1. KAMI SEKELUARGA TAK LUPA MENGUCAPKAN PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH S,W,T
      dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor togel.nya yang AKI
      berikan 4 angka [8552] alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus AKI.
      dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
      ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu AKI. insya
      allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
      kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
      sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka main togel
      yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi KI JAYA WARSITO,,di no (((085-342-064-735)))
      insya allah anda bisa seperti saya…menang togel 870 JUTA , wassalam.


      dijamin 100% jebol saya sudah buktikan...sendiri....







      Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!


      1"Dikejar-kejar hutang

      2"Selaluh kalah dalam bermain togel

      3"Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel


      4"Anda udah kemana-mana tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat


      5"Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya
      tapi tidak ada satupun yang berhasil..







      Solusi yang tepat jangan anda putus asah... KI JAYA WARSITO akan membantu
      anda semua dengan Angka ritual/GHOIB:
      butuh angka togel 2D ,3D, 4D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin
      100% jebol
      Apabila ada waktu
      silahkan Hub: KI JAYA WARSITO DI NO: [[[085-342-064-735]]]


      ANGKA RITUAL: TOTO/MAGNUM 4D/5D/6D


      ANGKA RITUAL: HONGKONG 2D/3D/4D/



      ANGKA RITUAL; KUDA LARI 2D/3D/4D/



      ANGKA RITUAL; SINGAPUR 2D/3D/4D/



      ANGKA RITUAL; TAIWAN,THAILAND



      ANGKA RITUAL: SIDNEY 2D/3D/4D



      DAN PESUGIHAN TUYUL

      Hapus
  2. Halo, nama saya Mia Aris.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800.000.000 (800 JUTA ) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah i diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com
    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com.
    Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.

    BalasHapus
  3. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل


    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

    BalasHapus
  4. Halo Setiap Satu, nama saya wanita Jane alice dari Indonesia, dan saya bekerja dengan bersatu bangsa kompensasi, dan kami telah mendengar dan juga membuat pinjaman dari perusahaan pinjaman, saya cepat ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan seluruh Indonesia yang mencari pinjaman di internet sangat berhati-hati untuk tidak jatuh di tangan scammers dan fraudstars, ada banyak lender kredit palsu di sini di internet dan beberapa dari mereka adalah asli dan nyata, aku ingin meluncur kesaksian tentang bagaimana Tuhan menuntun saya untuk pemberi pinjaman dan Pinjaman nyata genue telah mengubah hidup saya dari rumput rahmat, setelah saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman kredit di sini di internt, saya kehilangan banyak uang untuk membayar biaya pendaftaran, isurance, pajak, dan setelah pembayaran saya masih tidak mendapatkan saya pinjaman. Setelah berbulan-bulan mencoba untuk mendapatkan pinjaman di internet dan jumlah scammed kali uang tanpa mendapatkan pinjaman dari perusahaan mereka sehingga saya menjadi begitu putus asa dalam mendapatkan pinjaman dari online genue kredit pemberi pinjaman yang tidak akan meningkatkan rasa sakit saya, jadi saya memutuskan untuk menghubungi seorang teman saya yang baru-baru mendapat pinjaman online, kita membahas kesimpulan kita tentang masalah dan dia bercerita tentang seorang wanita yang disebut Mr Dangote yang merupakan CEO dari Dangote Pinjaman Perusahaan. Jadi saya diterapkan untuk jumlah pinjaman (Rp400,000,000) dengan tingkat bunga rendah 1,5%, tidak merawat usia saya, karena saya mengatakan kepadanya apa yang saya ingin menggunakan uang itu untuk membangun bisnis dan pinjaman saya disetujui dengan mudah tanpa stres dan semua persiapan dilakukan pada transfer kredit dan dalam waktu kurang dari 24 jam setelah pendaftaran pinjaman, sudah disimpan ke bank dan mimpi saya datang melalui. Jadi saya ingin saran yang membutuhkan genue panggilan pinjaman cepat sekarang email di Dangotegrouploandepartment@gmail.com. dia tidak tahu bahwa aku melakukan ini. Saya berdoa agar Tuhan memberkati dia untuk hal-hal baik yang telah dilakukan dalam hidup saya. Anda juga dapat menghubungi saya di ladyjanealice@gmail.com hari yang indah lebih info..

    BalasHapus
  5. Aku Widya Okta, saya ingin bersaksi pekerjaan yang baik dari Allah dalam hidup saya kepada orang-orang saya yang mencari untuk pinjaman di Asia dan bagian lain dari kata, karena ekonomi yang buruk di beberapa negara. Apakah mereka orang yang mencari pinjaman di antara kamu? Maka Anda harus sangat berhati-hati karena banyak perusahaan pinjaman penipuan di sini di internet, tetapi mereka masih asli sekali di perusahaan pinjaman palsu. Saya telah menjadi korban dari suatu 6-kredit pemberi pinjaman penipuan, saya kehilangan begitu banyak uang karena saya mencari pinjaman dari perusahaan mereka. Aku hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang-orang dari utang saya sendiri, sebelum aku rilis dari penjara dan teman yang saya saya menjelaskan situasi saya kemudian memperkenalkan saya ke perusahaan pinjaman dapat diandalkan yang SANDRAOVIALOANFIRM. Saya mendapat pinjaman saya Rp900,000,000 dari SANDRAOVIALOANFIRM sangat mudah dalam 24 jam yang saya diterapkan, Jadi saya memutuskan untuk berbagi pekerjaan yang baik dari Allah melalui SANDRAOVIALOANFIRM dalam kehidupan keluarga saya. Saya meminta nasihat Anda jika Anda membutuhkan pinjaman Anda lebih baik kontak SANDRAOVIALOANFIRM. menghubungi mereka melalui email:. (Sandraovialoanfirm@gmail.com)
    Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya di (widyaokta750@gmail.com) jika Anda merasa sulit atau ingin prosedur untuk memperoleh pinjaman.

    BalasHapus
  6. Baru Pinjaman Penawaran!
    Ini adalah kesempatan baru lagi, apakah Anda secara finansial turun? Apakah bisnis Anda menangis demi kebangunan rohani, apakah Anda mencari pinjaman di bank dan tangan pemberi pinjaman yang salah dan Anda di mana menolak? Tidak mencari lagi, Kami adalah kreditur yang dapat diandalkan dan kami memprakarsai program pinjaman ini untuk memberantas kemiskinan dan menciptakan kesempatan untuk mendapatkan hak istimewa untuk memungkinkan mereka membangun bisnis mereka sendiri dan menghidupkan kembali bisnis mereka. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa menghubungi kami melalui email: gloryloanfirm@gmail.com dan isi formulir di bawah ini.

    DATA BORROWER
    1) Nama Lengkap: ......... 2) Negara: ...... 3) Alamat: ......... 4) Jenis Kelamin: ..................
    5) Status Perkawinan: ... ..... 6) Pekerjaan: .......... 7) Nomor Telepon: ........................... 8) Saat ini posisi di tempat kerja: .... ............ 9) bulanan ...... ...................
    10) Durasi Pinjaman: ............... 11) Tujuan Pinjaman: ............... 12) Agama: ............
    13) Tanggal lahir: ........................

    Mohon melamar perusahaan yang sah, kesuksesan anda adalah tujuan kami.

    BalasHapus
  7. Halo, saya Ainah Ann, saat ini saya tinggal di indonesia. Saya hampir muak dengan kehidupan beberapa bulan yang lalu karena saya membutuhkan uang untuk membayar tagihan saya, dan karena situasi saya, saya sangat ingin mendapatkan pinjaman untuk membayar tagihan saya yang sudah dikeluarkan dan membiayai bisnis saya. Semua usaha saya untuk mendapatkan pinjaman dari perusahaan pinjaman swasta dan korporasi internet ini benar-benar sia-sia.
     
    Poin terakhir saya untuk mengatakan selamat tinggal pada pencarian pinjaman adalah ketika Tuhan menyerahkan kepada saya sarana rezeki saya untuk bisnis dan mata pencaharian saya sampai saat ini, yang memberi saya pinjaman sebesar 750 juta Rupee Indonesia. Saya hanya harus bersaksi secara online ini karena saya tahu ada banyak orang di luar sana yang mencari jenis perbuatan baik ini, dan pada saat yang sama saya harus menceritakan dunia tentang kesempatan besar yang menanti mereka.
     
    Mengamankan pinjaman tanpa jaminan, Tidak ada pemeriksaan kredit, tidak ada penandatanganan, dan, hanya dengan tingkat bunga 2% saja dan rencana pembayaran dan jadwal yang lebih baik. Jangan buang waktu lagi, dan bayar tagihan Anda dengan bantuan Maureen Kurt Financial Service. Anda dapat menghubungi dia melalui (maureenkurtfinancialservice@gmail.com). Dia adalah wanita yang baik hati dan kebajikan, jadi jangan takut untuk bertemu dengannya untuk meminta bantuan. Jika ada keraguan atau ketakutan, Anda selalu bisa menghubungi saya melalui ainahann10@gmail.com

    BalasHapus
  8. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.

    Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

    Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.

    Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.

    BalasHapus
  9. PENAWARAN PINJAMAN YANG MENDAFTAR BERLAKU SEKARANG.


    Pencari Pinjaman yang Terhormat,


    Salam dari PERUSAHAAN PINJAMAN REBACCA.


    Kami adalah Pemberi Pinjaman pinjaman bersertifikat yang menawarkan pinjaman kepada orang-orang yang membutuhkan pinjaman. Kami memberikan pinjaman untuk proyek, bisnis, pajak, Hutang, tagihan, dan banyak alasan lainnya. Kami beroperasi dengan tingkat bunga 2%. Masih ada banyak keuntungan dengan mendapatkan pinjaman dari perusahaan ini, jadi Apakah Anda memerlukan pinjaman? Apakah Anda berhutang? Apakah Anda ingin memulai bisnis dan membutuhkan modal? Apakah Anda memerlukan pinjaman atau dana untuk alasan apa pun? Bantuan Anda akhirnya ada di sini, karena kami memberikan pinjaman kepada semua orang dengan tingkat bunga yang lebih murah dan terjangkau hanya 2%, jika berminat silakan hubungi kami hari ini di: (rebaccaalmaloancompany@gmail.com) dan dapatkan pinjaman Anda hari ini.


    kami memberikan yang berikut;

    *Perbaikan rumah

    * Pinjaman Inventor

    * Kredit Mobil

    * Pinjaman Konsolidasi Utang

    * Jalur Kredit

    * Pinjaman Kedua

    * Pinjaman Bisnis

    *Pinjaman pribadi

    * Pinjaman Internasional.


    Kami bersertifikat, dapat dipercaya, dapat diandalkan, efisien, Cepat dan dinamis. Jika Anda tertarik, silakan hubungi kami melalui WhatsApp Number +14052595662


    Semoga berhasil,

    PERUSAHAAN PINJAMAN REBACCA.

    BalasHapus
  10. AGEN TERPERCAYA
    MIX PARLAY
    BERITA BOLA

    Mariobola adalah agen Mix Parlay terbesar Saat ini di Indonesia yang sudah tidak diragukan lagi dalam hal melayani dan membantu masalah yang dihadapi member dalam hal pembuatan akun dan masalah games.
    Hanya dengan 1 User ID anda bisa bermain semua game, buruan daftar di Mariobola.
    Ayo Join Mariobola Sekarang Juga

    BalasHapus